PERCOBAAN II
TERMOKIMIA
OLEH:
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam
struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk
mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal
yang berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. System adalah Segala sesuatu
sedangkan lingkungan adalah hal-hal di luar sistem yang membatasi sistem dan
maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Oleh
karena itu, jumlah energi yang diperoleh oleh sistem akan sama dengan jumlah
dilepaskan oleh sistem akan sama dengan jumlah energi yang diperoleh oleh
maka dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam bentuk
dimana energi diserap oleh sistem dalam bentuk kalor akan sama dengan energi
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Pada
reaksi eksoterm umumnya suhu system naik. Adanya kenaikan suhu inilah yang
dari lingkungan ke sistem. Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh sistem dari
suhu. Jadi, perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran
perubahan suhu yang terjadi. Pengkuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan
sebagai berikut:
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan termokimia yaitu sebagai berikut:
D. Manfaat Percobaan
berikut:
antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan
(Wibawa dkk.,
2021) reaksi kimia. Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan energi atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
(B.Wibawa.,dkk 2021).
perubahan energi pada sistem tersebut akan sama dengan banyaknya kalor yang
masuk ke dalam sistem dikurangi usaha yang dilakukan oleh sistem tersebut.
perpindahan panas secara spontan dari benda yang kurang panas ke benda yang
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor. Reaksi ini
terjadi karena adanya perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan menjadi lebih
panas. Reaksi eksoterm dapat terjadi secara natural dan buatan. Reaksi eksoterm
natural sering terjadi di alam seperti pembakaran kayu, air mengalir maupun besi
Fedorof.,dkk.2021).
III. METODOLOGI
1. Alat
porselen, gelas kimia 400 mL, pipet tetes, termometer, stopwatch, hot plate.
2. Bahan
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
2. Grafik
0.0031
0.00305
0.003
0.00295
y = -1E-04x + 0.0032
R² = 0.9991
0.0029
0.00285
0.0028
1.597 1.463 1.436
3. Analisis data
∆H
log = -tetapan
2,3RT
y = log t, x = 1/T
ΔHV = a x 2,3RT
= -0,6176471 J/mol
= -0,000617647 KJ/mol
ΔHV= a x 2,3RT
= -0,6367693 J/mol
= -0,000636769 KJ/mol
ΔHV = a x 2,3RT
= -0,6558915 J/mol
= -0,000655891 KJ/mol
B. Pembahasan
reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam
struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk
mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal
yang berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana
bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat. Reaksi dalam termokimia ter
bagi menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi
dihasilkan oleh sejumlah reaksi serta cara pengukuran kalor tersebut. Dalam
percobaan ini, akan ditentukan kalor penguapan suatu cairan dalam proses
entalpi berkaitan erat dengan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat
jumlah entalpi pereaksi. Bila harga perubahan entalpi positif, maka reaksinya
adalah reaksi endoterm, sebaliknya jika harga perubahan entalphi negatif maka
reaksinya adalah reaksi eksoterm. Pada percobaan termokimia yang dialkukan ini
ikatan antara molekul-molekul dari fase cair ke fase gas, energi yang diperlukan
untuk itu disebut kalor penguapan atau entalpi penguapan yang bergantung pada
suhu, semakin tinggi suhu pada lingkungan, maka akan mempercepat proses
penguapan.
karbon triklorida (CHCl3), dimana cairan CHCl3 diletakkan pada suatu tutup krus
porselin, yang diapungkan pada air suling yang sedang dipanaskan pada suhu
yang telah ditentukan, suhu yang digunakan pada percobaan ini yaitu pada suhu
50 oC, 60 oC, dan 70 oC. percobaan ini dimulai pada suhu terendah. Cairan karbon
triklorida (CHCl3) merupakan salah satu contoh cairan volatil, yang memiliki
karakteristik khas sebagai suatu pelarut polar dan mudah menguap. dari hasil
percobaan pada suhu 50 oC waktu yang dibutuhkan oleh karbon triklorida untuk
menguap sempurna yaitu 39,57 sekon, sedangkan pada suhu tertinggi yaitu 70 oC
waktu yang dibutuhkan yaitu 27,28 secon. Maka semakin tinggi suhu air maka
semakin mempercepat terjadinya penguapan, hal ini dikarenakan energi ikatannya
semakin cepat putus, sedangkan jika suhu pada lingkungan rendah, maka
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. cara menentukan kalor penguapan zat cair yang mudah menguap adalah
penguapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wibawa, B., Syakdiyah H. dan Kardipah S., 2021, Technologu Development in Themochem
lampiran print langsung dari file jurnalnya jangan ss