KELAS PISCES
SUB FILUM “ CHORDRICHTHYES ”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata
Dosen Pengampu:
Desi Kartikasari M.Si
Disusun oleh :
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt. Atas rahmat dan anugerah-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah mata kuliah “Zoologi Vertebrata” dengan
baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka laporan yang berjudul “ PISCES SUB
FILUM “CHORDRICHTHYES” ini masih jauh dari kata sempurna. Pembuatan laporan ini
juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz , M.Pd.I. selaku Rektor UIN Satu Tulungagung.
2. Ibu Nani Sunarmi, S.Si., M.Sc, selaku koordinator Prodi Jurusan Tadris Biologi.
3. Desi Kertikasari M.Si. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Zoologi Vertebrata.
4. Teman-teman jurusan Tadris Biologi kelas 4C yang telah memberi dukungan atas
terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membantu dari pembaca untuk memperbaiki kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi dan manfaat kepada pihak yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha
atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang
masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang
keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan
hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua
kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces (Sukiya,2005). Hiu,
pari, dan kerabat-kerabatnya mencakup beberapa predator yang paling besar
dan paling sukses di samudera. Mereka tergolong ke dalam klad
Chondrichthyes yang berarti ikan berkartilago.1 Pada ikan bertulang rawan
(chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak
kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari kepala. Juga merupakan
vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah
satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah
memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip).
Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal
dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik. Ikan
itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas
dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara).
Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam
kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang
menulang.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut
mengenai spesies dari Chondrichthyes agar kita mampu membedakan ikan
bertulang rawan dengan ikan yang lainnya serta spesifikasi mengenai hewan
chondricthyes ini.
1
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Kondriktia (Hiu, Pari, dan kerabat-kerabatnya),BIOLOGI Eight
Edition, Jilid 2, Penerbit Erlangga, 2012, Hal-280.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hewan kelas pisces (chordrichthyes) ?
2. Bagaimana ciri umum dan ciri khusus hewan kelas pisces (chordrichthyes) ?
3. Bagaimana nama dan letak alat/Organ serta fungsi penyusun sistem tubuh
hewan kelas pisces (chordrichthyes) ?
4. Bagaimana habitat hewan kelas pisces (chordrichthyes) ?
5. Bagaimana klasifikasi/taksononomi hewan kelas pisces (chordrichthyes) ?
6. Bagaimana peranan dari kelas pisces (chordrichthyes) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kelas pisces (chordrichthyes
2. Untuk mengetahui ciri umum dan ciri khusus dari kelas pisces
(chordrichthyes).
3. Untuk nama dan letak alat/organ serta fungsi penyusun sistem tubuh hewan
kelas pisces (chordrichthyes) Untuk mengetahui fungsi organ penyusun
sistem tubuh hewan kelas pisces (chordrichthyes)
4. Untuk mengetahui habitat hewan kelas pisces (chordrichthyes)
5. Untuk mengetahui klasifikasi/taksononomi hewan kelas pisces
(chordrichthyes)
6. Untuk mengetahui peranan dari kelas pisces (chordrichthyes)
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Chordrichthyes
Chondrichthyes dalam 3erran Yunani, chondros berarti rawan, dan ichthyes
yang berarti ikan. Nama Chondrichthyes pertama kali dicetuskan pada tahun
1800-an, para saintis mengira bahwa kondriktia mempresentasikan tahap awal
evolusi rangka vertebrata dan mineralisasi telah dievolusikan hanya pada garis-
garis keturunan yang lebih baru (misalnya ikan bertulang). Akan tetapi, seperti
yang ditunjukkan oleh konodon dan vertebrata tang berahang yang berzirah,
mineralisasi rangka vertebrata telah dimulai sebelum garis keturunan kondriktia
bercabang dari vertebrata yang lain.2 Terlebih lagi, jaringan serupa tulang telah
ditemukan pada kondriktia awal, misalnya rangka sirip sejenis hiu yang hidup
pada Periode Karbon. Jejak-jejak tulang juga dapat ditemui pada kondriktia yang
masih ada pada sisiknya, di dasar gigi, dan pada beberapa hiu, di dalam lapisan
tipis pada permukaan vertebra.
2
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Kondriktia (Hiu, Pari, dan kerabat-kerabatnya),BIOLOGI Eight
Edition, Jilid 2, Penerbit Erlangga, 2012, Hal-280.
3
Ada sekitar 750 spesies kondriktia yang masih ada. Kelompok yang paling
besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu, pari, dan pari luncur dan
kelompok yang kedua terdiri dari beberapa lusin spesies hiu tikus, atau kimera.
Kebanyakan hiu memiliki tubuh yang seperti cerutu dan mampu berenang cepat,
namun mereka tidak dapat bermanuver dengan baik. Gerakan batang tubuh dan
sirip kaudal (ekor) yang kuat mendorong 4erran depan. Sirip dorsal terutama
berfungsi sebagai alat penstabil, dan sisirp pectoral (depan) dan pelvis
(belakang) yang berpasangan memberikan dorongan ke atas 4erran hiu
berenang.3
3
Ibid
4
dan gigi-gigi yang tajam untuk merobek daging dari hewan yang terlalu besar
untuk ditelan sekaligus.4
Hiu memiliki beberapa deret gigi yang perlahan-lahan bergerak ke depan
mulut seiring hilangnya gigi-gigi yang lama. Saluran pencernaan kebanyakan
hiu lebih pendek secara proporsional daripada kebanyakan vertebrata yang lain.
Didalam usus hiu terdapat katup spiral (spiral valve), bumbungan pembentuk
pembuka gabus yang meningkatkan area permukaan dan memperpanjang aliran
makanan melalui saluran pencernaan. Indra-indra yang tajam sesuai dengan gaya
hidup hiu yang karnivor dan aktif. Hiu memiliki penglihatan tajam namun tidak
bisa membedakan warna. Nostril hiu seperti pada kebanyakan vertebrata 5errang
yang lain, membuka ke dalam mangkok buntu. Fungsinya hanyalah untuk
olfaksi (penciuman bau), bukan untuk bernafas. Hiu juga memiliki sepasang
kulit di daerah kepala yang dapat mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh
kontraksi otot-otot dari hewan-hewan di sekitarnya. Seperti semua vertebrata
akuatik (nonmamalia), hiu tidak memiliki gendang telinga, struktur yang
digunakan oleh vertebrata darat untuk mentransmisikan gelombang suara di
udara ke organ-organ pendengaran. Suara terdengar oleh hiu melalui air, dan
seluruh tubuh hewan tersebut mentransmisikan suara ke organ-organ
pendengaran di telinga dalam.
Telur hiu difertilisasi secara internal. Jantan memiliki sepasang klasper (
clasper) pada sirip pelvisnya yang mentransfer sperma ke dalam saluran
reproduksi betina. Beberapa jenis hiu merupakan ovipar, mereka menghasilkan
telur-telur yang menetas di luar tubuh induk betina. Hiu-hiu ini melepaskan
telur-telur setelah membungkusnya dengan selaput pelindung. Spesies yang lain
merupakan ovovivipar mereka menyimpan telur-telur yang telah difertilisasi di
dalam oviduk. Dengan suplei nutrient dari kuning telur, embrio berkembang
menjadi anak yang akan dilahirkan setelah menetas di dalam uterus. Ada
segelintir spesies vivipar, anak berkambang di dalam uterus dan memperoleh
4
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Kondriktia (Hiu, Pari, dan kerabat-kerabatnya),BIOLOGI Eight
Edition, Jilid 2, Penerbit Erlangga, 2012, Hal-281.
5
suplei 6errang6 dari darah ibu melalui plasenta, kantong kuning telur, menyerap
cairan bernutrien yang dihasilkan pleh uterus, atau dengan memakan telur lain.
Saluran reproduktif hiu, Bersama dengan sistem eksresi dan slauran pencernaan,
berujung di kloaka, ruanagan Bersama yang memiliki bukaan 6errang kea rah
luar.
Walaupun pari merupakan kerabat dekat hiu, mereka memiliki gaya hidup
yang sangat berbeda. Sebagian besar pari merupakan penghuni dasar laut yang
makan dengan menggunakan rahangnya untuk menghancurkan moluska dan
krustasea.5
Pari memiliki bentuk tubuh yang memipih dan menggunakan sirip 6errang6 yang
sangat besar seperti sayap di dalam air untuk mendorong tubuhnya melalui air. Ekor
dari banyak pari berbentuk seperti cambuk dan pada beberapa spesies. Memiliki duri-
duri berbisa yang berfungsi dalam pertahanan diri. Secara morfologi, kondriktia hanya
berubah sedikit dalam 300 juta tahun terakhir. Akan tetapi, kini mereka sangat terancam
oleh penangkapan ikan berlebihan. Laporan terbaru mengidentifikasikan bahwa
populasi hiu di Atlantik barat laut telah berkurang 75% selama lebih dari 1 tahun.
5
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Kondriktia (Hiu, Pari, dan kerabat-kerabatnya),BIOLOGI Eight
Edition, Jilid 2, Penerbit Erlangga, 2012, Hal-281.
6
B. Ciri Umum hewan kelas pisces (chordrichthyes)
➢ Ciri-ciri umum dari Chondrichthyes sebagai berikut :
a. Rangka tulang rawan ; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini
adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif Hal itu
disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang
keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu
berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata,
mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang
keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag
lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras.6 Ada yang bersisik dan ada
pula yang tidak
b. Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
c. Letak celah insang lateral dan ventral
d. Mulut terletak pada sisi ventral
e. Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
f. Sirip berpasangan
g. Tidak memiliki gelembung udara
h. Seks terpisah, fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh, ovipara tau
ovivipar.
a. Kulit keras, dengan sisik luar kecil dan banyak kelenjar mukosa, terdapat
sirip median dan sisrip berpasangan, semua ditopang oleh jejari sirip, sirip
pelvic dengan klasper.
b. Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi email, kantung olfaktori
berjumlah 2
6
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Kondriktia (Hiu, Pari, dan kerabat-kerabatnya),BIOLOGI Eight
Edition, Jilid 2, Penerbit Erlangga, 2012, Hal-280.
7
(atau 1), tidak terhubung dengan rongga mulut, dengan rahang bawah dan
atas, usus dengan katup spiral.
c. Kerangka bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium
bergabung dengan kapsul indra yang berpasangan, notokorda bertahan,
tulang belakang banyak,lengkap, dan terpisah.
d. Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus venosus dan
konus arteriosus, hanya mengandung darah vena, beberapa pasang lengkung
aorta, sel darah merah berinti dan berbentuk oval.
e. Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing
terdapat pada belahan yang terpisah ( 3 pasang pada chimaera ).
f. Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ auditori dengan tiga kanalis
semisirkularis.
g. Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm)
8
rahang yang kokoh, jantung terdiri atas satu ruang atrium dan satu ruang ventrikel.
Jantung dilengkapi dengan sinus venosus dan conus arteriosus yang berisi darah.
Rangkanya bertulang rawan, notokorda yang ada pada yang muda, lambat laun
digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika
mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam
mereka sendiri lama sebelum mereka lemas. Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel
darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. Mereka juga
menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan
bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ
epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup
yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.
7
Sri Maya dan Rizki Amalia Nur, ZOOLOGI VERTEBRATA, Jawa Barat: CV. Widina Media Utama,
2021, hal. 22
9
1. Morfologi Chondrichtyes
e. Telinga hanya di bagian dalam, tidak ada telinga tengah atau telinga luar
f. Sirip dada dan sirip perut berpasangan, sedangkan sirip punggung, sirip ekor, dan
sirip dubur tidak berpasangan.
Selain ikan hiu, ada pula ikan pari yang mempunyai ciri khas yaitu memiliki
sirip pada dada yang lebar mirip sayap. Hewan ini memiliki sengatan listrik hingga
300volt yang dapat digunakan untuk menangkap mangsa. Anggota ikan bertulang
rawan (850 spesies) memiliki skeleton berupa tulang rawan sebagai pengganti tulang
keras. Pada kedua sisi faring terdapat lima hingga tujuh celah insang dan tidak
mempunyai tutup insang (operculum). Ikan bertulang rawan memiliki dua tipe sisik,
yaitu 10errang dan ganoid. Bagian dalam sisik 10errang disusun oleh bahan tulang
10
dan bagian luarnya disusun oleh bahan email (mirip email gigi manusia). Karena jika
dilihat dari dekat, bentuknya seperti gigi-gigi kecil (dermal denticles). Kulit pari
sama dengan hiu, ditutupi oleh sisik 11errang atau denticles dermal. Kulit mereka
akan terasa mirip ampelas.
Ikan hiu dan ikan pari rahangnya bersendi pada tulang posterior atau pada
elemen hiomandibula dari lengkung insang ke-2. Secara embriologis, celah insang
tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh keluar dan
bertemu dengan invaginasi dari luar. Ikan hiu dan ikan pari memiliki 5-7 pasang
celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut spirakel.
Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur
yang mirip paru-paru.
Ada beberapa ikan hiu dan ikan pari yang mempunyai organ bioluminesen.
Bioluminesen adalah pancaran sinar oleh organisme, sebagai hasil oksidasi dari
berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substratnya disebut lusiferin
dan enzim yang sangat sensitive sebagai katalisator oksidasi disebut lusiferase.
Organ luminesen (organ yang mampu menghasilkan sinar) ditemukan pada beberapa
ikan hiu, ikan pari berlistrik (Benthobatis moresbyi) dan beberapa ikan tulang keras
khususnya yang tinggal di laut dalam. Adanya organ yang memproduksi sinar ini
dapat digunakan untuk menaksir kedalaman laut, dimana ikan tersebut tinggal.
a. Gigi
Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Gigi
pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi
tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur di
bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu
dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi
bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar
spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali Hiu Cookiecutter yang mengganti
seluruh barisan gigi sekaligus.
11
Gambar 4. Gigi Ikan Hiu
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan
moluska dan crustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk
menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang
berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang lebih besar
seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi
atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan
plankton seperti Hiu Basking lebih kecil dan non-fungsional.
b. Kerangka
Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan vertebrata
daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan dan
jaringan konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada kelas
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Ikan memiliki kerangka tulang sejati,
sama dengan tulang yang dimiliki semua vertebrata daratan. Tulang rawan atau
12errang12n merupakan kerangka yang lentur yang memiliki kepadatan setengah
dari tulang. Hal ini dapat mengurangi bobot kerangka, sehingga dapat menghemat
energi.
12
Gambar 5. Kerangka Ikan Hiu
Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air,
berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri
lama sebelum mereka lemas.
c. Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada 13errang. Permukaan rahang hiu dan
lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan
yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini
mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang
merupakan blok kristal garam kalsium yang diatur menjadi 13erran. Hal ini
memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti
hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang
besar seperti hiu banteng, hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai
tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar,
rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya
memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.
13
D. Ekor
Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam
punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran
otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan
apung negatif Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip
caudal homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya
maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu
harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah 14erran
berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang
berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang
lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang
mangsanya.
14
D. Kepala
Hiu memiliki indra penciuman yang tajam, yang terletak di saluran pendek
(yang tidak menyatu, tidak seperti ikan bertulang) antara 15erra hidung anterior
dan posterior, dengan beberapa spesies mampu mendeteksi sesedikit satu bagian
per juta dari darah dalam air laut.
e. Sistem Maskular
Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan berfungsi untuk
menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang dibutuhkan untuk
berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip yang berpasangan, daerah
insang, dan struktur kepala.
a. Sisten Otot
Fungsi utama sistem oto adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ
tubuh. Gerak otot yang disengaja oleh ikan antara lain yaitu: menggerakan mata,
membuka dan menutup mulut, membuka dan menutup insang, menggerakan sirip
ke atas atau ke samping, melawan arus air.
Jika dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak otot-otot tersusun
menurut lingkaran lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar ini
tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk muskuli (berbentuk kerucut). Otot
15
tersebut disebut miomer yang tersusun segmental. Masing-masing miomer
dibungkus dan dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata.
Pada ikan bertulang rawan dan sejati, otot aksial dipisahkan oleh septum
lateral (septrum horizontal) menjadi epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial
dibagian ventral. Otot epaksial diinervensi oleh percabangan dorsal saraf spinal
sedangkan otot hipaksial diinervensi oleh percabangan ventral saraf spinal. Otot-
otot brankial berfungsi untuk menutup dan membuka lubang insang dan mulut,
terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral) dan elevator. Otot ini diinervensi
oleh saraf spinal. Kelompok lain adalah otot hipobrankial yang memanjang di
ventroanterior insang 16erra dari daerah korakoid sampai rahang dan bagian
ventral arkus brankialis. Otot tersebut adalah otot aksial yang berasal dari daerah
brankiomerik, diinervasi oleh saraf spinal. Otot sirip pada ikan yang paling
banyak adalah berupa otot ektensor dorsal dan fleksor ventral.
b. Sistem Pernapasan
16
c. Sistem Pencernaan
Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior
rongga tubuh. Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-
hijauan dan kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior usus.
Pankreas terdapat di antara lambung dan usus, salurannya bergabung dengan usus
tepat di bawah saluran empedu. Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya tidak
diketahui, melekat di dorsal penghubung antara usus dan kloaka.
Arteri utama terdiri atas: Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala,
sepasang subklavia ke sirip pectoral, seliaka ke lambung, hati, dan usus,
17
mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang usus,
mesenterika posterior ke kelenjar rektal. Beberapa renalis dan gonadika (ovarika
atau spermatika) ke ginjal dan organ reproduksi, serta sepasang iliaka ke sirip
pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal yang menyambung ke ekor.
Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke: Sepasang
vena porta renalis ke ginjal, darah yang lain dari daerah posterior melintas ke
depan dalam, sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung, pasangan
vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh, pasangan vena jugularis dan
vena cardinal anterior mengembalikan darah dari daerah kepala semua vena ini
masuk ke dalam sinus besar yang terhubung ke sinuis venosus, darah dari saluran
pencernaan mengalir dalam, vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid
seperti kapiler di hati kemudian di kumpulkan di vena hepatika yang bergabung
dengan sinus venosus, darah melinta melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap
lintasan tubuh, seperti pada cylostomata serta sebagian besar ikan, dan darah
jantung semua tidak mengandung oksigen.
e. Sistem Respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut, hiu memasukan air kedalam dan
mendorong air keluar melalui belahan insang dan spirakel. Insang yang melapisi
lima pasang belahan terpisah (dan spirakel) tersusun atas banyak filamen parallel
ramping yang mengandung kapiler. Darah dari aorta ventral melintas melalui
kapiler ini, mengeluarkan karbondioksida dan mengabsorbsi oksigen terlarut di
air, dan kemudian berlanjut ke aorta dorsal.
f. Sistem Ekskresi
Dua ginjal yang ramping terdapat tepat dibawah selom di sepanjang aorta
dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental yang bergabung dengan
saluran longitudinal.
18
1. Subkelas Elasmobranchii (Ikan Hiu/Squalus sp, Ikan Pari/Makaraja, Pari
Listrik/Torpedo marorata)
Morfologi:
Bentuk tubuh seperti torpedo dan memiliki ekor yang kuat, didukung
dengan rangkat tubuh yang terdiri dari tulang rawan bersifat ringan dan elastis.
Insang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang. Berupa celah insang (gill
openings atau gill slit) berjumlah antara 5-7 buah. Mulut terletak di bagian ujung
terdepan bagian bawah. Tubuh ditutupi struktur sisik yang berbentuk seperti gigi-
gigi kecil (denticle), sisik ini disebut sisik placoid. Ikan Hiu memiliki susunan gigi
yang unik, di mana gigi ini tidak tertanam pada gusi atau rahang, tetapi langsung
menempel pada kulit. Ekor pada umumnya berbentuk heterocercal yaitu bentuk
cagak dengan cuping bagian atasnya lebih berkembang dibanding bagian cuping
bawahnya. Bentuk ekor demikian sangat membantu pergerakannya sebagai ikan
predator.8
8
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI PANTAI
UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 2
19
Meski bagi kebanyakan orang hiu memiliki penampilan yang
menyeramkan dan reputasi yang menakutkan, mereka pada saat yang sama
termasuk yang paling banyak 20erran ramping dari semua ikan. Tubuh hiu dogfish
berbentuk fusiform (berbentuk gelendong). Ekor heterocercal asimetris, di mana
kolom tulang belakang menghadap ke atas dan meluas ke lobus punggung sirip
ekor, memberikan dorongan dan beberapa mengangkat karena menyapu bolak-
balik. Ada dada berpasangan dan sirip perut didukung oleh kerangka apendikular,
satu atau dua sirip punggung median (masing-masing dengan tulang belakang di
Squalus [L. sejenis laut fi-sh]), dan sirip ekor median. Sirip dubur median ada di
kebanyakan hiu, termasuk dogfish halus, Mustelus (L. 20errang, musang). Pada
20erran, bagian medial sirip perut dimodifikasi menjadi membentuk clasper, yang
digunakan dalam kopulasi. Lubang hidung berpasangan (buta kantong) adalah
ventral dan anterior ke mulut. Itu mata lateral tidak memiliki kelopak, dan di
belakang setiap mata terdapat sebuah spiral (sisa dari celah insang pertama)
biasanya ada. Lima celah insang ditemukan anterior ke setiap sirip dada. Kulit
yang keras dan kasar ditutupi dengan sisik 20errang dermal seperti gigi yang
diatur untuk mengurangi turbulensi air yang mengalir di sepanjang permukaan
tubuh selama berenang.
20
kimiaserendah 1 bagian per 10 miliar. Lubang hidung hiu martil yang ditempatkan
secara lateral dapat meningkatkan lokalisasi bau dengan meningkatkan penciuman
stereo. Mangsa juga dapat ditemukan dari jarak jauh dengan merasakan getaran
frekuensi rendah dengan noreseptor mecha di sistem gurat sisi. Sistem ini terdiri
dari organ reseptor khusus (neuromasts) dalam tabung yang saling berhubungan
dan pori-pori yang memanjang di sepanjang sisi tubuh dan di atas kepala. Pada
jarak yang lebih dekat, hiu beralih ke penglihatan sebagai metode utama untuk
melacak mangsa. Berlawanan dengan kepercayaan 21errang, kebanyakan hiu
memiliki penglihatan yang sangat baik, bahkan di perairan yang remang-remang.
Selama tahap akhir serangan, hiu dipandu menuju mangsanya melalui medan
bioelektrik yang mengelilingi semua hewan. Elektroreseptor, ampula Lorenzini,
terletak terutama di kepala hiu. Selain itu, hiu dapat menggunakan
electroreception untuk menemukan mangsa yang terkubur di dalam pasir.
Rahang atas dan bawah hiu dilengkapi dengan banyak gigi tajam. Barisan
depan gigi fungsional di tepi rahang didukung oleh barisan gigi yang sedang
berkembang yang menggantikan gigi aus sepanjang hidup hiu. Rongga mulut
membuka ke faring besar, yang berisi bukaan untuk memisahkan celah insang dan
spirakel. Kerongkongan pendek dan lebar mengalir ke perut berbentuk J. Hati dan
pankreas terbuka menjadi usus pendek dan lurus, yang berisi katup spiral yang
memperlambat perjalanan makanan dan meningkatkan permukaan serap. Melekat
pada rektum pendek adalah kelenjar rektal, unik untuk chondrichthyans, yang
21
mengeluarkan cairan tak berwarna yang mengandung natrium klorida konsentrasi
tinggi. Kelenjar dubur membantu ginjal opistonephric dalam mengatur
konsentrasi garam darah. Bilik jantung tersusun dalam formasi tandem, dan darah
bersirkulasi dalam pola yang sama seperti yang terlihat pada vertebrata yang
bernapas dengan insang. Darah yang meninggalkan jantung melalui aorta ventral
memasuki bantalan kapiler di insang tempat oksigen diserap, kemudian diedarkan
ke seluruh tubuh melalui aorta dorsal, tanpa terlebih dahulu masuk 22errang ke
jantung.
22
Gambar 11. Sistem Internal Ikan Hiu
23
Elasmobranch laut telah mengembangkan adaptasi untuk masalah
fisiologis hidup di air asin. Untuk mencegah air keluar dari tubuh secara 24errang,
elasmobranch mempertahankan senyawa nitrogen, terutama urea dan
trimetilamina oksida, dalam cairan ekstraselulernya. Zat terlarut ini,
dikombinasikan dengan garam darah, meningkatkan konsentrasi zat terlarut darah
sedikit melebihi konsentrasi air laut, menghilangkan ketidaksetaraan 24errang
antara tubuh mereka dan air laut di sekitarnya.9
Anatomi:
24
dari tangkai ekor dan sirip ekor. Batang ekor mungkin memiliki takikan yang
dikenal sebagai lubang precaudal yang ditemukan tepat di depan sirip ekor. Sirip
ekor memiliki kedua lobus atas dan bawah yang dapat memiliki ukuran yang
berbeda dan bentuk bervariasi di seluruh spesies. Penggunaan utama sirip ekor
(hetereocercal atau homocercal) adalah untuk memberikan dorongan. Lobus atas
sirip ekor menghasilkan daya dorong paling besar, dan setidaknya sebagian
darinya cenderung memaksa 25erran bawah. Sirip dada dan bentuk tubuh (seperti
airfoil) yang bekerja 25errang menghasilkan daya angkat untuk melawan kekuatan
ini. Sirip ekor tipe heterocercal pada sebagian besar spesies hiu bentik
memungkinkan berenang tanpa hambatan di dasar laut. Namun, hiu renang
tercepat cenderung memiliki sirip ekor berbentuk bulan (homocercal) yang
berfungsi menyediakan daya dorong maksimum.
Gigi hiu tidak tertanam secara permanen di dalam rahang, tetapi melekat
pada membran yang dikenal sebagai tempat tidur gigi. Membran unggun gigi
mirip dengan sabuk konveyor, menggerakkan baris gigi ke depan saat hiu tumbuh,
sehingga mengganti gigi yang lebih tua di depan yang telah rusak, rontok atau aus.
Tidak jarang gigi hiu ditemukan bersarang di mangsa besar (seperti bangkai ikan
paus) atau longgar di dasar laut. Bentuk, jumlah dan penampilan gigi hiu sangat
bervariasi di antara spesies hiu, dan dapat menjadi salah satu fitur paling penting
untuk identifikasi spesies. Namun, penampilan gigi juga bisa berbeda antara
rahang atas dan bawah, dan dari depan ke belakang, dalam hiu tertentu.
25
Kulit hiu terasa seperti ampelas karena memiliki sisik placoid (juga
dikenal sebagai dermal denticles). Akibatnya, sering dikeringkan dan digunakan
sebagai produk kulit atau amplas. Sisik placoid terdiri dari lempengan tulang basal
yang terkubur di dalam kulit dan bagian terangkat yang terpapar. Dermal denticles
memiliki struktur yang homolog dengan gigi, dan inilah yang membuat kulit
terasa kasar. Dermal denticles, adalah struktur kecil seperti gigi pada kulit yang
membentuk penghalang pelindung dan membantu berenang.
Gambar 14. Sisik Ikan Hiu yang Berenang di Dasar dan Sisik Ikan Hiu Perenang Cepat
26
Gambar 15. Ampullae Lorenzini
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang
sejati (tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu
memiliki kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada
organ pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh
hiu. Hati hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga
25% dari total berat badan. Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah
27
sebagai penyimpan energi karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi
kedua hati adalah untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air
disimpan dalam hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya
apung tubuh untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat
dilihat di dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan
terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di
28erran dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah
ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka
ke luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh
yang besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane halus yang mengkilat yang
disebut peritoneum, yang juga melapisi organ-organ. Organ-organ yang ditopang
dari dinding middorsal selom oleh mesenterium tipis, juga salah satui bentuk
peritoneum. Septum transversal memisahkan selom dari rongga yang
mengandung jantung.
Ikan Hiu mempunyai dua cara bernafas agar air dapat mengalir melewati
celah-celah insangnya. Cara pertama adalah yaitu dengan membuka rongga
mulutnya, sementara tubuhnya terus bergerak 28errang depan sehingga air
mengalir masuk dan melewati celah-celah insang. Dengan cara tersebut proses
respirasi dapat terus berlangsung dan ikan mendapatkan cukup oksigen untuk
28
pernafasannya. Hal ini menjelaskan kenapa Hiu menjadi cepat mati apabila
terperangkap di dalam rongga mulut, karena apabila Hiu berhenti bergerak maka
aliran air ke dalam rongga insang pun terhenti sehingga pernafasannya ikut
terhenti pula. Pada jenis Hiu yang biasa hidup di dasar perairan, mereka bernapas
seperti ikan-ikan kelas osteichtyes yaitu dengan mengandalkan otot coracoid dan
coracobranchial. Apabila kedua otot ini berkontraksi rongga oropharyngeal akan
bertambah besar, kemudian air masuk melalui rongga mulut. Lamella insang
menempel pada dinding tubuh dan menutup celah insang, sehingga air
terperangkap dalam rongga mulut. Selanjutnya 29erran mulut ditutup, pharynx
berkontraksi dan menyebabkan air melewati rongga insang dengan cepat sehingga
pernapasan dapat berlangsung.
Sistem pencernaan ikan hiu terdiri atas alat pencernaan berupa cavum oris,
oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam mulut terdapat gigi pada
rahang dan menghadap kearah belakang guna menahan mangsa yang akan ditelan,
lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian
posterior terdapat otot daging sphincter. Bagian usus pada cucut menjadi ciri khas
yang unik karena bagian usus tersebut bersatu dengan lambung dan memiliki
struktur yang khusus yaitu berupa katup spiral (spiral valve). Lipatan-lipatan
spiral yang terdapat di bagian dinding usus, berfungsi untuk meningkatkan proses
absorpsi makanan dalam usus sehingga cucut tidak memerlukan usus yang
panjang untuk mencerna makanannya. Sistem pencernaan seperti ini mencegah
terjadinya bagian tubuh mangsanya yang tidak tercerna secara sempurna 29erran
melewati usus.
29
Hepar terdiri atas 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan
padanya terdapat kantung empedu ke dalam usus. Hepar pada ikan Hiu berfungsi
sebagai penyeimbang hidrostatik karena ukurannya yang besar dan kandungan
minyaknya yang tinggi, sehingga dapat mengurangi tekanan gravitasi dan
menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu Hepar ini juga berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi ikan Hiu. Kandungan minyak pada Hepar ikan Hiu ini
bernilai ekonomis tinggi, tidak heran jika perburuan Hiu di alam semakin marak
dilakukan.
Organ Jantung berperan sebagai alat sirkulasi pada hiu. Jantung hanya
mempunyai satu atrium dorsal yang menerima darah dari sinus venosus, dan 1
ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah
menuju aorta ventral yang lalu bercabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen,
terus masuk ke dalam insang.
Sistem ekskresi pada ikan hiu berupa sepasang ginjal yang memanjang
(opistonerfos) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal
(kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran
urogenital. Ikan yang hidup di air tawar mengeluarkan urin dalam jumlah yang
besar. Sebaliknya ikan yang hidup di air laut akan mengekskresikan ammonia
melalui urin yang jumlahnya sedikit.10
Reproduksi:
Proses fertilisasi pada Ikan Hiu berlangsung secara internal. Ikan hiu
30erran mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper, sedangkan alat reproduksi
ikan betina berupa 2 ovarium di dekat ujung anterior cavum abdominal. Hiu
dimorfik secara seksual. Artinya, ada perbedaan visual antara jantan dan betina.
Laki-laki, seperti yang terlihat dalam gambar ini, memiliki clasper yang
merupakan hasil modifikasi sirip Anal yang digunakan sebagai alat kopulasi.
10
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI PANTAI
UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 8-12
30
Clasper adalah gulungan tulang rawan yang menjadi kaku dengan kalsium pada
hiu dewasa. Ada atau tidak adanya clasper ini membuatnya sangat mudah untuk
membedakan jantan dan betina. Jantan juga memiliki sepasang testis, namun yang
kanan selalu lebih berkembang daripada yang kiri, yang mungkin lebih kecil atau
tidak ada sama sekali.
31
Gambar 17. Alat Reproduksi Ikan Hiu
32
mengontrak organ yang dikenal sebagai kantung siphon yang menggunakan arus
air laut untuk membawa spermatofor.
Perbedaan mencolok lainnya antara hiu 33erran dan betina dari beberapa
spesies adalah ketebalan kulit mereka. Contohnya kulit pada hiu biru betina
hampir dua kali lebih tebal dari jantan. Diyakini bahwa ini adalah karena
kekejaman saat kawin. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi.
Tanpa ketebalan ekstra dari kulit betina bisa terluka parah. Perilaku kawin pada
hiu bisa sangat kompleks dan bukti menunjukkan bahwa ada beberapa tingkat
seleksi pasangan dalam spesies tertentu. Jenis kelamin sering dipisahkan, dan
hanya berkumpul untuk kawin.11
Morfologi:
Ikan Pari tergolong dalam kelas Elasmobranchii atau dikenal pula dengan
ikan Batoid. Pengelompokkan ini berdasarkan pada ciri morfologinya dimana
Ikan Pari bertulang rawan dengan ekor panjang seperti cemeti atau cambuk bukan
berbentuk sirip. Pada umumnya Ikan Pari memiliki satu sampai lima duri yang
11
Ibid: hal 16-18
33
beracun di pangkal ekornya. Racun pada duri ini diakibatkan oleh keberadaan
kelenjar racun di sebelah bawahnya. Tidak hanya pada ekornya, menyatakan
bahwa duri tajam pada beberapa jenis pari berada pada tubuh bagian ventral dan
dorsal. Oleh sebab itu, Ikan pari dijuluki Stingrays atau Ikan Duri Penyengat
karena keberadaan duri tajam tersebut. Ikan Pari menggunakan duri tajam yang
dimilikinya sebagai pertahanan diri dalam keadaan terancam. Racun yang
diakibatkan oleh duri Ikan Pari dapat melukai atau melumpuhkan mangsanya
bahkan dapat menyebabkan kematian.
Ikan Pari memiliki mata yang cenderung menonjol dan terletak di bagian
samping kepala. Dibagian belakang mata terdapat lubang yang berfungsi untuk
bernafa, disebut spirakel. Udara hasil pernafasan dibuang melalui celah insang
yang berjumlah lima sampai enam pasang. Celah insang pada Ikan Pari terletak
di sisi kepala bagian ventral atau bawah. Bentuk mulutnya terminal, dengan
posisi di bagian bawah tubuh. Sirip punggung 34erran dikatakan tidak ada atau
tidak jelas terlihat. Namun pada jenis Ikan Pari Hiu ditemukan adanya sirip
punggung.12
34
penyumbatan insang, karena mulut sering terkubur dalam pasir. Gigi diadaptasi
untuk menghancurkan mangsa: moluska, krustasea, dan sesekali ikan kecil. Ikan
pari memiliki ekor yang ramping dan seperti cambuk yang dipersenjatai dengan
satu atau lebih duri bermata gergaji dengan kelenjar racun di pangkalnya. Luka
dari duri sangat menyakitkan, dan bisa sembuh perlahan dan dengan komplikasi.
Pari listrik adalah ikan lamban dengan organ listrik besar di setiap sisi
kepalanya. Setiap organ terdiri dari banyak tumpukan vertikel sel-sel seperti
cakram yang terhubung secara paralel sehingga ketika semua sel mengeluarkan
muatan secara bersamaan, dihasilkan arus listrik tinggi yang mengalir ke air di
sekitarnya. Tegangan yang dihasilkan relatif rendah (50volt) tetapi keluaran daya
mungkin satu kilowatt cukup memadai untuk melumpuhkan mangsa atau
menakuti predator. Sinar listrik dulu digunakan oleh orang Mesir kuno untuk
suatu bentuk elektroterapi di pengobatan penyakit seperti radang sendi dan asam
urat.13
13
Zulkarnaim, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK (ELECTRONIC BOOK)
PISCES BERBASIS APLIKASI KVISOFT FLIPBOOMAKER PADA MAHASISWA PENDIDIKAN
BIOLOGI UNIVERSITS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, SKRIPSI, 2023, hal. 73
35
contoh ikan subkelas ini adalah Squalus dan Raja. Pada bagian dalam tubuh ikan
pari listrik terdapat organ listrik berbentuk menyerupai cakram, tersusun atas sel-
sel multinukleat disebut elektrosit.
Pada saat semua sel mengeluarkan reaksi berulangkali atas instruksi saraf
sadar dari otak maka aliran listrik dengan jumlah ampere yang cukup tinggi akan
ke luar ke air di sekelilingnya untuk menyengat mangsa atau musuh yang
ditakuti. Tenaga listrik yang dikeluarkan mencapai beberapa kilowatt.14
14
Hurip Pratomo dan Bayu Rosadi, Modul 01 Identifikasi Pisces, BIOL4451: Edisi 3, hal, 6
36
Sinar listrik, Torpedo, dengan organ listrik terbuka. Organ dibangun dari
sel-sel berinti banyak seperti cakram yang disebut elektrosit. Ketika semua sel
habis secara bersamaan, arus ampere tinggi mengalir ke air di sekitarnya untuk
melumpuhkan mangsa atau menakuti predator. Informasi elektrosensori diproses
di otak kecil besar.15
Anatomi:
Ikan pari memiliki tipe mulut penghisap dan letaknya inferior. Tipe
berkaitan dengan fungsinya untuk mencari makan di dasar perairan., karena Ikan
Pari termasuk ikan demersal. Ikan pari memiliki sistem kulit berupa sisik. Sisik
ikan pari berupa sisik. Sisik ikan pari terdiri atas lempengan dasar berbentuk
lingkaran atau persegi yang tertanam pada lapisan dermis kulit dan bagian yang
menonjol pada bagian luar epidermis. Sisi luar dilapisi oleh bahan yang
menyerupai enamel yang dinamakan vitrodentrin, sedangkan bagian dalam yang
merupakan bagian mangkuk dari dentin berisi pembuluh darah dan saraf. Sisik
37errang hanya terdapat pada ikan Chondrichthyes.
15
Zulkarnaim, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK (ELECTRONIC BOOK)
PISCES BERBASIS APLIKASI KVISOFT FLIPBOOMAKER PADA MAHASISWA PENDIDIKAN
BIOLOGI UNIVERSITS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, SKRIPSI, 2023, hal. 74
37
Gambar 21. Sisik Ikan Pari
Pada bagian ekor Ikan Pari terdapat duri beracun yang disebut mirotoksin
pada bagian ekor. Duri tersusun dari bahan seperti tulang dan keras yang disebut
vasodentin. Disepanjang kedua duri tersebut terdapat gerigi yang bengkok ke
belakang. Duri ini ditandai oleh adanya sejumlah alur yang dangkal sepanjang
duri. Sepanjang tepi alur pada bagian bawah duri didapatkan satu celah yang
dalam. Jika diamati dengan teliti maka celah ini akan tampak berisikan suatu
jalur berupa jalur kelabu seperti spon lembut meluas sepanjang celah. Celah ini
dinamakan celah kelenjar ventro lateral. Racun dihasilkan oleh jaringan ini.
Adapun fungsi celah yaitu untuk melindungi jaringan kelenjar.
Sistem muskularis ikan pari terdiri dari beberapa bagian seperti epaksial
(bagian atas), hipaksial (bagian bawah) muscular supervisialis, myomer,
myosetum, dan septum skeletogeneus horizontal. Bagian besar otot bergaris
pada tubuh ikan pari berkaitan dengan fungsi gerak ada empat yaitu otot (didaera
38
mata), otot hipobrankial (di daerah insang), otot brankiometrik (di daerah
rahang) dan otot apendikular (di daerah sirip).
Hati dari Pari adalah organ yang besar, lunak dan sangat berminyak yang
menempati sebagian besar rongga tubuh dan dapat mencapai 25% dari berat
tubuh. Terdiri dari dua lobus besar dan runcing yang berwarna abuabu kehijauan
hingga coklat kemerahan. Hati ikan pari memiliki dua fungsi. Pertama, seperti
39
pada semua hewan, hati sebagai tempat menyimpan cadangan lemak dan
karenanya menyediakan penyimpanan energi. Kedua, hati bertindak sebagai
organ hidrostatik dengan menyimpan minyak yang lebih ringan daripada air
(atau kepadatan rendah). Tanpa hati yang begitu besar, Pari akan sulit keluar dari
dasar, karena mereka tidak memiliki karakteristik berenang swim bladder seperti
ikan bertulang keras.
Struktur kedua yang paling terlihat dalam rongga tubuh Pari adalah
saluran pencernaan yang terdiri dari dua organ: kerongkongan dan lambung.
Ujung lambung bagian depan (juga dikenal sebagai cardiac stomatch) berbentuk
huruf J, dan mengecil ke bagian posterior lambung yang dikenal sebagai
cerobong pilorus yang membungkuk ke depan. Pyloric lambung berakhir pada
penyempitan yang disebut pilorus, yang mengarah ke duodenum pendek dan
kemudian ke spiral valve usus yang lebih besar, yang sangat melingkar dan
memutar secara internal. Fungsi spiral valve usus adalah untuk meningkatkan
luas permukaan untuk pencernaan dan penyerapan makanan.16
Reproduksi:
Ikan Pari bersifat dioecious, yaitu alat kelamin jantan dan betina dapat
dibedakan dengan jelas. Pari Jantan mempunyai sepasang alat kelamin terletak
di pangkal ekor yang dinamakan clasper, yang bila telah berukuran melebihi
dari sirip perut maka Pari tersebut dapat dikatakan telah dewasa. Sedangkan
untuk betina tidak mempunyai clasper namun alat atau lubang kelaminnya dapat
terlihat. Dalam satu musim pemijahan Ikan Pari hanya memijah sekali.
Peningkatan presentase kematangan gonad menandakan musim pemijahan Ikan
Pari sudah dekat.
16
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI PANTAI
UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 13-15
40
Gambar 23. Alat Reproduksi Ikan Pari
41
dalam tubuh sang induk ikan pari betina hingga embrio yang berkembang dan
juga tumbuh cukup umur dalam kandungan.
Setelah itu, mereka (embrio) akan keluar dari dalam perut induk. Ikan
pari ini termasuk ke dalam hewan yang unik. Mereka hanya memerlukan
pembuahan yang sangat singkat yakni 90 detik saja. Sedang untuk masa
kehamilan, ikan pari betina akan membutuhkan waktu sekitar 9-12 bulan. Dalam
sekali kehamilan, ikan pari akan menghasilkan anak atau embrio sebanyak 5-9
ekor anak.
Hal unik yang perlu diketahui mengenai ikan pari adalah terdapat kasus
bahwa beberapa ikan pari juga dapat berkembang biak secara Partenogenesis.
Maksudnya adalah mampu melahirkan anak tanpa perlu proses pembuahan oleh
sperma pada embrio. Kondisi ini memang terbilang sangat langka. Namun
faktanya, seekor pari Freckel di Australia mampu melakukan hal tersebut.17
17
Ibid: hal. 18-21
42
Gambar 24. Chimera
18
Zulkarnaim, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK (ELECTRONIC BOOK)
PISCES BERBASIS APLIKASI KVISOFT FLIPBOOMAKER PADA MAHASISWA PENDIDIKAN
BIOLOGI UNIVERSITS ISLAM NEGERI ALAUDDIN, SKRIPSI, 2023, hal. 75
43
Ciri utama subkelas Chimera yaitu mempunyai celah insang yang ditutupi
oleh 44errang44n, rahang memiliki lempeng-lempeng gigi, lubang hidung 44errang,
tubuh tanpa sisik, mempunyai organ tambahan clasper pada atau myxopterygium,
gurat sisi merupakan lengkung terbuka.19
Jenis-jenis ikan bertulang rawan (dari kelas Chondrichthyes) seperti ikan hiu
dan ikan pari umumnya hidup di laut, tetapi ada beberapa yang hidup di 44erran-
sungai air tawar. Sebagian besar ikan hiu hidup di daerah permukaan air, sedang
ikan-ikan pari umumnya di daerah dasar, tetapi “manta” dan ikan-ikan pari yang
besar-besar berenang-renang di daerah dekat permukaan air. Hiu dapat ditemukan
di seluruh perairan Samudera. Sebagian besar hiu hidup pada perairan tropis yang
hangat dan beberapa spesies hiu hidup di perairan dingin. Hiu juga dapat
ditemukan pada daerah 44erran hingga laut dalam serta di ekosistem terumbu
karang20.21.
19
Hurip Pratomo dan Bayu Rosadi, Modul 01 Identifikasi Pisces, BIOL4451: Edisi 3, hal. 7
20
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI
PANTAI UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 26
21
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI
PANTAI UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 26
22
Fahmi, dan Darmadi. 2013. Tinjauan Status Perikanan Hiu di Indonesia. Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.
44
Habitat ikan pari berada di perairan dasar yang berlumpur, berpasir, karang
hingga berbatu. Pari hidup dalam kelompok kecil maupun soliter, sesekali
berenang di permukaan air, bagian tengah kolom perairan, maupun dasar
perairan. Beberapa jenis Pari juga ditemukan di perairan sampai tawar, seperti Pari
Sungai (Himantura signifer ). Ikan pari hidup pada daerah dekat dangkal pada
wilayah tropis yang terdapat terumbu karang dengan permukaan pasir dan
pecahan-pecahan karang, Ikan pari juga terdapat di perairan hutan mangrove
serta daerah laut dalam dengan kedalaman ± 85 m. Ikan pari (famili
Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran yang
unik. Daerah sebaran ikan pari adalah perairan 45erran dan kadang masuk ke
daerah pasang surut. Ikan pari terdapat di seluruh perairan tropis, subtropis dan
daerah iklim sedang, dan dari 315 - 340 jenis yang telah diketahui, 10 jenis
diantaranya adalah penghuni air tawar. Di perairan tropis Asia Tenggara (Thailand,
Indonesia, Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai Amazon), sejumlah spesies
ikan pari bermigrasi dari perairan laut ke perairan tawar.
23
Ning Setiati dan Prataya, BIOLOGI DAN JENIS-JENIS IKAN ELASMOBRANCHII DI TPI
PANTAI UTARA JAWA TENGAH, Jawa Tengah: LLPM Universitas Negri Semarang, 2021, hal. 28
45
E. Klasifikasi/Taksonomi Hewan Kelas Pisces (Chondrichtyes)
2. Subkelas Holocephali, berasal dari kata holo yang artinya seluruh, dan chepala
yang berarti kepala. Subkelas ini mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan
tikus atau ikan chimaera atau hiu hantu. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu
ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya.
46
Classis Sub Classis Ordo (Jumlah Familia)
1. Carcharhiniformes (8 Familia)
Chondrichthyes Elasmobranchii
2. Heterodontiformes (1 Familia)
(2 Subclassis) (14 Ordo)
3. Hexanchiformes (3 Familia)
4. Lamniformes (7 Familia)
5. Myliobatiformes (9 Familia)
6. Orectolobiformes (7 Familia)
7. Pristiformes (1 Familia)
8. Pristiophoriformes (1 Familia)
9. Rajiformes (3 Familia)
1. Chimaeriformes (3 Familia)
Holochepalii(1 Ordo)
47
• Berikut klasifikasi Chondrichtyes tersebut:
1. Subclassis Elasmobranchii
Terdapat sekitar 600 spesies yang termasuk ke dalam subclass ini,
termasuk sharks (hiu) dan rays (pari). Habitatnya kebanyakan hidup di laut
lepas, beberapa hidup di kedalaman perairan, sementara yang lain banyak yang
hidup di dasar laut. Memiliki ciri-ciri umum yaitu rahang atas terpisah dengan
tengkorak, tidak memiliki tutup insang (operculum) Sirip pectoral tidak dapat
digerakkan.
• Subclassis Elasmobranchii ini terbagi menjadi 14 ordo yaitu:
1) Ordo Carcharhiniformes
Hiu tanah, atau Carcharhiniformes, merupakan ordo terbesar dari
hiu. Dengan lebih dari 270 spesies, carcharhiniformes mencakup
sejumlah jenis umum hiu, seperti catsharks, swellsharks, dan hiu pasir.
Anggota dari ordo ini dicirikan oleh adanya pengelip di atas mata, dua
sirip punggung, sirip anal, dan lima celah insang. Menurut FishBase, 8
famili dari ordo Carcharhiniformes adalah:
a) Carcharhinidae
Merupakan jenis hiu yang hidup berpindah-pindah dan
tinggal di laut yang hangat (terkadang juga di air payau atau air
tawar) seperti hiu harimau, hiu biru, hiu banteng, dan hiu susu.
Karakteristik ordo carcharhiniform yang biasa terdapat pada jenis
hiu ini meliputi mata bulat dan sirip ferrang yang berada tepat di
belakang lima celah insangnya. Kebanyakan spesies ini vivipar,
individu baru akan dikeluarkan dalam keadaan seluruh tubuhnya
telah berkembang penuh. Kelompok hiu requiem mempunyai
ukuran yang bermacam- macam, dari 69 cm 48errang hiu hiu
sharpnose Australia dewasa, hingga 55 m,hiu harimau dewasa.
Pada famili Carcharhinidae terdapat 62 spesies. Hiu Harimau
(Galoecardo cuvier) memiliki 48errang tubuh berkisar antara
3,25m hingga 4,25m dan berbobot 385kg hingga 635kg. Hiu
harimau adalah pemburu soliter, dan berburu di malam hari. Hiu
48
harimau adalah predator berbahaya, karena memakan banyak
benda. Makanannya biasanya ikan, singa laut, burung, hiu kecil,
cumi-cumi dan penyu. Terkadang juga ditemukan barang buatan
manusia seperti ban, atau plat mobil. Hiu harimau adalah
penyerang kedua terfatal setelah great white shark, dan, ferrang
dengan great white shark, dianggap sebagai hiu paling berbahaya
bagi manusia.
b) Hemigaleidae
Hiu musang adalah keluarga Hemigaleidae, hiu darat yang
ditemukan dari Samudra Atlantik timur sampai daratan Indo-
Pasifik. Mereka ditemukan di perairan ferran dangkal sampai
kedalaman 100 m (330 kaki). Sebagian besar spesies berukuran
kecil, panjangnya tidak lebih dari 1,4 m (4,6 kaki), meskipun hiu
snaggletooth (Hemipristis elongatus) bisa mencapai 2,4 m (7,9
kaki). Mereka memiliki mata oval horizontal, spiral kecil, dan
lubang precaudal. Dua sirip punggung terjadi dengan dasar yang
pertama ditempatkan dengan baik di depan sirip pelvis. Sirip ekor
memiliki lobus ventral yang kuat dan undulasi pada margin lobus
dorsal. Mereka memakan berbagai ikan bertulang kecil dan
binatang invertebrata; Setidaknya dua spesies mengkhususkan
pada cephalopoda. Berikut ini gambar hiu musang (chaenogaleus
macrostoma)
49
Gambar 28. Hiu Musang
50
Gambar 29. Leptocharias smithii
51
600 m (980-1,970 kaki). Hiu kecoklatan yang sangat tipis dan
jernih yang panjangnya mencapai 1,1 m (3,6 kaki), anjing
langsing langsing dapat diidentifikasi oleh kepalanya yang rata
dan pipih dengan moncong berbentuk lonceng yang panjang dan
khas. Mulutnya berbentuk lingkaran pendek di sudutnya, dan
berisi barisan gigi yang sangat tinggi di kedua rahangnya. Dua
sirip punggungnya kira-kira sama dengan ukurannya.
f) Scyliorhinidae (catsharks)
Catshark karang memiliki tubuh yang sangat ramping,
silinder, kencang dan kepala pendek dan sempit. Moncongnya
pendek dan sedikit diratakan, dengan ujung tumpul. Mata secara
horizontal lonjong dan terlindungi oleh membran nictitating yang
tidak sempurna; Di belakang ada spirakel dengan ukuran sedang.
Lubang hidung yang besar sebagian besar ditutupi oleh lipatan
kulit segitiga yang luas dan pada tepi anterior mereka,
meninggalkan bukaan kecil dan eksisi yang ada. Flaps hidung
mencapai mulut, menutupi sepasang lekukan lebar yang
menghubungkan bukaan dan mulut yang ada. Mulut yang
panjang dan sudutnya memiliki alur yang sangat panjang di sudut
yang membentang ke kedua rahang atas dan bawah.
52
Gambar 32. Hiu kucing karang ( Atelomycterus marmoratus )
53
Gambar 33. Hiu Martil
h) Triakidae (houndsharks)
Houndsharks dibedakan dengan sirip punggung besar
tanpa tulang, sirip dubur, dan mata oval dengan kelopak mata
yang nictitating. Ukurannya kecil sampai sedang, berkisar antara
37 sampai 220 cm (1,21 sampai 7.22 ft) dalam panjang dewasa.
Mereka ditemukan di seluruh dunia di perairan hangat dan
beriklim sedang, di mana mereka memakan ikan dan binatang
invertebrata di dasar laut dan di tengah air. The Japanese
topeshark (Hemitriakis japanica) adalah spesies houndshark, di
keluarga Triakidae. Bisa mencapai panjang hingga 1,1 m. Hal ini
ditemukan di Pasifik barat laut subtropis dari China, Taiwan,
Korea, dan Jepang, antara garis lintang 40° LU dan 21° N.
54
2) Ordo Heterodontiformes
Heterodintiformes disebut juga dengan hiu banteng. Sembilan
spesies hidup ditempatkan dalam genus tunggal, Heterodontus, di
keluarga Heterodontidae. Semua relatif kecil, dengan spesies terbesar
mencapai panjang hanya 1,65 meter (5,5 kaki). Mereka adalah
pengumpan bawah di perairan tropis dan subtropis.
a) Heterodontidac
Heterodontus galeatus:
Hiu banteng jangkar (Heterodontus galeatus) adalah sejenis hiu
banteng biasa, di keluarga Heterodontidae. Ia tinggal di lepas
pantai timur Australia dari pantai sampai kedalaman 93 m (305
kaki). Hiu ini bisa dibedakan dari anggota keluarga lainnya
dengan ukuran besar di punggung di atas matanya dan dengan
pola warnanya yang berwarna gelap besar. Ini biasanya mencapai
panjang 1.2 m (3,9 kaki). Tempat tinggal nokturnal dan bawah,
hiu banteng jambul menyukai karang berbatu dan daerah
vegetasi, di mana ia memburu bulu babi dan organisme kecil
lainnya
55
3) Ordo Hexanchiformes
Spesies pada ordo hexanchiformes dibedakan dari hiu lainnya
karena hanya memiliki satu sirip punggung, enam atau tujuh celah
insang. Contoh dari kelompok ini termasuk hiu sapi, hiu yang berjumbai
dan bahkan hiu yang terlihat pada pemeriksaan pertama menjadi ular
laut.
a) Famili Chlamydoselachidae(Hiu Frilled)
Frilled Shark atau yang juga disebut juga dengan Hiu
berjumbai(Chlamydoselachus Anguineus) adalah hiu yang sangat
jarang terlihat di permukaan air. Nama umumnya berasal dari
penampilan berenda atau berjumbai dari celah insang, yang ada
enam pasang dengan pertemuan pasangan pertama di
tenggorokan.
56
Gambar 37. Hiu Sapi (Heptranchias perlo)
c) Famili Notorynchidac
Familia ini dapat dikenali karena ketujuh celah insangnya,
sementara sebagian besar spesies ikan hiu memiliki lima celah
insang, kecuali anggota ordo Hexanchiformes dan sixgill
sawshark. Adapun karakteristik dari Hiu sevengill broadnose
(Notorynchus cepediamus) adalah: Hiu ini memiliki tubuh yang
besar dan tebal, dengan kepala yang lebar dan moncong tumpul.
Rahang atas bergerigi, gigi cusped dan rahang bawah memiliki
gigi berbentuk sisir.
4) Ordo Lamniformes
57
Lamniformes adalah kelompok hiu yang umumnya dikenal
sebagai hiu tenggiri. Tujuh famili ditemukan dalam ordo ini. Mereka
umumnya disebut sebagai hiu makarel. Anggota ordo ini dibedakan
dengan memiliki dua sirip punggung, sebuah sirip dubur, lima celah
insang, mata tanpa selaput nictitating, dan mulut memperluas belakang
mata Famili dari Ordo lamniformes terdiri dari (Froese, dkk, 2009):
a) Familia Alopiidae (hiu thresher)
Morfologi Spesies Alopias pelagicus (ikan hiu thresher) ciri-
cirinya: mempunyai sirip 2 punggung, yang satu tegak menjulang
ke atas dan yang satunya lagi kecil/pendek terkadang hampir tak
terlihat, memiliki gigi-gigi kecil yang tajam, sirip ekor berbentuk
seperti hutup "V" terkadang seperti berbentuk "bulan sabit",
memiliki sirip pectoral, umumnya berwama coklat keabu abuan
pada bagian tubuh atas, memiliki 2 sirip anal yang terpisah
b) Famili Cetorhinidae
Morfologi hiu penjemur, ciri-cirinya:mempunyai sirip 2
punggung, yang satu tegak menjulang ke atas dan yang satunya
lagi kecil/pendek terkadang hampir tak terlihat, memiliki gigi-
gigi yang kecil dan tajam, sirip ekor berbentuk seperti hutup "V"
terkadang miliki sirip pectoral, memiliki 2 sirip anal yang
terpisah, pada bagian kepala berbentuk seperti moncong.
58
Gambar 40. Cetorhinus maximus
c) Famili Lamnidae
Morfologi Carcharodon carcharias (ikan hiu putih besar),
ciri-ciri bentuk tubuh seperti topedo yang memungkinkan hiu
putih untuk berenang dengan cepat, memiliki sirip pectoral dan
sirip anal, pada bagian kepala berbentuk seperti moncong,
umumnya berwarna abu-abu pada bagian tubuh atas dan
berwarna putih pada tubuh bagian bawah
d) Famili Megachasmidae
Morfologi Genus Megachasma. Spesies Megamouth hiu
Pelagios megachasma (ikan hiu bermulut besar).
59
Gambar 42. Megaschasma pelagios
e) Famili Mitsukurinidae
Morfologi hiu penjemur, ciri-cirinya:mempunyai sirip 2
punggung, yang satu tegak menjulang ke atas dan yang satunya
lagi kecil/pendek terkadang hampir tak terlihat, memiliki gigi-
gigi yang kecil dan tajam, sirip ekor berbentuk seperti hutup "V"
terkadang miliki sirip pectoral, memiliki 2 sirip anal yang
terpisah, pada bagian kepala berbentuk seperti moncong.
60
Gambar 44. Carcharias taurus
g) Famili Pseudocarchariidae
Morfologinya: Mata besar, bukaan insang melebar ke atas
kepala, sirip dada, punggung, panggul, dan sirip dubur relatif
kecil, tangkai ekor dengan lubang precaudal dan lekukan lateral
rendah, sirip ekor tidak simetris, dengan lobus rendah yang relatif
panjang.
5) Ordo Myliobatiformes
Ciri-cirinya: Memiliki tubuh gepeng melebar, sepasang sirip dada
yang melebar dan menyatu dengan sisi kiri kanan kepalanya membuat
tampak atas dan tampak bawah terlihat bundar atau oval.
a) Famili Dasyatidae
Morfologinya bentuk tubuh gepeng melebar (depressed),
memiliki sirip dada yang melebar dan menyatu dengan sisi kiri-
kanan dikepalanya, dan jika dilihat dari tampak atas dan tampak
61
bawah ikan ini terlihat bundar atau oval, mempunyai ekor yang
berukuran sangat panjang dan menyerupai cambuk.
b) Famili Myliobatidae
Morfologi: hidup di dasar laut, Ikan ini dikenal sebagai
ikan batoid (sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai
ekor seperti cambuk), Memiliki celah insang yang terletak disisi
ventral kepala, sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap,
dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala, bagian tubuh
sangat pipih, bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies,
dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal.
c) Famili Urotrygonida
Morfologi: celah insang sisi ventral kepala, tepi anterior
sirip dada melebar pada bagian samping kepala, tubuh dan kepala
62
tidak datar, mulut dilapisi dengan gigi yang berbentuk kubah
kecil, kulit ditutupi dengan dentil kulit kecil, bernafas dengan dua
spirakel tepat dibelakang mata yang menarik air ke insang, badan
berbentuk bulat pipih, mempunyai 1 sirip dorsal, ekor kecil dan
bersinar, mempunyai mata tetapi tidak berfungsi, mempunyai otot
yang termodifikasi yang mampu menghasilkan signal listrik yang
berguna sebagai alat indra
63
bagian atas dan sepasang barbel panjang di bawahnya, memiliki
sirip dada besar, dua sirip punggung berukuran sama diletakkan
berdekatan di belakang dan sirip anal yang ditempatkan di dekat
sirip ekor.
b) Famili Ginglymostomatidae
Hiu perawat kadang-kadang disebut sebagai Nurse Shark
adalah satu-satunya anggota yang genus Ginglymostoma. Hiu
perawat dapat mencapai panjang 4,3 m (14 kaki ) dan berat £ 330
(150 kg).
c) Famili Hemiscylliidae
Hingga saat ini baru diketahui 9 spesies hiu berjalan
(Hemiscyllium sp.). Dari 9 spesies tersebut 6 diantaranya hidup di
wilayah perairan laut dangkal Indonesia. Jenis. Daerah sebaran
64
dan status konservasi masing-masing jenis adalah sebagai
berikut:
- Hemiscyllium freycineti (Indonesian speckled
carpetshark); hidup di Perairan Raja Ampat, Papua Barat
dengan status konservasi Near Threatened.
- Hemiscyllium galei; hidup di teluk Cenderawasih, Papua
Barat dengan status konservasi Data Deficient.
- Hemiscyllium 65errang65n; hidup di perairan Halmahera,
Maluku Utara.
- Hemiscyllium henryi; hidup di Teluk Triton, 65errang,
Papua Barat dengan status konservasi Data Deficient.
- Hemiscyllium ocellatum (Epaulette shark); hidup tersebar
di perairan utara Australia, dan 65errang perairan Papua
(Indonesia) dan Papua Nugini. Status konservasinya Least
Concern
- Hemiscyllium trispeculare (Speckled carpetshark); hidup
tersebar di perairan utara Australia, dan dimungkinkan
terdapat di perairan Maluku Utara (Indonesia) dan Papua
Nugini bagian timur. Status konservasinya Least Concern.
- Hemiscyllium michaeli (Milne Bay epaulette shark);
Papua Nugini dengan status konservasi Near Threatened
- Hemiscyllium hallstromi (Papuan epaulette shark); hidup
di Papua Nugini dengan status Vulnerable.
- Hemiscyllium strahani (Hooded carpetshark); hidup di
sepanjang perairan timur Papua Nugini dengan status
Vulnerable.
65
Gambar 51. Hemiscyllium ocellatum
d) Famili Orectolobidae
Tessled Wobbegong (Eucrossorhinus dasypogon) adalah
spesies hiu karpet dari keluarga Orectolobidae. Distribusi
penyebarannya di terumbu karang dangkal di utara Australia,
New Guinea, dan pulau-pulau yang berdekatan perairan Australia
dan Asia Tenggara.
e) Famili Parascylliidae
Karakteristik badan coklat kekuning-kuningan dengan
bintik-bintik bercak bercahaya relative, bercampur baur.
66
Gambar 53. Paraacyllium sparsimaculatum
f) Famili Rhincodontidae
Rhincodon typus, adalah hiu pemakan plankton yang
merupakan spesies ikan terbesar. Hiu ini mendapatkan julukan
(Ingg.: whale shark) karena ukuran tubuhnya yang besar dan
kebiasaan makannya dengan menyaring air laut menyerupai
kebanyakan jenis paus. Menghuni semua lautan tropika dan
lautan yang bersuhu hangat. Biasanya hidup menjelajah di tengah
samudera luas.
g) Famili Stegostomatidae
Famili Stegostomatidae adalah jenis cucut yang diketahui
hanya terdapat 1 spesies saja yaitu Stegostoma fasciatum. Disebut
juga sebagai “zebra shark” karena badannya memiliki pola ferran
hitam di ferran keseluruhan tubuhnya.
67
Gambar 55. Hiu Zebra(Stegostoma fasciatum)
7) Ordo Pristiformes
Umumnya berwarna coklat pada bagian atas tubuh dan berawarna
putih pada bagian bawah tubuh. Adanya hidung panjang menyerupai
pedang (Rostrum) dengan deretan gergaji kecil yang menyamping
(Rostral teeth). Memilikii gigi yang sangat kecil dengan ujung yang
tumpul. Memiliki Sirip dada yang berukuran cukup lebar dan bersifat
agak kaku. Memiliki 2 Sirip punggung. Memiliki sepasang sirip anal.
Dapat tumbuh dengan ukuran sekitar 6 meter
68
8) Ordo Pristiophoriformes
Ciri-iri umumnya: Memiliki dua sirip punggung, tapi kekurangan
sirip dubur, dan panjangnya mencapai 170 cm (5,6 kaki). Memiliki tubuh
yang raming dan memanjang, Gigi gergaji biasanya bergantian antara
besar dan kecil. Sebagian besar ditemukan di perairan dari Afrika Selatan
sampai Australia dan Jepang, pada kedalaman 40 m (130 kaki)
9) Ordo Rajiformes
Rajiform dibedakan dengan adanya sirip dada yang sangat
membesar, yang sampai ke depan seperti sisi kepala, dengan bodi yang
umumnya rata. Gerakan mendatar sirip dada pori-pori untuk takson ini
dikenal sebagai 69errang rajiform. Mata dan spiral berada di permukaan
atas kepala dan celah insang berada di bagian bawah tubuh
a) Famili Arhynchobatidae
Arhynchobatis asperrimus adalah skate, satu-satunya
anggota genus Arhynchobatis, yang ditemukan di sekitar
Selandia Baru pada kedalaman 90 sampai 1.000 m di landas
kontinen. Panjangnya dari 30 sampai 75 cm.
69
Gambar 58. Arhynchobatis asperrimus
b) Famili Anacanthobatidae
Tungkai kaki terlihat (Anacanthobatis marmoratus)
adalah spesies ikan di keluarga Anacanthobatidae. Ditemukan di
Mozambik dan Afrika Selatan. Habitat alaminya adalah laut
terbuka.
c) Famili Rajidae
Celah insang terdapat pada sisi bawah, memiliki celah
insang 5-7 pasang, mempunyai spirakulum dan kolaka, bagan sisi
depan sirip dada berlekatan dengan bagian lateral kepala.
70
Gambar 60. Raja erinacca
71
Gambar 61..pari barong (Rhina ancylostoma)
b) Famili Rhinobatidae
Contoh spesiesnya yaitu Rhinobatos annandalei
72
Gambar.63. Rhinobatos annandalei
c) Famili Zanobatidae
Dua spesies panrays umumnya kurang dikenal dan salah
satu spesies hanya dijelaskan secara ilmiah pada tahun 2016.
Panjangnya sekitar 60 cm (2 kaki), dan berwarna kecoklatan di
atas dengan pola gelap yang bercabang, bercabang atau buram.
Mereka ovovivipar dan memakan avertebrata bentik.
73
b) Famili Dalatiidae
Dijumpai di perairan Atlantik baik sub tropis maupun tropis,
Hindia dan Pasifik.
c) Famili Echinorhinidae
Ditandai dengan hidung pendek dan dentikel dermal yang
berduri seperti duri yang tersebar di sekujur tubuhnya.
d) Famili Etmopteridae
Memiliki photophores penghasil cahaya di tubuh.
Anggota keluarga ini berukuran kecil, di bawah 90 cm (35 inci),
dan ditemukan di perairan dalam di seluruh dunia.
74
Gambar 68. Aculeola nigra
e) Famili Oxynotidae
Contoh spesiesnya Oxynotus bruniensis
f) Famili Somniosidae
Contoh spesiesnya Scymnodon ichiharai
g) Famili Squalidae
Contoh spesiesnya Squalus acanthias
75
Gambar 71. Squalus acanthias
76
Kepala dilengkapi dengan organ listrik, dikembangkan
dari otot,rahang sangat ramping, tidak ada tulang rawan labial,
ekor sangat kecil, 2 sirip punggung dan sirip ekor sangat kecil.
b) Famili Narcinidae
Distribusinya di Samudera Atlantik, India dan Pasifik.
c) Famili Narkidae
Kepala dilengkapi dengan organ listrik, dikembangkan
dari otot-otot cabang; mata kecil. Contoh spesiesnya yaitu
Crassinarke dormitor.
d) Famili Torpedinidae
Kepala dilengkapi dengan organ listrik, dikembangkan
dari otot cabang; mata kecil; cakram dipotong di anterior; rahang
sangat ramping; tidak ada tulang rawan labial; mimbar berkurang;
ekor berkembang dengan baik; 2 sirip punggung dan sirip ekor
berkembang dengan baik. Kulit lembut dan kendur. Spesimen
77
besar bisa memberi sentakan yang parah, biasanya digunakan
untuk setrum ikan kecil yang mereka makan.
2. Subclassis Holocephalii
Mencakup jenis ikan langka yang diwakili oleh rat fish, merupakan
kelompok primitif. Kekerabatan terdekat dari jenis yang masih hidup sampai
sekarang ini ditemukan pada fosil batu yang berasal dari awal periode Jurassic
(sekitar 213-144 tahun lalu). Memiliki ciri-ciri umum:
- Rahang atas menyatu dengan tengkorak
- Memiliki tutup insang (operculum)
- Sirip bisa digerakkan.
1) Ordo Chimaeraformes
ciri ciri; rahang atas menyatu dengan tengkorak, tidak ada spirakel,
Insang ditutupi oleh operkulum tunggal, jumlah celah insang 1 pasang,
semua ovipar, gigi tidak gugur, dan memiliki mata besar.
a) Famili Chimaeroidae
Mempunyai empat pasang insang, tidak mempunyai
spiracle, tidak bersisik, tidak mempunyai cloaca, pada jantan sirip
ventral dilengkapi clasper, celah insang tertutup celah operculum,
dorsal dan caudal meruncing, hidup pada kedalam sekitar 200
meter.
78
Gambar. 76 Hydrolagus affinis
b) Famili Callorhinchidae
Tubuh yang memanjang, memiliki sirip dubur, sirip ekor
yang melengkung,sirip pertama memiliki tulang belakang
bergerigi di bagian depan, dan yang kedua relatif tinggi dengan
basis pendek dibandingkan dengan chimaera lainnya
c) Famili Rhinochimaeridae
Memiliki moncong yang runcing dan panjang, tidak
memiliki sisik, ekor panjang seperti ekor tikus, sirip punggung
besar dengan tulang kaku, ditemukan di perairan dalam di
Atlantik dan Samudra Pasifik, berenang dengan mengepakkan
sirip dadanya dengan gerakan naik dan turun, pemakan kerang
dan krustasea di dalam dasar laut.
79
Gambar 78. Rhinochimaera atlantica
Chondrichthyes memiliki banyak peranan dalam kehidupan dan ekosistem. Peran hewan
Chondrichthyes bagi manusia :
Ikan hiu sebagai predator laut yang perkasa ternyata menyimpan banyak manfaat
bagi kesehatan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan hiu,
khususnya yang kaya akan alkilgliserol (AKG), dapat membantu menurunkan gejala
hipertensi. Minyak ikan hiu mengandung protein sekitar 16,3-21,7%, lemak sekitar 0,1-
0,3%, dan mineral sekitar 0,6-1,8%. Protein dalam minyak ikan hiu berperan sebagai
sumber vitamin A yang bermanfaat bagi kesehatan mata. Sirip ikan hiu, meskipun
kontroversial, memiliki potensi dalam pengobatan kanker. Tulang rawan hiu, dengan
kandungan kondroitin sulfatnya, membantu menyembuhkan luka bakar. Di balik nilai
jualnya yang tinggi sebagai hidangan laut lezat, manfaat ikan hiu tak berhenti di situ.
Ikan hiu memiliki sifat antikoagulan, mencegah penggumpalan darah dan membantu
80
menjaga kesehatan jantung. Kandungan squalene dalam minyak hati ikan hiu, terkenal
sebagai antioksidan kuat, membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
memerangi radikal bebas. Selain itu, kornea mata ikan hiu sangat bermanfaat dalam
membantu memulihkan kondisi mata manusia setelah dioperasi.
81
dibawah laut. Pergantian spesies ini tidak hanya berakibat terhadap hilangnya hiu
sebagai top predator, tetapi laut sebagai habitat juga akan berubah. Karena ikan pari
akan memperluas perburuannya dan akan menggangu habitat lain, seperti kerang-
kerangan yang berfungsi sebagai biofilter di laut yang berfungsi mejernihkan perairan
laut. Sebagai top predator, Hiu memangsa hewan-hewan dibawahnya pada jaring
makanan, membantu mengatur dan menjaga keseimbangan ekosistem lautan. Secara
ekologis, hiu akan memangsa ikan lain yang sakit atau tua dan lemah. Perilaku ini
membuat fungsi keberadaan hiu di ekosistem perairan laut dan terumbu karang menjadi
vital. Di perairan laut, ikan pari mempunyai peran ekologis yang sangat penting,
terutama sebagai predator bentos.
Disamping itu ada beberapa spesies hiu dan pari yang berbahaya yang tentunya
bisa merugikan manusia. Beberapa jenis hiu dan ikan pari sangat berbahaya karena
keagresifannya dalam mencari mangsa dapat membunuh manusia ketika memasuki
wilayah berburu mereka. Sebagai contoh hiu putih besar,hiu kepala martil,hiu macan,
dan hiu banteng. Keempat jenis hiu ini bertanggung jawab atas kasus serangan serangan
pada penyelam dan peselancar di seluruh dunia. Beberapa jenis pari memiliki ekor
berduri yang mengandung racun yang berfungsi sebagai alat untuk melumpuhkan dan
membunuh mangsa sekaligus juga sebagai alat pertahanan diri dari berbagai ancaman.
Luka yang disebabkan oleh ikan pari berbisa umumnya karena injeksi racun ke dalam
tubuh korban dengan menggunakan duri yang sangat pendek, racun pari akan
mematikan jaringan tubuh yang berada dekat organ organ vital, hal tersebut bisa
menimbulkan kematian. Biasanya kasus tersebut terjadi ketika seseorang tidak sengaja
menginjak bagian ekor berduri milik pari ini. Pari juga dapat meneyebabkan sakit atau
kematian bila daging atau sebagian organ tubuhnya dimakan.
82
G. Review Jurnal
Citation Setiati, N., Indriyanti, D. R., & Partaya, P. (2020). Status Kepunahan
(Sesuai APA) dan Upaya Konservasi Jenis-Jenis Ikan Chondrichtyes yang
Teridentifikasi di TPI Tegalsari, Kota Tegal. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Hayati, 34-41.
eISSN 2527-323X
Tahun 2020
83
Selanjutnya setiap jenis ikan Hiu dan ikan Pari dicatat Panjang Total
(PT) dan berat tubuh (BT), kemudian dikaji status kepunahan
berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species dan CITES
Appendices merupakan lembaga yang dijadikan rujukan mengenai
status konservasi secara global.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 spesies ikan hiu dan
Penenlitian pari yang diperdagangkan di TPI Tegalsari, Kota Tegal. Populasi ikan
hiu dan pari rentan terhadap kepunahan akibat dari penangkapan
berlebihan. Berdasarkan hasil identifikasi bahwa ikan pari duri dan ikan
pari bendera tercatat paling banyak tertangkap jumlah individunya yaitu
358 ekor dan 340 ekor. Perlindungan terhadap ikan hiu dan pari
dianggap penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan
ketahanan pangan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan telah
melarang pengeluaran ikan hiu dari Indonesia ke luar negeri sebagai
upaya untuk menjaga populasi hiu. Meskipun perlindungan hiu diatur
dalam berbagai regulasi internasional dan nasional, masih terdapat
tantangan dalam pengawasan dan penegakan hukum. Upaya konservasi
yang direkomendasikan termasuk pembentukan kawasan konservasi
perairan dan kerjasama dengan masyarakat untuk mengatasi
perdagangan ilegal.
Kesimpulan Sepuluh jenis ikan Chondrichthyes, yang terdiri dari 2 ordo yaitu ordo
Lamniformes meliputi species (status kepunahan) Sphyrna lewini(EN),
Carcharinus falciformes(LC), Carcharinus plumbeus(NT),
Chiloschylium punctatum(NT) dan ordo yang kedua Rajiformes
meliputi Gymnura micrura (DD), Himantura uarnak(VU), Dasyatis
annotatus(NT), Dasyatis sephen(NT), Dasyatis kuhlii(DD), Aetobatis
narinari(NT) terancam punah masuk dalam status kepunahan: Near
Threatened (NT): populasi terus menurun atau statusnya hampir
terancam, Data Deficient (DD): Informasi kurang yang artinya status
kepunahan belum banyak dicatat, Vulnerable (VU): spesies yang
84
sedang mengalami resiko kepunahan, Least Concern (LC): memiliki
status resiko akan tetapi masih dalam kategori rendah, dan Endangered
(EN): memiliki status konservasi yang penting dan genting untuk
segera di konservasi. Upaya konservasi yang dapat diterapkan adalah
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
18/KepmenKp/2013 tentang penetapan status perlindungan penuh
karena populasinya semakin menurun dari tahun ke tahun dan mengatur
perlindungan ikan hiu sebagai respons atas daftar Appendix II dalam
CITES. Langkah riilnya, KKP mengecek muatan kontainer seanyak dua
kali serta menerapkan tes DNA kepada hiu-hiu itu sebelum diekspor
85
1. Penelitian ini masih dihadapi oleh tantangan dalam mendapatkan
data dan informasi yang memadai untuk mendukung ketelusuran
produk hiu dan pari serta sebagai basis penetapan dan monitoring
realisasi kuota.
86
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Chondrichtyes adalah kelompok yang menarik dan penting dalam
ekologi laut serta evolusi biologis. Chondrichthyes memiliki ciri khas seperti
tubuh yang diselubungi oleh kulit yang dilapisi dengan sisik berbentuk plakoid
yang kuat, serta rangka cartilaginous yang ringan namun kuat. Mereka juga
dikenal karena memiliki sistem organ sensori yang sangat berkembang, terutama
indra penciuman dan indra elektroreception, yang membantu mereka dalam
mencari mangsa dan berorientasi dalam lingkungan laut yang berubah-ubah.
Selain itu, Chondrichthyes dikenal karena reproduksi yang unik, di mana
sebagian besar spesies melahirkan anak secara langsung setelah proses fertilisasi
internal. Hal ini berbeda dengan ikan lainnya yang umumnya bertelur.
Pentingnya pemahaman tentang Chondrichthyes terletak pada perannya dalam
menjaga keseimbangan ekosistem laut, terutama sebagai predator puncak yang
mempengaruhi struktur populasi spesies lain dalam rantai makanan. Namun,
mereka juga rentan terhadap ancaman seperti overfishing dan kerusakan habitat,
yang mengancam kelangsungan hidup banyak spesies Chondrichthyes.
Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi habitat laut menjadi sangat
penting untuk memastikan keberlangsungan Chondrichthyes di masa depan serta
keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan. Dengan memahami peran dan
karakteristik mereka, kita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di lautan yang luas
ini.
87
Saran
Meskipun penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu untuk diperbaiki oleh penulis. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis akan menindaklanjuti karya ini, dan
hendaknya karya ini juga dikaji ulang oleh pembaca khususnya pendidik dan
peserta didik dengan memberikan kritik serta saran yang membangun sehingga
bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang terus berkembang dan
bermanfaat.
88
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. and J.B. Reece. 2008. Biologi. Edisi 8, Jilid 2. Jakarta: PT.
Erlangga.
89
90
Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1): 34-41, Februari 2020
p-ISSN 2527-3221, e-ISSN 2527-323X, https://ojs.uajy.ac.id/index.php/biota
DOI: 10.24002/biota.v5i1.3090 URL terbitan
Abstract
This study aims to identify and assess the extinction status of shark and stingray traded at
Tegalsari auction, Tegal. Research method used is explorative descriptive research. The
method is used to identify samples obtained in two months at Tegalsari auction, Tegal. The
results of the study obtained 10 species of Chondrichthyes, consisted of 2 orders. The first
was Lamniformes which included species (extinction status) Sphyrna lewini (EN),
Carcharinus falciformes (LC), Carcharinus plumbeus (NT), and Chiloschyliumpunctatum
(NT). ) The second order was Rajiformes which included Gymnura micrura (DD), Himantura
uarnak (VU), Dasyatis annotatus (NT), Dasyatis sephen (NT), Dasyatis kuhlii (DD), and
Aetobatis narinari (NT). This study concluded that there were endangered 10 species of
Chondricthyes that had been being in in extinction status. Conservation efforts that can be
applied is the implementation by enforcing the Minister of Maritime Affairs and Fisheries
Decree Number 18/Kepmen-Kp/2013 concerning the determination of whale sharks full
protection and regulates the protection sharks and hammerhead sharks as response to
Appendix II's of CITES. The steps to be done is carrying out a double-check on CTF
container loads and carrying out DNA tests to the sharks before they are exported.
Keywords: Chondrichtyes, Conservation Status, Tegalsari Auction, Safeguards
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji status kepunahan jenis ikan
hiu dan ikan pari yang diperdagangkan di TPI Tegalsari Kota Tegal. Metode penelitian
ialah metode deskriptif eksploratif, Metode tersebebut dilakukan dengan identifikasi sampel
yang diperoleh selama dua bulan di TPI Tegalsari Kota Tegal. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh 10 jenis ikan Chondrichthyes, yang terdiri dari 2 ordo. Pertama ialah ordo
Lamniformes yang meliputi species (status kepunahan) Sphyrna lewini (EN),
Carcharinusfalciformes (LC), Carcharinusplumbeus (NT), dan Chiloschyliumpunctatum (NT).
Ordo kedua ialah Rajiformes yang meliputi Gymnuramicrura (DD), Himanturauarnak (VU),
Dasyatisannotatus (NT), Dasyatissephen (NT), Dasyatiskuhlii (DD), dan Aetobatisnarinari
(NT). Kesimpulan penelitian ini ialah 10 jenis ikan Chondricthyes yang terancam punah
berada dalam status kepunahan. Upaya konservasi yang dapat dilakukan ialah penerapan
eputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/Kepmen-Kp/2013 tentang penetapan
status pelindungan penuh dan mengatur pelindungan ikan hiu dan ikan pari sebagai respons
daftar Appendix II dalam CITES. Tahapannya KKP mengecek dua kali muatan container
dan menerapkan tes DNA hiu sebelum diekspor.
Kata kunci: Ikan Chondrichtyes, Status Konservasi, TPI Tegalsari, Upaya Perlindungan
dan ikan hiu yang didaratkan di TPI negara mengadopsinya dalam sistem hukum
diidentifikasi menggunakan gambar dan buku masing-masing.
(White et. Al., 2006); (Ahmad & Lim, 2012).
Selanjutnya setiap jenis ikan Hiu dan
ikan Pari dicatat Panjang Total (PT) dan berat Hasil dan Pembahasan
tubuh (BT), kemudian dikaji status kepunahan
berdasarkan IUCN Red List of Threatened Jenis Ikan Pari dan Ikan Hiu TPI Tegalsari
Species dan CITES Appendices merupakan Kota Tegal yang teridentifikasi
lembaga yang dijadikan rujukan mengenai Hasil penelitian diperoleh 10 jenis ikan
status konservasi secara global. Status Chondrichtyes seperti pada Tabel 2.
konservasi dari dua lembaga tersebut tidak
bersifat mengikat secara hukum, hingga suatu
Tabel 2. Jumlah Jenis Ikan Hiu dan Ikan Pari yang teridentifikasi di TPI Tegalsari Kota Tegal mulai bulan Juli
sd September 2019
Pengukuran
Jumlah
Nama ♂ ♀ Bobot yang
No Ordo Spesies
Daerah (Ekor) (Ekor) PT
Tubuh Teriden
(cm)
(Kg) tifikasi
(Ekor)
Hymantura
Pari 31 18 60 - 138 29 - 77 51
uarnak
cambuk
Dasyatis
Pari Duri 132 226 41.5 - 75 0.1 – 1.2 358
annotatus
Dasyatis Pari
Rajiformes/ 114 86 42-77 0.2 – 0.75 200
kuhlii Macan
1. Batoidea
Dasyatis Pari
(Ikan Pari) 139 201 55 – 145 25 - 80 340
sephen Bendera
Aetobatis Pari
25 22 25 - 64 0.1 – 1.8 47
narinari Beting
Pari
Gymnura
kupu- 22 20 44.4 - 57 1.6 - 3 30
micrura
kupu
Hiu
Carcarhinus
Lanjama 5 8 61 - 95 0.5 – 3.5 13
falciformis
n
Lamniform Carcharhinus Hiu 1.5 – 3.2
18 7 47.4 - 88 25
2. es/Selachii plumbeus Pasiran
(Ikan Hiu) Carcharhinus Hiu Abu-
27 10 49 - 77 1.7 – 2.9 37
punctatum abu
Sphyrna Hiu
- 4 45 - 59 0.8 – 1.2 4
lewini martil
disebabkan oleh kegiatan manusia Faktor lain macam jaring juga mempengaruhi jenis ikan
yang mempengaruhi adalah tempat dan jenis apa saja yang tertangkap. Di samping jenis
makanan ikan seperti plankton, kerang, hewan jaring yang khusus untuk setiap ikan yang akan
invertebrate kecil, crustacea dan ikan-ikan ditangkap, ikan juga memiliki gerakan yang
kecil juga mempengaruhi jumlah jenis ikan hiu aktif, sehingga sulit untuk menentukan waktu
dan ikan pari yang tertangkap. Ikan akan yang tepat kapan ikan itu hadir untuk
mencari makanannya baik di permukaan laut ditangkap. Semua faktor-faktor tersebut di atas
maupun di dasar laut, jadi ikan erat kaitannya dapat mempengaruhi sedikit banyaknya hasil
dengan penyebaran organisme makanannya . tangkapan ikan nelayan.
Sistem penangkapan ikan dengan berbagai
Tabel 3. Status Kepunahan dan Deskripsinya Jenis Ikan Hiu dan Ikan Pari berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan Perikanan Nomor 57 Tahun 2014 dan Nomor 25 tahun 2015
No. Species IUCN CITES Deskripsi Kepunahan
Himantura uarnak - Artinya species yang sedang
VU:
1. Dasyastis uarnak, mengalami resiko kepunahan
Vulnerable
Carcharhinus plumbeus
Dasyatis annotates - Menandakan populasi terus
NT:Near
2. Dasyatis sephen menurun atau statusnya hampir
Threatened
Chiloscyllium punctatum terancam
Dasyatis kuhlii DD:Data - Arti menandakan masih kurang
3.
Gymnura micrura Devicient informasi
Appendix Memiliki resiko tinggi akan
LC:Least
4. Carcarhinus falciformis II tetapi masih dalam kategori
Concert
rendah kepunahan
- Memiliki status konservasi
EN :
5. Sphyrna lewini yang penting dan genting untuk
Endangered
segera di konservasi
Perdagangan yang terjadi di TPI menjadi lebih kecil. Menurut Fahmi &
Tegalsari Kota Tegal setiap hari tidak Dharmadi, 2005) apabila nelayan terus
bergantung pada jenis tertentu saja, tetapi menambah jumlah alat tangkap dan
semua jenis ikan Chondrichtyes. Ikan yang menangkap ikan setiap hari tanpa melihat
tertangkap nelayan dalam jumlah sedikit maka waktu dan daerah tempat ikan memijah, maka
daya jualnya juga rendah seperti Sphyrna tidak mengherankan jika hasil tangkapan ikan
lewini, Stegosoma tigrinum, Aetobatis nari- semakin menurun dari tahun ke tahun sehingga
nari, Carcarhinus falciformis dan Dasyatis pihak berwenang perlu mewaspadai akan hal
uarnak. Ikan hiu sendiri memiliki harga jual ini.
yang terbilang tinggi atau mahal, karena ikan Alasan lain mengapa menjadi penting
hiu yang jumlahnya yang tidak terlalu banyak untuk dilindungi adalah kegiatan konservasi
serta proses penangkapanya yang penuh ikan hiu dan ikan pari tidak hanya terkait
dengan resiko serta butuh banyak waktu dan dengan upaya penyelamatan spesies hewan
biaya (Fahmi & Dharmadi, 2006). laut yang hampir punah, namun juga terkait
Nelayan TPI Tegalsari Kota Tegal dengan masalah lingkungan secara global.
sebagian besar masih menggunakan peralatan Hewan ini sangat rentan dan populasinya
(jaring dan perahu) yang masih tradisional mengalami penurunan secara signifikan,
untuk menangkap ikan. Walaupun dalam bahkan beberapa spesies terancam punah.
pembuatan jaring pada masa sekarang banyak Populasi hiu dan pari yang sehat menjadi
terdapat perbaikan dengan tujuan untung jaminan terjaganya kelimpahan ikan-ikan
meningkatkan hasil tangkapan ikan. Misalnya konsumsi manusia. Penangkapan besar-
penggantian bahan yang digunakan untuk besaran terhadap hiudan pari menyebabkan
membuat jaring yaitu nilon menjadi sendar terganggunya keseimbangan rantai makanan
dang pengurangan ukuran diameter jaring dalam ekosistem laut. Ikan-ikan karnivora
yang biasanya dimangsa oleh hiu akan terancam punah, demikian pun ikan-ikan besar.
bertambah banyak sehingga ikan-ikan kecil Dengan kata lain, berkurangnya populasi hiu
akan menurun jumlahnya secara drastis. dalam jumlah banyak akan berdampak negatif
Akibatnya, alga yang biasa dimakan oleh ikan- bagi ketahanan pangan.
ikan kecil akan bertambah banyak dan Hiu Martil (Sphyrna lewini) yang
mengganggu kesehatan karang. Ketika teridentifikasi dalam penelitian ini adalah 4
terumbu karang rusak, ikan-ikan kecil ekor. Reproduksi ikan Hiu Martil ini akan
terancam punah, demikian pun ikan-ikan besar. terjadi sekali dalam setahun. Hiu ini akan
Dengan kata lain, berkurangnya populasi hiu melahirkan berkisar antara 20 hingga 40 anak
dalam jumlah banyak akan berdampak negatif hiu dalam sekali melahirkan.Status kepunahan
bagi ketahanan pangan. termasuk daftar Appendix II CITES, yang
Menurut Direktorat Konservasi berarti bahwa perdagangan sirip hiu dan
Kawasan dan Jenis Ikan tahun 2013, jika produknya dari Indonesia ke luar negeri harus
manusia terlalu banyak menangkap ikan hiu melalui pengawasan yang ketat dari
dan ikan pari di lautan hingga populasinya di pemerintah berdasarkan mekanisme CITES.
alam menurun, peluang keberhasilan jumlah Sebagai langkah awal dan tindaklanjut,
populasi untuk pulih kembali sangat rendah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Kelautan dan Perikanan mengeluarkan
Jenis hiu kecil umumnya mencapai usia 7-8 Peraturan Menteri nomor 59 tahun 2014
tahun, hiu berukuran besar mencapai umur 40 tentang Larangan Pengeluaran ikan Hiu Koboi
tahun, dan hiu laut dalam mencapai umur lebih dan ikan Hiu Martil dari Wilayah Negara
dari 100 tahun, karena panjangnya umur Republik Indonesia ke luar Wilayah Negara
mereka, hiu membutuhkan waktu lama untuk Republik Indonesia.
tumbuh dewasa. Hiu laut dalam memerlukan Hiu Abu-abu (Charcarhinus punctatum)
30 tahun untuk mencapai usia dewasa, hiu yang teridentifikasi 37 ekor. Artinya terjadi
kecil memerlukan 4-5 tahun untuk mencapai penurunan dibandingkan hasil penelitian
usia dewasa, dan hiu berukuran besar Setiati (2016). Hal ini disebabkan hiu abu-abu
memerlukan waktu 15-20 tahun untuk potensial dijadikan komoditi, bernilai ekonomi
mencapai usia dewasa. Produktivitas tinggi. Menurunnya populasi hiu dan pari
kesuburan mereka juga relatif rendah. Hiu, berdampak kepada perubahan struktur rantai
umumnya, dapat bereproduksi setelah 2 tahun makanan yang kompleks. Hilangnya hiu
setelah mencapai usia dewasa, dengan jumlah sebagai predator utama akan memunculkan
anak bervariasi antara 1-40 anakan. dominasi predator tengah (mesopredator),
Alasan lain mengapa menjadi begitu yaitu ikan-ikan yang dimangsa dan memangsa,
penting untuk dilindungi adalah kegiatan sehingga ikan-ikan penting lainnya yang
konservasi hiu tidak hanya terkait dengan menjadi sumber bahan pangan akan berkurang
upaya penyelamatan spesies hewan laut yang atau hilang. Selain ekosistem laut menjadi
hampir punah, namun juga terkait dengan tidak sehat, berkurangnya pasokan ikan akan
masalah lingkungan secara global. Hewan ini berpengaruh terhadap ketersediaan protein
sangat rentan dan populasinya mengalami hewani bagi manusia. Melihat pentingnya
penurunan secara signifikan, bahkan beberapa perikanan hiu target dalam hal sosial, ekonomi
spesies terancam punah. Populasi hiu yang dan bahkan ketahangan pangan lokal, maka
sehat menjadi jaminan terjaganya kelimpahan penting untuk melakukan pengaturan demi
ikan-ikan konsumsi manusia. Penangkapan menjaga populasi.
besar-besaran terhadap hiu menyebabkan Berdasarkan hasil kajian tentang
terganggunya keseimbangan rantai makanan perikanan hiu yang berkelanjutan di tahun
dalam ekosistem laut. Ikan-ikan karnivora 2018, para pemerhati dan rekan dari Wildlife
yang biasanya dimangsa oleh hiu akan Conservation Society Indonesia Program
bertambah banyak sehingga ikan-ikan kecil menilai perlunya pengaturan secara spasial dan
akan menurun jumlahnya secara drastis. pengaturan teknis untuk menjaga kelestarian
Akibatnya, alga yang biasa dimakan oleh ikan- ikan hiu. Pengaturan spasial dapat berupa
ikan kecil akan bertambah banyak dan melindungi habitat penting ikan hiu, misalnya
mengganggu kesehatan karang. Ketika daerah asuhan (nursery ground) untuk
terumbu karang rusak, ikan-ikan kecil dijadikan kawasan konservasi dan
pengembangan daerah buka tutup (open atau melalui penetapan perlindungan penuh.
closure atau seasonal closure) di beberapa Saat ini, Indonesia sudah memiliki rencana
daerah penangkapan ikan hiu. Hal ini untuk aksi perlindungan hiu dan ikan pari hingga
mengurangi tekanan perikanan di suatu daerah tahun 2020. Sayangnya rencana ini belum
yang diketahui memiliki kelimpahan ikan hiu memiliki kerangka legalitas sehingga
yang cukup tinggi (Fahmi &Dharmadi, 2005). penerapannya masih bersifat sukarela dan
Berdasarkann dari hasil penelitian belum dapat dijadikan landasan hukum yang
jumlah tangkapan yang tercatat pada Tabel 2 kuat bagi lembaga pemerintah untuk
diperoleh jumlah individu yang menurun menyediakan anggaran dana untuk
dibanding tahun bahwa secara umum, ikan hiu perlindungan hiu.
dan ikan pari memiliki sifat-sifat seperti Dalam regulasi Internasional,
fekunditas yang rendah, pertumbuhan yang perlindungan terhadap Hiu diatur secara rinci
lambat, memerlukan waktu yang lama untuk dalam berbagai ketentuan internasional. Dalam
mencapai usia dewasa, umur yang panjang dan Regional Fisheries Management Organizations
resiko kematian yang tinggi di semua tingkat (RFMO’s), Indian Ocean Tuna Commision
umur. Keunikan sifat kelompok ikan bertulang (IOTC), dan Convention on International
rawan tersebut, menyebabkan populasinya Trade in Endangered (CITES). RFMO’s
amat mudah dipengaruhi oleh aktifitas menekankan pada cara penangkapan ikan yang
manusia, baik secara langsung ataupun tidak ilegal dan penangkapan ikan sampingan yang
langsung. ikut tertangkap. Sedangkan dalam IOTC yang
Beberapa jenis hiu kini terancam menghasilkan resolusi 05/05, yaitu: 1). Setiap
kepunahan dikarenakan beberapa faktor yang contracting party wajib melaporkan
menyebabkannya, antara lain sebagai berikut: penangkapan hiu; 2). Setiap kapal dilarang
Siklus hidup hiu yang panjang dan menyimpan di atas kapal, memindahkan
kemampuan reproduksi yang rendah, serta dari/ke kapal lain atau mendaratkan tangkapan
membutuhkan waktu lama mengakibatkan sirip hiu yang bertentangan dengan resolusi
mudah terjadi overeksploitasi pada 05/05; 3).Setiap negara wajib melepaskan hiu
sumberdaya hiu karena kemampuan pulihnya hidup terutama hiu juveline dan hiu yang
yang rendah. Pertumbuhan perikanan yang sedang hamil;4). Setiap negara wajib
cepat, tetapi tidak disertai oleh peraturan dan melakukan penelitian terhadap alat tangkap
pengawasan yang tepat sehingga tidak ada yang selektif. Sedangkan CITES lebih fokus
batasan dalam perdagangan hiu di dunia terhadap perdagangan satwa dan tumbuhan
internasional. Tingkat kematian hiu sangat yang terancam secara legal. Meskipun ketiga
tinggi akibat tangkapan yang tidak disengaja regulasi tersebut memberikan fokus yang
(incidental take) oleh nelayan, sehingga tak berbeda, namun pada dasarnya telah
jarang ikan-ikan yang tertangkap tersebut memberikan status perlindungan terhadap ikan
dibuang kembali ke laut. Penurunan kualitas hiu yang terancam punah (Aditya & Al-Fatih,
areal pembesaran ikan dan daerah-daerah 2016).
pantai, estuaria maupun air tawar akibat Upaya konservasi atau perlindungan
pembangunan, over-eksploitasi dan habitat hiu dan pari juga dilakukan melalui
pencemaran (Camhi et al. 1998). pembentukan kawasan konservasi perairan
Pengaturan teknis dapat dilakukan guna melindungi habitat-habitat kritis hiu dan
dengan mengembangkan pengaturan pari. Kolaborasi bersama masyarakat juga
penangkapan ikan, misalnya dengan mengatur dilakukan melalui pembinaan kelompok
jumlah kapal yang diperbolehkan untuk masyarakat (KOMPAK) untuk mengatasi
menangkap ikan hiu, mengatur jumlah hari penangkapan ikan ilegal dan perdagangan
melaut dalam satu tahun untuk setiap perahu illegal, penguatan fungsi pelabuhan perikanan
yang menangkap ikan hiu, dan/atau mengatur melalui pendataan dan meningkatkan
jenis dan jumlah alat tangkap yang digunakan kesadaran nelayan untuk melaporkan hasil
(misalnya jumlah mata pancing). Tidak kalah tangkapannya. Namun demikian, tantangan
pentingnya, pemerintah perlu menetapkan besar yang masih dihadapi diantaranya adalah
spesies-spesies hiu yang memiliki tingkat data dan informasi untuk mendukung
kerentanan terhadap kepunahan paling tinggi, ketelusuran produk hiu dan pari, dan sebagai
untuk dilindungi dan dilarang untuk ditangkap basis penetapan dan monitoring realisasi kuota,