“ Plasmodium Falciparum ”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII :
1. HARLEY RENYAAN
2. HERMIN
3. NUR HAWAYANA
4. STENLY HARISANDY
5. NILASARI
6. AFRIDA AMALIAH
2021
SKENARIO II
Seorang pasien berusia 28 tahun berasal dari makassar, diterima menjadi PNS
di Papua.Setelah 2 minggu berada di papua,pria tersebut mengalami gejala seperti
malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot,
anorksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadangkadang merasa dingin dingin di
punggung. Setelah itu pasien mengalami demem periodik yaitu 36-48 jam. Hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap apusan darah tepi pasien menunjukkan adanya
makrogametosit yang berbentuk seperti pisang ambon langsing dengan plasma
berwarna biru dan mikrogametosit yang berbentuk ginjal atau seperti pisang gemuk
dengan plasma yang berwarna merah
2. Identifikasi Masalah
a. Ada apa dengan Papua?
b. Apa hubungan usia dengan kondisi yang dialami pasien?
c. Mengapa setelah 2 minggu baru mucul gejala?
d. Mengapa pasien tersebut mengalami demam secara periodic yaitu 36-48 jam
setelah mengalami gejala yang lain?
e. Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan apusan darah, penyakit apa yang
sedang di derita pasien?
6. Informasi Tambahan
a) Kondisi wilayah papua
Iklim
Iklim di Papua adalah tropis basah, temperatur berkisar antara 26-33ºC dan
kelembapan berkisar 75-84% . Curah hujan cukup tinggi, tidak merata, musim
kemarau dan hujan tidak begitu jelas. Kondisi geografis banyak terdapat rawa-rawa,
hutan sagu, perbukitan, dan hutan sehingga kondisi tersebut sangat ideal untuk habitat
dan perkembagan vektor malaria dan siklus hidup dari parasit Plasmodium. Peralihan
iklim dari musim panas ke musim hujan, dianggap berbahaya karena berpotensi
memungkinkan nyamuk menyebar ke wilayah-wilayah baru
Suhu
Suhu udara yang dilaporkan BMG Papua menunjukkan bahwa tingkat suhu
rata-rata, suhu maksimum dan suhu minimum masih dalam batas-batas suhu yang
sesuai dengan kelangsungan hidup nyamuk malaria.Kesesuaian suhu udara membuat
nyamuk malaria dapat bertahan hidup dan berkembangbiak dengan optimal. Suhu di
wilayah Papuua yang berkisar antara 23°C sampai dengan 32°C dengan suhu ratarata
27,3°C, merupakan rentang suhu yang masih bisa diadaptasi oleh nyamuk
malaria,karena suhu yang masih bisa diadaptasi oleh nyamuk berkisar antara 15 °C
sampai dengan 40 °C.
Kelembaban
Kelembaban udara di Papua berkisar antara 80,7% - 81,2 (rata-rata hasil
pengukuran dan BMG). Kelembaban udara yang masih bisa diadaptasi oleh
Plasmodium falciparumdan dan Plasmodium vivax adalah 55% sampai 80%.
Kelembaban di bawah 60% akan memperpendek masa hidup nyamuk sehingga ada
penurunan risiko malaria, sedangkan di atas 60% tingkat infeksi meningkat secara
signifikan,bahkan risiko malaria pada kisaran 80% adalah dua kali lebih tinggi dari
kelembaban 60%.
Fisik Rumah
Kondisi fisik rumah masyarakat pada umumnya sangat sederhana karena
terbuat dari bahan-bahan seperti papan bekas atau bambu sehingga ditemukan
lubang-lubang pada dinding rumah. Lubang-lubang yang ada tidak dipasangi kasa,
sehingga nyamuk dapat leluasa masuk ke dalam rumah dan menyerang penghuninya.
Kebersihan rumah, baik di dalam maupun di luar juga tidak terawat. Banyak perkakas
yang berserakan, tidak tertata, kotor, dan keadaan di dalam rumah yang pengap
mengakibatkan nyamuk menyukai tempat tersebut. Di sekitar rumah terdapat
tumpukan barang-barang bekas dan sampah yang berserakan. Di sekitar rumah juga
terdapat genangan-genangan air, semaksemak, dan tanaman liar. Secara keseluruhan
kondisi fisik rumah masyarakat baik di dalam rumah maupun di luar rumah, menjadi
Penyebab penyakit malaria.
b) Plasmodium Falciparum
Plasmodum falciparum adalah protozoa parasit, salah satu species
plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia.
Siklus Hidup Plasmodium Falciparum
❑ Pada manusia
Infeksi parasit malaria dimulai bila nyamuk Anopheles betina menggigit
manusia dan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah.Sporozoit akan
hidup dan masuk di hati.Sebagian Plasmodium akan dirusak sistem kekebalan
tubuh,yang lain tetap bertahan hidup. Di dalam sel parenkim hati, mulailah
perkembangan aseksual (intrahepatic schizogony),dinamakan stadium pre-
eritrosit atau eksoeritrositik. Setelah itu parasit masuk sirkulasi menginfeksi
eritrosit dan merusak eritrosit sehingga merozoit dilepaskan ke dalam sirkulasi,
ini dinamakan stadium eritrositik. Kemudian parasit berubah menjadi sizont, dan
bila sizont pecah akan mengeluarkan 636 merozoit dan siap menginfeksi eritrosit
yang lain
❑ Pada nyamuk Anopheles
Di dalam darah sebagian parasit akan membentuk mikrogametosit dan
makrogametosit,bila nyamuk menghisap darah manusia yang sakit akan terjadi
siklus seksual dalam tubuh nyamuk. Multiplikasi parasit di dalam nyamuk dikenal
sebagai siklus sporogenik. Saat di dalam lambung nyamuk mikrogamet
mengadakan perkawinan dengan makrogamet menghasilkan zigot. Zigot lebih
bergerak menjadi ookinet yang menembus dinding perut nyamuk dan akhirnya
akan membentuk oocyst yang akan tumbuh,pecah, dan mengeluarkan sporozoit
yang akan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia.
Bonne Wepster, J., Swellengrebel, N. H. The Anopheline mosquito esof the Indo
Australian Region. deBussy, Amsterdam.1953.
Fisher RG, Boyce TG. 2005. Fever and shock syndrome. Dalam: Fisher RG, Boyce
TG, penyunting. Moffet’s Pediatric infectious diseases: Aproblem-
oriented approach. Edisi ke-4. NewYork : Lippincott William&Wilkins;
2005. h. 318-73.
Muslim. 2009. Parasitologi untuk keperawatan. Jakarta. EGC. Medline Plus. 2020.
Malaise. U.S. National Library of Medicine Onal.