Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MIKROBIOLOGI dan VIROLOGI

“ PROTOZOA ”

Dosen : Fathin Hamida, M.Si.

Disusun Oleh:

Nadhiefa Rahmadania H. 17330085

Fira Neily W 17330086

Windi Pitriyani 17330107

Hirim Hotma Uli Aprianis 17330735

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

FAKULTAS FARMASI

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini bisa selesai dengan

baik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mata kuliah

MIKROBIOLOGI dan VIROLOGI.

Makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna baik dari segi materi

maupun dari teknik penulisan.Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih

banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,

mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua

pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang

lebih luas kepada pembaca khususnya mengenai . Atas perhatiannya kami ucapkan

terima kasih.

Jakarta, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................
2
1.3. Manfaat...............................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1. Pengertian Protozoa
.......................................................................................................................
3
2.2. Karakteristik Protozoa
.......................................................................................................................
3
2.3. Reproduksi Protozoa
.......................................................................................................................
5
2.4. Ciri-ciri Protozoa
.......................................................................................................................
6
2.5. Morfologi Protozoa
.......................................................................................................................
7
2.6. Fisiologi Protozoa
.......................................................................................................................
8
2.7. Adaptasi Protozoa atau Siklus Hidup
.......................................................................................................................
9

iii
2.8. Klasifikasi Protozoa
.......................................................................................................................
11
2.8.1. Rhizopoda
.......................................................................................................................
11
2.8.2. Mastigophora atau Flagella
.......................................................................................................................
15
2.8.3. Sporozoa
.......................................................................................................................
17
2.8.4. Ciliata
.......................................................................................................................
22
2.9. Nutrisi Pada Protozoa
.......................................................................................................................
24
2.10. Peranan Protozoa Bagi Kehidupan
.......................................................................................................................
25
BAB III PENUTUP
.............................................................................................................................................

27

3.1. Kesimpulan
.............................................................................................................................................

27

3.2. Pertanyaan Pembelajaran


.............................................................................................................................................

28

DAFTAR PUSTAKA

iv
.............................................................................................................................................

29

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari

bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa

adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.

Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan

Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai

sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya

berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami

kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies

Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya,

beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.

Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat

dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh

bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa.

Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan

selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan

dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari

jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buahProtozoa adalah organisme

uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa diantaranya sudah bersimbiosis

1
dengan makhluk hidup lainnya. Pencernaan secara intraseluler di dalam vakuola

makanan. Alat gerak berupa pseudopodium, ciliate atau flagella.Pengambilan

makanan secara holozoik, saprofit,saprozoik dan holophitik. Umumnya berkembang

biak melalui pembelahan sel dan konyugasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yang

timbul sebagai berikut :

1. Apa itu Protozoa ?


2. Bagaimana karakteristik dari organisme Protozoa ?
3. Bagaimana klasifikasi dari Protozoa ?
4. Struktur hidup dari protozoa ?
5. Nutrisi dari protozoa ?
1.3. Manfaat

Dengan dilakukannya pembahasan mengenai Protozoa ini selain untuk

memenuhi tugas Mata Kuliah Mikrobiologi dan Virologi, juga diharapkan menambah

pengetahuan serta memperluas cakrawala para pembaca.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1. Pengertian Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari

bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa

adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.

Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa

termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot

karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari

algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan

tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk

badan buah (Budirahayu, 2014).

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara

algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat

dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan

protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan

sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan

kemampuan untuk berfotosintesis (Heryahyadi, 2013).

2.2. Karakteristik Protozoa

Protozoa termasuk microorganisme (micros=kecil, organisme= makhluk

hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100mikron. Protozoa merupakan penghuni

tempat berair/ tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat ciste (Kristal).

Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang

melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nucleus) butir inti (nucleolus),

Rongga (vakuola), mitokondria. Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada

3
beberapa spesis yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu

inti, tetapi dari beberapa spesis secara generative berkonyugasi karena individu jantan

dan betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya

protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuknya bermacam-macam, ada yang

tidak tetap dan ada yang tetap. Yang terakhir disebabkan telah memiliki pelliculus

(kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella, bersilia, dan

berspora. Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa

spesies kecil, misalnya stentor coerelus berwarna biru , dan bleprusma

lateria berwarna merah, atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di

bedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih

padat dan bergranula Endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi

ada juga yang lebih,stuktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular.

Pada nucleus vesicular khromatin terkonsentrasi dalam massa atau butir (Arcella),

sedang yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui

seluruh nucleus (Amoeba). Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan

atas vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari.vakuola yang

terakhir itu mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa. Sebagai aturan

umum vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air

tawar,tetapi tidak terdapat pada sebagian besar protozoa yang hidup parasit dan hidup

dalam air laut. Fungsi vakuola kontraktil kecuali sebagai alat ekskresi juga berfungsi

sebagai pengatur osmosis tubuh. Mitokondria terdapat dalam protozoa pada bagian

yang melakukan pernafasan secara airobik. Pada sebagian besar mitokondria

mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan

4
penggunaan energy untuk alat gerak ,vakuola kontraktil. Alat gerak pada protozoa

bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan cilia.

Flagella dan cilia merupakan cirri dari Mastigophora dan ciliata mempunyai

kemiripan dalam ultrastuktur. Keduanya merupakan benang bergetar (Budirahayu,

2014).

2.3. Reproduksi Protozoa

Reproduksi Protozoa secara aseksual (ameba dan flagelata penginfeksi manusia.

Reproduksi aseksual umum adalah pembelahan biner). Sebagian lagi Protozoa

melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau

dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti

vegetatif disebut konjugasi. Pembelahan longitudinal dan transversal masing-masing

terjadi pada flagelata dan ciliata. Endodiogeni adalah pembelahan aseksual dan terjadi

di dalam sel dan terlepas menghasilkan dua anakan.

a. Endodiogeni terjadi pada Toxoplasma. Pada apicomplexa pembelahan

aseksual disebut schizogoni. Schizogoni adalah pembelahan nukleus menjadi

beberapa anakan diikuti pembelahan sitoplasma, sehingga

menghasikanmerozit bernukleus tunggal kecil. Pada Palsmodium, Toxoplasma

dan apicompexa lainnya siklus seksual meliputi produksi gamet, fertilisasi

gamet menghasilkan zigot, kistasisasi zigot menjadi oosit, dan pembentukan

sporozoit dalam oosit.


b. Beberapa protozoa memiliki siklus hidup kompleks dan memerlukan 2 inang

berbeda, beberapa protozoa hanya melibatkan 1 inang untuk menyelesaikan

siklus hidupnya.
2.4. Ciri-ciri Protozoa

5
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah

satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu

sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,

sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :

• Organisme uniseluler (bersel tunggal)

• Eukariotik (memiliki membran nukleus)

• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.

• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

• Hidup bebas, saprofit atau parasit

• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan

penting sebagai indikator polusi

• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.

• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau .

Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa

berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa

yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai

sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan

bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan

adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan

pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel

6
atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya,

menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian

tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya

setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang

masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila

keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan,

maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi

amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali,

maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya

amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri

seperti semula.

2.5. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan

sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur

tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.

Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat

yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat

membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan

yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa

tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada

jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai

denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa

seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan

7
Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk

membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan

skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.

Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu

jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang

dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia,

namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan

mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

2.6. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa

dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau

hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung

enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses

transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan

makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik

secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka

oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.

Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk

sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat

saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola.

Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul

dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar

dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari

8
kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel

untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola

makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom

memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan

makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan

didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna

dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.

Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut

sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah

makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya

dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya

Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu

maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses

metabolismenya adalah antara pH 6-8.

2.7. Adaptasi Protozoa atau Siklus Kehidupan

Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,

bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan

konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan

peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat

menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,

mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau

"mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang

mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.

9
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber

makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa

dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah

penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania

trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap

proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat

bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan

kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen

untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk

bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu

host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho

= untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses

mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses

mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi.

Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara

beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon

adalah hermaphroditic.

Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat

menyebabkan malaria atau disentri amuba.

2.8. Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan strukturnya di bawah mikroskop elektron :

10
 Phylum : Sarcomastigophora, contohnya Tripanosoma sp
 Sub-phylum Mastigophora
 Sub-phylum Opalinata
 Sub-phylum Sarcodina
 Phylum : Labyrinthomorpha, contohnya Labyrinthula sp
 Phylum : Apicomplexa, contohnya Toxoplasma sp
 Phylum : Myxozoa, contohnya Ceratomyxa sp
 Phylum : Microspora, contohnya Encephalitozoon sp
 Phylum : Ascetospora, contohnya Marteilia sp
 Phylum : Ciliophora, contohnya Balantidium sp, Nyctoterus ovalis (hidup

sebagai parasite pada organisme lain)

Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas empat kelas

yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata.

2.8.1. Rhizopoda

Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang

bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran

dari sitoplasma, misal Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba

coli,dan Entamoeba histolytica. Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai

massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau dapat berubah – ubah bentuknya.

Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :

a. Ordo Lobosa, cirinya mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta

terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.

b. Ordo filose, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan

becabang-cabang.

c. Ordo foraminifera, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah halus.

11
d. Ordo helioza, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag yang

radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.

e. Ordo radiolarian, cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang

halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).

Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan

lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil

terdapat pada semua rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada.

Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air

tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

12
Beberapa spesiesnya memiliki cangkok atau cangkang untuk melindungi

selnya. Cangkang tersebut dari silikon (contoh Radiolaria) atau kalsium karbonat

(misal Foraminifera). Keduanya hidup di laut. Jika hewan tersebut mati maka

cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama sehingga dapat berubah menjadi

fosil. Fosil ini digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi atau sebagai petunjuk

sejarah bumi. Disamping itu fungsi lainnya adalah digunakan sebagai petunjuk

adanya sumber minyak bumi.Perilaku rhizopoda didasarkan pada rangsangan atau

respon terhadap berbagai stimulti eksternal maupun internal karena kepekaan

protoplasmanya. Hal ini dikarenakan belum dimilikinya system persyarafan. Anggota

kelas rhizopoda melakukan perkembangbiakan dengan pembelahan biner dan

pencernaan makanan dilakukan secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan

respirasinya dilakukan secara difusi.

Pembelahan biner

Contoh anggota kelas rhizopoda beserta manfaat atau kerugian yang ditimbulkan:

 Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan

disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)

13
 Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam

mulut sehingga mengakibatkan radang gusi (Gingivitis)

 Entamoeba coli, membantu pembentukan vitamin K

 Foraminifera sp, fosilnya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya

minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil Foraminifera disebut tanah

globigerina.

 Radiolaria sp, endapan tanah yang mengandung hewan tersebut

digunakan untuk bahan penggosok.

 Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan

sapi.

2.8.2. Mastigophora atau Flagellata

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk. Jadi,

organisme yang termasuk fillum Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk . fillum

flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk dan phoros : membawa).

Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi untuk alat peraba

dan alat penangkap makanan.

Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata merupakan

kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki klorofil sehingga ada

yang mengelompokkannya ke dalam alga. Berdasarkan ada tidaknya klorofil,

flagellata dibagi menjadi fitoflagellata dan zooflagellata.

14
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap

dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada beberapa species

memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang

termasuk pada golongan phytonagellata.

 Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator

(punya kemampuan asimilasi dengan karbon),Noctiluca millaris.

 Golongan Zooflagellata, misalnya Trypanosoma gambiense,

Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi,

Trichomonas vaginalis.

Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola

kontraktil, sementara yang berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi maupu

ekskresinya dilakukan secara difusi oleh permukaan tubuh.

Cara reproduksi mastigophora yaitu :

15
 Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal. Contohnya Euglena

viridis

 Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp.

Proses reproduksi:

Sperma x Ovum →Fertilisasi →Zigot → Zigospora → Zoospora → Individu

baru

Pencernaan dilakukan dengan gerakan flagel sehingga menimbulkan aliran

yang mendorong makanan kea rah sel untuk ditelan melalui mulut. Lalu menuju

cytopharynx dan dicernakan pada vakuola makanan. Pada flagellata saprophytic

nutrition (hidup dengan menghancurkan benda – benda di sekitarnya) pencernaan

dilakukan secara absorbsi.

Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan genus

Trichomonas.

1. Trypanosoma gambiensedanTrypanosoma rhodesiense, merupakan parasit

dalam plasma darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit tidur. Di Afrika

penularan dilakukan oleh lalat Tse-tse yaitu Glosina palpalis.

2. Trypanasoma cruzi, penyakit chagas di Amerika

3. Trypanasoma evansi, penyakit sura pada hewan

4. Trypanosoma brucei, penyakit nagana pada sapi dan kerbau

5. Trypanasoma vaginalis, penyebab keputihan pada vagina wanita

16
6. Trypanasoma foetus, parasit pada vagina sapi

2.8.3. Sporozoa

Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan

sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri)

maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam

hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.

Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit, sehingga makanan diambil

secara langsung dari hospesnya. Memiliki inti dan pada waktu melakukan

pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti membentuk

pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak. Sporozoa

tersebut melakukan respirasi dan ekskresi secara difusi.

Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara

generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative yaitu melalui pembelahan

berganda sehingga dihasilkan banyak individu anak. Secara generative yaitu melalui

pergiliran keturunan antara fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada

tubuh hospes perantara seperti Plasmodium dengan fase generative pada nyamuk

Anopheles betina.

Klasifikasi:

 Subclassis Telosporidia

• Ordo Gregarinidia, ex: Monocystis sp

• Ordo Coccidia, ex: Eimeria sp

17
• Ordo Hemosporidia, ex: Plasmodium sp

 Subclassis Neosporidia

• Ordo Myxosporidia, ex: Myxidium

• Ordo Sarcosporidia, ex: Sarcocystis

Perkembangbiakan atau siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium:

1. Schizogoni, terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang

2. Sporogoni , pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif.

3. Gamogoni / gametogenesis, tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam

tubuh inang perantara atau nyamuk.

Genus Plasmodium :

 Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam

(masa sporulasi) selang waktu 48 jam.

 Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala

demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.

 Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika dengan gejala

demam yang tidak teratur.

 Plasmadium ovale, disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala

demamnya lebih ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium

vivax.

18
 Toxoplasma, salah satu penyebab penyakit TORCH yang mengakibatkan

kematian janin

Siklus /daur hidup Plasmodium membutuhkan 2 inang mahkluk hidup :

a. Tubuh manusia

b. Tubuh nyamuk Anopheles betina

19
Keterangan :

1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian

mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.

2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.

3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian

menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati

banyak yang rusak.

4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam

jumlah banyak.

5. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah

penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap

dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.

6. Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit

berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma).

Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Lalu terjadi fertilisasi

di saluran pencernaan sehingga terbentuklah zigot.

7. Zygot berkembang menjadi ookinet masuk keusus untuk mendapatkan

makanan

8. Ookinet selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan

menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista

20
9. Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap

dinamakan sporozoit.

10. Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke

seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.

11. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk

akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.

2.8.4. Ciliata

Memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut

cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium

aurelia. Hidup di tempat-tempat yang berair misal: sawah, rawa, tanah berair dan

banyak mengandung bahan organik. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola

kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Respirasi dan ekskresi melalui

permukaan tubuh.

21
Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan cara

menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka

terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk

bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.

Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramecium candatum dan

adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium coli.

Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara:

1. Asexual

Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner

dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst.

Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan

pembelahan makronucleus.

2. Sexual (konjugasi)

Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel

untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi.

Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui

saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang

satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Selanjutnya perhatikan

gambar berikut ini:

22
Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah

a. Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung

bahan organik.

b. Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang

banyak protozoa.

c. Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.

d. Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus,

hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.

2.9. Nutrisi Pada Protozoa

Protozoa dalam memenuhi kebutuhan nutrizinya protozoa bersifat

Saprofitik ,Saprozoik , Holozoik , Holofitik :

1. Saprofitik : menyerap makanan dari hasil pembusukan zat organic yang

ada disekelilingnya .

23
2. Saprozoik : mengambil makanan dari organism mati yang telah

mengalami pembusukan.

3. Holozoik : memakan mikroorganisme lain , seperti bakteri , alga , dan

jamur (bersifat hewan ) Contoh : Fitoflagelata yang mampu menelan makanan

yang ada disekitarnya kemudian mencernanya.

4. Holofitik : membentuk makanan sendiri atau mampu berfotosintesis

(bersifat tumbuhan)

2.10. Peranan Protozoa bagi Kehidupan


a. Peran menguntungkan :

1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri

sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri

di alam.

2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan

sebagai plankton(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan

hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll.

3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber

minyak, gas, dan mineral.

4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk

tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.

b. Peran Merugikan :

24
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit

yang disebabkan Protozoa antara lain :

Jenis penyakit Protozoa


Disentri Entamoeba histolytica

Diare (Balantidiosis) Balantidium coli

Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense

Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii

Malaria tertiana Plasmodium vivax

Malaria quartana Plasmodium malariae

Malaria tropika Plasmodium falciparum

Kalaazar Leishmania donovani

Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi

BAB III

PENUTUP

25
3.1. Kesimpulan

1. Protozoa adalah hewan pertama atau mudahnya hewan tingkat rendah yang

hanya bersel satu.

2. Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas empat

kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata.

3. Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang

bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu)yang merupakan

penjuluran dari sitoplasma,misal Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella,

Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica

4. Mastigophora adalah Semua organisme yang tergolong flagellata memiliki

flagellum yang berperan sebagai alat gerak. Memiliki dinding tubuh yang

berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang

0,1 mm

5. Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan

sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu

sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap

tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.

6. Ciliata memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar atau

disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu.

3.2. Saran

Didalam mempelajari Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan


Invertebrata khususnya pada filum Protozoa hendaknya di pelajari dengan

26
sebaik-baiknya dan dengan metode yang menyenangkan agar materi dapat
terserap dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

27
Levine, Norman D. 1995. Protozoologi Veteriner. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Dwiastuti,Sri dan Puguh Karyanto. 2003. Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan I.


Surakarta: UNS Press.

Oman, Karmana. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung : Grafinda Media Pratama.

Budirahayu, Ni Luh Eka. 2014. Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa.

www.e-jurnal.com. Diakses 16 April 2019

Juli, Ahmad. (tanpa tahun). Reproduksi Protozoa. www.academia.edu. Diakses 16

April 2019

Purnomo, Bambang. 2005. Pengenalan Sifat-sifat Umum Mikroorganisme.

http://www.geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik3.pdf. Diakses 16

April 2019

28

Anda mungkin juga menyukai