MOTIVASI EMOSI
DEFINISI
KOMPONEN TUJUAN TEORI
a. Komponen motivasI
3. Menopang, untuk menjaga dan menopang tingkah laku lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam
bukunya Educational Administration (1982:137) mengemukakan bahwa "motovasi
dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan kegiatan yang
diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal"
b. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi secara umum untuk menggerakan atau mencegah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mencapai tujuan tertentu. Semakin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan
dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan
memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang memotivasi
serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
c. Teori Motivasi
1. Teori Hedonisme, Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang
bersifat duniawi.
2. Teori Naluri
3. Teori Reaksi yang di Pelajari, teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkam naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
4. Teori Daya Pendorong, teori ini merupakan perpaduan anatara "teori naluri" dengan
"teori reaksi yang dipelajari". Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas tehadap suatu arah yang umum.
5. Teori Kebutuhan, teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia
pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan psikis.
B. Emosi
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah afektif.
Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada
umumnya dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan
di antara ketiga ranah psikologis sangat dibutuhkan sehingga manusia dapat berfungsi
dengan tepat sesuai dengan stimulus yang dihadapinya.
Emosi-emosi ini telah dimiliki manusia sejak masa bayi, kemudian berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan fisik. Emosi dasar tersebut pada masa bayi muncul
dalam bentuk sederhana yaitu menangis dan tertawa. Emosi yang berkembang akan
dimanifestasikan dalam bentuk yang bervariasi. Manifestasi emosi yang sering
muncul pada remaja termasuk hightened emotionality atau meningkatnya emosi yaitu
kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dalam motivasi dan emosi
ada juga rasa lapar di dalam diri kita.
Rasa lapar, rasa lapar bisa menjadi emosi karena jika kita lapar, secara tidak
langsung saat kita lapar pasti terjadi didalam tubuh kita ada hasrat untuk makan, dan
mood kita akan menjadi jelek pada saat itu juga. Rasa lapar juga bisa menjadi
motivasi, karena saat kita sedang lapar kita mempunyai dorongan atau motivasi, atau
hasrat untuk makan. Dengan hal ini rasa lapar bisa digolongkan menjadi motivasi dan
emosi, karena rasa lapar timbul dari psikologi kita.
Salah satu fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya
peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Terjadinya peningkatan
terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor perubahan fisik
selama periode pubertas. Terutama kematangan organ–organ seksual dan perubahan–
perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan–dorongan seksual dalam
diri remaja. Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual,
tidak jarang dorongan–dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan
psikis. Untuk melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja mencoba
mengekspresikan dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah laku seksual,
mulai dari melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan, bercumbu, sampai
dengan melakukan kontak seksual.