Anda di halaman 1dari 6

Resume Materi Sejarah Islam

TPQ Masjid Al Azhar 32 Padang

A. Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah

Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah

Sebelum kedatangan Islam, penduduk yang mendiami wilayah Arab dikenal sebagai masyarakat
Arab Jahiliyah atau bangsa Jahiliyah. Jahiliyah sendiri berarti kebodohan. Kondisi masyarakat
Arab sebelum Islam sangat buruk dan belum memiliki tatanan kehidupan sosial yang teratur.
Selain itu, pada zaman Jahiliyah, sering terjadi peperangan antarsuku di tanah Arab dan
masyarakatnya banyak yang memiliki kebiasaan buruk serta perbuatan tidak baik.

1. Kebiasaan buruk Arab Jahiliyah

Kehidupan sosial era Arab Jahiliyah sangatlah buruk, di mana perbudakan menjadi hal biasa.
Perbudakan dan pelacuran adalah hal yang biasa dilakukan, bahkan seorang anak bisa menikahi
ibu tirinya. Selain itu, pertempuran antarsuku sering terjadi. Dalam pertempuran, pihak yang kalah
akan terhina selama hidupnya dan keterhinaan paling parah menyasar pada perempuan.
Perempuan pada saat Arab Jahiliyah diperlakukan seperti benda mati. Pelacuran juga membuat
perempuan seperti tidak ada harganya. Selain itu, orang Arab Jahiliyah dikenal memiliki banyak
istri atau suka berpoligami. Seorang laki-laki bisa menikahi dua bersaudara, bahkan menikahi istri
bapaknya apabila ditalak atau ditinggal mati.
Adapun kebiasaan buruk masyarakat Arab Jahiliyah lainnya adalah sebagai berikut :
a. Membunuh bayi perempuan
b. Berjudi
c. Menyembah berhala

d. Memperjualbelikan perempuan.

2. Kebiasaan Baik Arab Jahiliyah

Meski kehidupan sosial Arab Jahiliyah sangatlah buruk, tetapi ada beberapa masyarakatnya
yang memiliki sikap atau kebiasaan baik. Salah satu sikap atau budaya Arab Jahiliyah yang
baik adalah dermawan dan murah hati. Bahkan mereka berlomba-lomba dan membanggakan
diri dalam memperlihatkan kedermawanannya dan kemurahan hatinya.
Selain itu, orang-orang Arab Jahiliyah menjunjung tinggi janji yang telah dibuat. Dalam budaya
Arab, janji memiliki kedudukan yang sama dengan utang yang harus dibayar.
Diantara kebiasaan baik masyarakat Arab Jahiliyah lainnya adalah sebagai berikut :

1. Jujur

Maksudnya adalah jujur dalam perkataan. Masyarakat Arab Jahiliyah sebelum datangnya
Islam enggan untuk berbohong. Kebiasaan ini termasuk akhlak terpuji bangsa Arab jahiliyah
sebelum datangnya Islam. Setelah Islam datang, agama yang mulia ini semakin
mengokohkan dan memelihara akhlak ini.

2. Menjamu tamu

Yaitu dengan menyuguhkan makanan kepada tamu sebagai bentuk pemuliaan dari tuan
rumah. Islam pun datang dengan semakin menegaskan akhlak mulia ini.

3. Menunaikan janji

Masyarakat Arab juga tidak melanggar sumpah yang telah diucapkannya. Mereka selalu
menepati perkataan yang diucapkannya. Ini adalah salah satu akhlak indah lagi mulia.
Datangnya Islam semakin menguatkan dan mendorong pelestarian akhlak ini.

4. Menghormati orang yang meminta perlindungan dan bersedia melindunginya.

5. Berani, bersikap ksatria, memiliki harga diri serta tidak sudi berada dalam kehinaan dan
kelemahan.

6. Menghormati Tanah Haram dan Bulan Haram. Tidak berperang pada Bulan Haram dan di

Tanah Haram kecuali darurat.

B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Sebelum Islam

Bangsa Arab memiliki mata pencaharian bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan.
Peternakan menjadi sumber kehidupan bagi Arab Badui. Mereka berpindah-pindah
menggiring ternaknya ke daerah yang sedang musim hujan atau ke padang rumput. Mereka
mengkonsumsi daging dan susu dari ternaknya. Serta membuat pakaian dari bulu domba.
Jika telah terpenuhi kebutuhannya, mereka menjualnya kepada orang lain. Orang kaya
dikalangan mereka terlihat dari banyaknya hewan yang dimiliki.

Selain Arab Badui, sebagian masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai
sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang
mengembala ternak orang lain.

Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah,
Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian.
Selain pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian,
khususnya, penduduk Makkah. Mereka memiliki pusat perniagaan istimewa. Penduduk
Makkah memiliki kedudukan tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka
penduduk negeri Haram (Makkah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka,
juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka.

Suku Quraisy merupakan pendudukan Makkah yang memegang peranan dalam perniagaan
di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yang
pindah ke Makkah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan. Selain itu,
kota Makkah memiliki Ka’bah sebagai tempat orang-orang di jazirah Arab melaksanakan haji.
Mereka datang untuk melaksanakan haji setiap tahun.

C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah (Yatsrib) Sebelum Islam

Secara geografis Yatsrib merupakan kota ketiga yang termasuk pada kawasan tandus yang
populer dengan sebutan Hijaz setelah Thaif dan Mekkah. Yatsrib berada di tempat strategis
sebagai jalur penghubung perdagangan antara kota Yaman di Selatan dan Syiria di Utara.
Yastrib termasuk daerah subur di sekitar kawasan tandus.
Yatsrib berbeda dengan Kota Makkah di kondisi alam dan watak penduduknya. Yastrib
merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di kota ini
mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung berbatu. Di terdapat
banyak lembah, atau yang paling terkenal dikenal dengan nama Wadi. Sebagai pusat
pertanian, kota Yatsrib menjadi menarik bagi penduduk wilayah lain untuk pindah ke Yatsrib.
Kota Yatsrib (Madinah) terdapat daerah persawahan dan perkebunan yang menjadi sandaran
hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan anggur. Kurma
merupakan hasil alam yang memberikan manfaat banyak bagi kehidupan mereka, di
antaranya sebagai makanan, alat bangunan, pabrik, makanan hewan, bahkan seperti mata
uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika terdesak.
Di kota Yatsrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh
orang-orang Yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah
mereka tidak banyak. Di Madinah terdapat banyak pasar, yang terkenal yaitu pasar bani
Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi dan macam-macam jual beli lainnya.

D. Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kota Makkah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah untuk menuntun umat di
dunia. Rasulullah lahir pada abad ke-6, di tengah kondisi masyarakat Arab yang telah jauh
menyimpang dari ajaran Allah yang dibawa oleh para nabi terdahulu. Nabi Muhammad Saw lahir
di kota Makkah pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah bertepatan dengan tahun 571 M.
Disebut tahun Gajah karena saat itu terdapat peristiwa bersejarah, yakni serangan tentara
bergajah pimpinan Raja Abraha yang hendak menghancurkan Ka'bah di Mekkah.
Lahirnya Nabi Muhammad itu bertepatan dengan hari Senin tanggal 21 April 571 Masehi. Nabi
Muhammad bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim
Al-Quraisy Al-Arabi. Nabi Muhammad lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Aminah binti
Wahab, dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthatlib.
Sebelum dan sesaat ketika Nabi Muhammad lahir, banyak kejadian yang luar biasa. Pada malam
kelahirannya, pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu-pintu neraka tertutup rapat. Ribuan
malaikat turun ke bumi, dan banyak burung yang memenuhi rumah Aminah, Ibu Nabi
Muhammad SAW. Kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh bumi dan seisinya.

1. Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad terlahir sebagai seorang yatim. Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad SAW
meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah, ibu nabi Muhammad. Saat itu, Nabi
Muhammad masih dalam kandungan.
Setelah lahir, Nabi Muhammad diasuh oleh ibu susuannya, Sayyidah Halimah As-Sa'diyah.
Dikarenakan pada masa itu, dalam keluarga arab kota memiliki kebiasaan untuk menitipkan
anak mereka yang baru lahir untuk disusui oleh perempuan desa. Hal ini dilakukan oleh
Aminah, ibunda nabi. Setelah hidup bersama ibu susuannya, Nabi Muhammad kembali
diasuh oleh ibu kandungnya hingga usia enam tahun. Setelah itu, Ibu Nabi Muhammad,
Aminah, wafat.
Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya bernama Abdul Muthalib. Namun, dua
tahun kemudian sang kakek meninggal dunia karena sudah renta. Akhirnya nabi diasuh oleh
Abu Thalib sebagai paman nabi. Pada saat itu, ayah dan paman nabi adalah orang yang
disegani dan dihormati oleh orang Quraisy dan penduduk Mekkah.
Di usia muda, Nabi Muhammad menjadi pengembala kambing keluarganya dan kambing
penduduk Mekkah. Di usia delapan tahun, nabi menggembala kambing. Ada tiga alasan nabi
Muhammad kecil menggembala kambing, yaitu membantu meringankan beban ekonomi
pamannya, Abu Thalib. Kedua, menggembala kambing tidak membutuhkan modal. Terakhir,
nabi Muhammad senang berada di padang yang luas. Melalui menggembala kambing, Nabi
Muhammad bisa menemukan tempat untuk berpikir tanpa diganggu oleh siapa pun.

2. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Di usia remajanya, Nabi Muhammad ikut dengan sang paman dalam kafilah dagang ke Syam.
Sejak saat itu, nabi mendalami dunia perdagangan. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad SAW
ikut berdagang dengan pamannya setelah mendapatkan tawaran dari seorang saudagar kaya.
Nabi Muhammad SAW berdagang bersama Maisaroh, budak Sayyidah Khadijah, dengan
membawa beberapa barang dagangan yang uberupa kain-kain. Karena kejujuran dan kerja
keras, serta sifatnya yang amanah, dagangannya laku terjual dan mendapatkan untung yang
banyak. Mendengar kabar tersebut, Sayyidah Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad
dalam mendagangkan barangnya.

3. Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Di usia yang hampir 40 tahun, nabi telah terbiasa memisahkan diri dari masyarakat dan
merenung ke Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 611 M, Malaikat Jibril mendatanginya dan
menyampaikan wahyu Allah yang pertama yaitui Surat Al ‘Alaq ayat 1-5.
Wahyu pertama ini berarti bahwa Muhammad telah menjadi nabi, meskipun wahyu pertama
belum memerintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Setelah mendapat wahyu pertama, Nabi Muhammad terus kembali dan menantikan wahyu
selanjutnya di Gua Hira. Hingga akhirnya, datanglah wahyu yang membawa perintah kepada
nabi dengan turunnya Surat Al Muddatsir ayat 1-7. Melalui perintah tersebut, nabi memulai
untuk menyebarkan dakwah. Nabi muhammad dinobatkan sebagai Rasul. Khadijah, sang istri
langsung beriman kepadanya.
Setelah itu, Ali bin Abi Thalib adalah manusia pertama yang beriman kepadanya dari laki-laki.
Kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar yang mengumumkan keislamannya. Abu Bakar
membawa Ustman bin Affan, Az-Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi
Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah, untuk menemui Rasulullah dan mengumumkan
keislaman mereka.
Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Hingga tiga tahun kemudian, nabi bisa berdakwah secara terang-terangan setelah turun
firman Allah. Ketika mendapatkan firman Allah, Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan
memanggil orang-orang, seraya berkata dan menyuruh mereka untuk menyelamatkan diri
mereka dari siksa api neraka.

~Selamat Ujian Anak Sholeh Sholehah~

Anda mungkin juga menyukai