A. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati adanya telur cacing dalam sampel feses menggunakan
metode flotasi
B. Dasar Teori
Status kecacingan seseorang dapat dipastikan dengan menemukan
telur cacing pada pemeriksaan laboratorium tinja. Pemeriksaan tinja terdiri
dari pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik. Pemeriksaan
mikroskopis terdiri dari dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan kualitatif dan
kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti pemeriksaan langsung (direct slide) yang merupakan pemeriksan
rutin yang dilakukan, metode flotasi/pengapungan, metode selotip, teknik
sediaan tebal dan metode sedimentasi. Pemeriksaan kuantitatif dikenal
dengan beberapa metode yaitu metode Stoll, flotasi Kuantitatif dan metode
Kato-Katz ( Rusmatini, 2009)
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah infeksi yang
disebebkan oleh nematoda usus yang dalam penularannya memerlukan
media tanah. Cacing yang tergolong STH adalah Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus).1 Infeksi STH banyak ditemukan pada daerah yang
beriklim tropis dan subtropis seperti Asia Tenggara, karena telur dan
larvanya lebih dapat berkembang di tanah yang hangat dan basah
(Noviastuti,2015)
Tinja adalah hasil dari digesti dan absorpsi asupan (intake) air,
makanan (per oral), saliva, cairan lambung, cairan yang berasal dari
pankreas, dan cairan empedu yang semuanya berperan pada proses
pencernaan makanan. Orang dewasa mengeluarkan feses antara 100-300
gram/hari yang 70% diantaranya adalah tinja (Setya 2013)
C. Alat & Bahan
Alat :
Mikroskop
Kaca penutup dan kaca benda
Tabung reaksi
Gelas kimia
Batang pengaduk
Bahan :
Daftar Pustaka
Noviastuti Aulia Rahma . 2015. Infeksi Soil Transmitted Helminths.
Majority , 4(8), 107-116
Rusmatini. 2009. Parasitologi Kedokteran : ditinjau dari organ tubuh
yang diserang. Jakarta : EGC
Setya. K.A. 2013. Parasitologi : Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta :
EGC