Anda di halaman 1dari 20

TUGAS SISTEMATIKA HEWAN

Inventarisasi Jenis-Jenis Hewan Vertebrata dan Invertebrata di


Ds. Muara Sungai, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih,
Sumatera Selatan

OLEH:

NAMA : SHERLY KHAROL VERONICA


NIM : 08041182126009
KELAS : A BIOLOGI

Dosen Pengampu: Drs. Agus Purwoko, M. Sc.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya
sehingga tugas Sistematika Hewan mengenai Inventarisasi Jenis-Jenis Hewan
Vertebrata dan Invertebrata di Ds. Muara Sungai, Kecamatan Cambai, Kota
Prabumulih, Sumatera Selatan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
juga saya ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tugas ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas ini.

Prabumulih, 30 Maret 2023

Penulis

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
Daftar Gambar................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 5
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 5
1.2. Tujuan Pengamatan.................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6
2.1. Hewan Vertebrata..................................................................................... 6
2.1.1. Kelas Aves...................................................................................... 6
2.1.2. Kelas Reptilia................................................................................. 6
2.2. Hewan Invertebrata................................................................................... 7
2.2.1. Arthropoda..................................................................................... 7
2.2.2. Insecta............................................................................................ 7
2.2.3. Mollusca......................................................................................... 7
BAB III METODA PENGAMATAN........................................................... 8
BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI............................................................... 9
4.1. Hewan Vertebrata..................................................................................... 9
4.1.1. Gallus domesticus.......................................................................... 9
4.1.2. Lorius lory...................................................................................... 10
4.1.3. Copsychus saularis......................................................................... 11
4.1.4. Geopelia striata.............................................................................. 12
4.1.5. Hemidactylus frenatus.................................................................... 13
4.2. Hewan Invertebrata................................................................................... 14
4.2.1. Araneus sp...................................................................................... 14
4.2.2. Trigoniulus corallinus.................................................................... 15
4.2.3. Achatina fulica............................................................................... 16
4.2.4. Apis sp............................................................................................ 17
4.2.5. Dolichoderus thoracicus................................................................ 18
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 19
Daftar Pustaka................................................................................................. 20

Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.......................................................................................................... 9
Gambar 2.......................................................................................................... 10
Gambar 3.......................................................................................................... 11
Gambar 4.......................................................................................................... 12
Gambar 5.......................................................................................................... 13
Gambar 6.......................................................................................................... 14
Gambar 7.......................................................................................................... 15
Gambar 8.......................................................................................................... 16
Gambar 9.......................................................................................................... 17
Gambar 10........................................................................................................ 18

Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia hewan atau animalia pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok
besar hewan. Kelompok besar ini meliputi kelompok hewan yang bertulang
belakang atau yang disebut juga sebagai hewan vertebrata, serta kelompok hewan
yang tidak bertulang belakang yang disebut juga dengan hewan invertebrata atau
avertebrata. Dua kelompok besar ini nantinya akan dibagi lagi ke dalam berbagai
kelas yang dapat menjadi karakteristiknya atau ciri yang membedakan dari anggota
kelas hewan lainnya.
Kelompok hewan tidak bertulang belakang atau invertebrata dapat dikatakan
sebagai kelompok besar hewan yang jumlahnya paling banyak mendiami
permukaan bumi. Meskipun sebagian besar kelompok ini memiliki ukuran tubuh
yang relatif kecil nyatanya jumlahnya justru lebih besar daripada jumlah kelompok
hewan bertulang belakang atau vertebrata. Diperkirakan saat ini ada sekitar dua juta
jenis hewan invertebrata yang baru dikenali dan diidentifikasi. Kelompok ini hidup
pada lingkungan yang beraneka ragam, dari lingkungan hutan, gua, di dalam tanah,
lumpur, hingga dasar lautan (Kurniawan et al., 2019).
Hewan bertulang belakang atau vertebrata yang diketahui pada saat ini
diperkirakan ada sekitar 50.000 jenis. Kelompok hewan ini hidup pada semua
habitat lingkungan biologi baik itu di daratan, air laut, air tawar, maupun yang dapat
melakukan aktivitas terbang di udara seperti kelas aves. Meskipun memiliki ukuran
dan bentuk tubuh yang beragam namun mempunyai struktur dan dasar tubuh yang
sama. Hewan bertulang belakang umumnya mempunyai tubuh yang terbagi
menjadi bagian kepala dan tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen.
Hewan bertulang belakang yang hidup di daerah darat pada umumnya mempunyai
bagian leher. Dari pengelompokan hewan tersebut nantinya akan terdapat
klasifikasi-klasifikasi tersendiri dengan rincian anatomi setiap hewan.

1.2. Tujuan Pengamatan


Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati jenis-jenis hewan dari anggota
vertebrata dan invertebrata yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hewan Vertebrata


Sebagaimana yang dipahami bahwa vertebrata merupakan hewan bertulang
belakang. Umumnya terbagi menjadi 5 kelas utama yang meliputi Mamalia, Aves,
Reptilia, Pisces, dan Amphibia. Namun, jenis hewan bertulang belakang atau
hewan vertebrata yang dijumpai pada saat pengamatan berasal dari kelas Aves dan
kelas Reptil atau Reptilia. Kedua kelas ini paling sering dijumpai pada lingkungan
sekitar tempat tinggal penulis. Bahkan kelas Aves menjadi salah satu jenis hewan
peliharaan yang paling digemari oleh masyarakat di Desa Muara Sungai.
2.1.1.Kelas Aves
Aves berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu kata “Avis” yang berarti
burung. Kekhasan atau karakteristik utama yang dimiliki anggota hewan dari kelas
aves yaitu adanya bulu yang menutupi seluruh bagian atau permukaan tubuh.
Secara umum ciri-ciri hewan pada kelas aves yang berbeda dengan hewan
vertebrata lainnya adalah terdapatnya tulang dada yang umumnya tumbuh
membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan,
berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong
hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena
telah menghilang digantikan paruh ringan dari zat tanduk (Maya dan Nur, 2021).
2.1.2.Kelas Reptilia
Hewan reptil atau reptilia termasuk sekelompok hewan darat pertama yang
sepanjang hidupnya bernapas dengan menggunakan paru-paru. Reptil juga
termasuk ke dalam kelompok hewan vertebrata atau mempunyai tulang belakang.
Selain itu reptil juga bersifat poikiloterm atau hewan berdarah dingin. Tidak sama
seperti hewan berdarah panas yang dapat mengukur suhu internal tubuhnya, hewan
poikiloterm sangat bergantung kepada suhu lingkungan di sekitarnya untuk dapat
mengatur suhu tubuhnya dengan baik. Misalnya dengan cara berjemur di bawah
sinar matahari atau berada di dekat wilayah perairan. Pada periode antara Jurasik
dan juga periode Kretasea pada era Mesozoik, planet bumi didominasi oleh bangsa
reptilia terutama dinosaurus (Tapilatu, 2020).

Universitas Sriwijaya
2.2. Hewan Invertebrata
Hewan invertebrata dapat disebut juga sebagai avertebrata. Kelompok hewan
ini lebih luas lagi dari hewan yang bertubuh lunak, berongga semu, kelompok
cacing, bahkan serangga. Pada saat pengamatan dijumpai invertebrata dari anggota
Arthropoda, Insecta, dan Mollusca.
2.2.1.Arthropoda
Arthropoda dapat diartikan sebagai kelompok hewan avertebrata yang
hidupnya di laut, air tawar, maupun di daratan. Arthropoda sendiri berasal dari kata
arthros yang berarti ruas atau buku, dan kata podos yang berarti kaki. Sehingga
kelompok hewan ini dapat dipahami juga sebagai kelompok hewan dengan ciri
utama tubuhnya yang beruas-ruas, berbuku-buku, atau bersegmen. Anggota
Arthropoda dikatakan sebagai filum dengan jumlah spesies terbanyak yang
mendiami suatu ekosistem dengan peranan pentingnya sebagai dekomposer.
Anggotanya sangat beraneka ragam dari kelompok laba-laba, kelabang, udang-
udangan hingga serangga, kelompok besarnya dibedakan menjadi golongan besar
subfilum Chelicerata dan subfilum Mandibulata (Leksono, 2018).
2.2.2.Insecta
Serangga atau Insecta atau bisa disebut juga dengan Heksapoda merupakan
kelas terbesar dalam filum Arthropoda, mencapai hingga 675.000 spesies yang
tersebar. Kelas Insecta termasuk invertebrata yang mampu hidup pada tempat yang
kering. Sama halnya dengan anggota Arthropoda lainnya, tubuhnya dilapisi oleh
khitin. Namun kelas ini dicirikan dengan sebagian besar spesies yang bersayap dan
mampu untuk terbang. Adapun sistem pernapasan Insecta dengan menggunakan
trachea. Populasi Arthropoda dapat dijadikan spesies bioindikator ekologis karena
sensitif terhadap gejala perubahan dan tekanan lingkungan aaktifitas manusia atau
akibat kerusakan sistem biotik (Adnan dan Wagiyana. 2020).
2.2.3.Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin, yaitu “molluscus” yang berarti lunak.
Filum mollusca adalah kelompok hewan yang bertubuh lunak. Sebagian moluska
memiliki cangkang untuk melindungi tubuhnya yang lunak, tetapi sebagian lainnya
tidak memiliki cangkang. Selain itu kelompok ini umumnya memiliki banyak
lendir, dan tubuhnya terbungkus oleh mantel.

Universitas Sriwijaya
BAB III
METODA PENGAMATAN

Pendekatan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah pendekatan


kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengamatan ini merupakan
metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh melalui
pengamatan secara langsung di lingkungan sekitar tempat tinggal penulis sehingga
didapat sampel foto berupa hewan vertebrata dan invertebrata yang kemudian
diperkuat juga dengan berbagai studi literatur. Metode pengamatan ini tidak
membutuhkan banyak alat, hanya membutuhkan kamera untuk memotret sampel
serta alat tulis untuk mencatat informasi dari sampel ketika diamati. Lokasi
pengamatan dilakukan di Ds. Muara Sungai, Kecamatan cambai, Kota Prabumulih,
Sumatera Selatan, Indonesia. Waktu pengamatan tidak menentu, dimulai dari 30
Maret 2023 hingga 10 April 2023. Data tersebut kemudian diproses menjadi
informasi yang berharga bagi pengambil keputusan.

Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN DESKRIPSI

4.1. Hewan Vertebrata


4.1.1. Gallus domesticus
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Gallus
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus
Gambar 1. Gallus domesticus.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, Nama umum : Ayam bangkok
30 Maret 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Gallus domesticus ayam bangkok termasuk salah satu hewan dari kelas aves.
Menurut Abadi et al. (2019), keistimewaan ayam bangkok mempunyai bentuk
tubuh ramping dan mempunyai daya tahan bertarung yang tinggi, selain itu ayam
bangkok juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta pertumbuhannya yang
lebih baik dibanding ayam kampung biasa. Sesuai dengan sebutannya “Bangkok”
ayam ini merupakan ayam yang berasal dari Thailand yang diakui berkualitas bagus
sebagai ayam petarung, dapat bertarung sampai mati, serupa dengan ayam liar yang
sanggup bertarung demi mempertahankan daerah kekuasaannya
Ukuran tubuh besar dan terlihat tegap berdiri hampir sekitar 90 derajat dan
bagian dada terlihat gagah, warna bulu pada umumnya beragam. Namun jenis di
atas termasuk memiliki warna tubuh wangkas, yaitu berwarna kuning kemerahan
dengan ekor berwarna hitam. Mata terlihat cerah, eher panjang, jengger berbentuk
roes dan pial pendek dan berwarna merah, paruh panjang dan tebal berwarna
kuning, kaki terlihat bulat, kering, dan sisik rapih berwarna kuning. Bobot dewasa
pejantan 2,5 hingga 4 kg. Sebarannya di seluruh Indonesia juga sudah meluas.

Universitas Sriwijaya
4.1.2. Lorius lory
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittaculidae
Genus : Lorius
Spesies : Lorius lory
Nama umum : Nuri kepala hitam

Gambar 2. Lorius lory.


Sumber: Dokumentasi Pribadi,
30 Maret 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Burung nuri kepala hitam termasuk salah satu hewan dari kelas Aves dengan
nama ilmiahnya Lorius lory. Sesuai dengan namanya, ciri utama yang
membedakannya dengan jenis burung nuri lainnya yaitu terdapat corak berwarna
hitam pada bagian kepalanya. Menurut Febriawan dan Sofia (2018), ciri lainnya
dari Lorius lory memiliki warna dasar bulu tubuhnya yang berwarna merah.
Adapun dari bagian dahi sampai tengkuknya berwarna hitam, pita biru gelap yang
berkeliling di pangkal leher, sayapnya hijau, dada sampai perut bawah berwarna
biru gelap, bagian atas bulu ekornya berwarna merah dengan ujungnya biru,
sedangkan bagian bawahnya kuning zaitun.
Burung dewasa pada uumnya mempunyai panjang sekitar 31 cm dengan
kisaran berat tubuhnya 198 hingga 260 gram. Berbagai aktivitas atau perilaku
harian dari burung nuri kepala hitam atau Lorius lory ini diantaranya perilaku
makan, terbang, pindah tempat, mematuk benda, bertengger, membersihkan badan,
membuang kotoran, saling mendekati dan menelisik. Umumnya perilaku yang
paling dominan yaitu bertengger, sedangkan di sore harinya adalah perilaku makan.
Bagian kaki berwarna gelap dan burung dewasa paruhnya berwarna jingga.

Universitas Sriwijaya
4.1.3. Copsychus saularis
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Muscicapidae
Genus : Copsychus
Spesies : Copsychus
saularis
Nama umum : Kacer poci, kucica
Gambar 3. Copsychus saularis. kampung, forktail
Sumber: Dokumentasi Pribadi,
30 Maret 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Burung kucica kampung yang dengan nama ilmiah Copsychus saularis
termasuk salah satu burung pengicau kecil yang pada awalnya dikelompokkan ke
dalam anggota famili Turdidae atau murai tetapi sekarang dianggap sebagai
anggota Muscicapidae. Menurut Gunawan (2016), ciri atau karakter utama dari
jenis burung ini memiliki bulu berwarna hitam dan putih pada tubuhnya serta
dilengkapi dengan ekor yang panjang. Ekornya akan diangkat ke atas apabila
mereka sedang mencari makan di tanah atau saat sedang bertengger. Ukuran
tubuhnya cenderung kecil dan tidak terlalu besar.
Copsychus saularis banyak ditemukan habitatnya di daerah Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Burung ini suka menjelajahi banyak lingkungan dengan kecepatan
terbang yang tinggi bahkan mengalahkan kerabatnya murai batu. Burung kacer
banyak mendiami daerah dataran rendah dengan ketinggian hingga 1000 meter di
atas permukaan laut. Pada daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, jenis burung ini
disebut juga dengan sebutan burung srintil. Sedangkan di daerah Kalimantan
dikenal dengan burung tinjaw. Burung kacer dikatakan sangat aktif dalam mencari
makan dan akan selalu bersama pasangannya saat musim kawin.

Universitas Sriwijaya
4.1.4. Geopelia striata
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Geopelia
Spesies : Geopelia striata
Nama umum : Perkutut

Gambar 4. Geopelia striata.


Sumber: Dokumentasi Pribadi,
09 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Burung perkutut atau dengan nama ilmiahnya Geopelia striata termasuk
hewan dari anggota kelas Aves memiliki tubuh ramping dan berekor panjang.
Kepalanya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, dan
punggung cokelat dengan bagian tepinya hitam. Bulu sisi terluar ekor ulu sisi terluar
ekor berwarna kehitaman dengan ujung putih. Menurut Kurniawan et al. (2019),
burung perkutut umumnya hidup berpasangan atau berkelompok kecil. Sarangnya
datar tipis terbuat ranting pohon. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki berwarna merah
jambu tua. Terkadang hewan ini berkumpul untuk meminum dari sumber air.
Geopelia striata termasuk jenis burung pemakan biji-bijian, namun terdapat
juga sebagian yang memakan serangga di habitat aslinya. Sebaran wilayah dari
burung perkutut bisa terbilang tersebar luas di wilayah Asia. Beberapa negara lain
seperti Filipina hingga Semenanjung Malaysia dapat dijumpai adanya burung
perkutut. Daerah lainnya yang juga terkenal yaitu negara Thailand. Selain itu, di
Indonesia sendiri sebarannya meliputi wilayah Sumatera, Bali, Lombok, dan juga
daerah jawa. Sehingga dikenal juga adanya perkutut Jawa. Suara perkutut Jawa
lebih kecil dan tipis daripada perkutut Thailand atau perkutut Bangkok.

Universitas Sriwijaya
4.1.5. Hemidactylus frenatus
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Geckonidae
Genus : Hemidactylus
Spesies : Hemidactylus
frenatus

Gambar 5. Hemidactylus frenatus. Nama umum : Cicak


Sumber: Dokumentasi Pribadi,
09 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Berdasarkan data yang telah didapatkan, dapat diamati bahwa cicak atau
dengan nama ilmiahnya Hemidactylus frenatus termasuk reptil dari ordo Squamata
dengan ciri morfologinya memiliki kaki, memiliki ekor dan memiliki tubuh
berwarna cokelat. Menurut Wardhani (2022), menyatakan bahwa ordo Squamata
sepeti ular dan kadal dapat mengalami pengelupasan kulit karena kulit akan terus
bertumbuh. Hemidactylus frenatus memiliki kemampuan melepaskan ekornya atau
autotomi dengan tingkat regenerasinya yang tinggi. Hewan reptil ini
mempunyai kepala dengan moncong, leher pendek, tubuh dan ekor memanjang.
Cicak umumnya memiliki kulit berwarna cokelat dan ukuran tubuh kecil.
Secara umum yang disebut dengan hewan reptil biasanya berupa sekelompok
hewan melata dan kebanyakan anggota hewan yang berdarah dingin. Hewan reptil
pada umumnya adalah hewan yang menakutkan dan menjijikan sehingga tidak ada
manusia yang mendekati hewan tersebut, manusia bila bertemu dengan hewan reptil
timbul hasrat untuk membunuhnya. Berbeda dengan zaman modernisasi seperti saat
ini hewan reptil sudah menjadi hewan peliharaan dan mempunyai simbol status,
nilai sosial yang tinggi dan aman serta ramah untuk dijadikan sebagai hewan
peliharaan bagi masyarakat umum (Hermawati dan Diki, 2020).

Universitas Sriwijaya
4.2. Hewan Invertebrata
4.2.1. Araneus sp.
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Araneaceae
Genus : Araneus
Spesies : Araneus sp.
Nama umum : Laba-laba

Gambar 6. Araneus sp.


Sumber: Dokumentasi Pribadi,
09 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa Araneus sp.
memiliki ciri tarsus pada femur dengan ukuran besar, tibia, mata oseli, abdomen,
chepalothoraks, spinneret yang menghasilkan benang. Menurut Leksono (2018),
menyatakan bahwa laba-laba berbeda dengan serangga, memiliki 2 bagian tubuh
berupa abdomen dan sefalatorax, tidak memiliki antena sedangkan serangga terdiri
dari 3 bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Laba-laba memiliki 4 pasang laki,
sepasang palpus yang terdiri dari dari 6 ruas pada jantan dimodifikasi untuk
memindahkan sperma, tidak bersayap, memiliki mata oseli 2 pasang.
Secara morfologi laba-laba memiliki ciri-ciri, yaitu tubuh berwarna coklat
dengan ukuran yang kecil, tubuh berisi dan bertungkai pendek, mempunyai bentuk
perut yang bulat dipenuhi bulu. Menurut Akhyar dan Akhmad (2022), menyatakan
bahwa laba-laba memiliki 4 pasang kaki, dengan setiap kakinya terdapat rambut-
rambut kecil, dan bersegmen. Pada ekosistem hewan ini berfungsi sebagai
pemangsa hewan atau predator pada siang hari yang ukurannya lebih kecil.

Universitas Sriwijaya
4.2.2. Trigoniulus corallinus
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Diplopoda
Ordo : Spirotobolida
Famili : Trigoniulidae
Genus : Trigoniulus

Gambar 7. Trigoniulus corallinus. Spesies : Trigoniulus


Sumber: Dokumentasi Pribadi, corallinus
09 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai, Nama umum : Kaki seribu
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Hewan kaki seribu atau yang bisa juga dikenal dengan Millipede, sebelumnya
juga sering disebut dengan Chilognatha termasuk ke dalam salah satu hewan dari
divisi atau filum Arthropoda. Jenis ini mempunyai dua pasang kaki pada setiap
segmen tubuhnya, kecuali segmen pertama di belakang kepala dan sedikit
setelahnya yang hanya memiliki satu kaki. Apabila dilihat secara sekilas, hewan
kaki seribu atau Trigoniulus corallinus mirip seperti cacing. Kaki yang berjalan dua
pasang setiap segmennya berjumlah banyak meskipun kurang dari seribu. Hewan
ini memakan dedaunan yang membusuk dan bahan tumbuhan lainnya. Sehingga
jenis ini juga menjadi salah satu bioindikator kesehatan tanah karena memiliki
kemampuan mendegradasi atau pengurai.
Trigoniulus corallinus memiliki karakteristik yang sama seperti kebanyakan
anggota Arthropoda lainnya, yang tubuhnya dilengkapi dengan antena. Yang
membedakannya dari cacing tanah segmen tubuhnya terlihat lebih jelas. Menurut
Campbell et al. (2003), Trigoniulus coralinus atau hewan kaki seribu termasuk
salah satu hewan yang paling awal hidup di daratan. Hidupnya dapat dengan
memakan lumut dan tumbuhan vaskuler primitif. Ukuran tubuhnya kecil dengan
diameter tubuh tidak mencapai 0.5 cm, sering dijumpai pada tanah lembab.
Sebaran mereka ada di Taiwan, Himalaya, Myanmar, Asia Tengah, Indonesia
bagian timur, Anatolia, dan Kaukasus.

Universitas Sriwijaya
4.2.3. Achatina fulica
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achatinudae
Genus : Achatina

Gambar 8. Achatina fulica. Spesies : Achatina fulica


Sumber: Dokumentasi Pribadi, Nama umum : Bekicot
14 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Achatina fulica atau yang biasa disebut dengan hewan bekicot termasuk salah
satu hewan dari filum Mollusca yang mempunyai tubuh lunak dengan bentuk tubuh
simetri bilateral dan terdiri atas tiga bagian utama yang meliputi bagian kaki, massa
viseral, dan juga mantel. Menurut Sukoco et al. (2016), tubuh bekicot tidak
memiliki segmen namun mempunyai cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat
dan berfungsi untuk melindungi tubuhnya. Lapisan tubuhnya juga termasuk
tripoblastik. Sebarannya banyak dijumpai di daerah pesisir maupun tanah yang
lembab. Mereka tinggal di beberapa negara seperti Kenya, Mozambik, dan Somalia.
Bekicot ini sudah tersebar di berbagai negara, seperti Amerika Serikat hingga
daerah Australia.
Bekicot termasuk ke dalam kelas hewan Gastropoda, kelompok hewan lunak
yang bergerak menggunakan otot perutnya. Sebagai hama pada tanaman, bekicot
dan siput air adalah kelompok Gastropoda perusak yang paling terestrial yang
memakan tidak hanya daun tetapi juga menghancurkan batang-batang kebun yang
lunak. Bagian stigma atau tentakel pada umumnya lebih besar dan akan terlihat saat
bekicot keluar dari cangkangnya. Tentakel terdapat dua pasang, satu pasang
tentakel yang lebih panjang memiliki mata pada ujungnya Tubuhnya umumnya
berwarna cokelat tua berlendir, sedangkan bagian cangkang umumnya terdapat
motif garis-garis berwarna terang dan gelap.

Universitas Sriwijaya
4.2.4. Apis sp.
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis sp.

Gambar 9. Apis sp. Nama umum : Lebah


Sumber: Dokumentasi Pribadi,
09 April 2023.
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Lebah atau dengan nama ilmiahnya Apis sp. tergolong ke dalam kelompok
hewan Arthropoda dari kelas serangga atau Insekta. Sama halnya dengan jenis
Insekta lain pada umumnya, lebah mempunyai karakteristik tubuh yang dilengkapi
dengan sayap sehingga mampu untuk melangsungkan aktivitas terbang. Secara
umum, tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari kepala, thorax, dan
juga abdomen. Lebah sebagian besar mampu untuk dapat menghisap nektar dari
dan menghasilkan madu sehingga disebut juga sebagai lebah madu. Persebarannya
luas, baik itu di daerah tropis maupun subtropis seperti di wilayah Afrika bahkan
Mesir Kuno karena telah lama dibudidayakan.
Lebah madu mencakup tujuh spesies lebah dalam genus Apis yang terdiri dari
20.000 spesies yang tersebar. Diperkirakan juga saat ini terdapat 44 subspesies yang
aktif dalam mensintesis dan menyimpan madu yang berasal dari nektar bunga.
Madu yang disintesis secara alami oleh lebah madu disimpan di dalam sarang lebah.
Lebah umumnya memuat sarangnya dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah
pekerja di dalam koloninya. Diantaranya umumnya hanya terdapat satu lebah ratu
diantara lebah pekerja. Lebah ratu inilah yang dianggap berkuasa dan terus-menerus
diberi makanan tanpa harus menghisap nektar. Selain itu, lebah umumnya
dilengkapi dengan sengat beracun sebagai alat perlindungan dirinya.

Universitas Sriwijaya
4.2.5. Dolichoderus thoracicus
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus
Gambar 10. Dolichoderus thoracicus.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, thoracicus
09 April 2023. Nama umum : Semut hitam
Lokasi: Ds. Muara Sungai,
Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Deskripsi:
Semut dapat dipahami sebagai semua serangga dari anggota famili
Formicidae. Semut mempunyai lebih dari 12.500 jenis atau spesies yang tersebar
yang sebagian besar hidup di kawasan tropis. Hewan semut dikenal serangga sosial
yang hidup berkonloni. Ukuran tubuhnya relatif lebih kecil jika dibandingkan
dengan anggota hewan serangga atau Insekta jenis lainnya. Meskipun demikian,
semut dapat dikatakan sebagai hewan terkuat di dunia. Semut jantan dapat
menopang berat beban lima pulih kali dari berat badannya sendiri. Hal ini dapat
dibandingkan dengan hewan gajah yang hanya mampu menopang berat beban dua
kali dari berat tubuhnya sendiri.
Sesuai dengan namanya, semut hitam atau yang biasa dikenal dengan nama
ilmiahnya Dolichoderus thoracicus memiliki tubuh yang berwarna gelap atau
hitam. Kelompok semut ini pada umumnya tidak merugikan atau bersifat non
patogen dan tidak menjadi hama bagi tumbuhan. Semut telah menempati hampir di
seluruh bagian daratan yang ada di permukaan bumi. Hanya di sebagian tempat saja
seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii yang tidak dikuasai oleh anggota semut.
Jenis hewan ini diperkirakan mampu membuat sekitar 15 hingga 20% dari biomassa
berbagai hewan darat. Sebagian dari kelompok semut sangat dikenal oleh manusia
karena dapat hidup bersama dengan manusia, seperti semut hitam, semut besar,
semut merah, semut api, dan semut rangrang.

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan sekitar yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Animalia terbagi menjadi dua kelompok besar yang meliputi hewan
bertulang belakang (vertebrata) dan hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata).
2. Kelompok invertebrata jumlahnya lebih banyak mendiami bumi daripada
jumlah kelompok vertebrata.
3. Aves dilengkapi dengan paruh dan sayap, Gallus domesticus tidak mampu
terbang lama seperti aves lainnya.
4. Hemidactylus frenatus termasuk ke dalam kelas reptil yang meliputi
sekelompok hewan melata.
5. Trigoniulus corallinus atau kaki seribu sebenarnya jumlah kakinya tidak
sampai seribu, sebarannya di Taiwan, Himalaya, Myanmar, Asia Tengah,
Indonesia bagian timur, Anatolia, dan Kaukasus.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, M., Saidi, L. O., Aka, R., Nafiu, L. O., Badaruddin, R., Has, H., dan
Prasanjaya, P. N. K. (2019). Pemberdayaan Kelompok Tani-Ternak dalam
Meningkatkan Pendapatan Peternak Ayam Bangkok di Desa Sindangkasih
Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal
Pengamas. 2(2): 133-143.
Adnan, M dan Wagiyana. (2020). Keragaman Arthropoda Herbivora dan Musuh
Alami pada Tanaman Padi Lahan Rawa di Rowopulo Kecamatan
Gumukmas Jember. Jurnal Proteksi Tanaman Tropis. 1(1): 27-32.
Campbell, N. A., Jane, B. R., dan Lawrence, G. M. (2003). Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gunawan, R. (2016). Buku Pintar Segala Jenis Burung Kicauan. Yogyakarta:


FlashBooks.
Febriawan, S. A. dan Sofia, E. R. (2018). Perilaku Harian Burung Nuri Kepala
Hitam (Lorius lory) di Penangkaran Eco Green Park Kota Batu Jawa Timur.
Jurnal Ilmu Hayat. 2(2): 84-94.
Hermawati, D. dan Diki, M. C. (2020). Reptilia Tasikmalaya dan Sekitarnya.
Tasikmalaya: Edu Publisher.
Kurniawan, I. S., Tapilouw, F. S., Hidayat, T., dan Setiawan, W. (2019).
Keanekaragaman Aves di Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Jurnal Ilmiah Multi Sciences. 11(1): 37-44.
Leksono, A. S. (2018). Ekologi Arthropoda. Malang: UB Press.
Mafaja, K. dan Fadly, H. (2019). Kelompok Kicau Mania, Kontes Burung dan
Kesadaran Konservasi Burung Kicau di Kabupaten Blora. Journal of
Education, Society and Culture. 8(1): 601-613.

Maya, S. dan Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina Bhakti


Persada Bandung.
Tapilatu, R. F. (2020). Mega Reptil Laut Dunia dan Indonesia: Memahami dan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Velayati, K., Mukhirah, dan Novita. (2021). Pemanfaatan Media Bahan Alam pada
Desain Busana Tiga Dimensi. Jurnal Busana dan Budaya. 1(1): 30-40.

Wardhani, S. P. R. (2022). Intisari Biologi Dasar Volume 2. Yogyakarta: Diandra


Kreatif.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai