Tujuan Praktikum
Memahami prinsip analisis total tokoferol dengan metode spektrofotometri
Teori
Tokoferol merupakan sumber vitamin E yang sangat aktif terhadap oksidasi. Terdapat
empat jenis tokoferol, yaitu -, -, -, dan -tokoferol (Gambar 1). Tokoferol juga dapat
berperan sebagai antioksidan alami. Tokoferol tahan terhadap suhu tinggi dan asam, namun
mudah teroksidasi dengan adanya lemak tengik, timah dan garam besi, serta mudah rusak
oleh sinar UV.tokoferol banyak terdapat pada minyak nabati, hati, kuning telur, salad
dressings, mayonnaise, margarin, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Tokoferol dapat dianalisis sebagai total tokoferol. Salah satu metode analisis total
tokoferol dalam lemak/minyak adalah dengan metode spektrofotometri berdasarkan pronsip
oksidasi reduksi. Pada metode ini, minyak akan direaksikan dengan FeCl3.6H2O dan 2,2-
bipiridin yang akan membentuk warna merah. Intensitas warna yang terbentuk selanjutnya
diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520nm. Konsentrasi total tokoferol
dapat ditentukan dengan menggunakan kurva standar.
Metodologi
Alat
- UV-Vis sepktrofotometer - Labu takar
- Neraca analitik - pipet volumetrik
Bahan
- Minyak sawit, minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa
- Pelarut toluen
- Larutan FeCl3.6H2O 0,2% (b/v) dalam etanol 95%
- Larutan 2,2-bipiridin 0,7% (b/v) dalam etanol 95%
- Larutan standar tokoferol
Cara Kerja
Pembuatan kurva standar tokoferol
- Larutan 50 mg standar tokoferol ke hingga tepat 50ml dengan toluene pada labu ukur.
Pipet 2 ml larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml, lalu tepatkan dengan toluene
hingga tanda tera. Konsentrasi larutan standar tokoferol ini adalah 40 g/ml.
- Pipet 0.5, 1.0, 2.0, 3.0, dan 4.0 ml larutan tokoferol standar 40 g/ml ke dalam labu
takar 10ml.
- Tambahkan 3.5ml larutan 2,2-bipiridin 0,7% dan 0.5ml larutan FeCl3.6H2O 0,2%
(b/v) ke dalam masing-masing labu takar. Tepatkan dengan etanol 95% sampai
volume total 10ml. goyangkan hingga homogen.
- Ukur absorbansi masing-masing konsentrasi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 520nm.
- Plot kurva standar dan tentukan persamaan regresi liniernya.
Analisis Data
Tentukan kadar tokoferol pada sampel dengan menggunkan kurva standar tokoferol. Total
tokoferol dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
[C]
Total tokoferol (g/g) =
W
Daftar Pustaka
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis. 5th ed. Springer.
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis Laboratory Manual. 3th ed. Springer.
Tujuan Praktikum
- Memahami prinsip titrasi kompleksometri
- Menentukan kesadahan total pada sampel air
Teori
Air dengan konsentrasi mineral Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang tinggi
disebut dengan air sadah. Gejala kesadahan air yang tinggi dapat diamati dari sabun yang
sulit berbusa. Air dengan tingkat kesadahan tinggi akan mengganggu daya kerja sabun, hal
ini dikarenakan salah satu bagian sabun akan diikat oleh unsur Ca atau Mg membentuk
endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan
oleh air dengan tingkat kesadahan yang tinggi adalah terdapat kerak di sekitar wadah
pemanas air, mengakibatkan penghantaran panas menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan
tersumbatnya katup-katup pada wadah pemanas sehingga membutuhkan waktu yang lama
dalam proses pemanasan dan penggunaan bahan bakar yang berlebih.
Unsur Ca dan Mg di dalam air dapat dihilangkan atau dikurangi kandungannya
dengan beberapa proses, seperti pemanasan, pengendapan dan pertukaran ion tergantung dari
jenis kesadahan yang terdapat di dalam air tersebut. Terdapat dua jenis kesadahan air, yakni
kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh ion Ca 2+
dan Mg2+ yang berikatan dengan ion karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-), yang mana
dapat dihilangkan melalui proses pemanasan. Adanya proses pemanasan dapat menyebabkan
senyawa-senyawa bikarbonat akan terurai menjadi karbon dioksida (CO 2) dan air (H2O)
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan Mg2+, dan biasanya senyawa-senyawa
bikarbonat tersebut akan mengendap pada dasar wadah pemanas air. Adapun kesadahan tetap
disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan ion sulfat (SO 42-) dan klorida (Cl-).
Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan, melainkan dengan proses
pertukaran ion.
Hal ini menyebabkan perlu dilakukannya penentuan kesadahan air untuk memastikan
kualitas air yang berkaitan dengan kandungan mineral (khususnya kalsium dan magnesium)
dalam air tersebut. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan penentuan kesadahan pada
sampel air keran menggunakan metode kompleksometri EDTA (Ethylene Diamine
Tetraacetic Acid). Metode titrasi kompleksometri EDTA didasarkan pada reaksi zat-zat
kompleks organik, yaitu EDTA dengan ion-ion logam bervalensi dua dan tiga, sehingga
menyebabkan pembentukan kompleks berwarna. Metode ini menggunakan indikator,
umumnya indikator calmagite atau eriochrome black T, yang akan mempermudah penentuan
titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna larutan.
Metodologi
Alat
- Erlenmeyer 250 ml - Buret
- Labu ukur 100, 250, 1000ml - Neraca analitik
Bahan
- Air keran - Air sumur
- Akuades - Buffer ammonia-ammonim klorida
- Calmagite - Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) 0,01 M.
- CaCO3
Cara Kerja
Pembuatan larutan baku CaCO3 0,01M
- Timbang 1 gram CaCO3 murni kering ke dalam gelas kimia 250 mL
- Larutkan CaCO3 dengan sedikit akuades dan 2-3 tetes HCl pekat
- Pindahkan ke dalam labu ukur 1000ml (jangan lupa membilas gelas kimia)
- Tambahkan akuades hingga tanda tera.
Analisis Data
1000
Kesadahan Total (mg CaCO3 /liter) = 𝑥 𝑉𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 100
V
Keterangan:
V = Volume larutan sampel (mL)
V EDTA = Volume rata-rata larutan baku EDTA untuk titrasi (mL)
M EDTA = Molaritas larutan baku EDTA untuk titrasi (mmol/mL)
Daftar Pustaka
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis. 5th ed. Springer.
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis Laboratory Manual. 3th ed. Springer.
Tujuan Praktikum
- Memahami prinsip kromatografi kolom
- Identifikasi antosianin pada bayam merah
Teori
Kromatografi merupakan teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemisahan dan
identifikasi suatu komponen dari campurannya. Prinsip pemisahan komponen pada
kromatografi memanfaatkan interaksi antara sampel dengan fase gerak dan fase diam. Fase
diam (stationary phase) merupakan tempat terjadinya pemisahakan komponen, sedangkan
fase gerak (mobile phase) merupakan pelarut yang bertugas untuk membawa sampel. Apabila
suatu komponen dapat bergerak lebih cepat, maka dapat dikatakan memiliki afinitas (ikatan)
yang lebih kuat dengan pelarutnya. Sebaliknya, apabila suatu komponen bergerak lebih
lambat, maka memiliki afinitas (ikatan) yang lebih kuat dengan fase diamnya.
Kromatografi kolom adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan senyawa kimia
tunggal dari campuran terlarut dalam suatu cairan. Metode ini dapat disebut sebagai
kromatografi adsorpsi karena dapat memisahkan zat berdasarkan adsorpsi diferensial
senyawa ke dalam adsorben ketika senyawa bergerak melalui kolom dengan laju yang
berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya pemisahan campuran ke dalam beberapa fraksi.
Komponen dengan adsorpsi dan afinitas yang lebih rendah terhadap fase diam akan bergerak
dan meninggalkan kolom lebih cepat bila dibandingkan dengan komponen yang memiliki
adsorpsi dan afinitas yang lebih besar dengan fase diam.
Alumina dan silika merupakan fase diam yang popular untuk kromatografi kolom.
Keduanya bersifat polar, sehingga akan menahan komponen polar lebih lama. Akibatnya,
komponen yang bersifat paling tidak polar akan terelusi paling cepat. Pada umumnya,
pemisahan akan diawali dengan menggunakan pelarut non polar atau dengan kepolaran
rendah guna membiarkan komponen polar teradsorbspsi terlebih dahulu pada fase diam, lalu
pelarut akan diganti dengan kepolaran yang lebih tinggi, untuk melepaskan komponen yang
teradsorpsi pada fase diam dan bisa terelusi bersama fase gerak. Ilustrasi pemisahan
komponen dengan kromatografi kolom dapat dilihat pada Gambar 1.
Alat
- Statif dan klem - Kolom
- Corong - Vial
- Beaker glass - Pipet volumetrik
- Mortar - Corong pemisah
- Kertas saring - Pipet tetes
Cara Kerja
Pembuatan Ekstrak Daun Bayam
- Cuci beberapa lembar daun bayam merah lalu keringkan. Hilangkan bagian tulang
daun, lalu dipotong kecil-kecil.
- Timbang potongan daun seberat 2 gram, haluskan dengan haluskan dengan alu,
kemudian tambahkan dengan dengan 5 ml aseton
- Siapkan corong pemisah yang telah dilapisi kertas saring, basahi kertas saring dengan
sedikit aseton, lalu tambahkan Na2SO4 anhidrat di atasnya
- Saring ekstrak bayam merah, lalu simpan pada wadah tertutup
Persiapan Eluen
- Siapkan lima jenis eluen atau fase gerak yang berurutan dari non polar ke polar,
sebagai berikut. Setelah eluen siap, tutup rapat untuk menghindari penguapan.
1. n-heksana
2. n-heksana:aseton (7:3)
3. aseton
4. aseton:methanol (8:2)
5. metanol
Identifikasi Antosianin
- Ukur absorbansi masing-masing eluat menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 530 nm.
- Adanya serapan pada panjang gelombang tersebut menunjukkan keberadaan
antosianin pada eluat.
- Semakin tinggi absorbansi berkorelasi positif dengan kandungan antosianin pada
eluat.
Daftar Pustaka
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis. 5th ed. Springer.
Nielsen SS. (ed). 2017. Food Analysis Laboratory Manual. 3th ed. Springer.