Anda di halaman 1dari 3

KHALIFAH BANI ABBASIYAH YANG TERKENAL

Abu ja’far Al Mansur


Abu Ja’far dilahirkan di kota Humayyah (Hamimah) Yordaniyah 101 H/712 M. Ibunya bernama Salamah al-Barbariyah,
dan ayahnya bernama Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib
Kebijakan-kebijakan al-Mansur dalam masa pemerintahannya
Diantara usaha-usaha untuk menciptakan kemajuan Dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
2. Pengaturan dan Penertiban Pemerintahan
3. Peningkatan Ekonomi Sosial
4. Bidang Politik
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
a. Menyalin buku-buku ilmu pengetahuan
b. Menyusun buku-buku yang beraitan dengan agama Islam.
c. Mendatangkan kaum cendekiawan dari berbagai negara
Pengaturan dan Penertiban Pemerintahan
a. Menyusun dan menertiban administrasi pemerintahan.
b. Menjalin kerjasama antarsektor aparat negara
c. Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada semua aparat
Peningkatan Ekonomi
Dengan mendirikan dan membangun kota baru, yang semula yaitu “Madinah as-Salam” (kota perdamaian) menjadi
Baghdad (nama Persia) yang berarti pemberian Allah
Dalam bidang politik
Dalam upaya pembinaan politik luar negeri, Khalifah Abu Ja’far mengadakan serangan dan penaklukan kota-kota yang
dikuasai oleh raja Bizantium Kaisar Komstantin V

Sistem Pemerintahan Pada Masa al-Mansur


Berkembang pengaruh Persia secara jelas. Dia mengangkat seorang wazir yang bertugas sebagai seorang koordinator
antar departemen yang ada.
Abu Ja’far juga mulai menerapkan tradisi prokoler
Melakukan pembangunan di kota Baghdad
a. Tahun 157 H, Abu Ja’far al-Manshur membangun istana yang di beri nama al Khuld
b. al-Manshur memindahkan pasar yang berdekatan dengan Dar al-Imarah, ke Bab al-Karak
c. al-Manshur mengeluarkan instruksi untuk melakukan pelebaran jalan-jalan
d. Menginstruksikan pembangunan jembatan di Bab as-Sya’ir
e. Manshur mendemonstrasikan pasukannya dengan seragam dan persenjataannya di Dajlah

Harun Al Rasyid
BIOGRAFI
 Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 763 (150 H)
 Nama lengkapnya yaitu Harun bin Muhammad Al-Mahdi bin Abdillah Al-Mansur. Ia adalah cucu pendiri kota
Baghdad, Al-Mansur.
 Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah 14 September 786 – 24 Maret
809 (15 Rabi’ul Awwal 170AH – 3 Jumada Ats-Tsani 193AH)
 Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi
 Ibunya bernama Jurasyiyah
 Harun Ar-Rasyid banyak dihormati raja-raja Eropa. Mereka saling berkirim surat. Di antaranya adalah Raja Charle
Magne dan Ratu Irene. Bagi orang-orang Eropa, nama Harun Ar-Rasyid beserta Shalahuddin Al-Ayyubi dijajarkan
dalam daftar raja-raja terkenal yang pernah ada di dunia ini.
KEBIJAKAN
 Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
 Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
 Membangun tempat-tempat peribadatan.
 Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.
 Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan,
dan penelitian.
 Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang
diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana.
 pada masa ke pemimpinannya. Perhatiannya tertuju pada kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, serta peradaban
Islam, membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara adikuasa dunia di abad ke-8 M.
 Harun Ar-Rasyid adalah Amir para Khalifah Abbasiyah. Dia adalah raja agung pada zamannya. Konon,
kehebatannya hanya dapat dibandingkan dengan Karel Agung (742 M – 814 M) di Eropa. Pada masa
kekuasaannya, Baghdad ibu kota Abbasiyah – menjelma menjadi metropolitan dunia. Jasanya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan peradaban hingga abad ke-21 masih dirasakan dan dinikmati masyarakat dunia
 Masyarakat Baghdad merasakan dan menikmati suasana aman dan damai di masa pemerintahannya.
 Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan
rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya.
Tanpa ragu-ragu Harun Ar-Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai
perdana menteri (wazir).
 Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat terjadi di era kepemimpinannya. Pemberontakan yang sempat
terjadi di masa kekuasaannya antara lain; pemberontakan Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M);
pemberontakan Musa Al-Kazim (799 M); serta pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M).
 Salah satu puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa
 Harun ar rasyid tutup usia pada 24 Maret 809 M pada usia yang terbilang muda 46 tahun. Meski begitu pamor dan
popularitasnya masih tetap melegenda hingga kini. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam
kitab 1001 malam yang amat populer.

Al-Ma’mun Abdullah bin Ar-Rasyid bin Al-Mahdi.


 Ayah : Khalifah Harun al-Rasyid
 Ibu : Marajil
 Lahir : 15 Rabi'ul Awal 170 H /14 Sepetember 786 M
 Meninggal : 18 Rajab 218 H /9 Agustus 833 M
GELAR
 Singa podium
 Tidak seorang pun dari khalifah Bani Abbasiyyah yang lebih pintar darinya. Dia adalah seorang pembicara yang
fasih dan singa podium yang lantang.
 Al Ma’mun The Great
 Gelar dari para ahli barat karena kecerdasan dan keuletannya.
 Pertikaian dengan al-Amin
 Harun ar-Rasyid, ayah dari al-Ma’mun dan al-Amin memerintahkan al-Amin untuk menggantikannya dan al-
Ma’mun menjadi gubernur Khurasan dan sebagai khalifah setelah al-Amin.
 Setelah Harun ar-Rasyid meninggal,hubungan antara dua saudara tersebut memburuk.
 Pelanggaran terhadap wasiat ar-Rasyid, yang mengakibatkan terjadinya perang saudara.
Kebijakan Al-Ma’mun
 Mengatasi Gerakan Pemberontakan
 Penertiban Administrasi negara
 Terjadi sedikit sekali penyimpangan yang dilakukan oleh para pejabat dan petinggi negara, karena didukung oleh
kepandaiannya dalam menjalankan tata tertib administrasi.
 Penataan Ulang sistem Pemerintahan
1. Menetapkan adanya jabatan kepala rumah tangga istana.
2. Jabatan pemerintahan harus dipegang oleh orang yang mempunyai keahlian sesuai bidangnya.
 Pembentukan Badan Intelejen
1. Di dalam negeri untuk menanggulangi kemungkinan gangguan dari para pejabat atau masyarakat yang tidak
puas dengan kebijakannya atau permasalahan di masyarakat.
2. Di luar negeri untuk mengantisipasi terjadinya pemberontakan.
 Pembentukan Badan Negara
1. Untuk memeperlancar tugas khalifah.
2. Beranggotakan wakil2 dari masyarakat tanpa membedakan kelas maupun agama.
3. Tugasnya menjadi pelayan masyarakat.
 Tolerensi Agama
1. Sangat menghormati perbedaan agama.
2. Masyarakat non muslim yang berada di bawah wilayah kekuasaannya tetap mendapatkan perlindungan
keamanan dan haknya sebagai warga negara.
 Pembentukan Baitul Hikmah
Kemajuan yang paling besar yang dalam bidang bidang pendidikan yaitunya didirikannya perpustakaan yang
dibangun disisi gedung observatorium di Baghdad yang dikenal dengan nama Baitul Hikmah.
 Masa aman dan makmur
1. Bidang pertanian
Dengan keamanan yang telah terjamin, maka kegiatan pertanian disana sini berkembang kembali dengan
pesat.
2. Bidang Perdagangan
Kegiatan perdagangan berjalan dengan lancar. Lalu lintas dagang dengan Tiongkok melalui dataran tinggi
Pamir yang disebut dengan Jalan Sutera (Silk Road), dan Jalur Laut (Sea Routes) dari teluk parsi menuju
bandar-bandar lainya kembali ramai.
3. Bidang Pendidikan
· Gerakan penerjemahan karya-karya kuno dari Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab.
· Muncul pula sarjana Muslim di bidang musik, yaitu Al-Kindi.
· Didirikannya Baitul Hikmah.
4. Bidang kesehatan
· Berdirinya beberapa rumah sakit.
· Dokter diwajibkan menempuh beberapa ujian sebelum diizinkan untuk membuka praktek.
· Laboratorium-laboratorium didirikan unutk melakukan eksperimen terhadap tumbuhan- tumbuhan yang
berkhasiat.
RINGKASAN
1. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
2. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
3. Membangun tempat-tempat peribadatan.
4. Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.
5. Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan,
dan penelitian.
6. Membangun majelis al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang
diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana.
Kontroversi-Kontroversi Al-Makmun
Salah satu kebijakan Al-Ma’mun yang paling sering mendapat sorotan ahli sejarah adalah sifat eksklusifnya pada
pandangan Mu’tazilah.

AL MUKTASIM

BIOGRAFI
Nama lengkapnya adalah Abu Ishak Muhammad Al-Mu’tashim bin Harun Ar-Rasyid
Lahir pada tahun 187 H dari ibu Maridah, ia dikenal dengan julukan Al-Mu’tashim Billah (yang berlindung kepada Allah)
Ahli sejarah ada yang menyebutnya dengan Al-Mutsammim atau “Sang Delapan”.
Mu’tasim wafat dalam usia 38 tahun, pada tahun 842 H dan akhirnya digantikan oleh putranya Al-Watsiq.
Masa pemerintahannya menurut kalender Hijriyah berusia 8 tahun 8 bulan 8 hari.
Ketika wafat, ia meninggalkan 8 putra dan 8 putri.
MASA PEMERINTAHAN
Al-Mu’tashim menjadi khalifah usia 39 tahun.
Dibaiat di wilayah kekuasaan Byzantium
Al-Mu’tashim dikenal memiliki keberanian, kekuatan, ambisi besar, dan suka tantangan.
Kekuatan fisik Al-Mu’tasim sangat kuat, Ia sanggup membengkokkan besi berkali-kali
Khalifah al-Mu’tashim sangat lemah dalam hal baca-tulis.
Menghadapi perlawanan dari ALAWIYAH yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim bin Umar bin Ali Zainal Abidin bin
Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Mengubah hukuman mati dengan hukuman penjara.
Membangun sebuah kota dengan nama Sarra Man Ra'a (menggembirakan orang yang melihatnya), lalu dikenal dengan
nama Samarra.
Memenangkan pertempuran Dasymon (perang dasymon melawan Byzantium)
KEBIJAKAN MONETER
sumber pendapatan tetap negara yang masuk ke Baitul Mal, yaitu harta fai', ghanîmah, anfâl, kharâj, jizyah, berbagai
sumber harta kepemilikan umum, harta milik negara, 'usyûr, khumus, rikâz, barang tambang dan zakat.

Anda mungkin juga menyukai