Anda di halaman 1dari 32

Mengenal COVID-19 dan peran Farmasi

dalam Pencegahannya

Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt


Ketua Prodi Magister Farmasi Klinik
Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta
LEARNING OUTCOMES

✓ Memahami tentang patofisiologi Covid-19


✓ Cara masuknya virus
✓ Gejala-gejalanya
✓ Memahami tatalaksana terapi pada Covid-19
✓ Drug repurposing untuk anti virus Covid-19
✓ Obat simtomatik dan obat anti inflamasi
✓ Mengetahui peran farmasi dalam pencegahan
Covid-19
COVID-19

 COVID-19 : Coronavirus Disease 2019


 Virus : SARS-CoV2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 )
 Pertama kali dilaporkan dari Wuhan
China, Desember 2019
 Masuk ke dalam inangnya melalui
reseptor ACE2 yang ada di berbagai
organ, utamanya melalui saluran
nafas, mulut dan mata
Expression of ACE2 – the receptor of SARS-CoV-2 – throughout the human body
Source: Gheblawi et al., 2020
COVID-19 pathogenic phases and potential therapeutic targets
(modified and adopted from Siddiqi and Mehra, 2020)
Gejala Covid-19

Journal of Autoimmunity
Volume 109, May 2020,
CARA PENULARAN VIRUS COVID

Orang Tanpa Gejala


tetap bisa
menularkan virus
pada orang lain
Klasifikasi Baru Pasien COVID-19

https://perdhaki.org/2020/07/16/definisi-baru-covid-19-tinggalkan-odp-pdp-otg/
3

https://perdhaki.org/2020/07/16/definisi-baru-covid-19-tinggalkan-odp-pdp-otg/
BAGAIMANA SISTIM IMUN
BEKERJA MELAWAN VIRUS ?
 Pada respon imun humoral :
 Sel limfosit B akan mengenali virus sebagai musuh →
menghasilkan antibody terhadap virus
 Antibodi akan mengeliminasi virus dari tubuh
 Pada respon imun seluler :
 Virus yang masuk ke sel dendritik akan dipresentasikan
terhadap sel limfosit T, baik T helper (Th) atau T sitotoksik
(Tc)
 Limfosit Th akan mengenali antigen virus dan menghasilkan
sitokin yang memicu sel limfosit B menghasilkan antibody
→ mengeliminasi virus
 Limfosit Tc akan mengeluarkan senyawa yang akan
menghancurkan sel yang terinfeksi virus → virus akan
tereliminasi
Pada Covid-19 yang berat

https://investorshangout.com/post/view?id=5724209
COVID-19 pathogenesis and cytokine storm with possible effects

Nile, et al, 2020; Cytokine and Growth Factor Reviews 53 (2020) 66–70
TERAPI FARMAKOLOGI
▪ Terapi farmakologis untuk pasien COVID-19 secara umum adalah
dengan terapi antivirus
▪ Saat ini belum ada satu pun obat antivirus spesifik untuk virus Covid-
19 yang terbukti efektif dan secara resmi direkomendasikan.
▪ Antivirus yang digunakan mengacu pada terapi ketika epidemi SARS
dan MERS, atau jenis flu lain
▪ Di Indonesia, Panduan terapi Covid-19 disusun oleh PDPI bersama
beberapa asosiasi dokter lain)
▪ Lebih dari 600an uji klinik di seluruh dunia saat ini dilakukan dengan
berbagai obat, yang sebagian besar adalah drug repurposing →
menggunakan obat yang sudah ada untuk indikasi lain sebagai terapi
Covid-19 → sebagai antivirus, anti inflamasi, atau imunomodulator
Antivirals :
✓ Chloroquine/hydroxychloroqui
ne
✓ Lopinavir/ritonavir
✓ Ribavirin
✓ Oseltamivir
✓ Umifenovir (Arbidol)
✓ Remdesivir
✓ Favipiravir (Avigan)
✓ Tocilizumab/sarilumab
✓ Camostat mesylate

Sanders et al, 2020


Obat-obat yang digunakan
pada protocol Covid-19 di Indonesia
CATATAN TENTANG OBAT COVID-19 :
KLOROKUIN (CQ) DAN HIDROKSIKLOROKUIN (HCQ)
 Obat-obat untuk COVID-19 saat ini masih menjalani uji klinik di berbagai negara, dan belum ada kesimpulan
mengenai hasilnya mana yang paling efektif.
 Penelitian observasional penggunaan klorokuin dan hidroksiklorokuin pada pasien COVID-19 yang sedang
berlangsung di beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan hasil sementara sebagai berikut:
 Tidak meningkatkan risiko kematian dibandingkan pengobatan standar pada COVID-19.

 Walaupun menimbulkan efek samping pada jantung berupa peningkatan interval QT pada rekaman jantung, tetapi
tidak menimbulkan kematian mendadak. Efek samping ini sangat sedikit karena sudah diketahui sehingga bisa
diantisipasi sebelumnya.
 Penggunaan obat ini dapat mempersingkat lama rawat inap di rumah sakit pada pasien COVID-19.

 Penggunaan kedua obat ini harus tetap merujuk pada informasi kehati-hatian tentang adanya risiko gangguan jantung
pada penggunaan QC dan HCQ → karena itu, penggunaannya harus dalam pengawasan ketat oleh dokter dan
dilaksanakan di rumah sakit.
CATATAN TENTANG OBAT COVID-19 :
OSELTAMIVIR DAN FAVIPIRAVIR (AVIGAN)
 Obat-obat antiviral yang digunakan juga di Indonesia adalah oseltamivir (Tamiflu)
dan favipiravir (Avigan)
 Oseltamivir (Tamiflu) adalah obat anti influenza yang dulu digunakan untuk flu
burung dan SARS → efektivitasnya untuk COVID-19 belum terbukti secara klinis,
walaupun ada testimoni bahwa sebagian orang sembuh dari COVID-19 dengan
Tamiflu → mungkin memang karena ada influenza
 Favipiravir (Avigan) adalah obat antiinfluenza produksi Jepang → sebagai
alternatif dari Tamiflu → efektivitasnya untuk Covid-19 masih perlu dipastikan
dalam Uji Klinik
 Keduanya adalah obat keras yang harus diperoleh dengan resep dokter dan
digunakan dalam pengawasan dokter
 Setiap obat ada risiko efek samping yang harus diperhatikan
Mengapa Oseltamivir kurang poten terhadap Covid-19?

https://hungarytoday.hu/coronavirus-dangers-flu-doctor-medic/

Oseltamivir adalah inhibitor neuraminidase


Pada virus influenza, terdapat neuraminidase yang menjadi
target aksi oseltamivir dalam menghambat replikasi virus,
sedangkan SARS-CoV2 tidak memiliki neuraminidase
AVIGAN (FAVIPIRAVIR)
 Favipiravir, atau Avigan,adalah antiviral yang bekerja menghambat sintesis RNA virus
 Pertama kali disetujui th 2004 di Jepang sebagai obat influenza yang tidak bisa diatasi dengan obat lain.
UPDATE TENTANG LOPINAVIR/RITONAVIR DI INDONESIA

Gugus Tugas Covid-19 tgl 12 Juni 2020 mengumumkan 5 kombinasi obat yang dikatakan efektif di
Indonesia:

 1. Lopinavir-ritonavir-azitromisin
2. Lopinavir-ritonavir-doksisiklin
3. Lopinavir-ritonavir-klaritromisin
4. Hidroksiklorokuin-azitromisin
5. Hidroksiklorokuin-doksisiklin

 https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5050999/gugus-tugas-covid-19-umumkan-5-kombinasi-
obat-yang-efektif-lawan-corona
PRECAUTION

✓ Perlu diperhatikan efek samping umum dari lopinavir/ritonavir:


✓ gastrointestinal distress, spt mual dan diare (sampai 28%)
✓ hepatotoxicity (2%-10%)
✓ Adverse effects dapat memburuk dengan adanya terapi
kombinasi dan infeksi virus karena 20% - 30% pasien COVID-19
mengalami peningkatan transaminase (Wu et al, 2020)
✓ Pada sebuah RCT, 50% pasien dengan lopinavir/ritonavir
mengalami adverse effect dan 14% pasien menghentikan terapi
karena gastrointestinal adverse effects (Cao et al, 2020)
✓ Karena itu, pasien dengan alanine transaminase yang tinggi
tidak direkomendasikan menggunakan lopinavir/ritonavir
OBAT-OBAT UNTUK MENGATASI GEJALA COVID
DAN PENYAKIT PENYERTA
 Untuk pengatasan gejala COVID-19, umumnya digunakan obat-obat seperti :
 Parasetamol : obat turun panas/demam dan nyeri
 Obat antiradang lain: ibuprofen, Na diklofenak, bisa digunakan
 Obat batuk ekspektoran atau mukolitik untuk mengencerkan dahak dan
memudahkan batuk
 Obat untuk pengatasan gejala umumnya termasuk golongan obat bebas terbatas
yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun pemilihannya harus disesuaikan
dengan kondisi pasien, dengan memperhatikan kontraindikasi pasien
 Untuk pengatasan penyakit penyerta, disesuaikan dengan penyakitnya : diabetes,
hipertensi, artritis, dll.
 Untuk gejala Covid-19 yang berat perlu diberikan terapi-terapi supportif, tergantung
masalah medisnya (misalnya menggunakan ventilator, dll. )
DEKSAMETASON UNTUK COVID-19 YANG KRITIS ?

 Sebuah uji klinik di UK (RECOVERY) menemukan fakta bahwa


deksametason 6 mg/hari mengurangi kematian sampai 1/3 pada
pasien COVID-19 yg menggunakan ventilasi mekanis, dan sampai
1/5 pada pasien yang menggunakan oksigen, namun tidak
berpengaruh pada pasien yang tidak menggunakan bantuan
respirasi
 Deksametason diduga bermanfaat karena berefek anti-inflamasi dan
dapat menekan sintesis sitokin yang terlibat dalam “cytokine
storms” yg dapat menyebabkan kematian
 Tidak bermanfaat untuk pencegahan maupun pengobatan pada
Covid-19 ringan karena memiliki efek sebagai imunosupresan dan
tidak memiliki efek anti virus
PENCEGAHAN COVID-19 ?

 Sebagian besar penyakit akibat virus dapat dicegah dengan daya


tahan tubuh yang kuat
 Caranya: Dengan mengaktifkan sistem imun tubuh melalui penerapan
pola hidup sehat:
 Pola makan yang teratur, dengan gizi yang mencukupi dan
seimbang.
 Minum air putih sedikitnya 6 gelas per hari, dan sebaiknya air
hangat.
 Olahraga setidaknya 3 kali seminggu, masing-masing 30 min
menit.
 Menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan
 Istirahat cukup, tidur 6-8 jam/hari
 Manajemen stress
PENCEGAHAN COVID-19 ?
APA MAKSUDNYA
MENGUATKAN
SYSTEM IMUN ?

 Menguatkan system imun berarti


meningkatkan jumlah sel-sel imun dan
meningkatkan aktivitasnya
 Sistem imun dapat dipengaruhi oleh :
 Lingkungan
 Makanan
 Usia
 Kondisi Kesehatan
 Konsumsi obat-obatan
SUPLEMEN UNTUK
PENGUAT SISTEM IMUN ?

Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk


melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau
lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain
(berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai
gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi (SK BPOM
NOMOR HK.00.05.23.3644, th 2004)

 Berbagai merk multivitamin dan mineral telah beredar di pasaran, baik


dalam bentuk tunggal/spesifik, atau kombinasi.
 Vitamin dan mineral yang paling terkait dengan fungsi system imun :
Vitamin C, E, D, zinc, selenium
HERBAL PENGUAT SISTEM IMUN =
IMMUNOSTIMULAN ?
 Sediaan herbal yang mengandung Echinaceae, Pyhlantus
niruri → secara in vitro dapat meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag, meningkatkan proliferasi limfosit, dll.
 Sebagian besar klaim imunostimulan berdasarkan uji in vitro
dan uji preklinik, belum ada evidence klinis yang
mendukung secara kuat
 Empon-empon (kunyit, jahe, temulawak, dll) : sudah lama
digunakan secara empiris untuk menjaga kesehatan, secara
preklinik memiliki efek antiradang
 Berbagai sediaan ada di pasaran → tidak dilarang, tetapi juga
tidak diharuskan. Dipersilakan saja
PERAN FARMASI ?

 Apoteker dan tenaga farmasi lainnya perlu memahami tentang COVID-19, cara
transmisinya, pencegahannya, dan pengobatannya
 Apoteker berperan dalam pengelolaan perbekalan farmasi di RS terkait dengan obat-
obat untuk pasien COVID-19
 Apoteker memiliki peran strategis untuk memberikan edukasi dan informasi terkait
dengan obat dan penggunaan obat yang tepat seputar COVID-19
 Apoteker dapat berperan mencegah penularan Covid-19 dengan mengedukasi tentang
protokol Kesehatan dan pentingnya menjaga system imun
SEKIAN
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai