Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI

PENGAMATAN PERAIRAN LOTIK DAN LENTIK

Oleh :

Nama : Alfina Damayanti

Stambuk : A 221 19 011

Kelas :B

Asisten : Moh. Rafiq S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan keadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Lapangan mata kuliah Limnologi tepat pada waktu yang di tentukan.

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Bapak Abd. Rauf S.Pd.,M.Pd serta
Bapak Syech Zainal S.Pd.,M.Pd dan ibu Raya Agni S.Pd., M.Pd selaku Dosen
Pengampu yang mendampingi sekaligus membimbing kami selama praktikum, serta
teman-teman kelompok empat yang sudah bekerjasama dalam mengerjakan kegiatan
praktikum di lapangan maupun pengidentifikasian sampel yang didapatkan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Palu, 02 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……......................................................................................................i

DAFTAR
ISI...........................................................................................................................Error!
Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR…..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................................v

BAB I PENGAMATAN LENTIK DAN LOTIK .............................................................1

1.1 Tujuan .................................................. .................................................. ........1


1.2 Dasar Teori.......................................................................................................1

METODOLOGI
PRAKTIKUM..........................................................................................Error! Bookmark
not defined.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................4

1.3 Alat dan Bahan................................................................................................4

1.4 Prosedur Kerja.................................................................................................5

HASIL DAN PEMBAHASAN


..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

1.5 Hasil Pengamatan…………………………………………....................……7

1.6 Pembahasan…………………………………….........…………….……….13

1.7 Kesimpulan…………......……………………………………………..…....17

1.8 Saran………………………….............………………………...…….…….17

DAFTAR PUSTAKA….............………………….............………………................18

LAMPIRAN…………….............……………………………...........………………19

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Bacallaria
paradoksa...........................................................................................Error!
Bookmark not defined.
2. S.
segitera............................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
3. Rhizosolenia
bergonii...........................................................................................Error! Bookmark
not defined.
4. Navicula
distans...................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
5. Rhizosolenia
stolterfothii......................................................................................Error! Bookmark
not defined.
6. Ceratium
sp..........................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
7. Baetis
sp...............................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
8. Pantala
sp...........................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
9. Gerris
laeustris.....................................................................................................Error!
Bookmark not defined.

iii
10.
Baetidae...........................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
11.
Hydropsychidae...............................................................................................Error!
Bookmark not defined.
12. Ectobius sp.......................................................................................................11
13. Rasbora sp.......................................................................................................11
14. Corixidae sp......................................................................................................11
15. Gyrinidae sp.....................................................................................................12

iv
DAFTAR TABEL
Tabel

1. Hasil Pengamatan Perairan Lentik.............................................................................9


2. Hasil Pengamatan Perairan Lotik............................................................................12
3. Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia...............................................................12

v
BAB I
PENGAMATAN PERAIRAN LENTIK DAN LOTIK

1.1 Tujuan
1.1.1 Memberikan keterampilan ilmiah kepada mahasiswa tentang metode
monitoring kualitas perairan mengalir dan mengenang menggunakan
alat.

1.1.2 Mahasiswa dapat mengenal dan mampu mengidentifikasi biota di habitat


air mengalir dan mengenang.

1.1.3 Mahasiswa dapat mengenal beberapa bentuk adaptasi organisme di


perairan mengalir dan mengenang.

1.2 Dasar Teori

Ekosistem air tawar adalah ekosistem air yang airnya memiliki kadar garam
yang rendah. Eksistem air tawar biasanya berada di daratan. Ekosistem air tawar
memiliki banyak manfaat kepada masyarakat, antara lain sebagai sumber irigasi
bagi pertanian. Ekosistem air tawar, dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan
keadaan air dan berdasarkan daerahnya. Berdasarkan keadaan air, ekosistem air
tawar dibedakan menjadi 2 yaitu perairan lentik dan perairan lotik. Perairan lotik
dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga
perpindahan massa air berlangsung terus-menerus, contohnya antara lain: sungai,
kali, kanal, parit, dan lain-lain. Perairan lentik atau menggenang disebut juga
perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan
massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama, arus tidak menjadi faktor
pembatas utama bagi biota yang hidup di dalamnya. Kolam merupakan lahan
yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat
digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya (Va Niez, 2021).

1
Sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya
dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke
sungai lain yang merupakan sungai induk (Rinawati, 2019).
Keberadaan fauna menjadi salah satu unsur penting di dalam suatu ekosistem.
Fauna bersama dengan makhluk hidup lainnya membentuk komponen biotik.
Unsur biotik dan unsur abiotik akan membentuk ekosistem. Gangguan terhadap
fauna dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan hidup (Waratmini, dkk.
2008). Salah satu fauna yang terdapat di sungai adalah Makrozoobenthos.
Makrozoobenthos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar perairan
dengan pergerakan relatif lambat dan menetap serta daur hidupnya relatif lama
sehingga hewan tersebut mempunyai kemampuan merespon kondisi kualitas air
secara terus menerus. Makrozoobentos mempunyai peranan sangat penting dalam
siklus nutrien di dasar perairan. Dalam ekosistem perairan, makrozoobentos
berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. benthos merupakan
organisme yang hidup di permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang
meliputi tumbuhan (fitobentos) dan hewan (zoobentos). Zoobentos memegang
beberapa peran penting di suatu perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan (Yuliana, 2018).
Secara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik yang
hanyut dilaut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani “planet” yang berarti
pengembara. Istilah plankton pertama kali ditetapkan untuk organisme dilaut oleh
Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1889, yang dikenal dengan
“Plankton Expedition” yang khusus dibiayai untuk menentukan dan membuat
sistematika organisme laut. Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme
akuatik (air) yang berbeda yaitu fitoplankton (tumbuhan) dan zooplankton
(hewani) (Imran Ali, 2016).
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani yaitu “phyton” atau “tanaman”
dan “planktos” atau “pengembara” atau “penghanyut”. Fitoplankton disebut juga

2
plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang
dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Umumnya fitoplankton berukuran 2-200µm (1µm = 0,001mm). Fitoplankton
umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan
sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air
laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik,
yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik menjadi makanannya. Selain itu,
fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan
bahan organik karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini
fitoplankton disebut sebagai primer produsen (Imran Ali, 2016).
Zooplankton disebut juga plankton hewani, karena hewan yang hidupnya
mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas
sehingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya.
Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tidak dapat memproduksi
sendiri bahan organik dari bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan
hidupnya sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi
makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer)
bahan organik (Imran Ali, 2016).
Pengukuran parameter kondisi fisik-kimia bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kondisi lingkungan yang digunakan untuk melakukan pengamatan.
Pengukuran parameter fisik yaitu suhu air, kedalaman, kecerahan, salinitas.
Parameter kimia yaitu oksigen terlarut dan pH (Irwan Muhammad, dkk. 2017).

3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum yaitu :
Hari / Tanggal : Sabtu, 27 November 2021
Waktu : Pukul Kondisional
Tempat : Sungai Kulawi, Desa Mataue, Kulawi Kabupaten Sigi
1.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
a. Alat b. Bahan
1. Thermometer (BI-17) 1. Formalin 4 %
2. Sechi disk 2. Aquades
3. pH meter (BI-3) 3. Alkohol 50 %
4. Net Plankton 4. Sampel air hasil pengamatan
5. DO meter
6. Mikroskop
7. Refraktometer
8. Tali Rafia
9. Alat tulis menulis
10. Plastik Sampel
11. Botol Sampel
12. Kertas label
13. Pipet tetes
14. Kaca objek khusus plankton dan Kaca Lup
15. Bola ping pong
16. Meteran
17. Suber net ukuran 1 x 1 m3

4
1.4 Prosedur Kerja
1.4.1 Adapun Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :
A. Lentik

Mulai

Melakukan observasi lokasi Pengamatan

Menyiapkan alat dan bahan

Menentukan lokasi Pengamatan

Melakukan pengukuran dan pengambilan sampel air

Pengukuran : Pengambilan Sampel :

• Salinitas Menggunakan • Menggunakan Netplankton


Refraktometer vertical dan horizontal
• Ph air Menggunakan Ph • Sampel kemudian diletakkan
meter dalam botol sampel dan di
• Kedalaman Menggunakan labeli
Secchi disk
• Suhu Sekitar Menggunakan
Termometer batang
Melakukan pengawetan sampel
dengan memberi 5 tetes larutan
formalin 4 %

Mencatat Dan menganalisis Mengidentifikasi sampel di


Hasil pengamatan laboratorium

Selesai
5
1.4.2 Adapun Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :
B. Lotik
Mulai

Melakukan observasi lokasi Pengamatan

Menyiapkan alat dan bahan

Menentukan lokasi Pengamatan

Membuat transek sepanjang 10 m di bagian kanan ,tengah dan kiri sungai

Melakukan pengukuran dan pengambilan substrat serta sampel air

Pengukuran : Pengambilan Substat :

• Salinitas Menggunakan • Menggunakan Suber net


Refraktometer • Menggunakan Tangan Pengambilan sampel :
• Ph air Menggunakan Ph • Lalu substrat yang
• Menggunakan net
meter ditemukan diletakkan pada
plankton horizontal
• Kedalaman Menggunakan plastik sampel
lalu di letakkan
meteran pada plastik
• Suhu Sekitar Menggunakan sampel
Termometer batang
Mengidentifikasi substrat
• Kecepatan arus
menggunakan bola ping
pong

Mencatat Dan menganalisis


Hasil pengamatan

Selesai

6
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.5 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum lapangan ini adalah sebagai berikut :

A. Hasil Pengamatan Perairan Lentik

No Genus/spesies Family Individu/spesies Keterangan


V1 V2 V3
Gambar
1. Bacillaria paradoxa Bacillariaceae 3 - - tubuhnya berbentuk
tidak beraturan,
tubuhnya bergaris
memanjang ke
bawah seperti
bambu.

Gambar 1. Bacallaria
paradoksa

2. S. segitera Chlorococcaceae 21 128 107 Tubuhnya berbentuk


panjang memita,
panjangnya kira-kira
15-20 nm.

Gambar 1. S. segitera

7
3. Rhizosolenia sp Rhizosoleniaceae 1 1 - Memiliki bentuk
tubuh memanjang
dan beruncing
diujung
tubuhnya.memiliki
granula granula di
sepanjang tubuhnya

Gambar 2. Rhizosolenia sp

4. Navicula distans Naviculaceae 1 1 - Memiliki tubuh yang


Lonjong tapi
ujungnya beruncing
seperti butiran beras
jika diperbesar
didalam tubunya
berwarna hijau
kekuningan.

Gambar 3. Navicula distans

5. Rhizosolenia Rhizosoleniaceae - 1 - Memiliki tubuh yang


stolterfothii panjang agak
melengkung bintik-
bintik di tubuhnya
dan dekat ujung
tubuhnya memiliki
bintik hitam.

Gambar 4. Rhizosolenia
stolterfothii

8
6. Ceratium sp - 1 - Memiliki tubuh
meruncing dan
memiliki pigmen
hijau ditubuhnya.

Gambar 5. Ceratium sp

Table 1. Hasil Pengamatan Perairan Lentik

B. Hasil Pengamatan Perairan Lotik

No Genus/Spesies T1 T2 T3 Keterangan

Gambar

1 Baetis sp. 1 1 1 Tubuhnya berwarna coklat, memiliki tiga


pasang kaki, sepasang antena, ekor
berjumlah tiga, habitatnya di pinggir
sungai, kadang juga dibalik batu yang ada
dipinggir sungai, memiliki rambut-rambut
disebelah kiri dan kanan dibagian ekor.

Gambar 6. Baetis sp.

2. Pantala sp. - 1 - Warnanya kehijauan, memiliki 3 pasang


kaki, badannya berlekuk-lekuk dan
bercorak titik-titik hitam, mempunyai
rambut-rambut halus dibagian sisi kiri dan
kanan, memiliki jumlah ekor sebanyak
tiga dengan bentuk pendek runcing, dan
habitatnya di bawah bebatuan tepatnya
Gambar 7. Pantala sp. berada di pinggir sungai

9
3. Gerris laeustris - - 1 Memiliki tubuh yang ramping dan
berwarna hijau, memiliki tiga pasang
kaki, dua pasang kaki belakang, satu
pasang kaki depan, dan sepasang antena,
memiliki ekor yang unik seperti bunga
yang mekar yang dapat terbuka dan
tertutup, habitatnya berada di atas
permukaan air

Gambar 8. Gerris laeustris

4. Baetidae 1 9 5 Warna tubuhnya berwarna coklat pudar


seperti daun kering. Bentuk tubuhnya
menyerupai kecoak. Memiliki 3 pasang
kaki. Setiap di ujung kakinya bergerigi
dan memiliki sepasang sayap dan
sapasang antena. Habitatnya dibalik batu
didalam air.

Gambar 9. Baetidae

5. Hydropsychidae 1 6 3 Warna tubuhnya kuning kecoklatan.


Tubuhnya bersegmen-segmen, hewan ini
memiliki alat gerak bantu dan memiliki 3
pasang kaki. Tubuhnya menyerupai
udang.

Gambar 10. Hydropsychidae

10
6. Ectobius sp - - 1 Warna tubuhnya orange berbintik-bintik
hitam. Memiliki sepasang sayap dan Gambar 12.
Spesies A
kepalanya berbentuk oval.

Gambar 11. Ectobius sp


7. Rasboca sp 1 - - Warna tubuhnya kehitaman. Bentuk
tubuhnya lonjong dan memiliki ekor. Gambar 14.
Spesies B
Habitatnya disekitaran pinggiran sungai.

Gambar 13. Rasboca sp

8 Corixiddae sp - - 1 Warna tubuhnya bercorak hitam, orange,


dan putih kotor. Memiliki 3 pasang kaki. Gambar 16.
Spesies C
Memiliki kepala yang lebih dari satu.

Gambar 15. Corixiddae


sp

11
9 Gyrinidae sp - 1 - Warna tubuhnya berwarna hitam.
Memiliki 3 pasang kaki dan memiliki Gambar 17.
Spesies D
kepala dan badan bebentuk oval.

Table 2. Hasil Pengamatan Perairan Lotik

A. Tabel Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia

Ulangan
No Parameter Lotik (Sungai) Lentik (Kolam) Rata-rata
1 2 3 1 2 3
1 Suhu Lingkungan (oC) 27 C 28 C 30 oC
o o o
25 C - - 27,5 oC
2 pH (A/B) 7,7 7,37 7,3 6,07 - - 7,11 A/B
3 Kedalaman (m) 0,39 0,42 0,36 - - - 0,39 m
4 Salinitas (‰) 1 1,5 0,4 1 1‰
Oksigen terlarut
5 - - - - - - -
(mg/1)
6 Kecepatan arus (m/s) 28 20 60 - - - 36 m/s
Table 3. Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia

12
1.6 Pembahasan
Perairan lentik adalah perairan menggenang yang dibedakan menjadi bagian
dibedakan menjadi perairan alamiah dan buatan. Berdasarkan proses
pembentukkannya perairan alami dibedakan menjadi perairan yang terbentuk
karena aktivitas tektonik dan karena aktivitas vulkanik. Beberapa contoh perairan
lentik yang alamiah antara lain: danau, rawa, kolam, dan lain-lain. Perairan lotik
adalah perairan yang mengalir seperti sungai dan selokan (Harlina, 2020).
Pada praktikum pengamatan perairan lentik dan lotik. Kami mengamati kolam
sebagai perairan lentik dan sungai sebagai perairan lotik.
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah
tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air
lainnya (Va Niez, 2021). Sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami
yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut,
ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk (Rinawati, 2019).
Adapun hal-hal yang kami amati pada perairan lentik (kolam) dan lotik
(sungai) yaitu mengukur kondisi fisik-kimia dan mengamati mikroorganisme
(plankton dan makrozoobentos), pada perairan lentik kami mengukur kondisi fisik
dan mendapatkan suhu air sebesar 25°C, pH air sebesar 6,07A/B, kedalaman
sebesar 17 cm, dan salinitas sebesar 1‰. Sedangkan kondisi fisik pada perairan
lotik kami mendapatkan tinggi suhu pada transek 1 sebesar 27°C, transek 2
sebesar 28°C, transek 3 sebesar 30°C, dan setelah dirata-ratakan kami
mendapatkan tinggi suhu sebesar 19,3°C. Ukuran pH air yang kami dapatkan
sebesar 7,7A/B pada transek 1, 7,37A/B pada transek 2, 7,3A/B pada transek tiga,
dan setelah dirata-ratakan mendapatkan jumlah rata-rata pH air sebesar 7,5A/B.
Kedalaman sungai yang kami ukur pada transek satu yaitu 39 cm, pada transek 2
yaitu 42 cm, pada transek 3 yaitu 36 cm, dan setelah dirata-ratakan didapatkan
jumlah rata-rata kedalaman sungai adalah 39 cm. Kecepatan arus pada transek 1
yaitu 28 m/s, pada transek 2 yaitu 20 m/s, pada transek 3 yaitu 60 m/s, dan setelah
dirata-ratakan didapatkan jumlah kecepatan arus pada sungai adalah 36 m/s.

13
Salinitas air pada transek 1 yaitu 1‰, pada transek 2 yaitu 1,5 ‰, pada transek 3
yaitu 0,4 ‰, dan setelah dirata-ratakan didapatkan jumlah salinitas air pada
sungai adalah 0,9‰.
Kami memulai praktikum dengan mengamati perairan lentik yaitu kolam ikan
pada pukul 09.00 WITA. Adapun jenis plankton yang kami dapatkan pada
pengamatan perairan lentik adalah pada verti 1 didapatkan spesies pertama yaitu
Bacallaria paradoksa berjumlah tiga dengan keterangan ciri-ciri yaitu tubuhnya
berbentuk tidak beraturan, tubuhnya bergaris memanjang ke bawah seperti
bambu. Spesies kedua yaitu S. segitera yang didapatkan pada verti 1 berjumlah
21, verti 2 berjumlah 138, dan verti 3 berjumlah 107 dengan keterangan ciri-ciri
yaitu tubuhnya berbentuk panjang memita, panjangnya kira-kira 15-20 nm.
Spesies ketiga yaitu Rhizosolenia bergonii yang didapatkan pada verti 1 dan 2
dengan jumlah masing-masing satu dengan keterangan ciri-ciri yaitu memiliki
bentuk tubuh memanjang dan beruncing diujung tubuhnya.memiliki granula
granula di sepanjang tubuhnya. Spesies keempat yaitu Navicula distans yang
didapatkan pada verti 1 dan 2 dengan jumlah masing-masing satu dengan
keterangan ciri-ciri yaitu memiliki tubuh yang Lonjong tapi ujungnya beruncing
seperti butiran beras jika diperbesar didalam tubunya berwarna hijau kekuningan.
Spesies kelima yaitu Rhizosolenia stolterfothii yang didapatkan pada verti 2
dengan jumlah satu dengan keterangan ciri-ciri yaitu memiliki tubuh yang
panjang agak melengkung bintik-bintik di tubuhnya dan dekat ujung tubuhnya
memiliki bintik hitam. Spesies keenam yaitu Spesies A, dinamakan spesies karena
belum diketahui jenisnya yang didapatkan pada verti 2 dengan jumlah satu
dengan keterangan ciri-ciri yaitu Memiliki tubuh meruncing dan memiliki pigmen
hijau ditubuhnya.
Adapun jenis makrozoobentos yang kami dapatkan pada perairan lotik
(sungai) adalah spesies pertama yaitu Baetis sp. yang didapatkan pada transek 1,
2, dan 3 dengan masing-masing berjumlah satu jenis dengan keterangan yaitu ciri-
ciri tubuhnya berwarna coklat, memiliki tiga pasang kaki, sepasang antena, ekor

14
berjumlah tiga, habitatnya di pinggir sungai, kadang juga dibalik batu yang ada
dipinggir sungai. Bagian badannya berkerucut, terdapat rambut dan rambut halus
dibagian belakang kaki. Spesies kedua yaitu Pantala sp. yang hanya ditemukan
pada transek 2 berjumlah 1 dengan keterangan ciri-ciri yaitu warnanya kehijauan,
memiliki 3 pasang kaki, badannya berlekuk-lekuk dan bercorak titik-titik hitam,
mempunyai rambut-rambut halus dibagian sisi kiri dan kanan, memiliki jumlah
ekor sebanyak tiga dengan bentuk pendek runcing, dan habitatnya di bawah
bebatuan tepatnya berada di pinggir sungai. Spesies ketiga yaitu Gerris laeustris
yang ditemukan pada transek 3 berjumlah 1 dengan keterangan ciri-ciri yaitu
memiliki tubuh yang ramping dan berwarna hijau, memiliki tiga pasang kaki, dua
pasang kaki belakang, satu pasang kaki depan, dan sepasang antena, memiliki
ekor yang unik seperti bunga yang mekar yang dapat terbuka dan tertutup,
habitatnya berada di atas permukaan air. Spesies keempat yaitu Baetidae yang
ditemukan di transek 1 berjumlah satu, transek 2 berjumlah 9, dan transek 3
berjumlah 5 dengan keterangan ciri-ciri yaitu warna tubuhnya berwarna coklat
pudar seperti daun kering. Bentuk tubuhnya menyerupai kecoak. Memiliki 3
pasang kaki. Setiap di ujung kakinya bergerigi dan memiliki sepasang sayap dan
sapasang antena. Habitatnya di balik batu didalam air. Spesies kelima yaitu
Hydropsychidae yang ditemukan pada transek 1 berjumlah satu, transek 2
berjumlah 6, dan transek 3 berjumlah 3 dengan keterangan ciri-ciri yaitu warna
tubuhnya kuning kecoklatan. Tubuhnya bersegmen-segmen, hewan ini memiliki
alat gerak bantu dan memiliki 3 pasang kaki. Tubuhnya menyerupai udang.
Spesies keenam dinamakan Spesies A karena belum diketahui nama jenisnya
yang ditemukan di transek 3 berjumlah satu ekor dengan keterangan ciri-ciri yaitu
warna tubuhnya oranges-oranges berbintik-bintik hitam. Memiliki sepasang sayap
dan kepalanya berbentuk oval. Spesies ketujuh yaitu Spesies B yang juga belum
diketahui nama jenisnya, ditemukan pada transek 1 berjumlah satu dengan
keterangan ciri-ciri yaitu warnanya kehitaman, bentuknya lonjong dan memiliki
ekor, permukaan badannya agak licin, habitatnya berada di sekitaran pinggir

15
sungai. Spesies kedelapan yaitu Spesies C yang ditemukan pada transek 3
berjumlah satu dengan keterangan ciri-ciri yaitu warna tubuhnya bercorak hitam,
orange, dan putih kotor. Memiliki 3 pasang kaki. Memiliki kepala yang lebih dari
satu. Spesies kesembilan yaitu Spesies D yang ditemukan pada transek 2
berjumlah satu dengan keterangan ciri-ciri yaitu warna tubuhnya berwarna hitam.
Memiliki 3 pasang kaki dan memiliki kepala dan badan bebentuk oval.

16
1.7 Kesimpulan
Ekosistem air tawar, dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan keadaan air
dan berdasarkan daerahnya. Berdasarkan keadaan air, ekosistem air tawar
dibedakan menjadi 2 yaitu perairan lentik dan perairan lotik. Perairan lotik
dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga
perpindahan massa air berlangsung terus-menerus, contohnya antara lain: sungai,
kali, kanal, parit, dan lain-lain. Perairan lentik atau menggenang disebut juga
perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan
massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama, arus tidak menjadi faktor
pembatas utama bagi biota yang hidup di dalamnya.

Pengukuran parameter kondisi fisik pada perairan lentik didapatkan suhu air
sebesar 25°C, pH air sebesar 6,07A/B, kedalaman sebesar 17 cm, dan salinitas
sebesar 1%, sedangkan pada perairan lotik kami kami mengukur suhu dengan rat-
rata 19,3 °C, PH Air dengan rata-rata 7,5 A/B, dengan rata-rata 0,9 %.

Pada perairan lentik didapatkan beberapa spesies diantaranya yaitu Bacallaria


paradoksa, S. segitera, Rhizosolenia bergonii, Navicula distans, Rhizosolenia
stolterfothii, dan Spesies A. Sedangkan pada perairan lotik didapatkan beberapa
spesies yaitu Baetis sp., Pantala sp., Gerris laeustris, Baetidae, Hydropsychidae,
Spesies A, Spesies B, Spesies C, dan Spesies D.

1.8 Saran
Sebaiknya sebelum turun ke lapagan alat-alat di persiapkan secara matang
agar jika sudah di lokasi pengamatan, tidak kembali mengambil peralatan
praktikum lagi. Peralatan yang akan digunakan hendaknya diperiksa terlebih
dahulu apakah dapat digunakan atau tidak sehingga tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kita tidak mengukur kadar oksigen yang terlarut karena
alatnya yaitu DO meter rusak (tidak dapat digunakan).

17
DAFTAR PUSTAKA

Harlina. 2020. Limnologi Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat. Makassar


Imran Ali. 2016. Struktur Komunitas Plankton Sebagai Bioindikator Pencemaran Di
Perairan Pantai Jeranjang Lombok Barat. IKIP Mataram. Vol. 2 No. 1

Irwan Muhammad, dkk. 2017. Kondisi Fisik Kimia Air Sungai Yang Bermuara Di
Teluk Sawaibu Kabupaten Manokwari. FPIK UNIPA, Manokwari

Va Niez. 2021. Kolam. [Tersedia online : https://id.scribd.com] [Diakses Pada


Tanggal 05 Desember 2021]

Waratmini, dkk. 2008. Marozoobenthos Pantai Pereenan Kabbandung: Jenis Status


Dan Manfaatnya. Bagi Masyarakat. Jurnal bumi lestari

Yuliana. 2016. Identifikasi Makrozoobentos Di Sungai Setail Kabupaten


Banyuwangi Sebagai Sumber Belajar Biologi. Malang

18
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Lokasi Pengamatan
a. Perairan Lentik

b. Perairan Lotik

19
2. Dokumentasi Kegiatan Pengamatan
a. Perairan Lentik

20
21
b. Perairah Lotik

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai