Anda di halaman 1dari 92

ASAM DAN BASA

KELOMPOK 6/2B

1. Cikita Rahmantri (K7118060


2. Fadhiilah Suci R (K7118087)
3. Farrasa Nabiila (K7118093)
4. Gae Sarah Z Q (K7118103)
5. Gloria (K7118105)
Teori asam basa Arrhenius

Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika


dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion
hidrogen (H+) dan anion, sedangkan basa adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan kation. Teori
Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa anorganik
dalam pelarut air.
Secara kimia dinyatakan :
• Asam: HA + H2O → H+ (aq) + A- (aq)
• Basa : BOH + H2O → B+ (aq) + OH-(aq)
Contoh:
Asam: HNO3 + H2O → H++ NO3-
Basa: NaOH + H2O → Na+ +OH-
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Untuk dapat berlaku dalam segala pelarut, Bronsted


pada tahun 1923 memberikan batasan yaitu, asam
adalah senyawa yang cenderung melepaskan proton
sedangkan basa adalah senyawa yang cenderung
menangkap proton.
B + H20 BH+ + OH-
ASAM BASA ASAM BASA

KONJUGASI

KONJUGASI

Contoh:
Asam: HCl(g)+H2O → H3O+ (aq) + Cl- (aq)
Basa: NH3 (aq)+H2O → NH4+ (aq) + OH- (aq)
Teori Asam Basa Lewis

Pada tahun 1938, Lewis memberikan batasan


bahwa asam adalah akseptor (penerima)
pasangan elektron, sedangkan basa adalah
donor (pemberi) pasangan elektron.
KEASAMAN DAN PH
Derajat Keasaman / pH digunakan untuk
membedakan apakah senyawa itu adalah
asam atau basa, dan dapat diukur
keasamannya dengan alat yaitu pH meter
atau dengan alat indikator.
Keasaman dan pH
•Autoionisasi
H2O + H2O H3O+ + OH −
Atau
H2O H + + OH −
*dengan Kc
[H+] [OH-]
[H20]
•Karena derajat •𝐾𝑤 adalah
ionisasi (α) air yang konstanta ionisasi
sangat kecil air dengan nilai
sehingga dapat pada suhu kamar
diabaikan dan (25 ℃ ) sama
konsentrasi air dengan 10−14
dianggap tetap sehingga dalam air
(konstan). murni terdapat :
K c H2 O = K w = H + OH − 𝐇 + = 𝐎𝐇 − = 𝐊𝐰 = 𝟏𝟎−𝟏𝟒 = 𝟏𝟎−𝟕
•Nilai K w = 10−14 •Jika larutan
berlaku tidak hanya mengandung asam
untuk air tetapi +jumlah
berlaku juga untuk H bertambah 
asam dan basa karena kesetimbangan
ada kesetimbangan bergeser ke kiri
ion : sampai tercapai
kesetimbangan baru
 pada
kesetimbangan baru,
konsentrasi H + lebih
besar daripada OH−
dengan perkalian
yang tetap yaitu
H2O H+ + OH − 10−14 . Begitu pula
sebaliknya.
•Berdasarkan konsentrasi ion
tersebut, maka larutan dapat
dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
+ −
1. Larutan Asam : H > OH
2. Larutan Netral : H + = OH − =
10−7
+ −
3. Larutan Basa : H < OH
•Karena nilai H + , OH − , dan K w ini
sangat kecil maka untuk memudahkan
pembacaan digunakan simbol huruf (p)
yang berarti –log. Selanjutnya H + ,

OH , dan K w dinyatakan dengan pH,
pOH, dan pK w :
+
pH = -log H
pOH = -log OH −
pK w = -log K w
•Pada suhu kamar, pH + pOH = pK w = 14
Kriteria untuk menentukan apakah senyawa itu
asam, basa atau netral adalah sebagai berikut :

Jenis H+ OH − pH pOH
Larutan
Larutan >10−7 <10−7 <7 >7
Asam
Larutan 10−7 10−7 7 7
Netral
Larutan <10−7 >10−7 >7 <7
Basa
+ −
Hubungan nilai H dan OH dalam
larutan sehingga K w = 10−14
Contoh Soal
1. Hitung pH larutan
a) HCl 0,01 M
b) NaOH 0,01 M
c) NH3 0,50 M
2. Berapakah pH 400 ml larutan 0,01 M
H2SO4
INDIKATOR ASAM DAN BASA

Banyaknya zat organik yang warnanya berlainan


dalam larutan asam dan dalam larutan basa. Zat
semacam itu dapat dijadikan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa yang paling lama dikenal adalah
lakmus, yang diperoleh dari rumput laut.

Secara umum, indikator asam basa adalah asam atau


basa lemah yang membentuk kesetimbangan dalam
air. Asam lemah (Hln) tersebut mempunyai warna
berbeda dengan anionnya (In-)
Macam – Macam Indikator Asam Basa

• Indikator Alami
Berasal dari tumbuhan bewarna seperti,
kembang sepatu, mawar, bougenvile, kulit manggis,
bunga terompet, bunga, bunga kana dan kunyit.
*misal kita mengambil indikator alami dari manggis.
Zat asam yang ditetesi oleh indikator manggis
akan berubah warna menjadi ungu kemerahan. Zat
basa yang di tetesi oleh indikator manggis akan
beubah menjadi kebiruan.
Beberapa indikator dan daerah
perubahan warnanya
LARUTAN PENYANGGA

Suatu larutan bila ditambahkan


kedalamnya asam maka pH larutan akan
turun, sebaliknya, jika ditambahkan basa
maka pH larutan tersebut akan naik.
Tetapi ada larutan yang bila ditambahkan
kedalamnya sedikit asam atau basa tidak
mengubah pH larutan tersebut. Larutan
tersebut disebut larutan penyangga
(buffer).
Pembuatan larutan penyangga
Cara pembuatan larutan penyangga adalah :
1. Mencampur asam lemah dengan
garamnya,
Misalnya :
HNO2 + NaNO2 (asam nitrit dengan
garam natrium nitrit)
CH3COOH + CH3COOK (asam asetat dengan
garam kalium asetat)
2. Mencampur basa lemah dengan garamnya,
Misalnya :
NH4OH + NH4Cl (basa ammonium hidroksida
dengan garam ammonium klorida)
N2H5OH + N2H5NO3 (basa dengan garamnya)
3. Mencampur asam dan basa.
Campuran asam lemah dengan basa kuat,
Misalnya :
CH3COOH + KOH (asam asetat dengan basa kalium
hidroksida)
4. Campuran basa lemah dengan asam kuat,
Misalnya :
NH4OH + HNO3 (basa ammonium hidroksida dengan
asam nitrat)
Larutan penyangga dapat mempertahankan
pH larutan dalam daerah pH yang tertentu,
maka dalam pembuatannya harus
memperhatikan perbandingan antara
konsentrasi asam dengan garamnya maupun
antara konsentrasi basa dengan konsentrasi
garamnya. Perbandingan tidak boleh terlalu
besar atau terlalu kecil. Jika hal itu terjadi,
maka kesetimbangan nya akan terganggu.
Misalnya larutan penyangga CH3COOH dengan CH3COO (asam
asetat dengan garamnya).
CH3COOH H+ + CH3COO-
ca cg
ca = konsentrasi asam
cg = konsentrasi garam

Jika ca terlalu kecil maka akan terjadi pergeseran ke kanan,


sebaliknya, jika cg terlalu kecil maka akan terjadi pergeseran ke kiri dan
terganggu. Keterbatasan ini menyebabkan larutan penyangga memiliki
daerah pH tertentu yaitu :
 Jika larutan penyangga itu campuran asam lemah dengan garamnya
maka larutan penyangga itu memiliki daerah pH lebih besar dari 7.
• Jika larutan penyangga itu campuran basa lemah dengan garamnya
maka larutan penyangga itu memiliki daerah pH lebih kecil dari 7.
Perbandingan konsentrasi asam lemah
dengan garamnya atau basa lemah
dengan garamnya tidak boleh melebihi
10 atau lebih kecil dari 1/10, artinya
bahwa larutan penyangga dapat
menahan perubahan konsentrasi [H+]
sebesar 100 kali dari konsentrasi H+
semula. Sedangkan perubahan pH yang
dibolehkan adalah sebesar 2.
daerah penyangganya
daerah 2, 4
Larutan penyangga pada organisme
Darah manusia dalam keadaan normal memiliki pH berkisar
antara 7,35 – 7,45. Keadaan pH pada kisaran ini dipertahankan
oleh 3 macam sistem penyangga, yaitu karbonat, hemoglobin, dan
oksihemoglobin. Sedangkan dalam sel manusia terdapat
penyangga fosfat.
1. Penyangga karbonat, yaitu pasangan asam karbonat (H2CO3)
dengan asam konjugasi bikarbonat (HCO3-) :
H2CO3 HCO3- + H+
asam basa konjugasi
Kesetimbangan bergeser kekanan jika diberi H+ dan bergeser ke kiri
jika diberi OH-, pergeseran tidak dipengaruhi besar terhadap
perubahan pH karena adanya reaksi:
H+ + OH- H2O
2. Penyangga hemoglobin, adalah pasangan
hemoglobin (bersifat asam, HHb) dengan ion
hemoglobin (Hb sebagai basa konjugasinya)
HHb Hb- + H+
asam basa konjugasi
3. Penyangga oksihemoglobin, adalah pasanagn HHb dengan ion
oksihemoglobin (HBO2)
HHb HbO2- + H+
asam basa konjugasi

4. Penyangga fosfat, adalah kesetimbangan antara H2PO4- dengan basa


konjugasinya HPO4+.
H2PO4 + H+ HPO4+
asam basa konjugasi
Jika diberi H kesetimbangan bergeser ke kiri, karena reaksi H+ + OH- 
H2O, sebaliknya jika ditambahkan OH- kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga [H+] relatif tetap.
ASAM
•PENGERTIAN
•CIRI-CIRI
•CONTOH
Asam merupakan elektrolit yang dalam larutan
mengandung pH kurang dari 7. Juga dapat
diartikan asam ialah senyawa yang terdiri atas
atom hidrogen, non logam dengan atau tanpa
oksigen.
RUMUS :

Bukan logam + oksigen  oksida asam + air + asam.


Ciri-ciri asam
•Rasanya masam
•Mengubah warna lakmus biru menjadi
merah
•Mengubah warna pH indikator universal
•Korosif (dapat melapukkan logam dan
beberapa non logam)
•Terurai menjadi ion positif hidrogen dan ion
negatif sisa asam
Contoh soal asam

• Tentukan pH dari larutan CH3COOH 0,5 M jika harga


Ka= 1,8 x 10-5
jawab :
(H+) =√ Ka x Ma
= √1,8 x 10-5 x 5 x 10-1
= 3 x 10-3
= -log 3 x 10-3
= 3 – log 3
Contoh soal asam

•Tentukan Ph LARUTAN HCl 0,1 M


(H+) = a x Ma
(H+) = 1 x 10-1
pH = - log (H+)
pH = - log 10-1
pH = 1
Mekanisme Pembuatan Asam

Ionisasi
Asam

Kelarutan Valensi
Asam Asam

Pembawa
Sifat
Sisa
Asam Asam
IONISASI ASAM

Contoh :
•HClO → H+ + CIO- Asam hipoklorit
•H2SO3 → 2H+ + SO3-2 Asam sulfit
•H3PO4 → 3H+ + PO4-3 Asam fosfat
Catatan

asam yang mengandung oksigen diberi


nama dengan akhiran “at”
asam yang dibentuk dari non logam yang
sama tapi berbeda valensinya, dibelakang
nama asam dituliskan bilangan oksidasi dari
non logamnya
asam yang tidak mengandung oksigen diberi
nama dengan menggunakan akhiran “ida”.
VALENSI ASAM

Yaitu jumlah ion hydrogen yang dimiliki


senyawa asam.
Macam-macam:
•Asam bervalensi 1 : HCl‚ HNO3‚ HCN, HCIO,
dll. (rumus umumnya HA)
•Asam bervalensi 2 : H2S‚ H2SO4‚ H2CO3‚ HsiO3‚
dll. (rumus asamnya H2A)
•Asam bervalensi 3 : H3BO3‚ H3PO4‚ H3AsO4‚
dll. (rumus umumnya H3A.
SISA ASAM

Sisa asam adalah gugus yang terjadi jika atom


H dalam molekul asam dihilangkan.
Valensi sisa asam sama dengan valensi asam
asalnya
Contoh :
•Asam : HNO3
•Sisa asam : NO3 = nitrat
•Valensi sisa asam : 1
PEMBAWA SIFAT ASAM

Pembawa sifat asam dari suatu asam adalah


ion H+. Jadi suatu zat dikatakan asam jika zat
tersebut dapat membentuk ion H+.
KELARUTAN ASAM

Pada umumnya asam adalah senyawa yang


mudah larut dalam air‚ kecuali beberapa asam
seperti : H2S(g)‚ H2SiO3(s) dan H3SbO4(s).
Macam-macam Asam

Asam Asam
Kuat Lemah
ASAM KUAT

Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasi dalam


larutan menjadi ion H+ dan anion ketika dicampur dengan air. Yang
tergolong asam kuat yaitu :
• Asam klorida (HCl)
• Asam nitrat (HNO3)
• Asam sulfat (H2SO4)
• Asam bromida (HBr)
• Asam iodida (HI)
• Asam klorat (HClO3)
• Asam perklorat (HClO4)
Rumus Asam kuat : H+ = a x M
a= valensi asam
ASAM LEMAH
Sedangkan asam lemah adalah asam yang hanya sebagian
kecil yang dapat terionisasi. Yang tergolong asam lemah
yaitu :
• Asam format (HCOOH)
• Asam asetat (Asam cuka) (CH3COOH)
• Asam fluorida (HF)
• Asam karbonat (H2CO3)
• Asam sitrat (C6H8O7)
• Asam sianida (HCN)
• Asam nitrit (HNO3)
Rumus asam lemah : H+ = √Ka x M
BASA
•PENGERTIAN
•CIRI-CIRI
•CONTOH
Basa merupakan elektrolit yang dalam larutan
mengandung pH lebih dari 7. Basa juga diartikan
senyawa yang terdiri atas sebuah atom logam
dengan satu atau beberapa gugus hidroksi (OH)

RUMUS :

Logam + Oksigen → Oksida basa + Air → Basa


Ciri-ciri Basa

•rasanya pahit seperti sabun


•mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru
•mengubah warna pH indikator universal
•jika terkena kulit terjadi sesuatu seperti
lendir (kulit larut dalam basa)
•terionisasi menjadi ion positif logam dan ion
negatif hidroksil
CONTOH BASA
Tentukan pH dari 50 ml larutan Mg
Jawab :
H+ =√ Ka x Ma
= √1,8 x 10-5 x 5 x 10-3
(OH-) = b x Mb
= 2 x 10-10
pOH = -log (OH-)
= -log 2 x 10-2
= 2 – log 2
pH = 14-pOH
= 14 – (2 – log 2)
= 12 + (log 2)
Mekanisme Pembuatan Basa

Ionisasi
Basa

Kelarut Tata
an Basa Nama

Pembawa Valensi
Sifat Basa Basa

Sisa
Basa
IONISASI BASA

Contoh :
•NaOH → Na+ + OH-
•KOH → K+ + OH-
•Fe(OH)3 → Fe3+ + 3OH-
TATA NAMA

Nama basa sama seperti nama oksida basa/oksida


logam‚ hanya kata oksida diganti dengan hidroksida (lihat
tabel oksida basa).
• Rumus oksida basa : Na2O
• Nama oksida basa : Natrium oksida
• Rumus basa : NaOH
• Nama basa : Natrium hidroksida
• Sisa basa : OH-
• Valensi basa :1
VALENSI BASA

Valensi basa disebut juga keasaman atau


asiditi. Valensi basa dapat dilihat dari
banyaknya gugus OH yang terkandung dalam
tiap molekul basa (hidroksida).
CONTOH

•Basa bervalensi 1: NH4OH‚ NaOH‚ AgOH‚


KOH (rumus umumnya MOH)
•Basa bervalensi 2: Ca(OH)2‚ Mg(OH)2‚
Zn(OH)2 (rumus umumnya M(OH)2)
•Basa bervalensi 3: Al(OH)3‚ Fe(OH)3‚
Co(OH)3 (rumus umumnya M(OH)3
PEMBAWA SIFAT BASA

Pembawa sifat basa suatu


basa/hidroksida adalah OH. Suatu zat
dikatakan bersifat basa jika zat tersebut
dpat melepaskan OH. Ini berarti setiap
basa pasti mengandung gugus OH‚ tetapi
tidak berarti bahwa setiap senyawa yang
mengandung OH adalah basa.
CONTOH

•Alkohol yang rumusnya C2H5OH bukan


basa‚ karena alkohol tidak dapat
melepaskan OH-. Asam asetat
(CH3COOH) bukan basa tetapi asam‚
karena asam asetat tidak dapat
melepaskan OH- melainkan H+.
• Ionisasi asam asetat : CH3COOH 
CH3COO + H+
KELARUTAN BASA

Pada umumnya basa merupakan


senyawa yang sukar larut dalam air.
Beberapa basa yang mudah larut dalam
air yaitu : KOH‚ NaOH‚ NH4OH‚ Ba(OH)2‚
Sr(OH)2.
Macam-macam Basa

Basa Kuat

Basa
Lemah
BASA KUAT
Penentuan pH pada basa kuat dihitung dari
konsentrasi ion OH-. Konsentrasi ion OH- dihitung
berdasarkan konsentrasi basa dikalikan valensinya.
Contoh basa kuat yaitu LiOH, NaOH, KOH, RbOH, CsOH,
Mg(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2.

Rumus menghitung pH basa kuat :


[OH-] = M x valensi basa
pOH = -log [OH-]
pH = pKw – pOH = 14 – pOH
BASA LEMAH
Basa lemah mengandung molekul basa, ion
OH-, dan ion-ion logam yang berad dalam
kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan
ionisasi basa lemah dirumuskan :
Kb = [L+][OH-]
[LOH]
Sedangkan pH basa lemah dirumuskan :
[OH-] = √Kb x b
pOH = -log (√Kb x b)
Cara Mengidentifikasi Larutan Asam dan Basa
• Mencicipinya
Sesuai dengan namanya, jika zat tersebut terasa masam, berarti
zat tersebut tergolong asam. Sedangkan jika zat tersebut terasa pahit,
berarti zat tersebut tergolong basa. Namun cara ini sangat beresiko,
karena kita tidak tahu bahaya dari zat tersebut apakah beracun atau
tidak.
• Menggunakan indikator kertas lakmus
Cara ini tergolong sangat mudah dan aman. Indikator merupakan
zat yang dapat berubah warna bila dimasukkan ke dalam asam atau
basa. Kertas lakmus berwarna merah dan berwarna biru. Cara
menggunakannya ialah memasukkan kertas lakmus kedalam larutan,
dan mengamati perubahan warnanya. Zat tergolong asam jika kertas
lakmus biru berubah menjadi merah. Dan zat tergolong basa jika kertas
lakmus merah berubah menjadi biru.
• Indikator universal
Indikator universal merupakan campuran dari beberapa macam
indikator, dan memberi perubahan warna mulai dari merah yang berarti
asam kuat sampai oranye yang berarti asam lemah. Juga terdapatbiru
keunguan yang menunjukkan basa lemah sampai warna ungu yang
berarti basa kuat.
Antisipasi jika terkena larutan asam maupun
basa
• Luka karena asam
Asam yang mengenai kulit hendaknya segera
dihapus dengan kapas atau lap halus, kemudian
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya.
Selanjutnya cuci dengan larutan 1% Na2CO3,
kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi
dengan salep levertran.
• Luka karena basa
Kulit hendaknya segera dicuci dengan air
sebanyak-banyaknya, kemudian bilas dengan
larutan asam asetat 1%, cuci dengan air, kemudian
keringkan dan olesi dengan salep boor.
GARAM

Garam ialah elektrolit yang terbentuk jika


asam dan basa direaksikan dalam jumlah
yang sesuai sehingga sangat ditentukan
oleh sifat dari asam dan basa
pembentuknya. Dalam larutan garam
terionisasi menjadi ion positif basa atau
negatif asam.
Rumus Kimia Garam

Lx[Z]y

Keterangan:
L= logam
X= valensi sisa asam
Z= sisa asam
Y= valensi logam
Reaksi penggaraman

1. Garam I
Oksida asam + Oksida basa Garam
Contoh: CO2 + Na2O Na2CO3 (natrium karbonat)
2. Garam II
Oksida asam + basa Garam + air
Contoh: N2O5 + Zn(OH)3 Zn (NO3)2 + H2O (zinkum nitrat)
3. Garam III
Asam + Oksida basa Garam + air
Contoh: H3SO4 +CuO CuSO4 + H2O (kupri sulfat)
4. Garam IV
Asam + Basa Garam + air
Contoh: HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O (natrium nitrat)
Reaksi penggaraman

Garam V
Asam + Logam garam + gas hydrogen
Semua logam dapat bereaksi dengan asam encer, kecuali
logam-logam yang terletak disebelah kanan Pb(H) dalam deret
kereaktifan logam, atau dikenal dengan deret Volta.
Deret Volta : K, Na, Ca, Ba, Mg, Al, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb(H), Cu,
Hg, Ag, Pt, Au
Contoh:
HNO3 + Ba Ba(NO3) + H2 (barium nitrat)
H3SO4 + Cu tidak dapat bereaksi, karena Cu
ada disebelah kanan Pb(H)
Reaksi penggaraman

• Garam VI
Logam + Garam Logam baru + garam baru
Reaksi ini sering dikenal dengan reaksi pengusiran, logam yang
terletak dalam garam dapat dikeluakan, asal logam yang akan
dikeluarkan harus terletak disebelah kanan logam yang
mengeluarkan (mengusir), logam yang mengusir harus lebih
aktif dalam deret Volta
Contoh:
Na + Al (NO3)3 NaNO3 + Al(natrium nitrat)
Mg + K3PO2 tidak dapat bereaksi karena Mg
disebelah kanan K dalam deret Volta.
Hidrolisis garam

Hidrolisis garam adalah peristiwa peruraian garam


oleh air menjadi asam dan basanya. Garam-garam
yang terhidrolisis adalah: Fe2(CO3)3, Fe(CN)3,
Al2(CO3)3, Al(CN)3, Al2S3, Cr2S3. Jika garam-garam
tersebut terbentuk langsung bereaksi dengan air
dalam larutan menjadi asam dan basanya.
Contoh:
MgSO4 + 2KOH Mg(OH)3↓+ K2SO4
Reaksi ion:
Mg+2 + 2OH Mg(OH)2↓
Jenis-jenis garam

Berdasarkan anion/kation pembentuk suatu


garam, maka garam dikelompokkan menjadi:
a. Garam normal
Garam normal adalah garam yang terbentuk dari
ion positif basa sebagai kation dengan ion negatif
asam sebagai anion.
Contoh: Na2SO4, K3PO4, dll
Garam asam
Garam asam adalah garam yang masih mengandung
ion H+ yang hanya dapat terbentuk dari asam valensi lebih
satu. Asam bervalensi dua dapat membentuk satu macam
garam asam sedangkan asam bervalensi tiga dapat
membentuk dua macam garam asam.

Contoh: Asam bervalensi dua H2SO4


H2SO4 H+ + HSO4 ; jika HSO4 berkaitan dengan:

a) ion Na+ akan membentuk NaHSO4(natrium bisulfat (VI)


atau natrium hidro sulfat (VI)
b) ion Ca+3 membentuk Ca(HSO4)2 (kalsium bisulfat (VI) atau
kalium hydrogen sulfat (VI)
Garam basa

Garam basa adalah garam yang masih mengandung


ion OH- dan hanya terbentuk dari basa yang
mempunyai valensi lebih dari satu. Basa bervalensi
dua dapat membentuk satu macam garam basa,
sedangkan asam bervalensi tiga dapat membentuk
dua macam garam basa.
Contoh: CH3COONa.
Reaksi Larutan Elektrolit

Garam dihasilkan dari penggabungan kation dari


basa dengan anion dari asam. Hasil reaksi dalam larutan
elektrolit dapt berupa endapan, gas, atau zat terlarut.
Reaksi kimia dapat ditulis dalam dua bentuk, yaitu
reaksi molekul dan ion.

Dalam reaksi ion zat yang bereaksi dan hasil reaksi


ditulis dalam rumus kimia/molekul. Dalam reaksi ion zat
yang bereaksi diuraikan menjadi ion-ion.
Jenis reaksi larutan elektrolit adalah :

• Reaksi netralisasi
• Reaksi yang menghasilkan gas
• Reaksi yang menghasilkan endapan
a. Reaksi Netralisasi
adalah reaksi yang terjadi jika asam dan basa bereaksi
membentuk garam dan disertai pembentukan molekul air.
Terdapat 5 cara, diantaranya :
• Basa + asam a garam + air
Contoh :
Reaksi mol : 2NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2H2O
Reaksi ion : 2Na + 2OH + 2H+ +SO4 2  2Na+ + SO4 2 + 2H2O
2OH + 2H+  2H2O
Reaksi netralisasi yang sebenanya adalah reaksi
H+ + OH  H2O

Karena H+ pembawa sifat OH pembawa sifat basa saling


menetralkan dan membentuk H2O.
• Oksida basa + asam  garam + air

Contoh :
Reaksi mol : Na2O + H2SO4  Na2SO4 + H2O
Reaksi ion : Na2O + 2H+ + SO4 2 + H2O
Na2O + 2H+  2Na+ + H2O

Na2O tidak diionkan sebab Na2O bukan asam/basa/garam


• Basa + oksida asam  garam + air

Contoh :
Reaksi mol : 2NaOH + SO3  Na2SO4 + H2O
Reaksi ion : 2Na+ + 2OH + SO3  2Na+ + SO4 + H2O
2OH + SO3  SO4 + H2O

Catatan : SO3 tidak diionkan sebab SO3 bukan


asam/basa/garam
b. Reaksi yang menghasilkan gas

Reaksi antar logam dengan asam pada


umumnya menghasilkan gas. Reaksi ini
memperlihatkan sifat asam yang korosif, artinya
dapat melapukkan logam. Reaksi logam dengan asam
dibagi menjadi 3 :

• Logam + asam nonoksidator


• Logam + asam oksidator
• Logam + aqua regia
a. Logam + asam nonoksidator  garam (o) +
H2

Asam nonoksidator adalah asam yang tidak dapat


memberikan oksigen ( mengoksidasi dengan oksigen).
Semua asam dianggap nonoksidator kecuali H2SO4 (pekat)
dan NHO3 (pekat,encer).

Logam yang tidak dapat bereaksi dengan asam nonoksidator


adalah logam tak mulia, yaitu logam yang ada disebelah kiri
H dalam deret volta logam ( K – Ba – Sr – Ca – Na – Mg – Al –
Zn – Fe – Ni – Sn – Pb – (H) – CU – Hg – Ag – Pt – Au.
Garam yang dihasilkan adalah garam (o) artinya
jika logamnya mempunyai 2 jenis valensi, maka
garam yang terbentuk dengan valensi logam
rendah.
Contoh

1. Reaksi Fe + H2SO4 (c)


Reaksi mol : Fe + H2SO4  FeSO4 + H2
Reaksi ion : Fe + 2H+ + SO4 =  Fe +2 + SO4 = + H2
Fe + 2H+  Fe +2 + H2

Pada reaksi ini bilangan oksidasi Fe naik dari nol


menjadu 2+ berarti Fe teroksidasi. Dan bilangan oksidasi H
turun dari +1 menjadi nol, berarti H+ tereduksi, jadi
sebenarnya reaksi di atas termasuk reaksi redoks.
b. Logam + asam oksidator  garam (i) + H2O + gas
Asam oksidator adalah asam yang dapat memberi oksigen
(mengoksidasi dengan oksigen).
Asam – asam oksidator adalah :

• H2SO4 (p)  H2O + SO2 + On


• HNO3 (e)  H2O + NO + On
• HNO3 (pekat)  H2O + NO2 + On
On dibaca O-nasens artinya o dalam
keadaan baru terbentuk, masih dalam
keadaan atom lebih reaktif dari O2. Semua
logam dapat bereaksi dengan asam oksidator
kecuali Pt dan Au . Garam yang dihasilkan
ialah garam (i) artinya jika valensi logamnya 2
macam maka garam yang terbentuk dengan
valensi logam yang tinggi.
• Contoh :
Hg + H2SO4 (p)
• Reaksi mol :

H2SO4 (p)  H2SO + SO2 + On


Hg + On  HgO
HgO + H2SO4  Hg SO4 + H2O
Hg + H2SO4 (p)  Hg SO4 +_ H2O + SO2

• Reaksi ion :
Hg + 4H+ + 2SO4 =  Hg2+ + SO4 = + 2H2O + SO2
Hg + 4H+ + SO4 = Hg2+ + 2H2O + SO2

Pada reaksi ini Hg teroksidasi menjadi Hg2+ ( bilangan


oksidasi naik dari 0 menjadi 2) SO4 = tereduksi menjadi SO2
(bilangan oksidasi S berubah dari +6 menjadi +4)
• Au + HNO3 (p)  tidak terjadi reaksi karena Au
logam mulia.

Logam Sn dengan HNO3 tidak membentuk Sn(NO3)4


tetapi membentuk asam meta stanat (H2SnO3)n .
beberapa nonlogam seperti S, P, C , As, Sb, I dapat
bereaksi dengan asam oksidator membentuk
asamnya kecuali C menjadi CO2 .
Contoh :
• P4 + H2SO4(p)
- Reaksi mol :

H2SO4  4H2O + SO +On ) X 10


P4 + 10 On  2 P2O5
2 P2O5 + 3H2O  2H3PO4 ) X 2
P4 + H2SO4  4H3PO4 + 4H2O + 10SO4
- Reaksi ion :

P4 + 20 H+ + 10SO4  12H+ + 4PO4 -3 + 4HO2O+ 10sO2

P4 + 8H+ + 10SO4  3PO4 -3 + 4HO2O+ 10sO2


c . logam + aqua regia  garam klorida (i) + H2O + NO

aqua regia adalah campuran 3 bagian HCl(p) dengan 1 bagian


HNO3 pekat , 3HCl + HNO3  2H2O+NO + 3 Cln (clnasens)
Semua logam dapat berinteraksi dengan aqua regia tanpa
kecuali. Garam yang terbentuk adalah garam klorida dengan
valensi logam tertinggi (jika memiliki 2 macam valensi).
• Contoh :
Cu + aqua regia
• Reaksi mol :
3HCl + HNO3  2H2O+ NO + 3 Cln ) X 2
Cu + 2 Cln  CuCl2 )X3
3Cu + 6HCl + 2HNO3  3 CuCl + 4H2O + 2NO

• Reaksi ion :
3Cu + 8H+ + 6Cl + 2NO3  3Cu2+ + 6Cl +4H2O +2 NO
3Cu + 8H+ + 2NO3  3Cu2+ + 6Cl +4H2O +2 NO
Logam-logam dari K sampai Fe dalam deret volta dapat
bereaksi dengan air. Reaksinya dalam keadaan berbeda :

• Logam K sampai Na dapat bereaksi dengan air pada suhu


biasa menghasilkan basanya dan gas hydrogen.
• Logam Mg dapat bereaksi dengan air mendidih
menghasilkan oksidainya dan gas hydrogen .
• Logam Al, Zn, dan Fe dapat bereaksi dengan uap air pada
suhu yang tinggi membentuk oksidanya dan gas hydrogen.
c. Reaksi yang menghasilkan endapan

a) Logam L + garam MZ  logam M + garam LZ


syarat reaksi :
• Logam harus di kiri logam M dalam deret volta
• Garam MZ harus mudah larut dalam air
• Garam Lz adalah garam (o) artinya jika valensi logam L dua
macam, maka valensi L pada Lz yang terendah
• Jika L = M reaksi masih dapat berlangsung asalkan valensi
M pada MZ tertiggi.
Contoh :
• Reaksi mol : Zn +CuSO4  Cu  ZnSO4
• Reaksi ion : Zn + Cu+2 + SO4  Cu + ZN+2 + SO4 =
Zn + Cu+2  Cu + Zn+2
b) garam LA + garam MZ  Garam LZ +garam MA
syarat :
• Garam LA dan Mz harus mudh larut dalam air
• Garam LZ dan Ma salah satu atau keduanya harus sukar larut
dalam air atau mudah terurai, atau terhidrolisis atau terjadi
perubahan warna .
• Contoh : ZnCl2 + Ni2 CO3  Karena Ni2 CO3 sukar larut dalam air.
Beberapa garam tidak stabil artinya bila
terbentuk dalam suatu reaksi maka langsng terurai
antara lain :

• Fe2S3  2FeS + S
• FeCl3  2 FeI2 + I2
• 2CuI2 + 2CuI I2

Anda mungkin juga menyukai