Oleh:
Lilik Pudjiastuti
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
pudjiastutililik@yahoo.com
Abstrak
Dewasa ini iklan dan peredaran kosmetika, baik melalui perdagangan
manual maupun on line banyak terjadi di masyarakat, hal ini
mengakibatkan banyaknya peredaran kosmetika di masyarakat
yangtidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu.
Saat ini sudah terdapat regulasi tentang pembuatan dan pengawasan
peredaran kosmetika, namun kenyataan di masyarakat terdapat
beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pembuat, distributor dan/
atau pedagang kosmetika yang mengedarkan atau memperdagangan
kosmetika yang tidak aman, sehingga menimbulkan kerugian bagi
kesehatan masyarakat. Upaya pengendalian peredaran kosmetika
tidak hanya melalui insrumen peraturan perundang-undangan, tetapi
perizinan dan pengawasan. Sesuai dengan fungsi izin, maka perizinan
di bidang kosmetika merupakan salah satu instrumen yang digunakan
sebagai upaya preventif untuk mengendalikan pembuatan dan
peredaran kosmetika. Dalam upaya meningkatkan kepatuhan pelaku
usaha di bidang kosmetika untuk menaati peraturan perundang-
undangan dan perizinan diperlukan upaya penegakan hukum, berupa
pengawasan dengan penerapan sanksi.
Kata Kunci: Instrumen Kebijakan, Perizinan dan Penegakan Hukum
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagaimana diamanatkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka isu hukum yang diambil dalam pengabdian kepada
masyarakat adalah :
1. Apa instrumen kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dalam mengendalikan dan
mengawasi peredaran kosmetika yang berbahaya?
2. Bagaimana penegakan hukum terhadap kosmetika yang
tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan
mutu?
C. Pembahasan
1. Perizinan di Bidang Kosmetika Sebagai Upaya
Pengendalian Peredaran Kosmetika
Dalam kenyataan di masyarakat terdapat berbagai
produk sediaan farmasi yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, jika sediaan farmasi tersebut tidak memenuhi unsur
keamanan, kemanfaatan dan mutu. Salah satu jenis sediaan
farmasi yang banyak beredar dimana penggunaannya tanpa
diawasi oleh tenaga kesehatan adalah penggunaan kosmetika.
Terhadap kondisi tersebut penggunaan kosmetika sangat renta
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat,
oleh karena itu dalam pembuatan dan peredaran kosmetika
perlu mendapat campur tangan dari pemerintah untuk
memberikan jaminan atas ketersediaan sediaan farmasi yang
aman, bermanfaat dan bermutu, khususnya kosmetika sebagai
bagian dari SKN. Alasan perlunya campur tangan pemerintah
dalam mengatur kegiatan di bidang farmasi dijabarkan juga oleh
Richard A. Abood bahwa: “As health professionals, pharmacists are
highly regulated because the slightest misstep in drug distribution or
pharmaceutical care could cost a life.1Sehingga diperlukan kebijakan
1 Richard Abood, Pharmacy Practice and The Law, Fifth Edition, Jones
and Bartlett Publishers, Canada, 2008, h. 1.
160 Perizinan di Era Citizen Friendly
ISBN: 978-602-361-070-9
Golongan A Golongan B
Ruang izin produksi untuk izin produksi untuk
lingkup industri kosmetika industri kosmetika yang
yang dapat membuat dapat membuat bentuk
semua bentuk dan jenis sediaan
dan jenis sediaan kosmetika tertentu
kosmetika; dengan menggunakan
teknologi sederhana.
Persyaratan a memiliki a memiliki minimal
apoteker sebagai tenaga teknis
penanggung kefarmasian sebagai
jawab; penanggungjawab;
b memiliki fasilitas b memiliki fasilitas
produksi sesuai produksi dengan
dengan produk teknologi sederhana
yang akan dibuat; sesuai produk
c memiliki fasilitas yangakan dibuat; dan
laboratorium; dan c mampu menerapkan
d wajib menerapkan higiene sanitasi dan
CPKB. dokumentasi sesuai
CPKB.
Kandungan
Nama No. Izin Edar/Notifikasi,
No Bahan
Kosmetika Nama Produsen/Importir
Berbahaya
1. MUKKA 12 NA 11141203709/ produksi: P e w a r n a
Colors Eye Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Shadow 02 Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
2. MUKKA NA 11141203728/ produksi: P e w a r n a
Blush On 02 Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
3 MUKKA NA 11141203729/ produksi: P e w a r n a
Blush On 03 Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
4 MUKKA 6 NA 11141203716/ produksi: P e w a r n a
Colors Eye Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Shadow 01 Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
5 MUKKA NA 11141203726/ produksi: P e w a r n a
Blush On 01 Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
6 MUKKA NA 11141203725/ produksi: P e w a r n a
Blush On 04 Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
7 MUKKA Lip NA 11141301753/ produksi: P e w a r n a
Gloss Yiwu Yaqi Cosmetics Co. Merah K 10
Ltd, China. Diimpor oleh
PT. Dargiss Inti Sejahtera,
Jakarta
Tabel 2
Pemeriksaan Iklan Tahun 2014 semester 1
Hasil pre – review Hasil post – review
Tidak
Sampel Setuju Revisi Sampel MK TMK Ket
setuju
110 77 18 15 969 547 422 Media
cetak,
TV,
radio,
leaflet
dll
7 Ibid, hlm. 15
8 Supardi Sudibyo, Kajian Perundang-undangan tentang Iklan Obat
dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengawasan, Jurnal Kefarmasian
Indonesia, Vol. 1, No. 3, 2009, Jakarta, Litbang Kementerian
Kesehatan RI, hlm. 118
Perizinan di Era Citizen Friendly 173
ISBN: 978-602-361-070-9
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Dalam pembuatan dan peredaran kosmetik perizinan
merupakan instrument preventif yang dilakukan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk melakukan
seleksi dan mengendalikan produksi kosmetika agar
memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan
dan mutu. Jenis perizinan yang berkaitan dalam
pembuatan dan peredaran kosmetika meliputi : Izin
Usaha (Industri Produksi, Industri Impor, Usaha
Perdagangan), Izin Produksi, Izin Edar (Notifikasi)
dan Persetujuan Impor yang diterbitkan oleh masing-
masing instansi yang memiliki tugas dan fungsi di
bidangnya, baik di pemerintah maupun di pemerintah
daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Hukum dan Humas Kementerian kesehatan RI, Public
Warning Hati-hati! Kosmetika Mengandung Bahan berbahaya,
19 Desember 2014.
BPOM, 2014, Laporan Kinerja Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) Tahun 2013 dan Triwulan I Tahun 2014, Jakarta,
Kemeterian Kesehatan RI.
Didik Hariyanto, Memenangkan Persaingan Bisnis Produksi
Farmasi Melalui Marketing Public Relation, Jurnal Manajemen
Pemasaran, Vol 4 No.1, April 2009. Surabaya, Univ. Petra.
Kementerian Kesehatan, Rencana Strageti Pembangunan Kesehatan
Tahun 2015–2019, Jakarta, 2015.
Lilik Pudjiastuti, Prinsip Hukum Pengaturan Perizinan Kefarmasian,
Disertasi, FH Universitas Airlangga, Surabaya, 2013.
Richard Abood, Pharmacy Practice and The Law, Fifth Edition,
Jones and Bartlett Publishers, Canada, 2008,
Rudy Susanto, Faisal Abdullah dan Sabir Alwy, Pengawasan
Peredaran Obat Tradisional di Singkawang, Jurnal Penelitian
Hukum, Vol. 2, No. 2 Tahun 2013. Makassar, Univ.
Hasanudin.
Supardi Sudibyo, Kajian Perundang-undangan tentang Iklan
Obat dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengawasan, Jurnal
Kefarmasian Indonesia, Vol.1 No.3, Tahun 2009, Jakarta,
Litbang Kementerian Kesehatan RI