Anda di halaman 1dari 2

Kondisi Arab Sebelum Islam

Sebelum mengkaji sirah nabawiyah lebih lanjut, kita mulai dari bagaimana kondisi Arab
sebelum Islam. Mengetahui ini, kita akan memahami betapa luar biasa dakwah Rasulullah
mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islami.
Buya Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al Azhar, kesesatan yang nyata ( ‫ )ضالل مبين‬yang
dialami bangsa Arab diutusnya Rasulullah antara lain:
• Menguburkan anak perempuan hidup-hidup
• Orang kaya memeras orang miskin dengan riba
• Menyembah berhala
• Perang antar kabilah
Kondisi Sosial Masyarakat
Sebelum Rasulullah diutus, terdapat beberapa kelas masyarakat di Arab, khususnya
Makkah. Yang paling dihormati adalah kelas bangsawan. Wanita bangsawan bisa
mengumpulkan kabilah untuk perdamaian atau peperangan. Namun kepemimpinan tetap di
tangan laki-laki.
Hubungan laki-laki dan perempuan mencapai kerusakan yang sangat parah. Pada masa
jahiliyah itu, di Arab dikenal empat model pernikahan:
1. Pernikahan spontan
Yakni laki-laki datang ke wali perempuan untuk melamar lalu pernikahan dilangsungkan.
Model pernikahan ini yang disetujui dalam Islam. Bedanya, pada masa jahiliyah sering kali
pernikahan ini berlangsung spontan, dilakukan di hari itu juga.
2. Nikah istibdha’
Yakni suami menyuruh istrinya mendatangi bangsawan agar mendapatkan keturunan
darinya. Hal ini dimotivasi oleh keinginan suami tersebut mendapatkan anak yang lebih baik.
Dengan bibit dari bangsawan, ia berharap cita-cita itu bisa tercapai.
Pernikahan istibdha’ ini termasuk zina dalam pandangan Islam. Dan hukuman zina sangat
keras sebagaimana dijelaskan dalam Surat An Nur ayat 2.
3. Poliandri
Yakni seorang wanita berhubungan dengan sejumlah laki-laki. Setelah anaknya lahir, wanita
itu kemudian mengundang seluruh lak-laki tersebut dan bebas menunjuk siapa ayah bayi itu.
“Ini hidungnya mirip kamu Fulan, maka kamulah ayahnya.” Semudah itu kalimat wanita
tersebut dan yang ditunjuk tidak boleh menolak. Demikian tradisi Arab jahiliyah.
4. Pelacuran
Ditandai dengan adanya bendera khusus di rumah tertentu. Adanya bendera itu
menunjukkan bahwa di dalam rumah tersedia wanita untuk dinikmati siapa saja. Ini tak
ubahnya dengan lokalisasi di zaman modern.
Selain itu, perzinaan meraja lela dan poligami tidak memiliki batasan. Bahkan tidak sedikit
yang menikahi dua wanita yang bersaudara.
Dari sisi pendidikan, kebodohan mendominasi lapisan masyarakat. Sedangkan perjudian
dan minuman keras juga menjangkiti semua kalangan mulai dari kelas bawah hingga
bangsawan.
Kondisi Ekonomi Arab Sebelum Islam
Kemiskinan, kelaparan dan orang-orang yang tidak punya pakaian merupakan
pemandangan yang biasa di masyarakat Arab jahiliyah. Kesenjangan ekonomi sangat tinggi,
karena bangsawan sangat kaya dengan perdagangan.
Riba menguasai seluruh kehidupan orang-orang Arab. Hal ini semakin mencekit kaum
dhu’afa yang terpaksa berhutang untuk menutupi kebutuhan hidup mereka. Orang-orang
kaya para pemilik modal, mereka semakin kaya dengan riba berlipat ganda. Sementara
orang miskin semakin miskin dan terlilit hutang yang menggunung.
Akhlak Masyarakat Arab Sebelum Islam
Banyak kebejatan dan amoral di masyarakat Arab jahiliyah. Namun masih ada akhlak terpuji
yang terjaga dan menjadi kelebihan bangsa Arab:
1. Kedermawanan
2. Memenuhi janji
3. Harga diri
4. Pantang mundur
5. Menolong orang lain
6. Kesederhanaan Arab Badui

Agama dan Keyakinan Arab Sebelum Islam


Awalnya masyarakat Arab bertauhid pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sejak Nabi
Ismail, tidak ada lagi Nabi yang turun dari kalangan mereka hingga 20 generasi.
Semakin lama semakin banyak penyimpangan. Terutama ketika Amr bin Luhay membawa
berhala Hubal dari Syam dan diletakkan di dalam Ka’bah.
Sebelum Rasulullah diutus, mayoritas penduduk Makkah menyembah berhala. Demikian
pula penduduk Yatsrib, meskipun di sana juga ada Yahudi dan Nasrani.
Selain Hubal, berhala-berhala terbesar mereka adalah Manat (di Musyallal, tepi laut merah),
Lata (di Thaif), dan Uzza (di Wadi Nakhlah). Di sekitar Ka’bah sendiri ada sekitar 360
berhala.
Orang-orang Arab jahiliyah memiliki sejumlah ritual penyembahan berhala, antara lain:
• Mendatangi berhala, berkomat-kamit berdoa dan minta pertolongan
• Thawaf di sekeliling berhala dan sujud di hadapannya
• Menyembelih qurban untuk berhala
• Membawakan sesaji dari makanan pilihan kepada berhala
• Bernadzar menyajikan hasil ternak kepada berhala
• Al Bahirah (onta yang dimuliakan karena beranak betina 10), As Sa’ibah (onta yang
dilepaskan karena nadzar), Al Washilah (domba yang punya anak kembar 5 betina), dan Al
Hami (onta yang dimuliakan karena membuntingi 10 betina).
Khurafat meraja lela di masyarakat Arab jahiliyah. Mereka mengundi nasib dengan anak
panah (azlam), percaya kepada peramal, dukun dan ahli nujum.
Namun masih ada pula sisa-sisa ajaran Ibrahim yang tidak hilang, di antaranya:
• Memuliakan ka’bah
• Thawaf mengelilingi ka’bah
• Haji dan umrah
• Wuquf di arafah
Intinya, paganisme telah menguasai jazirah Arab. Mayoritas masyarakat menyembah
berhala. Sisa-sia ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail masih ada, di antaranya
mereka masih kenal dengan nama Allah. Bahkan yakin bahwa Allah adalah Sang Pencipta.
Namun mereka menyekutukan Allah dengan menyembah berhala yang mereka yakini
sebagai perwujudan malaikat atau orang shalih untuk menjadi perantara kepada Allah.
Demikian kondisi Arab sebelum Islam. Mereka benar-benar terpuruk dalam masa jahiliyah,
benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Kepada masyarakat seperti itulah
Rasulullah diutus. Mengubah dari jahiliyah menuju cahaya Islam.

Anda mungkin juga menyukai