ArRasyid
Berangkat dari sikap ingin mensejahterakan rakyat maka apapun ia
berikan. Keadaan aman ia berikan sehingga membuat para pedagang,
saudagar, kaum terpelajar dan jamaah dapat melakukan perjalanan di
seluruh wilayah kerajaannya yang sangat besar. Masjid, perguruan tinggi
dan sekolah-sekolah, rumah sakit, toko obat, jembatan dan terus-terusan
dibangunnya, memperlihatkan hasratnya yang besar untuk kesejahteraan
rakyatnya.
Untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan Negara Harun arRasyid memajukan ekonomi, perdagangan dan pertanian dengan sistem
bidang Kesusasteraan
Di bidang Kesehatan
1.
Faktor Internal
Semenjak awal pemerintahan Ar-Rasyid, problema suksesi menjadi
sangat kritis. Ia telah mewasiatkan tahta kehalifaan kepada putranya
yang bernama al-Amin dan kepada putranya yang lebih tua bernama alMamun seorang gubernur Khurasan dan orang yang berhak menjabat
tahta khilafah sepeninggalan saudaranya.
Al-Amin adalah anak lelaki dari Subaidah dan Al-Mamun ialah anak
dari istrinya yang bernama Marajil, seorang hamba sahaya.. Harun arRasyid sangat menyayangi isterinya yang bernama Zubaidah, bahkan
ternyata kedudukan isterinya ini setara dengan jabatan khalifah di sisi
Harun ar-Rasyid. Atas desakan Zubaidah dan dukungan dari golongan
Barmaki yang mendesak agar Al-Amin segera dilantik yang kelak
mengganti kedudukan beliau, maka pada tahun 175H / 791 M.
Muhammad resmi dilantik menjadi putra mahkota.
Khalifah menyadari bahwa kebijakannya dalam perkara ini adalah
suatu kebijakan yang gagal dan akan membawa pada perpecahan dan
pertumpahan darah. Oleh karena itu, ia pun mengambil langkah-langkah.
Langkah yang paling menonjol yang ditempuhnya untuk menghindari
angkara dari anak-anaknya dan menyelamatkan kaum muslim dari suatu
keadaan kacau balau yang buruk, beliau melakukan ibadah haji. Di
Makkah beliau menulis surat masing-masing berisi pengakuan dari dan
kepada kedua anaknya, dan digantungnya di ka`bah, tetapi ternyata
kebijakan yang dijalankanya bukan merintis pada perdamaian antara
saudara bahkan sebaliknya telah menjadikan perselisihan dan sengketa
yang amat buruk di antara Al-Amin dan Al-Ma`mun setelah ayahnya
meninggal dunia. Sengketa ini telah mengorbankan beribu-ribu jiwa kaum
muslim termasuk Al-Amin sendiri.
2. Faktor Eksternal
Adapun yang menjadi faktor eksternal adalah:
a.
Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun
(800), yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
b.
Pemberontakan Rafiul al-Laish yang baru dapat dipadamkan pada
masa Al-Mamun.
A.biografi al-Mamun
Khalifah Al-Mamun memiliki nama lengkap Abu Jafar Al-Mamun bin
Harun. Orang Barat memanggilnya dengan sebutan Almamon. Ia terlahir
pada 14 September 786 M. Al-Mamun di lahirkan enam bulan lebih dulu
dari saudara sebapaknya Al-Amin. Sang khalifah bergelar Abu Al-Abbas.
Ayahnya adalah Khalifah Harun Ar-Rasyid. Sedangkan ibunya adalah
seorang bekas budak yang bernama Murajil.
Al-Makmun menjadi khalifah setelah saudaranya Al-Amin meninggal
dunia, sebagai khalifah yang ke-8 dari Daulah Abbasiyah, Ia terkenal
sebagai seorang administrator yang termasyhur karena kebijaksanaan
dan kesabarannya. Ia mencurahkan perhatiannya yang besar pada tugas
reorganisasi pemerintahan ketika mengalami kemunduran selama
pemerintahan Al-Amin. Ia melakukan peninjauan pengurus rumah tangga
istana. Ia mengangkat para administrator yang ahli unuk menjadi
gubernur di berbagai propinsi dan terus mengawasi langkah mereka.
Khalifah Al-Makmun yang berbasis pangikut di Persia mengalami
kemajuan di berbagai bidang, baik ilmu agama maupun ilmu umum.
Ketika Al-Makmun memerintah timbul masalah agama yang pelik, yakni
faham apakah Al-Quran itu makhluk atau bukan. Sejak Al-Hadi (paman
Al-Mamun) wafat ketika awal pemerintahan Al-Mamun muncul ilmu
Falsafi (Al-Quran) dan munculnya ilmu kedokeran. Ia mewajibkan
kepada para ulama menghapal Al-Quran. Munculnya pemahaman AlQuran ini makhluk dikemukakan Al-Mutasyim (saudara Al-Mamun).
Kepribadian
memerintah
dan
gaya
Al-Mamun
dalam
Bidang pertanian
Dengan keamanan yang telah terjamin, maka kegiatan pertanian
disana sini berkembang kembali dengan pesat. Bahkan pertanian
dikembangkan dengan luas, maka mutu dan keistimewaan buah-buahan
dan bunga-bungaan dari Parsi telah makin meningkat, dan anggur dari
Shiraz, Yed dan Isfahan telah menjadi komoditi penting dalam
perdagangan diseluruh Asia.
2)
Bidang Perdagangan
Kegiatan perdagangan berjalan dengan lancar, tempat-tempat
perhentian kafilah dagang kembali ramai dengan kafilah-kafilah yang
datang dan memencar keberbagai penjuru. Lalu lintas dagang dengan
Tiongkok melalui dataran tinggi Pamir yang disebut dengan Jalan Sutera
(Silk Road), dan Jalur Laut (Sea Routes) dari teluk parsi menuju bandarbandar lainya kembali ramai.
3)
Bidang Pendidikan
Kemauan Al-Makmun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tidak
mengenal lelah. Ia ingin menunjukkan kemauan yang tinggi terhadap ilmu
pengetahuan dan filsafat tradisi Yunani. Ia menyediakan biaya dan
dorongan yang kuat untuk mencapai kemajuan besar di bidang ilmu.
Salah satunya adalah gerakan penerjemahan karya-karya kuno dari
Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab, seperti ilmu kedokteran,
astronomi, matematika, dan filsafat alam secara umum.
Ahli-ahli penerjemah yang diberi tugas Khalifah Al-Makmun diberi
imbalan yang layak. Para penerjemah tersebut antara lain Yahya bin Abi
Manshur, Qusta bin Luqa, Sabian bin Tsabit bin Qura, dan Hunain bin
Ishaq yang digelari Abu Zaid Al-Ibadi.
Selain para pakar ilmu pengetahuan dan politik, pada Khalifah AlMakmun muncul pula sarjana Muslim di bidang musik, yaitu Al-Kindi.
Khalifah Al-Makmun menjadikan Baghdad sebagai kota metropolis dunia
Islam sekaligus pusat ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, peradaban
Bidang kesehatan