Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

2.1. Biografi Khalifah Harun Ar-Rasyid

 Dia terkenal sebagai salah satu pemimpin terbesar yang pernah hidup di masa
kejayaan islam. Khalifah Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada
tanggal 24 Maret 809, di Thus, Khurasan. Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari
kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama
Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah
yang ketiga. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman. Meski berasal dari
dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmaki dari Persia
(Iran). Di masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak.

Beliau menjadi khalifah menggantikan kakaknya, al-Hadi pada tahun 170 H. Beliau
merupakan khalifah paling baik, dan raja dunia paling agung pada waktu itu. Beliau biasa
menunaikan haji setahun dan berperang setahun. Sekalipun sebagai seorang khalifah, beliau
masih sempat shalat yang bila dihitung setiap harinya mencapai seratus rakaat hingga beliau
wafat. Beliau tidak meninggalkan hal itu kecuali bila ada uzur. Demikian pula, beliau biasa
bersedekah dari harta pribadinya setiap harinya sebesar 1000 dirham.

Dimasa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid, berhasil melakukan :

1. Mewujudkan kedamaian, keamanan dan kesejahteraan rakyat.


2. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
3. Membangun banyak tempat-tempat peribadatan.
4. Membangun sarana pendidikan, kesehatan dan perdagangan.
5. Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai
perguruan tinggi, perpustakaan dan penelitian.
6. Membangun majlis Al-Muzakaroh, yakni lembaga pengkajian-pengkajian masalah-
masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid dan istana.

Beliau juga berhasil menguasai kota Hiracle dan menyebarkan pasukannya di bumi
Romawi hingga tidak tersisa lagi seorang Muslim pun yang menjadi tawanan di kerajaan
mereka. Beliau mengirimkan pasukannya yang kemudian menaklukkan benteng Cicilia,
Malconia dan Cyprus, lalu menawan penduduknya yang berjumlah 16000 orang. Harun Ar-
Rasyid wafat dalam usia 45 tahun atau 46 tahun dalam perangnya di Khurasan tahun 193 H.
Semoga Allah merahmati Harun al-Rasyid.1

2.2. Kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M/170-194 H)

Dengan naiknya Harun menduduki jabatan Khalifah, maka Dinasti Abbasiyah


memasuki era baru yang sangat gemilang. Dia adalah seorang penguasa yang paling cakep
dan paling mulia diantara Dinasti Abbasiyah. Dia memerintah selama 23 tahun.

Dalam sejarah pada “abad kesembilan ada dua nama Raja besar yang gemilang dalam
urusan-urusan dunia : Charlemagne2 di barat dan Harun Ar-Rasyid di timur”.3 Di antara kedua
itu raja itu, Harun merupakan raja yang paling gemilang dan paling berkuasa yang dapat
mengembangkan kebudayaan yang lebih tinggi. Kedua raja tersebut juga mengadakan
hubungan persahabatan yang didorong oleh kepentingan masing-masing.

Harun Ar-Rasyid juga memperindah dan mempercantik kota Baghdad yang dibangun
oleh kakeknya Al-Mansur sebelumnya sehingga puncak keindahan, kemegahan, dan
kecemerlangan kota Baghdad, yang mencapai kota terindah di dunia di kala itu. Sejak awal
berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam
Islam. Itulah sebabnya Philip. K. Hitti menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurutnya di
antara kota-kota di dunia, Baghdad adalah profesor masyarakat Islam.4 Para peminat ilmu
pengetahuan dan kesusastraan berbondong-bondong datang ke kota itu.

Ada tiga keistimewaan kota ini, yaitu : pertama, prestise politik, kedua, supremasi
ekonomi, ketiga, aktivitas intelektual. Tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan dan sastra
berkembang pesat di wilayah ini. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah
“mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke bahasa Arab

Istana Harun Ar-Rasyid yang megah dijadikannya sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dalam berbagai cabang ilmu. Di situ berkumpul para ilmuwan dan orang-orang
terpelajar dari berbagai penjuru dunia. Dana besar disumbangkan Harun Ar-Rasyid untuk

1
2
3
4
melayani mereka sekaligus disumbangkannya untuk pengembangan berbagai cabang ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama dan kesenian.5

2.3. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid

Gambaran kondisi ekonomi pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, terlihat ketika
menerima duta Raja Konstantin VII untuk membicarakan soal tawaran-tawaran perang.
Pengawal Khalifah terdiri dari 16.000 orang pasukan berjalan kaki dan berkuda, 7.000 orang
pelayan, kurang lebih seratus ekor singa dan 700 orang pegawai istana. Di dalam istana
terdapat 38.000 buah tirai, diantaranya 12.000 bersadur benang emas, dan permadani
sebanyak 22.000 helai. Juga dalam istana terdapat sebatang pohohn yang dibuat dari emas
dan perak seberat 500.000 gram. Di atas cabangnya bertengger berbagai burung yang di buat
dari bahan emas yang dapat bernyanyi secara otomatis.6 Maka dari gambaran tersebut,
perekonomian Daulah Abassiyah berkembang pesat bahkan sampai puncaknya pada masa
Khalifah Harun Ar-Rasyid.

Gambaran sosial juga bisa di lihat, ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid selalu berusaha
dengan gigih memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya. Dia berkeliling kesana-kemari
menelusuri daerah kekuasaannya untuk mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya. Mereka
di beri pelayanan yang semestinya, sehingga melalui kemajuan ekonomi, rakyatnya pun
merasakan kesejahteraan sebagaimana mestinya.

Gambaran kondisi politik bisa di lihat, ketika keluarga bangsawan Persia, yaitu
Barmaki menjadi penyokong utama bagi Harun, baik dalam mengelola urusan pemerintahan
maupun pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam mengelola urusan pemerintahan, Yahya
bin Khalid (dari keluarga Barmaki diangkat Harun menjadi Wazir dan penasehatnya). Empat
orang anaknya, yaitu: Fazal, Ja’far, Musa dan Muhammad diangkat Harun menjadi pejabat
negara. Mereka sangat cekatan dan memiliki kemampuan administrasi yang tinggi. Dalam
memajukan ilmu pengetahuan, mereka ini berlomba-lomba memberikan hadiah yang mahal
kepada para penyair dan pencipta karya.

2.4. Pengaruh kepemimpinan khalifah terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan

Berangkat dari sikap ingin mensejahterakan rakyat maka apapun ia berikan. Keadaan
aman ia berikan sehingga membuat para pedagang, saudagar, kaum terpelajar dan jamaah

5
6
dapat melakukan perjalanan di seluruh wilayah kerajaannya yang sangat besar. Masjid,
perguruan tinggi dan sekolah-sekolah, rumah sakit, toko obat, jembatan dan terus-terusan
dibangunnya, memperlihatkan hasratnya yang besar untuk kesejahteraan rakyatnya.
Untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan Negara Harun Ar-Rasyid memajukan ekonomi,
perdagangan dan pertanian dengan sistem irigasi. Kemajuan sektor-sektor ini menjadikan
Bagdad, ibu kota pemerintahan Bani Abbas, sebagai pusat perdagangan terbesar dan teramai
di dunia. Pada saat itu, banyak terjadi pertukaran barang serta valuta dari berbagai penjuru.
Dengan demikian, negara banyak memperoleh pendapatan dari kegiatan perdagangan
tersebut lewat sektor pajak sehingga negara mampu membiayai pembangunan sektor-sektor
lain.

1. Di bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Harun Ar-Rasyid memperbesar departemen studi ilmiah dan penerjemahan yang


didirikan kakeknya, Al-Mansur. Kemurahan hati Harun Ar-Rasyid, para menteri dan anggota
istana yang berbakat terutama keluarga Barmak, yang saling berlomba membantu ilmu
pengetahuan dan kesenian, membuat Baghdad menjadi pusat yang menarik orang-orang
terpelajar dari seluruh dunia. Salah satu perkara penting yang menjadikan Harun Ar-Rasyid
begitu masyhur ialah naungannya atas ilmu dengan mendirikan “Baitul Hikmah” yang
merupakan suatu institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlang ketika itu yang telah
merintis jalan kearah kebangkitan Eropa.

2. Di bidang Kesusasteraan

Yang telah menjadikan khalifah Harun Ar-Rasyid termasyhur dan terkenal ialah
melalui buku Seribu Satu Malam, yang telah menduduki tempat paling atas di bidang
kesusasteraan dunia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa dunia.

3. Di bidang hubungan Luar Negeri

Khalifah telah menjalin hubungan diplomatik dengan beberapa negara di timur dan
barat. Dialah khalifah pertama yang menerima para duta besar di istananya. Seperti duta
besar yang diutus kaisar Cina dan penguasa Perancis, Charlemagne. Kepada penguasa
Perancis ia memberikan sebuah jam yang buat masyarakat barat ketika itu masih merupakan
barang yang aneh.

4. Di bidang Kesehatan
Khalifah mendirikan rumah sakit lembaga pendidikan dokter dan farmasi, pada masa
itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter.

Perekonomian Pada Masa Khalifah Harun Ar-Rasyid

Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, zaman Abbasiyah di anggap sebagai zaman
yang paling kaya dalam sejarah kekhalifahan Islam. Ahli-ahli sejarah klasik dan moden
bersepakat secara khusus meletakkan zaman pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (170 –
194H/786 – 809M) sebagai zaman pencapaian ekonomi yang paling tinggi sehingga layak
menerima julukan zaman keemasan (golden period). Kerajaan Abbasiyah memberikan
perhatian yang serius bagi kemajuan sektor ekonomi Negara dengan mencurahkan
perbelanjaan yang banyak, khususnya dalam sektor perindustrian dan pertanian. Di setiap
sektor memainkan peranan penting yang tersendiri, dan berikut adalah penjabaranya.

1. Sektor Pertanian

Abbasiyah kerana pemerintahannya sendiri terletak di daerah yang sangat subur, di


tepi sungai yang biasa dikenal As-sawad, kerana mereka menyadari pertanian merupakan
sumber utama pemasukan Negara, dan pengusahaan tanah hampir sepenuhnya di kerjakan
oleh penduduk tempatan, yang statusnya mengalami peningkatan pada masa pemerintahan
baru ini. Sekolah-sekolah pertanian dibuka untuk menganalisis sifat-sifat tanah dan tanaman
yang sesuai untuk ditanam di atas jenis tanah dan iklim yang beraneka.

2. Perindustrian      

   Di bidang perindustrian terdapat pemisah antara sektor kerajaan dan swasta, tetapi
bagaimana bebasnya pihak swasta bergerak dalam industri kraf tangan misalnya ia tetap di
bawah peraturan dan pengawalan Negara, seperti kilang senjata, kapal laut, armada
perdagangan pabrik kertas dan barang-barang lainnya. Kekuasaan kerajaan yang sedemikian
luas dan tingkat peradaban yang tinggi itu dicapai dengan melibatkan jaringan perdagangan
internasional yang luas. Pelabuhan-pelabuhan seperti Baghdad, Bashrah, Siraf, Kairo, dan
Iskandariyah menjadi pelabuhan internaisonal. Beberapa bidang industri dan kerajinan rakyat
yang terkenal pada masa ini antara lain:

1. Industri gelas dan tembikar


2. Industri tekstil dan tenun
3. Industri kertas yang telah lama terkenal di cina
4. Industri perlombongan, penggalian perak, tembaga, timah dan besi
5. Penggilingan gula tebu menyebar di sebelah barat daya Parsi, Basrah dan Tusthat.
6. Selain itu industri pembuatan lilin, sabun dan galangan kapal perang juga di buat.

3. Perdagangan

Kota Baghdad yang belum berusia setengah abad di zamannya telah tumbuh dengan
pesatnya menjadi pusat dunia yang amat makmur dan mempunyai makna antar bangsa.
Kekuasaan kerajaan yang sedemikian luas dan tingkat peradaban yang tinggi itu dicapai
dengan melibatkan jaringan perdagangan internasional yang luas. Pelabuhan-pelabuhan
seperti Baghdad, Basrah, Siraf, Cairo dan Iskandariyah menjadi pelabuhan internasional.
Pedagang-pedagang Islam telah berniaga sampai ke negeri China. Luas wilayah kerajaan
yang tingginya tingkat peradaban yang dicapai baik dalam bidang industri maupun pertanian
memaksa diadakan suatu perdagangan Internasional yang lebih luas. Sebuah karya penting
tentang lautan-lautan, pusat perdagangan dan pemerintahan di tulis pada masa ini (abad ke 3
H/9 M) oleh seorang ahli geografi Abu Al-Qasim bin Khurdadhbeb dari Parsi dalam bukunya
yang dinamakan Al-Musalik wa al Mamalik.

Berikut pusat-pusat penting perdagangan pada masa dinasti Abbasiyah :

1. Antiokia yang terletak di persisir timur laut tengah pelabuhan yang diperlebar pada masa
Khalifah al-Mu’tasim ini merupakan pusat perdagangan Syam yang menjadi transit
(perhentian) para saudagar timur dan barat.

2. Pelabuhan Iskandariah dari Varma, juga menjadi penghubung antara pedagang yang  
dagang dari Eropah dan Laut merah.

3. Ailot, Qolzam dan Jeddah adalah pusat-pusat perdagangan Laut Merah, Jeddah bahkan
setiap tahun menjadi terminal jamaah haji yang dating dari pelusuk dunia

4. Aden merupakan pintu gerbang kapal-kapal yang akan memasuki Laut Merah.

5. Basrah pintu gerbang kota Baghdad dan muara sungai Tigris di datangi oleh pedagang dari
Timur dan Barat.

6. Bahgdad merupakan kota dagang terbesar di Asia, sebagaimana Iskandariah sebagai puat
perdagangan di Afrika, kesemarakan kota ini tidak saja disebabkan kedudukannya sebagai
ibu kota daulah Abbasiyah dan pusat pertemuan jalur-jalur niaga dari seluruh penjuru.
7. Damaskus menjadi kota dagang penting kerana dilewati kafilah-kafilah jamaah haji yang
berangkat dan pulang dari Mekkah.

8. Tushat, kota dagang Mesir di zaman dinasti Fatimiyyah, merupakan kota terbersih dan
aman tenteram.

Satu kebiasaan bangsa Arab sebelum Islam dan diteruskan kaum muslim, yakni
dilangsungkannya pekan-pekan dagang dan bazaar pada waktu-waktu tertentu kota-kota
penting perdagangan.
Sumber Kewenangan  Ekonomi Abbasiyah

Sumber-sumber kewangan merupakan hasil-hasil pendapatan Negara mengikut


sumber ekonomi Islam. Setiap daripada sumber ini dipungut mengikut keadaan dan syarat
tertentu menurut syariat Islam. Agama Islam telah menggariskan dengan selengkapnya untuk
kita melaksanakan perkara ini dengan adil dan betul. Sumber kewangan kerajaan Abbasiyah
seperti berikut:

1. Zakat. 2. Kharaj 3. Jizya

2.5. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Pada Masa Khalifah Harun Ar-Rasyid
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa puncak perkembangan
peradaban, kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam Islam terjadi pada pemerintahan Harun
Ar-Rasyid. Namun, hal itu tidak berarti membawa seluruhnya berawal dari kreatifitas
penguasa sendiri. Sebab sebagian Lembaga Pendidikan dalam Islam telah dikenal sejak detik-
detik awal turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW. Rumah Al-Arqam ibn Abi Al-
Arqam merupakan Lembaga Pendidikan pertama.i

Usaha terpenting Harun Ar-Rasyid yang membawa namanya kepuncak kemasyhuran


adalah perhatiannya yang tinggi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam dengan taraf yang belum pernah dicapai sebelumya. Ia mendirikan beberapa lembaga
pendidikan, seperti Bait al-Hikmah, Majelis al-Mudzakarah, lembaga pengkajian masalah-
masalah-masalah keagamaan, rumah-rumah, masjid-masjid istana khalifah, dan rumah sakit.7
Lembaga pendidikan dirumah itu telah ada lebih dahulu, bedanya pada masa Harun Ar-
Rasyid adalah banyak menunjuk rumah-rumah itu sebagai tempat belajar dan begitu pula
dengan masjid. Namun yang lain masih ada seperti kuttab atau maktab, toko-toko buku,

7
perpustakaan, dan madrasah. Berikut akan di kemukaan beberapa lembaga yang berkembang
pada masa dinasti abbasiyah di masa harun ar-Rasyid.

Menurut Hasan Abd. Ali, Lembaga-Lembaga Pendidian pada periode ini selain
keluarga adalah masjid dan kuttab. Istana khalifah, rumah-rumah para pangeran, menteri, dan
ulama, kedai-kedai, saudagar buku, salon-kesustraan, ribat, rumah sakit, al-Bimaristan,
observatorium dan tempat-tempat experiment ilmiah serta Darul-Hikmah, Baitul-Hikmah,
dan Darul-Khutub.8

Kemudian hampir sama dengan pendapat diatas. Zuharini mengelompokkan lembaga-


lembaga pendidikan Islam seperti Kuttab, pendidikan rendah di istana, toko buku, rumah para
ulama (ahli ilmu pengetahuan), badi’ah, rumah sakit, perpustakaan, dan masjid, sebagai
lembaga Pendidikan Islam yang bercorak non formal.9

8
9
i

Anda mungkin juga menyukai