Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PERANAN ALGA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Alga Dan Lumut

Dosen Pengampu : Dwijowati Asih Saputri, M.Si

Disusun Oleh:
Altalariq Majid Sanjaya (2071010003)
Annisa Nabillah (2071010012)
Putri Pramisti Asih (2071010018)
Winda Lestari (2071010021)

KELAS A BIOLOGI FAKULTAS


SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
taufiq-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peranan Alga Bagi
Kehidupan Manusia”. Shalawat beserta salam senantiasa kami dengung
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabar
serta umatnnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan syafaatnya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Dwijowati Asih Saputri, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Alga dan
Lumut, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang peran alga bagi kehidupan
manusia yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi
penulis serta bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuan, dan juga kepada keluarga serta teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan
guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Lampung, 05 Oktober 2021

Hormat Kami

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii DAFTAR ISI .................................................................................................
iii DAFTAR GAMBAR
..................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3
A. Pengertian Alga..........................................................................................3
B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Alga ................................................................3
C. Manfaat Mikroalga.....................................................................................4
D. Manfaat Makroalga .................................................................................10
E. Manfaat Jenis-Jenis Alga di Berbagai Bidang
.........................................14
F. Dampak Buruk Dari Alga Bagi Kehidupan Manusia ..............................23
BAB III PENUTUP .......................................................................................24
A. KESIMPULAN
........................................................................................25
B. SARAN ....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................26

3
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1 Jenis-Jenis Alga................................................................................3


Gambar 2 Bentuk sel mikroalga (a) Spirulina plantesis (b) Dunaliella salina
(c) Chlorella vulgaris........................................................................................5
Gambar 3 Chlorella dan Spirulina...................................................................5
Tabel 1. Jenis Mikroalga Untuk Biodiesel........................................................6
Gambar 4 Chlorella sp., Schizochytrium sp., Nannochloropsis Sp.
Botryococcusbraunii..........................................................................................6
Tabel 2. Mikroalga yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi............7
Gambar 5 Porphyridium cruentum, Prymnesium parvum, Spirogyra sp.,
Dunnaliella sp. ..................................................................................................7
Tabel 3. Mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan dan
organik...............................................................................................................7
Gambar 6 Ascophyllum nodosum, Fucus vesiculosus.......................................8
Gambar 7 Cyanophyta.....................................................................................12
Gambar 8 Chlorophyta.....................................................................................13
Gambar 9 Laminaria .......................................................................................13
Gambar 10 Chondrus crispus..........................................................................14
Gambar 11 Kombucha..........................................................................................15
Gambar 12 Nori...............................................................................................16
Gambar 13 Blooming alga ..............................................................................24

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Algae merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki tingkat
keanekaragaman yang tinggi. Istilah algae berasal dari bahasa Latin “alga” yang
berarti ganggang laut atau yang lebih populer dengan istilah rumput laut. Padanan
kata untuk algae dalam bahasa Yunani adalah “phycos”, sehingga ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan algae juga disebut dengan Fikologi.
Beberapa istilah lain yang bisa digunakan untuk algae, misalnya “Poun scums”,
“Frog spittel”, “Water mosses” dan “Seaweeds”.
Alga adalah organisme mirip tumbuhan, yang diklasifikasikan di bawah
kerajaan Protista. Mereka kebanyakan uniseluler dan ditemukan di habitat sejuk,
laut dan air limbah. Sebagian besar alga adalah autotrof, mengandung pigmen
fotosintetik di sel-sel mereka. Jenis alga heterotrofik dan miksotrofik ditemukan
sebagai mode nutrisi lainnya. Alga miksotrofik menggunakan mode nutrisi,
autrofi dan heterotrofi. Alga autotrofik berfungsi sebagai produsen utama rantai
makanan akuatik. Sekitar 70% oksigen dihasilkan oleh alga.
Semua sel di tubuh tumbuhan alga mampu tumbuh dan berkembang biak.
Ukuran tubuh alga bervariasi dari mikroalga hingga makroalga. Cyanobacteria
adalah mikroalga prokariotik. Mereka juga disebut alga biru-hijau. Gulma laut
adalah makroalga. Alga menghasilkan spora motil selama reproduksi vegetatif.
Reproduksi generatif alga eukariotik terjadi oleh penyatuan gamet jantan dan
betina, yang diproduksi pada individu yang berbeda. Oleh karena itu, alga
eukariotik secara seksual dimorfik.
Chlorophyta, Rhodophyta dan Phaeophyta adalah tiga jenis alga
morfologi. Chlorophyta adalah kelompok alga yang paling beragam. Klorofil,
beta-karoten dan xanthphylls adalah pigmen yang ditemukan di Chlorophyta.
Oleh karena itu, Chlorophyta disebut alga hijau. Rhodophyta adalah alga merah,
mengandung phycoerythrin sebagai pigmen fotosintetik utama. Phaeophyta
adalah alga coklat, mengandung klorofil dan fucoxanthin sebagai pigmen
fotosintetik.
Alga berperan penting dalam ekosistem karena menghasilkan energi dan
bahan makanan bagi ekosistem perairan. Alga juga umumnya digunakan sebagai

1
bahan baku pembuatan polisakarida, funori, sumber mineral, bahan pakan ternak
dan sebagainya.
Walaupun algae telah lama digunakan sebagai bahan makanan seperti yang
dijelaskan Prescott (1969) dalam “The Poetic Literature of Chinese about 600
B,C”, ternyata alga masih dianggap kurang memiliki nilai ekonomis penting
dibangding dengan fungi dan bakteri. Oleh karena itu, disaat ini para fikolog di
berbagai belahan dunia dalam melakukan penelitian tidak hanya terfokus pada
masalah morfologi, fitologi, fisiologi dan hal-hal lainnya tentang algae secara
terperinci, tetapi juga mulai melakukan penelitian secara berkelanjutan tentang
berbagai aspek yang berkaitan dengan pemanfaatan algae.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian alga?
2. Apakah karakteristik dan ciri-ciri alga?
3. Apa sajakah manfaat mikroalga, makroalga dan juga perannya secara luas
di berbagai bidang dalam kehidupan manusia?
4. Apa sajakah dampak buruk yang disebabkan oleh alga bagi kehidupan
manusia?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yakni:
1. Mengetahui tentang pengertian alga.
2. Mengetahui tentang karakteristik dan ciri-ciri alga.
3. Mengetahui tentang manfaat mikroalga, makroalga dan juga perannya
secara luas di berbagai bidang dalam kehidupan manusia.
4. Mengetahui tentang dampak buruk yang disebabkan oleh alga bagi
kehidupan manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alga

Gambar 1 Jenis-Jenis Alga

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak


memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dianggap tidak
memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun dan
sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongan pula sebagai tumbuhan bertalus.

B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Alga


Alga memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Autotrof
2. Aquatic
3. Tubuh bertalus, tidak memiliki berkas pengangkut
4. Organ reproduksi tidak dilindung lapisan sel steril.
Alga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan organisme eukariotik;
2. Ada yang uniseluler (bentuk benang/pita) dan ada yang multiseluler
(bentuk lembaran);
3. Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof. Selain klorofil, alga juga
memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna
merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning), karotena
(warna keemasan);
4. Tubuh alga tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuhnya
berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam golong thalophyta.
5. Reproduksi secara aseksual (dalam fragmrntasi, pembelahan, pembentukan
spora), maupun seksual (dengan oogami dan isogami). Oogami terjadi jika
antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan
sulit dibedakan. Isogami terjadi jika natara sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah
dibedakan. Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi
pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang
menjadi individu baru;
6. Habitat di perairan (tawar-laut), temoat lembab. Ada yang menempel pada
batuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan
sebagai (epifitik), dan menempel pada tubuh hewan (epizoik).

C. Manfaat Mikroalga
Mikroalga diadang-gadang mampu menyediakan stok pangan dan energi
dalam waktu yang singkat, membutuhkan lahan yang tidak terlalu luas, dapat
ditumbuhkan pada lahan non produktif, dan mudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan mikroalga dapat digunakan untuk mengolah limbah cair organik
sehingga dihasilkan buangan limbah yang lebih aman dan dapat dengan mudah
dinetralkan kembali oleh alam.
Mikroalga adalah sejenis makhluk hidup unisel berukuran antara 1
mikrometer sampai ratusan mikrometer yang memiliki klorofil,hidup di air tawar
atau laut, membutuhkan karbon dioksida, beberapa nutrien dan cahaya untuk
berfotosintesis. Mikroalga memiliki kinerja yang hampir sama dengan tumbuhan
bersel banyak, akan tetapi tidak memiliki akar, daun, dan batang untuk
berfotosintesis. Menurut beberapa peneliti, mikroalga diibaratkan sebagai pabrik
kecil dalam ukuran sel mikro yang mengubah karbondioksida menjadi material
potensial seperti biofuel, pangan, dan biomaterial melalui energi matahari. (Chisti,
2007).
Gambar 2. Bentuk sel mikroalga (a) Spirulina plantesis (b)
Dunaliella salina (c) Chlorella vulgaris
Sejarah pemanfaatan mikroalga pertama kali dalam peradaban manusia
masih belum jelas. Namun, Habib et al (2008) menyatakan bahwa mikroalga telah
lama digunakan oleh suku azec di pedalaman Meksiko. Hal ini diketahui oleh
bangsa Spanyol ketika menjajah Meksiko, dan diketahui bahwa penduduk lokal
memanfaatkan “makanan berwarna hijau biru” yang diperoleh dari danau
setempat dan mengolahnya menjadi cake.

Gambar 3 Chlorella dan Spirullina


Borowitzka (2011), dalam website BEAM (Biotehcnological and
Enviromental Application of Microalgae), menjelaskan sejarah budidaya secara
modern yakni diawali pada tahun 1890, budidaya mikroalgae diperkenalkan
pertama kali oleh Beijerinck dengan mengunakan Chlorella vulgaris, dan
dikembangkan oleh Warburg pada tahun 1900. Dan budidaya yang menjadi fokus
penelitian pada tahun 1948 di Stanford (USA0, Essen (Jerman) dan Tokyo. Dan
budidaya untuk komersial dimulai pada tahun 1960 di Jepang dengan
menggunakan mikroalga Chlorella pada tahun 1970 menggunakan jenis Spirulina
di Thailand, pada tahun 1980, sudah terdapat 46 pabrik budidaya mikroalga skala
besar di Asia, dengan produksi rata-rata satu ton perbulan dengan hasil Chlorella
yang paling mendominasi. Produk komersial ketiga adalah Dunaliella salina,
sebagai sumber beta karotin, didirikan di Australia oleh Western-Biotechnology
Ltd dan Betatene Ltd pada tahun 1986.
Harun et al, (2010b) memaparkan beberapa produk yang dapat dihasilkan
dari mikroalga diantaranya:
1. Produk Energi
Mikroalga berpotensi sebagai sumber energi terbarukan karena memiliki
kandungan yang dapat diolah menjadi beberapa jenis senyawa seperti
biodiesel, bioethanol, dan methana.
Table 1. Jenis Mikroalga Untuk Biodiesel
Mikroalga Kandungan Lemak (Lipid)
Berat Kering
Chlorella sp. 28-32%
Schizochytrium sp. 50-77%
Nannochloropsis sp. 31-68%
Botrycoccus braunii 25-75%
(Christi, 2007)

Gambar 4 Chlorella sp., Schizochyrium sp., Nannochloropsis sp.,


Botrycoccus braunii
Mikroalga yang mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi dapat
dimanfaatkan sebagai produk bioethanol dengan metode fermentasi.
Namun berdasarkan laporan para peneliti, produk bioethanol dari
mikroalga masih dalam tahap pengembangan karena secara komersial
masih belum memungkinkan serta teknologi yang digunakan masih
kompleks. Berikut beberapa contoh mikroalga yang mengandung
karbohidrat dan protein tinggi:
Table 2. Mikroalga yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi
Mikroalga Karbohidrat (%) Protein (%)
Porphyridium 40-57 28-39
cruentum
Prymnesium parvum 25-33 28-45
Spirogyra sp. 33-64 49
Dunnaliella salina 32 57
(Becker,1994)

Gambar 5 Porphyridium cruentum, Prymnesium parvum, Spirogyra sp.,


Dunnaliella salina

2. Produk Pangan dan Organik


Selain sebagai produk pangan, mikroalga juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pangan, biopolimer penghasil plastik, sebagai suplement, obat-
obatan, dan keperluan medis lainnya. Kandungan mikroalga yang dapat
dimanfaatkan sebagai produk pangan dan organik, yaitu:
Table 3. Mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan dan
organik
Mikroalga Kandungan Manfaat
Pavlova vidiris, Omega 3 Suplement bernilai
Nannochlorpsis sp. tinggi
Schizochytrium DHA (33-39%) Melawan kanker,
mangrove AIDS, serangan

7
jantung, menurunkan
kolesterol,
meningkatkan sistim
imun, dan detoksifikasi.
Chlorella sp. Klorofil Memperbaiki sel,
meningkatkan
haemoglobin, sumber
pigmen padakosmetik,
dan pangan.
Sprulina plantesis Protein (68%) Pakan alami jenis
udang, kosmetik.
Dunaliella salina, Karotenoid Antioksidan, penyedia
Chlorella vitamin A, dan pewarna
sorokiniana. alami.

3. Mikroalga untuk Pengolahan Limbah


Secara teknis, mikroalga menyerap kandungan senyawa organik dan
nutrien yang masih tersisa dalam limbah, dan menghasilkan oksigen yang
dapat menurunkan kadar COD dan BOD dalam limbah lewat bantuan
bakteri pengurai zat organik (Hadiyanto et al, 2012a). Selain itu,
mikroalga dapat menyerap beberapa senyawa berbahaya yang terdapat
dalam limbah. Berdasarkan laporan Harun et al (2010a), mikroalga
jenis Ascophyllum nodosum secara efektif dapat memindahkan metal
cadmium, nikel, dan seng dari limbah. Fucus vesiculosus dapat menyerap
metal chromium (III), dan sebagainya.

Gambar 6 Ascophyllum nodosum, Fucus vesiculosus.

8
Spesifikasi teknologi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam skala
industri adalah sebagai berikut:
1. Mikroalga sebagai pembersih udara
Tidak dipungkiri bahwa mikroalga dapat tumbuh dengan cepat jika berada
pada kondisi optimum. Hal ini yang memungkinkan mikroalga sebagai
salah satu sel utama yang dapat menyerap gas karbon dioksida dalam
jumlah yang banyak.
Dalam skala industri, cerobong asap penghasil polusi udara, dapat
dibersihkan dengan memanfaatkan mikroalga sebagai agen pembersih
asap CO2 sehingga pada nantinya efek rumah kaca dapat diturunkan
dengan bertahap.
Dalam skala yang lebih spesifik, mikroalga dapat digunakan untuk
menangkap gas karbon dioksida dalam teknologi produksi biogas, di mana
selama ini biaya pemurnian methana dan karbondioksida dalam biogas
masih tergolong mahal.
2. Mikroalga sebagai sumber biosemen
Mikroalga sebagai sumber biosemen bukan hal mustahil. Selama ini biaya
pembuatan semen masih mahal mengingat semen yang diproses harus
mengguankan suhu tinggi berada pada kisaran 1000ºC. Dessy, et al (2011)
memberikan paparan mengenai teknologi mikroalga untuk menghasilkan
biosemen, di mana pada nantinya diharapkan konsumsi energi lebih
rendah, dan emisi yang dihasilkan juga tergolong rendah. Konsep
mikroalga ini mengacu pada terbentuknya kalsium (CaCO3) dari reaksi
mikroalga.
3. Mikroalga sebagai pupuk organik
Mikroalga mengandung sumber karbon nitrogen dan phosphor. Hal ini
yang memungkinkan dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah apabila
digunakan sebagai sumber pupuk organik. Hal yang menarik dari teknologi
mikroalga ini adalah dapat dimanfaatkannya strain mikroalga jenis tertentu
dalam limbah pupuk industri pupuk seperti urea-amonia untuk menyerap
senyawa nitrit dan senyawa kimia lain yang tidak dapat direcorvery dengan
teknologi pada umumnya, sehingga pada nantinya blending antara pupuk
sintesis dan organik.

9
Teknologi mikroalga berkembang seiring dengan naiknya dampak global
warming, kebutuhan energi, pangan, dan air bersih di dunia. Beberapa tahun
belakangan ini banyak industri berbasis mikroalga yang mulai bermunculan untuk
menghasilkan produk atau memanfaatkan teknologi mikroalga untuk kepentingan
tertentu. Sebagai contoh Algaetech Malaysia, Solazyme Amerika, Algenol
Amerika, Neoalgae Indonesia, NREL Belanda, dan beberapa industri berbasis
pangan, energi atau industri jasa pengolah limbah dengan memanfaatkan teknologi
mikroalgae seperti Tirtatech Engineering, selain dapat mengolah air limbah,
biomass yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti contoh
pengolahan limbah cair kelapa sawit, biomassa yang dihasilkan dapat digunakan
untuk pangan.

D. Manfaat Makroalga
Makroalga adalah kelompok tumbuhan yang tidak mempunyai akar,
batang, bunga dan daun sejati dengan artian bahwa kelompoktumbuhan yang
hanya mempunyai semacam daun, batang, bunga, dan akar sebagai bagian dari
morfologi tubuhnya. Tumbuhan laut tingkat rendah yang hidup di laut disebut
dengan nama alga laut atau seaweed. Seaweed adalah makroalga berupa
tumbuhan bertalus sehingga dikelompokkan dalam thallophyta. Tubuhnya tidak
berdaun, berbatang, serta berakar, tetepi menyerupai daun, batang, dan akar yang
disebut talus.
Secara ekologi, komunitas makroalga berperan sebagai tempat pembesaran
dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu dan merupakan makanan
alamiikan- ikan dan hewa herbivora lainnya. Jika ditinjau dari segi biologi, alga
laut memegang peranan sebagai produsen primer, penghasil bahan organik, dan
oksigen di lingkungan perairan. Dari segi ekonomi, banyak jenis alga laut yang
merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan mengingat nilai gizi dan
manfaat yang dikandungnya. Alga laut dapat dijadikan bahan makanan seperti
agar-agar, sayuran, kue, dan menghasilkan bahan algin, keraginan, dan fulcelaran
yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan lainnya. dari ratusan
jenis makroalga yang tumbuh dan berkembang di perairan Indonesia, hanya
beberapa jenis yang telah diusahakan secara komersial, yaitu Gracilaria sp.,
Gelidium sp., Hypnea sp.,
Eucheuma sp., dan Sargasum sp.
10
Alga laut (seaweeds) yang tumbuh di perairan Indonesia tidak semuanya
bermanfaat bagi manusia. Makroalga yang bernilai ekonomis kebanyakan dari
jenis Rhodophyta, khususnya Eucheuma sp., dan Gracillaria sp. Jenis ini paling
banyak dimanfaatkan dan dibudidayakan oleh masyarakat pesisir. Berdasarkan
kandungan pigmennya alga laut terdiri atas jenis-jenis yang termasuk divisi
Rhodophyta (alga merah), Phacophyta (alga cokelat), dan Chlorophyta (alga
hijau). Makroalga umumnya tumbuh melekat pada substrat keras.
Alga laut tersebar di daerah interdial dan subtidal. Daerah tersebut masih
memperoleh cahaya cukup, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung. Alga
laut menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan
sehingga seaweed dapat dijadikan bioindikator sekaligus sebagai filter kondisi
perairan.
Alga laut sangat mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Suhu
memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Perubahan
suhu yang ekstrem mengakibatkan kematian pada alga laut atau terganggunya
tahap-tahap reproduksi, serta terhambatnya pertumbuhan. Secara fisiologis, suhu
rendah mengakibatkan aktivitas biokimia dalam tubuh talus berhenti, sedangkan
suhu tinggi, akan menyebabkan rusaknya enzim dan hancurnya mekanisme
biokimiawi dalam talus makroalga.

Klasifikasi Makroalga Beserta Perannya


Penyusunan klasifikasi makroalga didasarkan pada kandungan warna yang
paling mencolok sehingga dapat menutupi warna lain yang terkandung di
dalamnya. Berdasarkan warna kandungan tersebut, maka alga laut dapat dibagi
menjadi empat kelas, yaitu Cyanophyta (alga hijau-biru), Chlorophyta (alga
hijau), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
Umumnya pembagian golongan dalam alga ditentukan oleh warna dan
pigmen dalam tubuhnya, bentuk morfologi, jumlah cabang, bentuk percabangan,
sistem perakaran, sistem pembentukan talus, kandungan klorofil yang ada dalam
sel, dinding sel, kandungan protein, kandungan unsur dalam dinding maupun inti
selnya, jumlah dan bentuk flagel atau silia dan atau bentuk sel bagi yang
uniselular.
1. Cyanophyta (alga hijau-biru)

11
Alga hijau-biru dapat berfotosintesis serta menghasilkan gula dan oksigen.
Beberapa dari alga ini juga berwarna cokelat, hitam, kuning, merah, dan
hijau. Warna merah disebabkan oleh pigmen fikoeritrin, sedangkan warna
kuning disebabkan oleh pigmen karoten.
Alga ini dapat menambahkan nitrogen yang diserap sehigga dapat
menyuburkan lingkungan di sekitarnya atau organisme lain yang
bersimbiosis dengannya. Walaupun demikian, beberapa jenis alga hijau-
biru ini dapat menghasilkan racun (toksin). Racun yang dikeluarkan di
perairan dapat mematikan organisme lain.

Gambar 7 Cyanophyta

2. Chlorophyta (alga hijau)


Pada perairan air tawar, alga hijau disebut sebagai tumbuhan kosmopolit.
Alga ini juga dapat ditemukan sebagai pitoplankton sehingga dapat
dikatakan sebagai komponen penting dalam struktur hidup perairan
pelagik. Sementara itu, untuk perairan laut juga sering dapat ditemukan
beberapa jenis alga hijau, walaupun tidak terlalu dominan. Dalam sel alga
hijau terkandung bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin,
mineral, dan juga senyawa bioaktif.
Beberapa spesies dari alga ini dimanfaatkan untuk kebutuhan nutrisi dan
obat-obatan. Contoh jenis yang sering dimanfaatkan antara lain adalah
Chlorella sebagai sumber protein dan Volvox sebgaai sumber sayuran.
Alga ini berfungsi sangat penting dalam proses fotosintesis. Namun, alga
ini juga memiliki kelemahan karena sering terjadi blooming di perairan
tawar. Hal itu terjadi jika jumlah alga hijau sangat banyak dan perairan
terlalu subur.
Air dapat berubah warna dan menjadi bau, terjadi kekeruhan yang cukup

12
parah, dan sering menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan
air tawar.

Gambar 8 Clorophyta

3. Phaeophyta (alga cokelat)


Alga ini mengandung klorofil serta pigmen-pigmen berwarna cokelat
untuk melangsungkan proses fotosintesis. Alga ini berwarna kecokelatan
karena memiliki pigmen fikosantin selain klorofil, karoten, dan xantofil.
Alga cokelat adalah salah satu alga laut yang paling banyak dimanfaatkan
oleh manusia baik sebagai sumber nutrisi, vitamin, mineral, sumber
makanan dan atau sebagai sumber bahan nutrisi farmasi dan atau obat-
obatan. Salah satu negara yang paling banyak memanfaatkan alga cokelat
adalah Jepang. Beberapa spesies yang dimanfaatkan antara lain seperti
Laminaria sebagai sumber nutrisi, Ascophyllum nodosum sebagai bahan
riset/penelitian. Algin adalah bahan yang terkandung dalam alga cokelat
yang banyak digunakan dalam industri kometika dan farmasi.

Gambar 9 Laminaria
4. Rhodophyta (alga merah)
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan
dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis alga ini juga menjadi bahan
makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan
beberapagenus Porphyra. Di dalam alga merah mengandung bahan-bahan
organik yaitu seperti kaya akan vitamin A, C, B6, B12, zat besi, fluor serta
sebagai sumber protein. Alga merah juga mengandung antioksidan yang
berguna untuk menangkal radikal bebas, asam lemak esensial untuk
mencegah munculnya kerutan, dan meredakan peradangan kulit.

Gambar 10 Chondrus crispus

E. Manfaat Jenis-Jenis Alga di Berbagai Bidang


1. Sumber utama energi dan makanan
Menurut Bold dan Wynne dalam Sharma (1992), salah satu
manfaat algae yang sangat penting adalah sebagai penghasil utama bahan
organik di dalam ekosistem perairan. Dalam ekosistem perairan,
keberadaan alge merupakan bagian utama dari rantai makanan. Hal ini
berkaitan dengan aktivitas fotosintesis yang terjadi pada algae. Sebab
aktivitas fotosintesis merupakan sumber oksigen terhadap lingkungan
perairan di sekitarnya, di mana akan memberikan keuntungan secara
langsung terhadap organisme lainnya yang hidup dalam air.
Proses fotosintesis dapat berlagsung dalam ekosistem perairan
karena adanya sinar matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua
energi berasal dari matahari dan hanya tumbuh-tumbuhan hijau yang dapat
mengubah energi tersebut menjadi makanan hewan. Itulah sebabnya,
kehidupan hewan dalam air sangat bergantung pada algae yang merupakan
sumber utama energi dan makanan.

2. Makanan manusia
Sejak ratusan tahun yang lalu, lebih dari 100 jenis algae (terutama
algae coklat dan algae merah) telah digunakan sebagai bahan makanan di
berbagai belahan dunia. Selain itu, beberapa jenis dari algae hijau juga
telah digunakan sebagai bahan makanan sebab mengandung sejumlah
mineral, vitamin, karbohidrat dan protein. Zat-zat makanan tersebut dapat
ditemukan baik dalam dinding sel maupun dalam sitoplasma (Sharma,
1992). Beberapa algae terpenting yang biasa digunakan untuk bahan
makanan adalah sebagai berikut :
a. Algae coklat (Phaeophyceae)
Algae coklat yang banyak digunakan sebagai bahan makanan
adalah
Alaria, Laminaria, Sargassum, dan Durvillea.
1) Laminaria. Di Jepang makanan yang berasal dari Laminaria
disebut "kombu". Laminaria memiliki kandungan Fe dan protein
yang tinggi, serta vitamin A dan C. Selain Jepang, Amerika Serikat
dan Korea juga menggunakan Laminaria sebagai sup dan acar.

Gambar 11 Kombu

2) Alaria. Di Jepang makanan yang berasal Alaria disebut "sarumen".


Alaria memiliki kandungan vitamin B6 dan K yang tinggi. Alaria
juga digunakan sebagai bahan makanan di Amerika Serikat, Inggris
dan Islandia.

15
3) Durvillea. Di Amerika Selatan, Durvillea yang dipanen dari alam
diolah dengan cara dikeringkan dan digarami, lalu dipasarkan
dengan nama "cachiyugo".
4) Sargassum. Sargassum merupakan salah satu sumber yodium,
vitamin C, protein dan asam folat. Sargassum digunakan sebagai
bahan makanan di Jepang dan Korea.
Menurut Prescott dalam Sharma (1992), zat-zat makanan terpenting
yang terdapat dalam algae coklat terdiri dari protein (meliputi 17 asam
amino), lemak dan karbohidrat. Beberapa jenis mineral juga terdapat
pada algae coklat, misalnya karotena, tiamin dan subflavin.

b. Algae merah (Rhodophyceae)


Algae merah yang banyak digunakan sebagai bahan makanan adalah
Porphyra, Palmaria, Chondrus, Gigartina dan Rhodymenia.
1) Porphyra merupakan algae merah yang sangat penting sebagai
bahan makanan. Berbagai jenis makanan yang berasal dari
Porphyra seperti "nori" di Jepang, "laver" di Inggris dan Amerika
Serikat, "sloke" di Skotlandia, dan "luche" di bagian Selatan Chili.
Porphyra memiliki kandungan protein, vitamin A dan C yang
sangat tinggi. Di Jepang sendiri, lebih dari 29,5 juta kg Porphyra
digunakan setiap tahun.

Gambar 12 Nori

2) Palmaria untuk bahan makanan.juga diperdagangkan dengan


berbagai merek, seperti "dulse" di Kanada, "sol" di Islandia telah
digunakan sebagan bahan makanan sejak abad ke 18, "dillisk" di
Irlandia, "nibble" di Kanada yang merupakan bahan campuran bir,
sedangkan di Rusia difermentasi menjadi minuman beralkohol.

16
3) Chondrus crispus yang secara umum dikenal sebagai "Irish moss"
digunakan dalam pembuatan es krim dan berbagai jenis makanan
lainnya. Chondrus crispus memiliki kandungan vitamin A yang
tinggi dan digunakan sebagai bahan makanan di Amerika Serikat,
Islandia dan Perancis. Sedangkan di Jepang, jenis yang digunakan
adalah Chondrus ocellatus.
4) Gigartina papillata. Di Islandia, Gigartina papillata digunakan
untuk pembuatan puding. Gigartina papillata memiliki kandungan
vitamin C yang tinggi.
5) Rhodymenia palmata. Algae jenis ini umumnya digunakan
sebagai bahan makanan oleh nelayan yang dikenal dengan nama
"dulse" .

c. Algae hijau (Chlorophyceae)


Algae hijau terpenting yang banyak digunakan untuk bahan
makanan seperti Monostroma, Ulva, Codium dan Chlorella.
1) Monostroma digunakan sebagai bahan makanan yang banyak
ditemukan di Jepang dengan nama "aonori". Di Taiwan
Monostroma digunakan sebagai sup.
2) Ulva. Seperti halnya dengan Durvillea, Ulva yang telah
dikeringkan dan digarami diperdagangkan dengan nama
"cachiyugo". Selain itu Ulva juga digunakan sebagai salad dan
sup. Ulva memiliki kandungan Fe yang sangat tinggi. Ulva
banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan di China, Filipina,
Chili dan Hindia Barat. Selain itu, Ulva juga merupakan sumber
vitamin C, pro tein, asam folat dan beberapa jenis mineral, seperti
: Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan Zn .
3) Codium. Di Jepang dan Korea, Codium fragile digunakan sebagai
salad, sup dan manisan. Codium fragile memiliki kandungan Fe
yang tinggi.
4) Chlorella diketahui memiliki kandungan lipid dan protein yang
tinggi. Kandungan lipidnya mencapai 8,5% dari berat kering.
Protein Chlorella mengandung semua asam-asam amino esensial.
Oleh karena itu Chlorella dapat digunakan sebagai bahan
makanan
untuk penerbangan ruang angkasa. Walaupun Chlorella dapat
digunakan sebagai makanan pengganti disaat krisis, biaya
budidayanya sangat mahal. Menurut Thacker & Babcock dalam
Sharma (1992), dari segi ekonomis produksi Chlorella kurang
menguntungkan.

d. Algae hijau-biru (Cyanophyceae)


Algae hijau-biru yang banyak digunakan untuk bahan makanan
adalah Nostoccommune yang di China dikenal dengan nama
"yuyucho". Nostoccommune memiliki kandungan protein yang tinggi.
Selain itu, di Danau Texcoco (Meksiko) juga ditemukan dua jenis
algae hijau-biru yang dapat digunakan sebagai bahan makanan, yaitu
Phormidium tenue
dan Chroococcus turgidus.

3. Agar
Agar atau sering juga disebut "agar- agar" merupakan suatu asam
sulfurik, ester dari galaktan linear yang dapat diekstraksi dari beberapa
jenis algae merah. Secara umum digunakan sebagai media budidaya di
laboratorium untuk membudidayakan fungi, bakteri dan beberapa jenis
algae, sebab mengandung galaktosa dan sulfat. Penggunaan agar yang lain
adalah sebagai obat pencahar. Selain itu, agar juga sering digunakan dalam
pengepakan makanan kaleng, kosmetik, industri kulit, tekstil, kertas,
fotografi, pembuatan pil dan salep. Bahkan saat ini agar telah
digunakan dalam pengembangan bioteknologi.
Produksi agar di berbagai belahan dunia menggunakan bahan baku
Gelidium, Gracilaria, Ahnfeltia, Hypnea, Campylaephora, Pterocladia,
Eucheuma, Gigartina, Chondrus, Phyllophora, Acanthophora specifera,
Ceramium sp., Corallopsis sp. Digenea simplex, Laurencia tropica dan
Porphyra. Bahan baku tersebut sebagian besar masih merupakan hasil
panen dari sediaan alam.

4. Karaginan
Karaginan merupakan senyawa kompleks yang tersusun oleh D-
galaktose-3,6- anhidro-D-galaktose dan monoester asam sulfat ) Sharma,
18
1992). Karaginan dapat diekstraksi dari Acantophora specifera, A.
Muscoides, Chondrococcus hornemannii, Eucheuma cottonii, E. Isiforme,
E. Serra, E. Spinosum, Galaxaura oblongata, Gigartina, Gymnogongrus
sp, Hypnea cervicornis, H. musciformis, H. valentiae dan Laurencia
papillosa.
Karaginan digunakan dalam pembuatan pasta gigi, kosmetik, cat,
penghalus dalam industri kulit, tekstil, bir dan industri farmasi. Para dokter
juga menggunakan karaginan dalam mempercepat proses pembekuan
darah. Manfaat lain dari karaginan adalah sebagai penjernih jus, minuman
beralkohol dan gula bit.

5. Alginat
Derivat-derivat alginat dan asam alginat diekstraksi dari dinding sel
algae coklat. Beberapa jenis algae coklat yang biasa digunakan sebagai
bahan baku pengolahan alginat di berbagai negara, yaitu Laminaria,
Macrocystis, Durvillea, Ascophyllum, Ecklonia, Lossonia, Fucus,
Cystoseira, Eisenia. Cystoseira, Padina, Hormophysa, Sargassum dan
Turbinaria.
Alginat terutama digunakan dalam industri pembuatan ban, cat, es
krim, kain tahan api, dan barang-barang dari plastik. Asam alginat sangat
efektif digunakan dalam menghentikan pendarahan. Derivat-derivat asam
alginat juga digunakan dalam pembuatan sup, krim dan saus.
6. Funori
Salah satu jenis lem yang berasal dari algae merah, Gloiopeltis
furcata di Jepang dikenal dengan nama "funori". Funori memiliki day a
adhesif yang sangat tinggi, digunakan untuk kertas dan kain. Secara
kimiawi, funori mirip dengan agar, tetapi tidak mengandung gugus ester
sulfat. Beberapa jenis algae yang digunakan untuk bahan pembuatan
funori seperti Ahnfeltia, Chondrus, Grateloupia dan Iridaea.

7. Sumber mineral
Algae diketahui juga merupakan sumber mineral yang sangat
penting. Beberapa diantaranya adalah:

19
a. Yodium diekstraksi dari beberapa jenis algae, yaitu : Gloiopeltis
furcata, Hijikia fusiforme, Digenea simplex, Ulva lactuca, Gelidium
amansii, Laminaria religosa dan Porphyra tenera.
b. Bromin (3-6%) diekstraksi dari beberapa jenis algae merah, seperti
Polysiphonia, dan Rhodymenia.
c. Beberapa jenis algae memiliki kandungan Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan
Zn yang cukup tinggi, yaitu : Caulerpa lentillifera, Dictyota
sp.,Eucheuma alvarezii, Gracilaria coronopifolia, G. verrucosa,
Hypnea cervicornis, Laurencia tronoi, Sargassum sp., Turbinaria
conoides, Ulvalactuca.
d. Dalam industri pembuatan sabun dan alat- alat gelas, algae telah
digunakan sebagai sumber soda.

8. Makanan ternak
Algae merupakan salah satu sumber makanan pokok beberapa jenis
ternak, khususnya di negara-negara maritim. Algae yang dijadikan
makanan ternak terutama dari kelompok algae coklat, algae merah, dan
beberapa jenis algae hijau.
a. Laminaria, digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di
negara Inggris, Finlandia dan Jepang.
b. Sargassum digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di
negara Inggris, Jepang dan Hongkong.
c. Ascophyllum digunakan sebagai makanan ternak di Inggris, Norwegia,
Jepang dan Selandia Baru.
d. Ayam petelur yang memakan tepung Ascophyllum dan tepung Fucus
akan menghasilkan telur dengan kadar Yodium yang tinggi.
e. Sumber makanan untuk ikan "Tilopia" hanya dari kelompok algae
hijau dan algae hijau-biru.
f. Macrocystis digunakan sebagai makanan ternak sebab kandungan
vitamin A dan E yang cukup tinggi.
g. Rhodymenia merupakan makanan ternak yang umum di Perancis.
Rhodymenia diketahui memiliki kandungan Bl yang cukup tinggi.
h. Di Jepang, Pelvetia digunakan sebagai makanan sapi.

20
9. Bahan pupuk
Adanya kandungan fosfor, kalium, dan beberapa unsur-unsur runut
pada makroalgae sehingga beberapa negara di dunia menggunakannya
sebagai bahan pupuk. Makroalgae dicampur dengan bahan-bahan organik
lainnya atau dibiarkan membusuk di tanah.
a. Lit
b. Hophyllum, Lithothamnion dan Chara digunakan untuk tanah yang
kekurangan kalsium.
c. Fucus vesiculosus merupakan bahan pupuk yang umum digunakan di
Irlandia untuk tanaman kentang dan kapas. Sedangkan Fucus serratys
digunakan di Inggris untuk tanaman kentang dan brokoli.
d. Produksi padi dapat ditingkatkan menjadi 30% setelah areal
persawahan diinokulasi dengan campuran nitrogen dan algae hijau
biru.
e. Di beberapa negara yang sedang berkembang, suatu ekstrak yang
dipekatkan yang berasal dari berbagai jenis algae yang berbeda dijual
di pasaran sebagai pupuk cair. Pupuk cair semakin banyak digunakan
karena lebih efisien, dimana dapat langsung diserap tanaman.
Penyerapan pupuk cair dapat melalui daun dan akar tanaman.
Beberapa merek pupuk cair yang diekstraksi dari algae, seperti
"Maxicrop" di Inggris dan "Seagro" di Selandia Baru. Maxicrop
telah digunakan diberbagai negara, seperti Aus- tralia, Bahrain,
Kanada, Finlandia, Ghana, Jamaika, Kenya, Malawi, Belgia, Selandia
Baru, Nikaragua, Nigeria, Singapura, Thai- land, Trinidad, USA dan
Zambia
f. Di Alaska (Amerika), penggunaan Alaria fistulosa sebagai bahan
pupuk untuk tanaman kentang terny ata memberikan hasil dengan
kualitas yang sangat memuaskan.
g. Di Selandia Baru, Macrocystis pyrifera, Lessonia variegata dan
Ecklonia radiat merupakan jenis algae yang digunakan untuk bahan
pembuatan pupuk.

21
h. Di China, Sargassum yang masih segar ataupun yang telah
dikeringkan digunakan untuk pemupukan tanaman kacang
dan kentang.

22
Penggunaan Sargassum sebagai bahan pupuk juga dilakukan di India
untuk tanaman kelapa dan kopi.

10. Antibiotik
Chlorellin merupakan salah satu antibiotik yang diperoleh dari
Chlorella. Beberapa substansi antibakteri efektif dalam mencegah
pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif diperoleh dari
Ascophyllum nodosum, Rhodomenia larix, Laminaria digitata, Palveria
dan Polysphonia. Antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
beberapa jenis bakteri, diperoleh dari Nitzschia palea. Antibiotik tersebut
efektif dalam pencegahan Escherichia coll. Jenis-jenis algae lainnya yang
memiliki khasiat sebagai antibiotik, yaitu Amansia, Asparagopsis
taxiformis, Laurensia obtusa, Ulvapertusa dan Wrangelia.

11. Obat-obatan lainnya


"Tse-ko-Tsoi" merupakan obat cacing di Cina Selatan yang berasal
dari algae merah Diginea simplex. Sedangkan fucoidin dan sodium
laminarin sulfat diperoleh dari beberapa jenis algae coklat digunakan
sebagai antikoagulan darah. Beberapa jenis algae juga telah digunakan
dalam pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru.

12. Penelitian biologi


Dalam penelitian biologi (khususnya fisiologi), pemanfaatan
beberapa jenis algae dalam kaitannya dengan proses fotosintesis. Jenis-
jenis algae yang secara luas digunakan adalah Chlorella, Scenedesmus dan
Anacystis.

13. Penanggulangan limbah


Penanggulangan limbah merupakan masalah yang tidak mudah
dilakukan. Sumber utama limbah terutama berasal dari buangan rumah
tangga dan industri. Limbah banyak mengandung bahan-bahan organik
dan anorganik, baik yang terlarut maupun yang dalam bentuk padat.

23
Proses pengelolaan limbah terutama berlangsung dalam suatu
proses aerorik dan proses oksigenasi. Kedua proses ini dapat berlangsung
secara cepat dengan adanya algae jenis Chlomydomonus, Chlorella,
Euglena, dan Scenedesmus. Proses aerasi limbah sangat esensial, terutama
untuk limbah dalam jumlah sedikit atau di areal pertambakan untuk
menghindari bau yang tak sedap.

14. Reklamasi tanah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah "reklamasi tanah"
diartikan sebagai usaha memperluas tanah (pertanian) dengan
memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misal dengan cara
menguruk daerah rawa-rawa). Salah satu cara yang sangat efektif
dilakukan dalam proses reklamasi tanah adalah dengan menggunakan
algae. Algae mempunyai peranan yang sangat penting terutama setelah
musim hujan, dimana kelompok algae hijau dan algae hijau-biru akan
tumbuh subur. Proses ini akan sangat menguntungkan, sebab dapat
mengendalikan erosi yang timbul akibat terganggunya lapisan tanah.
Pada tanah alkalin di India Utara misalnya, pertumbuhan algae
hijau-biru yang meliputi areal yang sangat luas seperti dilaporkan oleh
Singh dalam Sharma (1992) menyebutkan bahwa proses tersebut akan
meningkatkan kandungan nitrogen dan akan menyebabkan kesuburan
tanah menjadi lebih terjaga.

F. Dampak Buruk dari Alga Bagi Kehidupan Manusia


Selain menjadi bermanfaat bagi kehidupan laut, jumlah berlebihan alga
juga berbahaya bagi mereka. Karena reproduksi yang cepat, alga kadang
menghalangi sinar matahari untuk mencapai tanaman air, yang dapat
menyebabkan kematian pada tanaman air. Alga rambut yang tumbuh di air dapat
menyebabkan kematian hewan air akibat cekikan.
Proses berasal dari biofuel dari alga adalah mahal dan membutuhkan suhu
konstan dan karena itu, tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan. Selain menjadi
berbahaya bagi hewan air, alga juga mengurangi keindahan lingkungan sebagai
kolam yang ditutupi alga, dikarenakan akan terlihat kotor dan jelek.

24
Alga hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan
berubah warna dan berbau. Alga juga dapat menjadi permasalahan dalam

Gambar 13 Blooming alga

penjernihan air, menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air, dan


juga dapat menyebabkan kerapuhan pada beton.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kami mendapatkan kesimpulan. Algae merupakan salah
satu sumberdaya alam yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi. Istilah
algae berasal dari bahasa Latin "alga" yang berarti ganggang laut atau yang lebih
populer dengan istilah rumput laut Ilmu yang mempelajari hal- hal yang berkaitan
dengan algae disebut algologi. Padanan kata untuk algae dalam bahasa Yunani
adalah "phycos", sehingga ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
algae juga disebut fikologi. Beberapa istilah lain yang biasa digunakan untuk
algae, misalnya "Pond scums", "Frog spittle", "Water mosses", dan "Seaweeds".
Walaupun algae telah lama digunakan sebagai bahan makanan, ternyata
algae masih dianggap kurang memiliki nilai ekonomis penting dibanding dengan
fungi dan bakteri. Oleh karena itu, saat ini para fikolog di berbagai belahan dunia
dalam melakukan penelitian tidak lagi hanya terfokus pada masalah morfologi,
fitologi, fisiologi dan hal-hal lainnya tentang algae secara terperinci, tetapi juga
mulai melakukan penelitian secara berkelanjutan tentang berbagai aspek yang
berkaitan dengan pemanfaatan algae. Pada tulisan ini akan dibahas tentang
berbagai manfaat algae, yaitu sebagai sumber utama energi dan makanan, bahan
makanan manusia, bahan baku pembuatan polisakarida (agar, karaginan, alginat),
bahan baku pembuatan funori, sumber mineral, bahan makanan ternak, bahan
pupuk, antibiotik dan obat-obatan lainnya, penelitian biologi, penanggulangan
limbah dan reklamasi tanah.

B. SARAN
Uraian di atas adalah uraian yang singkat, sehingga tidak memberikan
penjelasan secara detail mengenai peran alga bagi kehidupan manusia.
Puji syukur kepada Allah SWT. akhirnya selesailah makalah ini yang
membahas tentang konsep mikroteknik. Sungguh, masih banyak kekurangan yang
harus kami perbaiki dalam penyusunan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan
penulisan kami mohon maaf, kritik dan saran dari pembaca akan kami nantikan.
Terimakasih.

26
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2019, “Unduh Buku novel pdf Makro Alga”,


https://carabeternak1.blogspot.com/2019/03/unduh -buku-novel-pdf-makro-
alga.html?m=1, diakses pada 12 Oktober 2021 pukul 01.38 WIB.

H. Hadiyanto, “mikroalga – Diponegoro University ǀ Institutional Repository


(UNDIP-IR)”, http://eprints.undip.ac.id/48607/1/Buku_Mikroalga B5.pdf,
diakses pada 12 Oktober 2021 pukul 01.29 WIB.

Apipah, 2019, “Keuntungan & kerugian Alga bagi manusia”,


https://spoiledbiology.wordpress.com/2019/03/29/keuntungan -kerugian-alga-
bagi - manusia/amp/, diakses pada 20 Oktober 2021 pukul 11.57 WIB.

A Rasyid, “BERBAGAI MANFAAT ALGAE –Oseanogradi LIPI”,


http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxix(3)9-15.pdf, diakses pada 10
Oktober 2021 pukul 10.56 WIB.

27

Anda mungkin juga menyukai