Benson Bobrick dalam The Caliph’s Splendor: Islam and the West in
the Golden Age of Baghdad mengilustrasikan, di antara para prajurit
bersenjata lengkap itu, ada sepasukan tentara suci yang dikenal
sebagai Anshar atau tentara Madinah. ‘Para pembela’ yang pertama
kali direkrut ayahnya, Khalifah Mahdi.
ADVERTISEMENT
Pada hari berikutnya, dalam resepsi dan sidang resmi istana, khalifah
yang baru menunjuk Yahya al-Barmak menjadi wazirnya dan
memberinya mandat penuh. Ketika memberikan stempel kerajaan
padanya, Harun menyebutnya dengan penuh penghormatan sebagai
‘ayahnya’ sembari berkata, “Ayahku, aku berutang kedudukanku ini
pada kebijaksanaanmu. Aku serahkan padamu tanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatku.”
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/18/07/20/pc66oi313-mengenal-sosok-harun-arrasyid
acaan Madani 7:03:00 PM Kisah Islami , Sejarah Islam 0 Comments Khalifah Harun Ar-Rasyid
(145-193 H/763-809 M) dilahirkan di Ray pada bulan Pebruari 763 M/145 H. Ayahnya
bernama Al-Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Ia dibesarkan di lingkungan istana
mendapat bimbingan ilmu-ilmu agama dan ilmu pemerintahan di bawah bimbingan seorang
guru yang terkenal, Yahya bin Khalid Al-Barmaki, seorang ulama besar di zamannya, dan
ketika Ar-Rasyid menjadi khalifah, menjadi Perdana menterinya, sehingga banyak nasihat
dan anjuran kebaikan mengalir dari Yahya. Tanggung jawab yang berat sudah dipikul Harun
Ar-Rasyid sejak sang Ayah , Khalifah Al-Mahdi melantiknya sebagai gubernur di Saifah pada
tahun 163 H. Kemudian pada tahun 164 H diberikan wewenang untuk mengurusi seluruh
wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika Utara. Harun Ar-Rasyid menunjukkan
kecakapannya dalam memimpin, sehingga pada tahun 165 H, Al-Mahdi melantiknya kembali
menjadi gubernur untuk kedua kalinya di Saifah. Harun Ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah
pada September 786 M, pada usianya yang sangat muda, yakni 23 tahun. Jabatan khalifah
itu dipegangnya setelah saudaranya yang menjabat khalifah, Musa Al-Hadi wafat.
Kepribadian Harun Ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya tegas, mampu mengendalikan diri,
tidak emosional, sangat peka perasaannya dan toleran. Akhlak mulianya dikemukakan oleh
Abul 'Athahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, Harun Ar-Rasyid juga
dikenal sebagai seorang khalifah yang suka humor. Dia juga terkenal pemimpin yang
pemurah dan dermawan. Banyak sejarawan menyamakannya dengan Khalifah Umar bin
Abdul Azis dari Dinasti Bani Umayyah.Tak jarang ia juga turun ke jalan-jalan di kota
Baghdad pada malam hari melihat kehidupan sosial yang sebenarnya pada masyarakatnya,
sehingga tak seorang pun yang kelaparan dan teraniaya tanpa diketahui oleh Khalifah
Harun Ar-Rasyid. Khalifah Harun Ar-Rasyid mempunyai perhatian dan minat yang besar
terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Para ilmuwan dan budayawan dilibatkan
besaran berbagai buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa asing ke dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab menjadi bahasa resmi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan
tinggi, dan bahkan menjadi alat komunikasi umum. Karena itu, dianggap tepat bila semua
pengetahuan yang termuat dalam bahasa asing itu segera diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab, sehingga bisa dikaji dan difahami masyarakat luas. Dewan penerjemah dibentuk
diketuai oleh seorang pakar bernama Yuhana bin Musawih. Kota Baghdad menjadi
mercusuar kota impian 1.001 malam yang tidak ada tandingannya di dunia pada abad
pertengahan. Selain itu, pada masa kehalifahannya wilayah kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah membentang dari Afrika Utara sampai ke Hindukush, India. Kekuatan militer
yang dimilikinya juga sangat luar biasa. Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, hidup seorang
cerdik pandai yang sering memberikan nasihat-nasihat kebaikan kepada Khalifah, yaitu Abu
Nawas. Nasihat-nasihat kebaikan dari Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu,
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Kebijakan dan
kecakapannya dalam memimpin, membawa negara dalam situasi aman, damai dan
tenteram, sehingga tingkat kejahatan sangat minim dan sangat sulit mencari orang yang
akan diberikan zakat, infak dan sedekah, karena tingkat kemakmuran penduduknya merata.
Pada masa pemerintahannya Dinasti Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan dan
keemasan sekaligus menjadi salah satu pusat peradaban dunia. Khalifah Harun Ar-Rasyid
meninggal dunia di Khurasan pada 3 atau 4 Jumadil Tsani 193 H/809 M setelah menjadi
khalifah selama lebih kurang 23 tahun 6 bulan. Saat meninggal usianya 45 tahun, dan yang
menjadi imam shalat jenazahnya adalah anaknya sendiri yang bernama Shalih. Dinasti
Abbasiyah dan dunia Islam saat itu benar-benar kehilangan sosok pemimpin yang shalih dan
adil, dan b ijaksana. sehingga tak seorang pun yang teraniaya tanpa diketahui oleh Khalifah
https://www.bacaanmadani.com/2017/08/sejara-singkat-khalifah-harun-ar-rasyid.html
rasyid.html
Profil dan Biografi Harun Ar-Rasyid. Dia terkenal sebagai salah satu pemimpin
terbesar yang pernah hidup di masa kejayaan islam. Khalifah Harun Ar-Rasyid lahir
di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di Thus, Khurasan.
Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah
antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah
yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang ketiga.Ibunya
Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman. Meski berasal dari dinasti
Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmaki dari Persia
(Iran). Di masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak.
Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai
masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad
menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Harun Al-Rasyid Bukanlah Khalifah Yang Suka Foya-Foya!!
Banyak orang meyakini bahwa khalifah Bani ‘Abbas, Harun al-Rasyid adalah seorang
yang suka hura-hura dan foya-foya, hidup dalam gelamour kehidupan. Namun
sebenarnya, tidaklah demikian. Harun al-Rasyid amat berbeda dari kondisi seperti
itu sama sekali. Beliau adalah Abu Ja’far, Harun bin al-Mahdi, Muhammad bin al-
Manshur, salah seorang khalifah Daulah Bani ‘Abbasiah di Iraq, yang lahir tahun 148
H.
Beliau menjadi khalifah menggantikan kakaknya, al-Hadi pada tahun 170 H. Beliau
merupakan khalifah paling baik, dan raja dunia paling agung pada waktu itu. Beliau
biasa menunaikan haji setahun dan berperang setahun. Sekalipun sebagai seorang
khalifah, beliau masih sempat shalat yang bila dihitung setiap harinya mencapai
seratus rakaat hingga beliau wafat. Beliau tidak meninggalkan hal itu kecuali bila
ada uzur. Demikian pula, beliau biasa bersedekah dari harta pribadinya setiap
harinya sebesar 1000 dirham.
https://www.biografiku.com/biografi-harun-ar-rasyid-pemerintahan/
BACA JUGA : Biografi Lakshmi Mittal - Orang Terkaya di Asia
Beliau orang yang mencintai ilmu dan para penuntut ilmu, mengagungkan
kehormatan Islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang
bertentangan dengan Kitabullah dan as-Sunnah an-Nabawiyyah. Beliau berumrah
tahun 179 H di bulan Ramadhan, dan terus dalam kondisi ihram hingga
melaksanakan kewajiban haji. Beliau berjalan kaki dari Mekkah ke padang Arafah.
https://www.biografiku.com/biografi-harun-ar-rasyid-pemerintahan/