Anda di halaman 1dari 3

Praktikum II

Judul : Pemeriksaan Telur Cacing Metode Flotasi


Hari / Tanggal : Jumat/ 28 Mei 2021
Nama Praktikan : Sinthike Wirafolano Tandi Ruruk
NIM Praktikan : PO714203201063
Mata Kuliah : Parasitologi
Dosen Pembimbing : 1. Rafika, S.Si., M.Si
2. Herdiana, S.Si., M.Si

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati adanya telur cacing dalam sampel feses menggunakan
metode flotasi
B. Dasar Teori
Status kecacingan seseorang dapat dipastikan dengan menemukan
telur cacing pada pemeriksaan laboratorium tinja. Pemeriksaan tinja terdiri
dari pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik. Pemeriksaan
mikroskopis terdiri dari dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan kualitatif dan
kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti pemeriksaan langsung (direct slide) yang merupakan pemeriksan
rutin yang dilakukan, metode flotasi/pengapungan, metode selotip, teknik
sediaan tebal dan metode sedimentasi. Pemeriksaan kuantitatif dikenal
dengan beberapa metode yaitu metode Stoll, flotasi Kuantitatif dan metode
Kato-Katz ( Rusmatini, 2009)
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah infeksi yang
disebebkan oleh nematoda usus yang dalam penularannya memerlukan
media tanah. Cacing yang tergolong STH adalah Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus).1 Infeksi STH banyak ditemukan pada daerah yang
beriklim tropis dan subtropis seperti Asia Tenggara, karena telur dan
larvanya lebih dapat berkembang di tanah yang hangat dan basah
(Noviastuti,2015)
Tinja adalah hasil dari digesti dan absorpsi asupan (intake) air,
makanan (per oral), saliva, cairan lambung, cairan yang berasal dari
pankreas, dan cairan empedu yang semuanya berperan pada proses
pencernaan makanan. Orang dewasa mengeluarkan feses antara 100-300
gram/hari yang 70% diantaranya adalah tinja (Setya 2013)
C. Alat & Bahan
Alat :
 Mikroskop
 Kaca penutup dan kaca benda
 Tabung reaksi
 Gelas kimia
 Batang pengaduk

Bahan :

 Larutan NaCl jenuh (BJ = 1,200)


 Sampel tinja
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan tinja sebanyak 1 cc (± 1 gram) ke dalam gelas kimia,
kemudian tambahkan larutan NaCl jenuh dan diaduk sampai terbentuk
suspense yang homogen.
2. Masukkan suspense tersebut ke dalam tabung reaksi sampai penuh,
buang bagian kasar yang terdapat pada permukaan larutan dengan lidi.
3. Letakkan kaca penutup di atas tabung reaksi sehingga menyentuh
permukaan larutan.
4. Diamkan sampai 45 menit.
5. Hati-hati pada saat kaca penutup diangkat dan dipindahkan di atas kaca
benda.
6. Lakukan pemeriksaan mikroskop dengan menggunakan mikroskop
yang pembesarannya 10x.

E. Hasil Pengamatan & Pembahasan


a. Hasil Pengamatan

Lensa Objektif 10x


Lensa Objektif 40X
b. Pembahasan
Pada praktikum ini ditemukan didalam tinja positif mengandung telur
cacing Trichuris trichura . Cacing ini termasuk kedalam golongan Soil
Transmitted Helminths (STH). Dimana STH adalah nematoda usus
yang menyelesaikan siklus hidupnya dan ditularkan melalui tanah.
Metode flotasi menggunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula
jenuh yang didasarkan pada berat jenis telur, sehingga telur akan
mengapung dan mudah diamati. Prinsip metode ini didasarkan atas
berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur akan terapung di
permukaan dan memisahkan telur-telur dengan partikel yang lain.
Keuntungan menggunakan metode ini yaitu telur mudah diamati, dan
baik untuk pemeriksaan infeksi ringan atau berat. Sedangkan
kerugiannya ialah memakan waktu yang lama untuk pemeriksaan.
F. Kesimpulan
Pada praktikum metode flotasi ini dapat disimpulkan bahwa sampel tinja
yang diperiksa positif mengandung telur cacing Trichuris trichura.

Daftar Pustaka
Noviastuti Aulia Rahma . 2015. Infeksi Soil Transmitted Helminths.
Majority , 4(8), 107-116
Rusmatini. 2009. Parasitologi Kedokteran : ditinjau dari organ tubuh
yang diserang. Jakarta : EGC
Setya. K.A. 2013. Parasitologi : Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai