Anda di halaman 1dari 6

TOPIK

Pemeriksaan Golongan Darah dan Antigen Rhesus


Tujuan Pembelajaran
Cek golongan darah adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan antigen ABO dan Rhesus
(Rh) dalam darah pendonor dan darah orang yang akan menerima donor. Tes ini juga dapat digunakan untuk
menentukan golongan darah wanita hamil dan bayi yang baru lahir.
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu:
Mendemonstrasikan langkah-langkah pemeriksaan golongan darah
1
dengan benar.
Mendemonstrasikan langkah-langkah pemeriksaan antigen rhesus
2
dengan benar.
3 Mendemonstrasikan cara pemeriksaan golongan darah dengan benar.
4 Mendemonstrasikan cara pemeriksaan antigen rhesus dengan benar.

1. Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus


Pemeriksaan golongan darah adalah suatu prosedur laboratorium yang dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah. Sebelum memulai keterampilan klinik pemeriksaan golognan darah, diharapkan :
a. Memahami definisi golongan darah ABO dan rhesus
b. Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah dan cara pemeriksaan golongan darah
2. Prosedur Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan, baca secara detail prosedur pemeriksaan yang tertera pada petunjuk
penggunaan reagen. Salah satu contoh prosedur pemeriksaan golongan darah ABO menggunakan slide test.
No. Kegiatan Alokasi waktu
A. Sebelum pertemuan: Bebas
- Mahasiswa membaca buku panduan dan belajar mandiri terkait topik
yang akan dipelajari.*
- Mahasiswa menonton video pembelajaran berikut secara mandiri:
o Cara pemeriksaan golongna darah :
(video)
B. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus 5 menit
a. Teteskan 1 tetes anti-A pada objek gelas yang bersih dan kering, label
objek gelas.
b. Teteskan 1 tetes anti-B pada objek gelas yang bersih dan kering, terpisah
dari objek gelas pertama kemudian label objek gelas.
c. Teteskan 1 tetes anti-AB pada objek gelas ketiga, lakukan pelabelan. Bila
tidak menggunakan reagen anti-AB dapat digantikan dengan
pemeriksaan golongan darah Rhesus dengan meneteskan anti-D.
d. Prosedur 1, 2, 3 dapat dilakukan dalam satu objek gelas.
e. Tambahkan pada masing-masing tetesan reagen 1 tetes sel darah merah
yang akan diperiksa.
f. Lakukan pencampuran reagen dan sel darah merah menggunakan
batang pengaduk, sebarkan campuran tersebut pada area sekitar 20 mm
x 40 mm.
g. Miringkan slide secara perlahan dari sisi ke sisi selama kurang lebih 2
menit. Jangan menempatkan slide di atas permukaan panas
h. Baca dan interpretasi hasil serta lakukan pencatatan hasil reaksi
(Cooling, 2014).

3. Pengantar Teori
Berdasarkan jenis peralatan penunjang yang digunakan, pemeriksaan golongan darah secara manual
dapat dikerjakan dengan tiga metode, yaitu
1. Slide test atau glass slide atau white porcelain tile
2. Tube test
3. Microwell plate atau microplate test.
Beberapa teknik lain yang sudah dikembangkan saat ini dan dapat dikerjakan secara otomatis, antara lain:
1. Column technique (sephadex gel)
2. Solid phase tests (NIB, 2013).
3.1 Pemeriksaan Golongan Darah ABO dengan Slide Test atau Tile Method
3.1.1 Prinsip pemeriksaan
Prinsip pemeriksaan adalah apabila sel darah merah mengandung antigen yang sesuai dengan jenis
antibodi yang ditambahkan pada reagen, maka akan terjadi aglutinasi atau hemolisis. Aglutinasi adalah
penggumpalan sel darah merah yang disebabkan oleh ikatan antibodi dengan antigen pada sel darah merah
sehingga menghasilkan ikatan yang menggandeng beberapa sel secara bersama-sama. Ada 2 tahapan untuk
pembentukan aglutinasi, yaitu:
Tahap 1: Antibodi mengikat antigen sel darah merah segera setelah terjadi kontak antigen antibodi, ikatan
tersebut belum menimbulkan aglutinasi. Hanya sebatas melapisi atau mensensitisasi sel.
Tahap 2: Pembentukan lattice yang menghasilkan gumpalan atau aglutinasi, merupakan kelanjutan dari
tahap 1(WHO, 2009).
Hemolisis sel darah merah dapat disebabkan oleh antibodi jenis IgM dan hanya sedikit yang
disebabkan oleh IgG. Setelah antigen berikatan dengan antibodi, jalur komplemen akan diaktivasi sehingga
menyebabkan sel darah merah ruptur atau lisis. Lisis juga mengindikasikan adanya reaksi antara antigen dan
antibodi seperti pada aglutinasi (WHO, 2009).
3.1.2. Jenis sampel
Jenis sampel yang dipakai disesuaikan dengan rekomendasi sampel yang tercantum pada insert kit
reagen yang digunakan. Ada reagen yang merekomendasikan sampel whole blood atau suspensi sel
(Cooling, 2014).
3.1.2. Reagen
Reagen yang digunakan mengandung anti-A, anti-B dan anti-AB yang bersifat opsional (Cooling,
2014).
3.1.3. Prosedur pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan, baca secara detail prosedur pemeriksaan yang tertera pada petunjuk
penggunaan reagen. Berikut adalah salah satu contoh prosedur pemeriksaan golongan darah ABO
menggunakan slide test.
a. Teteskan 1 tetes anti-A pada objek gelas yang bersih dan kering, label objek gelas.
b. Teteskan 1 tetes anti-B pada objek gelas yang bersih dan kering, terpisah dari objek gelas pertama
kemudian label objek gelas.
c. Teteskan 1 tetes anti-AB pada objek gelas ketiga, lakukan pelabelan. Bila tidak menggunakan reagen
anti-AB dapat digantikan dengan pemeriksaan golongan darah Rhesus dengan meneteskan anti-D.
d. Prosedur 1, 2, 3 dapat dilakukan dalam satu objek gelas.
e. Tambahkan pada masing-masing tetesan reagen 1 tetes sel darah merah yang akan diperiksa.
f. Lakukan pencampuran reagen dan sel darah merah menggunakan batang pengaduk, sebarkan campuran
tersebut pada area sekitar 20 mm x 40 mm.
g. Miringkan slide secara perlahan dari sisi ke sisi selama kurang lebih 2 menit. Jangan menempatkan slide
di atas permukaan panas
h. Baca dan interpretasi hasil serta lakukan pencatatan hasil reaksi (Cooling, 2014).

Gambar 1. Prosedur pemeriksaan golongan darah dengan metode slide test (Himedia, 2015)
3.1.4. Interpretasi hasil
Hasil positif : bila terjadi aglutinasi kuat
Hasil negatif : bila tidak terjadi aglunitasi pada akhir menit kedua
Gambar 2. Contoh Hasil Pemeriksaan Golongan Darah dengan Meetode Slide Test (Himeda, 2015)

Tabel 1. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Golongan Darah dengan Metode Slide Test (Himeda, 2015)

Sampel yang memberikan hasil reaksi aglutinasi lemah atau meragukan harus diulang dengan
menggunakan tes tabung (tube test), bukan diulang dengan slide test. Beberapa catatan penting yang perlu
diperhatikan pada slide test antara lain:
a. Semua reagen harus digunakan berdasarkan instruksi perusahaan yang memproduksi reagen,
b. Risiko penularan infeksi sangat besar sehingga keamanan dan keselamatan dalam melakukan prosedur
pemeriksaan benar-benar harus diperhatikan,
c. Slide test tidak cocok digunakan untuk deteksi antibodi ABO pada serum atau plasma (Cooling, 2014).
3.2. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus dengan Metode Slide Test
3.2.1. Prinsip Pemeriksaan
Prinsip pemeriksaan golongan darah Rhesus sama dengan golongan darah ABO yaitu apabila antigen
direaksikan dengan antibodi yang sesuai maka akan terjadi aglutinasi.
3.2.2. Bahan
Sampel untuk pemeriksaan golongan darah Rhesus dapat menggunakan sampel darah beku atau sampel
darah dengan antikoagulan. Sel darah merah dapat disuspensi secara autologous menggunakan plasma atau
serum. Saat ini ada 2 jenis reagen untuk pemeriksaan golongan darah Rhesus yang banyak dipakai, yaitu:
1. Polyclonal human anti-D serum, antisera ini membutuhkan potensiator seperti albumin, enzim atau
Coomb’s (AHG) serum yang bereaksi dengan IgG anti-D.
2. Monoclonal anti-D reagen, antisera ini lebih disukai dan lebih umum dipakai karena lebih spesifik dan
mampu bereaksi pada suhu 20-37 o C baik dengan metode slide test maupun tube test. Beberapa jenis
reagen anti-D monoclonal, antara lain:
a. IgM anti-D monoclonal
b. IgG anti-D monoclonal
c. Campuran reagen anti-D IgM dan IgG monoklonal
d. Campuran reagen anti-D IgM monoklonal dan IgG poliklonal (Makroo, 2009; Saluju and Singal,
2014).
3. Bahan kontrol
3.2.3. Prosedur Pemeriksaan
Reagen IgM anti-D monoklonal
dapat bekerja dengan baik pada metode slide test. (Makroo, 2009; Mehdi, 2013; Saluju and Singal, 2014).
Ada pun prosedur pemeriksaan golongan darah Rhesus dengan metode slide test adalah sebagai berikut:
1. Lakukan pemanasan objek gelas menggunakan Rh viewbox pada suhu 40-50 oC sebelum dilakukan
pemeriksaan,
2. teteskan 1 tetes anti-D pada objek gelas yang bersih dan sudah dilabel,
3. tetekan 1 tetes reagen kontrol, jika diperlukan teteskan pada objek gelas kedua yang sudah diberi lebel,
gunakan reagen sesuai dengan petunjuk penggunaan reagen dari perusahaan reagen,
4. pada masing-masing objek gelas, tambahkan 2 tetes suspensi sel darah merah 40-50% yang disuspensi
dalam serum atau plasma,
5. gunakan stik aplikator yang bersih untuk mengaduk campuran suspensi sel dan reagen pada area sekitar
20-40 mm,
6. letakkan objek gelas pada viewbox dan lanjutkan pencampuran dengan memiringkan objek gelas
dengan lembut sambil melihat ada tidaknya aglutinasi. Baca aglutinasi secara makroskopis dalam waktu
2 menit. Jangan melakukan pembacaan bila campuran reaksi sudah kering karena sering keliru dengan
agutinasi,
7. lakukan interpretasi dan pencatatan hasil (Roback et al, 2011; Denomme et al, 2014)

Gambar 3. Contoh Hasil Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus dengan Slide Test (Saluju dan Singal, 2014)
3.2.4. Interpretasi Hasil
3.2. Aglutinasi positif pada objek gelas yang ditambahkan anti-D dan aglutinasi negatif pada
control menunjukkan hasil pemeriksaan positif atau sampel dengan D positif.
3.3. Tidak adanya aglutinasi baik pada objek gelas dengan penambahan anti-D maupun kontrol,
mengindikasikan hasil negatif. Lanjutkan dengan pemeriksaan Indirect Coomb’s Test (ICT)
untuk mendeteksi adanya weak D karena tidak terdeteksi pada metode slide test.
3.4. Jika dijumpai aglutinasi pada kontrol, hasil pemeriksaan pada anti-D tidak bisa
diinterpretasikan positif tanpa melakukan pemeriksaan lanjutan (Roback et al, 2011; Denomme et
al, 2014)
4. Referensi
1. Blaney, K.D., Howard, P.R. 2013. Antibody Detection and Identification. Basic & Applied Conceppts of
Blood Banking and Transfusion Practices Third Edition. . United States: Elsevier Mosby.p. 158- 187.
2. Friedman, M. T., West, K. A., Bizargity, P. 2016. Basic Single Antibody Identification: How Hard Can
It Be?. Immunohematology and Transfusion Medicine A Case Study Approach. Switzerland : Springer
International Publishing.. p. 1-4.
3. Klein, H. G., Anstee, D. J. 2014. Blood Grouping Techniques. Mollison’s Blood Transfusion in Clinical
Medicine 12th Edition. UK: Wiley-Blackwell. p. 303-347.
4. McCullough, J. 2012. Laboratory Detection of Blood Groups and Provision of Red Cells. Transfusion
Medicine Third Edition. UK: Wiley-Blackwell. p. 207-233.
5. Mehdi, S.R. 2013. Detection and identification of antibodies. Essentials of Blood Banking A Handbook
for Students of Blood Banking and Clinical Residents. Second Edition. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers. p. 37-44.
6. Mijovic, A. 2012. Case 8 Dial M for HeMolysis. Transfusion Medicine Case Studies and Clinical
Management. London: Springer-Verlag. p. 31-34.
7. Nance, S. 2011. Red Cell Antibody Detection and Identification. Immunohematology Principle and
Practice Third Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.. p. 75-94.

Anda mungkin juga menyukai