DISUSUN OLEH:
KELAS A
KELOMPOK 7
3. S I N T A (A 221 19 002)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu
Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan peserta
didik dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi,
motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah
selanjutnya dapat penulis tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu
mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut teori ini, belajar adalah bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (pemahaman). Menurut pandangan
teori ini, belajar akan semakin efektif jika materi yang akan dipelajari itu mengandung
makna, yaitu jika disusun dan disajikan dengan cara memberi kemungkinan peserta
didik untuk mengerti apa-apa yang sebelumnya dan menganalisis hubungan satu dengan
yang lain.
Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Teori Gestalt menganggap bahwa justru keseluruhan itu lebih memiliki makna
dari bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam keseluruhan. Makna
dari prinsip ini adalah pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi
mesti berangkat dari suatu masalah. Dari masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.
Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi
berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan
menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan
timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari,
manakala perhatian makin ditujukan kepada objek yang dipelajari itu telah mengerti dan
dapat apa yang dicari.
Penerapan teori gestalt tampak pada kurikulum yang sekarang ini digunakan
didunia pendidikan. Kurikulum mempunyai pusat yang sama. Dalam tingkat rendah,
disusun kurikulum dari suatu kesatuan yang utuh. Hal pokok diajarkan secara garis
besar. Ditingkat yang lebih lanjut, kesatuan itu diberikan lagi dengan muatan-muatan
yang lebih detail yang mengarah kebagian-bagian yang telah diberikan ditigkat dasar.
Begitu secara berkelanjutan disetiap jenjangnya.
Gestalt berpendapat bahwa keseluruhan lebih penting dari pada bagian unsure-
unsur, Sebab keberadaan keseluruhan itu juga lebih dahulu sehingga dalam kegiatan
belajar bermula pada suatu pengamatan, pengamatan itu penting dan dilakukan secara
menyeluruh. Tokoh penting yang merumuskan penerapan dari kegiatah pengamatan
kegiatan belajar adalah Koffka.
Dalam mempersoalkan belajar Koffka berpendapat bahwa hak-hak orang dalam
pengamatan itu berlaku atau bisa diterapkan dalam kegiatan belajar. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa belajar itu pada pokoknya yang terpenting adalah penyesuaian
pertama, yakni mendapatkan respon yang tepat, karena penemuan respon yang tepat
tergantung pada kesediaan diri si subyek belajar dengan segala panca inderanya. Dalam
kegiatan pengamatan keterlibatan semua panca indera itu sangat diperlukan. Menurut
teori ini mudah atau sulitnya suatu pemecahan itu tergantung pada pengamatan.
2. Kelemahan:
Yudana Made, (2019). Makalah Teori Belajar Gestalt. [Online]. Diakses dari
https://www.academia.edu/39174506/MAKALAH_TEORI_BELAJAR_GESTALT.doc