Anda di halaman 1dari 8

Tanah Arab adalah tanah yang tandus.

Kehidupan perekonomia mereka dibagi


menjadi tiga macam yaitu :

A. Peternakan, biasanya dilakukan oleh suku Arab pedalaman yan disebut suku
Badui. Mereka berpindah-pindah dari satu lembah ke lembah yang lain,untuk
mencari rumput atau makan hewan ternaknya. Mereka berternak unta dan biri-biri
untuk diambil dagin dan kulitnya.

B. Perdagangan, dikerjakan oleh suku Arab yang tinggal di kota-kot besar. Mereka
disebut Ahlul Hadhar. Jalur perdagangan merek antara lain ke negeri Syam, Yaman
dan negeri Mesir. Nabi Muhammad pun pernah berdagang ke negeri Syam
membawa dagangan Siti Khadijah. Pusat perdagangan di tanah Arab terleta di kota
Makkah.

C. Pertanian, dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal daerah-daerah yang


subur, seperti Thaif. Mereka menanam buah buahan dan sayur mayur.
Bangsa Arab mempunyai kehidupan yang bebas dan tidak mempunyai aturan
hukum yang tetap. Di antara mereka sering terjadi perselisihan.
 

2 Keadaan Masyarakat Bangsa Arab


 

A.Bentuk Kehidupan Bangsa Arab


Bangsa Arab pada garis besarnya terbagi menjadi dua bagiain yaitu penduduk yang
tinggal di desa dan penduduk yang tinggal di kota. Penduduk desa biasanya disebut
suku Badui, artinya penduduk pedalaman. Golongan penduduk inilah yang terbesar
jumlahnya. Mata pencaharian mereka adalah berternak.
Penduduk yang tinggal di kota-kota, mata pencaharian mereka adalah sebagai
pedagang di pasar-pasar dan ada juga dari mereka yang berdagang ke luar negeri
dengan unta atau kuda ke negeri Syam, Mesir, dan Persia.
Kedua golongan ini, walaupun sudah mempunyai pekerjaan dan penghasilan, masih
selalu merasa kekurangan. Oleh karena itu, masih sering terjadi persaingan dan
perselisihan di antara mereka..Kehidupan seperti ini di negeri Arab berlangsung
cukup lama.

B.Tata Sosial Bangsa Arab


Bangsa Arab sebelum datangnya Islam tidak memiliki pemerintahan yang teratur
dan tetap, pada umumnya mereka masih buta huruf. Walaupun demikian mereka
telah mempunyai tatanan masyarakat berdasarkan kebiasaan-kebiasaan. Mereka
memiliki kebiasaan hidup bebas dan berpindah-pmdah dari satu tempat ke tempat
yang lain yang dianggap lebih baik. Kehidupan ini merupakan pengaruh dari
keadaan alam negeri Arab yang bergurun dan berbukit-bukit. Bangsa Arab terkenal
dengan bangsa yang pemberani di dalam membela pendiriannya. Mereka tidak mau
mengubah tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaan. Bangsa Arab pada saat
itu tidak mau dijajah dan tidak mau mengalah, sehingga sering kali terjadi
peperangan antar suku. Namun demikian, mereka memiliki kebiasaan yang baik
yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu.

C.Adat Istiadat Bangsa Arab.


Kebiasaan hidup bangsa Arab adalah sebagai pengembara dan berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari daerah yang lebih subur. Mereka
tidak mengenal cara hidup lain selain mengembara. Moral dan perilaku mereka
sangat rusak, sehingga mereka dikatakan kaum Jahiliyah. Kaum Jahiliyah artinya
kaum yang bodoh. Di samping itu meraka percaya kepada tahayul, tenung,
perbintangan dan lain-lain.
Kebiasaan lain dari bangsa Arab yang tidak baik yaitu berjudi dan minum-minuman
keras. Pekerjaan ini dilakukan secara bersama-sama. Bahkan tak jarang dari
mereka yang suka merampok, sehingga menyebabkan terjadinya perkelahian antar
suku.
Cara minum dan makan mereka masih kotor seperti makan daging dari hewan yang
sudah mati atau bangkai.
Ada dari suku Arab yang mempunyai moral yang sangat buruk, yaitu mengubur anak
perempuan mereka hidup-hidup. Mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu
tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Oleh karena itu, mereka merasa
terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan
perbuatan keji itu antara lain, suku Bani Tamim dan suku Bani Asad..

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Yatsrib (Madinah) mempunyai suasana dan keadaan khusus yang
menjadikan penduduknya yakni bangsa Arab Yatsrib berpembawaan yang
baik untuk  menerima dan menganut agama Islam. Di kota Yatsrib
bertemu dua golongan umat yang sangat berbeda. Golongan pertama
berasal dari Utara, yaitu bangsa Yahudi dan golongan kedua berpindah
dari Selatan, yaitu suku-suku Arab di antaranya yang terpenting ialah
suku Aus dan Khazraj. Pertemuan kedua golongan ini di kota Yatsrib
menimbulkan fakta-fakta di bawah ini:[1]
1.      Bangsa Arab Yatsrib lebih memahami agama-agama Ketuhanan, karena
mereka sering mendengar tentang Allah, wahyu, berbangkit dari kubur,
hisab, surga, neraka, dan lain-lain.
2.      Permusuhan antara bangsa Arab Yatsrib dengan bangsa Yahudi, seperti
yang dituturkan Ibnu Hisyam, bangsa Arab dan bangsa Yahudi itu adalah
bermusuh-musuhan yang terjadi berlarut-larut.[2] Kadang-kadang
bangsa Arab dapat mengalahkan bangsa Yahudi. Jika terjadi demikian,
bangsa Yahudi berkata: “Tidak berapa lama lagi akan diutus seorang
Rasul yang tersebut dalam kitab kami. Bila dia telah diutus, kami akan
mengikutinya, dengan demikian kami akan kuat dan dapat mengalahkan
kamu.”
‫اء ُه ْم َما َع َرفُوا‬ َ ‫اب مِنْ ِع ْن ِد هَّللا ِ ُم‬
َ ‫ص ِّدقٌ لِ َما َم َع ُه ْم َو َكا ُنوا مِنْ َق ْبل ُ َي ْس َت ْفتِ ُحونَ َعلَى الَّذِينَ َك َف ُروا َفلَ َّما َج‬ ٌ ‫َولَ َّما َجا َء ُه ْم ِك َت‬
‫َك َف ُروا ِب ِه َفلَ ْع َن ُة هَّللا ِ َعلَى ا ْل َكاف ِِرين‬
Artinya:
“Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur’an dari Allah yang
membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka
biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas
orang-orang kafir, Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah
mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas
orang-orang yang ingkar itu”.[3] (Al-Baqarah: 89)
3.      Antara Aus dan Khazraj selalu terjadi peperangan dan silang-sengketa.
Masing-masing suku ini selalu mencari kawanan untuk bersatu dengan
mereka agar menjadi lebih kuat dan dapat mengalahkan musuhnya.

Karena fakta-fakta di atas, maka suku Aus dan Khazraj masuk Islam,
bahkan bersegera menganutnya sebelum didahului kaum Yahudi.
Sementara itu suku Aus sendiri bersegera masuk Islam sebelum didahului
Khazraj, begitu pun sebaliknya suku Khazraj bersegera masuk Islam
sebelum didahului suku Aus.

B.     TUJUAN
1.      Mampu menjelaskan perjuangan Rasulullah dalam membangun ekonomi
rakyat Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
2.      Meneladani perjuangan keras Rasulullah dan para sahabat di Madinah
dalam membina masyarakat Madinah.
3.      Mampu mengambil teladan (ibrah) atas kegigihan seorang pemimpin
dalam mengemban tugasnya.
4.      Mampu memahami, mengaplikasikan, dan moncontohkan jiwa
kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan Ekonomi Dan


Perdagangan
Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setelah
tiba di Madinah adalah mempersaudarakan orang-orangAnshar (penduduk
Madinah yang telah Islam) dengan orang-orang Muhajirin (orang-orang
muslim Mekah yang ikut hijrah bersama Nabi Muhammad SAW).
Setiap orang Muhajirin ditentukan oleh Nabi Muhammad untuk
mengambil saudara dari kaum Anshar. Langkah ini berhasil dengan baik
dan setiap orang Muhajirin ditanggung kehidupannya oleh saudaranya
yaitu orang-orang Anshar.[4]
Sebagai pengemban misi dari Allah SWT, Nabi Muhammad tidak hanya
menata kehidupan para pengikutnya dari segi akidah dan akhlak, tetapi
beliau juga melakukan penataan masyarakat dan meletakkan dasar-dasar
di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.[5] Karena di Madinah
beliau mempunyai dua kedudukan sekaligus, bukan saja sebagai kepala
agama, melainkan juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain,
Rasulullah memegang tampu dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan
kekuasaan duniawi. Kedudukan sebagai Rasul secara otomatis merupakan
kepala negara[6]. Khusus dalam bidang ekonomi, usaha-usaha yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad sesuai dengan sarana dan keadaan waktu
itu adalah[7]:
1.      Meningkatkan mutu pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian
dan meningkatkan fasilitas pendukungnya.
Madinah secara geografis memiliki tingkat kesuburan ranah yang
tinggi, tidak sama dengan Makkah. Daerah Madinah juga memiliki sumber
air yang cukup. Selain itu juga beriklim lebih sejuk dibanding Makkah.
Melihat peluang tersebut, Rasulullah segera memberikan motivasi kepada
penduduk Madinah untuk memanfaatkan nikmat Allah itu bagi kehidupan
umat.nabi pun membimbing rakyat Madinah membuka lahan pertanian
dan perkebunan serta pembuatan saluran-saluran irigasi untuk mengairi
lahan mereka. Selain itu, Rasulullah juga mengajari mereka bagaimana
mengolah lahan pertanian serta merawat tanaman dengan baik supaya
menghasilkan buah yang baik pula.
Hal ini tentu bukan sesuatu yang mudah, karena rakyat Madinah
memiliki tradisi rendah, yaitu malas berpikir dan berbuat. Oleh karena itu
nabi selalu memberikan semangat dan motivasi kepada mereka agar giat
bekerja keras dan tidak suka bermalas-malasan. Nabi Muhammad selalu
memberikan dorongan bahwa setiap langkah kerja keras memiliki nilai
ibadah yang mendatangkan pahala[8].
Untuk meningkatkan taraf ekonomi kaum Muhajirin yang pada fase-
fase awal hidup di Madinah mengandalkan bantuan kaum Anshar yang
sebagian besar bermata pencaharian petani dan peternak, dengan cara
memanfaatkan tanah-tanah hadiah orang-orang Madinah dan tanah-
tanah hadiah orang Yahudi Khaibar yang berhasil ditaklukkan pada
perang Khaibar untuk digarap bersama-sama. Maka atas inisiatif nabi,
dibangunlah sistem irigasi (pengairan) yang diambil dari
danau Mahzur dan Mudainib. Selain itu ditetapkan pulalah tata cara
penggunaan lahan, sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan
penggarap, dan zakat yang harus dikeluarkan, dan sebagainya.
2.      Memanfaatkan harta-harta rampasan perang (ghanimah) untuk
kesejahteraan rakyat.
Dari berbagi peperangan yang telah dihadapi oleh nabi dan para
sahabatnya tentunya menghasilkan suatu keuntungan berupa materi
yaitu harta rampasan perang. Harta rampasan perang tersebut digunakan
untuk modal berdagang atau yang lainnya. Sejak penaklukkan Khaibar,
kaum Muhajirin khususnya, sudah mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan memberdayakan harta rampasan perang tersebut.
3.      Membangun pasar yang Islami.
Pada masa awalnya, kaum Muslimin dalam melaksanakan kegiatan
ekonominya bersatu dalam satu pasar dengan orang-orang Yahudi. Tetapi
setelah orang-orang Yahudi melanggar berbagai kesepakatan itu, Nabi
Muhammad SAW menghendaki agar kaum Muslimin mempunyai pasar
tersendiri yang di dalamnya diterapkan aturan-aturan ekonomi yang
islami. Inisiatif ini didukung oleh tokoh Yahudi bernama Ka’ab Ashraf yang
menyerahkan tanahnya kepada nabi untuk dijadikan pasar bagi kaum
Muslimin. Para pelaku ekonomi dilarang untuk berbuat curang, menipu,
berbohong, riba, dan sebagainya. Sewaktu-waktu nabi memeriksa setiap
barang dagangan, melarangmuzabanah, yaitu jual beli kurma dengan
cara menyamaratakan harga kurma basah dan kering. Nabi pun melarang
para tengkulak untuk mencegat para petani yang hendak menjual hasil
pertaniannya di pasar.
4.      Memberdayakan harta jizyah (dana yang diberikan oleh penduduk yang
daerahnya telah ditaklukkan).
Dana-dana semacam ini sebagaimana disebutkan di atas, diatur
sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas taraf kehidupan
masyarakat. Sebagian harta ini dijadikan permodalan usaha untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi kerakyatan, sebagian lain untuk
pembangunan sarana dan prasarana ataupun untuk dana cadangan.
5.      Memberdayakan harta zakat.
Bagi kaum Muslimin yang sudah memenuhi syarat wajiib zakat,
maka ia wajib mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya. Semua
harta yang bersumber dari zakat tersebut telah menjadi kekuatan
tersendiri bagi kesejahteraan kaum Muslimin saat itu. Namun yang pasti,
seluruh pendukung ekonomi beserta sistem yang menatanya diatur oleh
Rasulullah SAW sebaik mungkin demi memberikan kesejahteraan bagi
semua elemen masyarakat.

B.     Meneladani Perjuangan Rasulullah dan Para Sahabat di Madinah


Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan
putus asa. Mereka terus berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada
seluruh penduduk termasuk orang-orang Yahudi, Nasrani, dan kaum
Pagan. Mayoritas penduduk Madinah, terutama suku Aus dan suku
Khazraj, menyambut baik ajaran yang dibawa Nabi Muhammad dan
menyatakan kesetiaannya kepada nabi serta bersedia membantu beliau
untuk menyebarkan ajaran Islam. Padahal, sebelum menerima ajaran
Islam, kedua suku ini selalu berperang. Akan tetapi, kini mereka bersatu
dan rela berkorban demi syiar Islam. Hal itu menambah semangat nabi
dan para sahabat dalam berdakwah.[9]
Dalam sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW, telah tercatat bahwa
beliau adalah figur seorang pemimpin yang ideal. Di samping sebagai
pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik, dan
administrator yang cakap. Hanya dalam jangka waktu sebelas tahun,
beliau mampu mendirikan kota Madinah yang makmur, maju, dan
bermartabat. Selain itu di bawah kepemimpinannya, Islam mampu
menakhlukkan seluruh jazirah Arab ke dalam kekuasaanya.[10]
Keberhasilan Rasulullah SAW dan para sahabat yang berhijrah dari
Mekah ke Madinah dalam menegakkan dan menyebarkan syiar Islam
telah menjadi bukti semangat dan kecintaan mereka terhadap agama
Allah SWT. Dari Madinah lah bendera Islam berkibar, dan dari sana
pulalah Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai  rahmat Allah
bagi hamba-hamba-Nya.
Teladan yang dapat kita petik dari apa yang telah dilakukan oleh
Rasulullah dan para sahabat di Madinah, di antaranya:
1.      Memiliki keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Allah SWT.
Orang yang memiliki keyakinan teguh bahwa Allah akan
memberikan pertolongan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, tidak
akan pernah putus asa dalam berusaha menegakkan agama Allah.
Keyakinan seperti itu penting kita tanamkan dalam diri kita. Ketika kita
yakin dengan pertolongan Allah, usaha yang kita lakukan sehari-hari
hanya disandarkan kepada Allah semata. Kita pun akan terus berusaha
untuk dapat menggapainya meskipun halangan dan rintangan selalu ada.
2.      Tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
Tolong menolong adalah pesan Allah SWT yang amat penting
kepada umat manusia. Karena manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa
saling tolong menolong satu dengan yang lain. Antara yang kaya dan
yang miskin, yang berilmu dan yang awam, demikian juga antara yang
kuat dan yang lemah.  Antara mereka tidak mungkin dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya masing-masing tanpa adanya tolong menolong.
3.      Kerja keras, cerdas, dan sungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita.
Dalam menggapai suatu impian yang kita cita-citakan dalam hidup
ini diperlukan kesungguhan dan kerja keras. Kita tidak mungkin akan
mencapai apa yang kita inginkan hanya dengan bermalas-malasan. Kita
pun dituntut untuk cerdas dalam mengambil langkah yang akan
dilakukan.

Selain poin-poin tersebut di atas, ibrah yang dapat diambil dari


perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat di Madinah dalam aspek
kepemimpinan dan kenegaraan adalah sebagai berikut:[11]
1.      Seorang pemimpin harus cermat membaca situasi dan kondisi umatnya.
2.      Seorang pemimpin harus cerdas membuat skala prioritas pembangunan
negerinya. Contohnya stabilitas nasional adalah prioritas utama sebagai
modal pembangunan di berbagai bidang kenegaraan.
3.      Seorang pemimpin harus bisa terampil melihat peluang emas yang
dapat menyejahterakan rakyatnya.
4.      Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong
rakyatnya mencapai kemajuan.
5.      Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad dilakukan dengan cara bil
hal (nabi turun langsung ke lapangan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari).

BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat kita ambil beberapa
kesimpulan dari poin-poin pokoknya secara singkat. Usaha-usaha nyata
yang dilakukan Rasulullah dalam membangun kualitas kehidupan umat
Islam di Madinah melalui ekonomi dan perdagangan yaitu:
1.      Meningkatkan mutu pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian
dan meningkatkan fasilitas pendukungnya.
2.      Memanfaatkan harta-harta rampasan perang (ghanimah) untuk
kesejahteraan rakyat.

3.      Membangun pasar yang Islami.

4.      Memberdayakan harta jizyah (dana yang diberikan oleh penduduk yang


daerahnya telah ditaklukkan).

5.      Memberdayakan harta zakat.

Dalam memahami sejarah perjuangan keras Rasulullah SAW dan


sahabat di Madinah, pesan-pesan yang dapat kita petik sebagai teladan
dalam berperilaku sehari-hari secara umum di antaranya:
1.      Memiliki keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Allah SWT.
2.      Tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
3.      Kerja keras, cerdas, dan sungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita.

Adapun dalam aspek kepemimpinan dan kenegaraan, suri tauladan


yang dapat kita serap dari perjungan keras Rasulullah SAW dan para
sahabat di Madinah di antaranya:`
1.      Seorang pemimpin harus cermat membaca situasi dan kondisi umatnya.
2.      Seorang pemimpin harus cerdas membuat skala prioritas pembangunan
negerinya.
3.      Seorang pemimpin harus bisa terampil melihat peluang emas yang
dapat menyejahterakan rakyatnya.
4.      Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong
rakyatnya mencapai kemajuan.
5.      Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad dilakukan dengan cara bil
hal (nabi turun langsung ke lapangan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari).

  

Anda mungkin juga menyukai