Anda di halaman 1dari 69

KIMIA DASAR ONLINE

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini
disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.

Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat radioaktif dan
pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.

Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh
inti yang tidak stabil secara spontan .

Semua unsur yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif.

Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan.

Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi timbal-206 dengan memancarkan


sebuah partikel

Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.

Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi karbon-14 dan hidrogen

Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron

Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:

Z = nomor atom

A = nomor massa = jumlah proton + neutron

N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N = A-Z

Isotop : kelompok nuklida dengan nomor atom sama

Isobar : kelompok nuklida dengan nomor massa sama

Isoton : kelompok nuklida dengan neutron sama

Partikel Dasar yang umumnya terlibat dalam reaksi inti:

Nama Lambang Nomor Nomor Massa (sma)


atom massa
Proton P atau H 1 1 1,00728
Neutron N 0 1 1,00867
Elektron e -1 0 0,000549
Negatron -1 0 0,000549
Positron +1 0 0,000549
Partikel alpha He atau 2 4 4,00150

Gelombang elektromagnet yang biasa terlibat dalam reaksi inti adalah (gamma) dengan
massa 0 dan muatan 0.

Perbandingan antara reaksi kimia dan reaksi inti

No Reaksi kimia Reaksi Inti


1 Atom diubah susunannya Unsur (atau isotop dari unsur yang
melalui pemutusan dan sama) dikonversi dari unsur yang
pembentukan ikatan satu ke lainnya
2 Hanya elektron dalam orbital Proton, neutron, elektron dan
atom atau molekul yang partikel dasar lain dapat saja
terlibat dalam pemutusan dan terlibat
pembentukan ikatan
3 Reaksi diiringi dengan Reaksi diiringi dengan penyerapan
penyerapan atau pelepasan atau pelepasan energi yang sangat
energi yang relatif kecil besar
4 Laju reaksi dipengaruhi oleh Laju reaksi biasanya tidak
suhu, tekanan, katalis dan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan
konsentrasi katalis

Aturan dalam penyetaraan reaksi inti;

1. Jumlah total proton ditambah neutron dalam produk dan reaktan harus sama
(kekekalan nomor massa)
2. Jumlah total muatan inti dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor
atom)

KESTABILAN INTI

Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa
petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat
radioaktif/tidak stabil, yaitu:

1. Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil


2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah
neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron
ganjil
3. Bilangan sakti (magic numbers)

Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih
stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.

Bilangan tersebut adalah:

Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126


Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.

Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas
mulia yang sangat stabil.

4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.

PITA KESTABILAN

Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang
disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil cenderung
untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan perbandingan
pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini.

1. Di atas pita kestabilan, Z <>

Untuk mencapai kestabilan :

inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta

2. Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton

Untuk mencapai kestabilan :

Inti memancarkan partikel alfa

3. Di bawah pita kestabilan, Z <>

Untuk mencapai kestabilan :

Inti memancarkan positron atau menangkap elektron

ENERGI PENGIKAT INTI

Satu ukuran kuantitatif dari stabilitas inti adalah energi ikatan inti (nuclear binding
energy, yaitu energi yang diperlukan untuk memecah inti menjadi komponen-komponennya,
proton dan neutron. Kuantitas ini menyatakan konversi massa menjadi energi yang terjadi
selama berlangsungnya reaksi inti eksotermik yang menghasilkan pembentukan inti .

Konsep energi ikatan berkembang dari kajian sifat-sifat inti yang menunjukkan bahwa
massa inti selalu lebih rendah dibandingkan jumlah massa nukleon.

Contoh : isotop fluorine (F), intinya memiliki 9 proton, 9 elektron dan 10 neutron dengan
massa atom yang terukur sebesar 18, 9984 sma.

Analisis perhitungan teoritis massa atom F:

Massa atom = (9 x massa proton) +(9 x massa elektron) + (10 x massa neutron)

= (9 x 1,00728 sma) + ( 9 x 0,000549 sma) + (10 x 1,00867)

= 19, 15708 sma

Harga massa atom F berdasarkan perhitungan ternyata lebih besar dibandingkan dengan
massa atom terukur, dengan kelebihan massa sebesar 0,1578 sma.

Selisih antara massa atom dan jumlah massa dari proton, elektron dan neutron disebut cacat
massa (mass defect).

Menurut teori relativitas, kehilangan massa muncul sebagai energi (kalor) yang dilepas ke
lingkungan. Banyaknya energi yang dilepas dapat ditentukan berdasarkan hubungan
kesetaraan massa-energi Einstein ( E = m c2).

E = m c2

Dengan faktor konversi : 1 kg = 6,022 x 1026 sma

1 J = 1 kg m2/s2

Untuk atom F tersebut:

E =( -0,1578 sma) (3x 108 m/s)2

= (-1,43 x 1016 sma m2/s2) x (1 kg/6,022 x 1026 sma) x (1 J/1 kg m2s2)

= -2,37 x 10-11 J

Ini merupakan banyaknya energi yang dilepas bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari 9 proton
dan 10 neutron. Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti menjadi proton dan neutron
yang terpisah adalah sebesar -2,37 x 10-11 J. Untuk pembentukan 1 mol inti fluorin, energi
yang dilepaskan adalah:

E = (-2,37 x 10-11 J) (6,022 x 1023/mol)

= -1,43 x 1013 J/mol


Dengan demikian, energi ikatan inti adalah 1,43 x 1013 J/mol untuk 1 mol inti fluorin-19,
yang merupakan kuantitas yang sangat besar bila dibandingkan dengan entalpi reaksi kimia
biasa yang hanya sekitar 200 kJ.

RADIOAKTIVITAS ALAMI

Disintegrasi inti radioaktif sering merupakan awal dari deret peluruhan radioaktif, yaitu
rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan isotop stabil. Misalnya
adalah deret peluruhan uranium-238 hingga menghasilkan timbal-206 yang stabil.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif meliputi; peluruhan(pemancaran) alfa, peluruhan negatron,


peluruhan positron, penangkapan elektron, peluruhan gamma, pemancaran neutron,
pemancaran neutron terlambat dan pembelahan spontan.

Pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang sangat besar dan membelah
secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda, misal Cf-254 membelah spontan
menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan memancarkan 4 neutron.

Kinetika Peluruhan Radioaktif

Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde pertama, sehingga laju peluruhan
radioaktif pada setiap waktu t adalah:

Laju peluruhan pada waktu t = N

= konstanta laju orde pertama

N = banyaknya inti radioaktif pada waktu t

ln Nt/N0 = - t

dengan waktu paruh : t1/2 = 0,693/

TRANSMUTASI INTI

Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan partikel alfa
dan menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini merupakan transmutasi buatan pertama,
yaitu perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Coba tuliskan reaksinya!

Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie, berhasil membuat atom fosfor yang bersifat
radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar alfa yang berasal dari polonium.

Beberapa contoh reaksi inti:

1) Penembakan atom litium-7 dengan proton menghasilkan 2 atom helium-4

2) Penembakan nitrogen-14 dengan neutron menghasilkan karbon-14 dan hidrogen

3) Penembakan aluminium-27 dengan proton menghasilkan magnesium-24 dan helium-4


Coba Anda tulis persamaan reaksinya!

Keaktifan (A)

Keaktifan suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah disintegrasi(peluruhan) per


satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju peluruhan dan berbanding lurus dengan jumlah
atom yang ada.

A=N

Satuan keaktifan adalah Curie (Ci) yang didefinisikan sebagai keaktifan dari 3,7 x 1010
disintegrasi per detik.

Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel dengan lambang Bq

1 Ci = 3,7 x 1010 Bq

Keaktifan jenis adalah jumlah disintegrasi per satuan waktu per gram bahan radioaktif.

Dosis Radiasi

Untuk menyatakan jumlah atau dosis radiasi yang diserap oleh zat-zat ditetapkan satuan
untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang umum adalah rad dengan lambang rd.

Satu rad setara dengan penyerapan 10-5 J per gram jaringan.

Satuan SI untuk dosis adalah gray dengan lambang Gy. Satu gray setara dengan energi
sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.

Radiasi neutron lebih berbahaya dari radiasi beta dengan energi dan intensitas yang sama.
Untuk membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan rem (radiation equivalen of man).

Satu rad sinar alfa lebih merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena itu rad biasanya
dikalikan dengan faktor yang mengukur kerusakan biologi relatif yang disebabkan oleh
radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal Effetiveness of Radiation). Hasil kali rad
dan RBE menghasilkan dosis efektif yang disebut rem (Rontgen Equivalent for Man).

Satu rem suatu macam radiasi akan menghasilkan pengaruh biologi yang sama.

Contoh:

Dosis 0 20 rem pengaruh kliniknya tidak terdeteksi , dosis 20-50 sedikit pengaruh
pengurangan sementara butir darah putih, dosis 100-200 terdapat pengaruh banyak
pengurangan butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500 rem dapat menyebabkan
kematian.

FISI INTI

Fisi inti (nuclear fission) /reaksi fisi adalah proses di mana suatu inti berat (nomor massa
>200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu
atau lebih neutron. Karena inti berat kurang stabil dibandingkan produknya, proses ini
melepaskan banyak energi.

Reaksi fisi uranium-235:

Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram uranium-235
adalah ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.

Selain besarnya jumlah energi yang besar, ciri penting dari fisi uranium-235 adalah adanya
kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan dibandingkan dengan yang semula
ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini memungkinkan berlangsungnya reaksi rantai inti, yaitu
serangkaian reaksi fisi yang dapat berlangsung sendiri tanpa bantuan. Neutron yang
dihasilkan selama tahap awal dari fisi dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti
uranium-235 lain, yang selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak dan seterusnya.
Dalam waktu kurang dari satu detik, reaksi dapat menjadi tak terkendali, membebaskan
banyak sekali kalor ke lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada cukup uranium-235
dalam sampel untuk menangkap neutron, sehingga dikenal istilah massa kritis, yaitu massa
minimum material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang
dapat berlangsung sendiri.

APLIKASI FISI INTI

Bom Atom

Penerapan pertamakali fisi inti ialah dalam pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam
rancangan bom ini adalah penentuan massa kritis untuk bom itu. Satu bom atom yang kecil
setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis suatu bom atom biasanya dibentuk dengan
menggunakan bahan peledak konvensional seperti TNT tersebut, untuk memaksa bagian-
bagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang pertama diledakkan adalah TNT, sehingga
ledakan akan mendorong bagian-bagian yang terfisikan untuk bersama-sama membentuk
jumlah yang lebih besar dibandingkan massa kritis.

Uranium-235 adalah bahan terfisikan dalam bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan
plutonium-239 digunakan dalam bom yang meledak di Nagasaki.

Reaktor Nuklir

Suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkitan listrik
menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu
reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang dikenal, yaitu:

a. Reaktor air ringan. Menggunakan air ringan (H2O) sebagai moderator (zat yang dapat
mengurangi energi kinetik neutron).
b. Reaktor air berat. Menggunakan D2O sebagai moderator.
c. Reaktor Pembiak (Breeder Reactor). Menggunakan bahan bakar uranium, tetapi tidak
seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan terfisikan lebih
banyak daripada yang digunakan.

FUSI INTI
Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah proses penggabungan inti kecil menjadi inti
yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari masalah pembuangan limbah.

Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah perilaku yang
diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk inti yang lebih besar dan
lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama prosesnya.

Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun atas hidrogen dan
helium.

Reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi sehingga reaksi ini sering dinamakan
reaksi termonuklir. Suhu di bagian dalam matahari mencapai 15 jutaoC!!!!!!

Aplikasi Fusi Inti yang telah dikembangkan adalah bom hidrogen.

PENGGUNAAN RADIOISOTOP

Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses
yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber
sinar.

Berikut beberapa contoh penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang:

1. Bidang kimia

Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia seperti
esterifikasi dan fotosintesis.

Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion tiosulfat.

Analisis pengenceran isotop dan analisis pengaktifan neutron (dalam bidang


perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan, geologi, elektronika, kriminologi,
oseanografi dan arkeologi).

2. Bidang kedokteran

Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti peredaran darah dalam tubuh manusia ,
mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid dengan isotop I-131, menentukan tempat tumor
otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk mengukur laju pembentukan sel darah
merah. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker, teknetium-99 untuk alat
diagnostik gambaran jantung, hati dan paru-paru pasien.

3. Bidang pertanian

Radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul dan radiisotop fosfor
untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.
4. Bidang Industri

Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam dalam tanah atau beton, menentukan
keausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antar logam,

5. Penentuan umur batuan atau fosil


Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari mengenai gejala radioaktivitas yang terjadi pada
beberapa isotop, mempelajari radioaktivitas dan peluruhan radioaktif, mempelajari tentang
partikel-partikel yang terlibat dalam peluruhan radioaktif, memahami konsep waktu paruh,
mempelajari dasar-dasar reaksi fusi dan fisi isotop, serta mempelajari beberapa efek positif
maupun negatif penggunaan zat radioaktif dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memahami kimia inti, kita perlu mengetahui struktur dasar atom (lihat :
Perkembangan Teori Atom dan Konfigurasi Elektron). Inti merupakan padatan pada pusat
atom yang berisi proton dan neutron. Sementara itu, elektron berada di luar inti, yaitu pada
tingkat-tingkat energi tertentu (kulit atom). Proton bermuatan positif, neutron tidak
bermuatan, dan elektron bermuatan negatif. Atom yang bersifat netral mengandung jumlah
proton dan elektron sama, tetapi jumlah neutron suatu atom pada unsur dapat bervariasi.
Atom dari unsur-unsur yang sama dan memiliki jumlah neutron yang berbeda disebut sebagai
isotop.

Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan spontan dari inti yang tidak stabil. Inti yang
tidak stabil dapat terpecah menjadi dua partikel atau lebih lainnya dengan membebaskan
sejumlah energi. Pemecahan ini dapat terjadi melalui beberapa cara , bergantung pada atom
tertentu yang meluruh.

Kita dapat meramalkan suatu partikel radioaktif yang meluruh dengan mengetahui partikel
lainnya. Ramalan ini melibatkan penyetaraan reaksi inti (reaksi inti adalah reaksi yang
melibatkan perubahan pada struktur inti).

Penyetaraan reaksi inti merupakan suatu proses yang sangat sederhana. Dalam reaksi inti,
kita mengenal istilah reaktan dan produk. Reaktan adalah senyawa yang digunakan,
sedangkan produk merupakan senyawa baru yang terbentuk.

Untuk semua reaksi inti yang harus disetarakan, jumlah semua nomor atom pada sisi
kiri tanda panah harus sama dengan jumlah semua nomor atom pada sisi kanan tanda
panah. Hal yang sama juga berlaku untuk jumlah nomor massa.

Sebagai contoh, kita akan melakukan reaksi inti dengan menembakkan isotop klorin tertentu
(Cl-35) dengan menggunakan neutron. Kita mengamati bahwa isotop Hidrogen (H-1)
dihasilkan bersama-sama dengan isotop lainnya dan kita ingin mengetahui isotop apakah itu.
Persamaan reaksi inti yang terjadi adalah sebagai berikut :

17Cl
35
+ 0n1 X + 1H1

Sekarang, untuk mengetahui isotop yang tidak diketahui (dinyatakan sebagai X), kita harus
menyetarakan persamaan reaksi tersebut. Jumlah nomor atom di sisi kiri adalah 17 + 0 = 17.
Jadi, kita juga harus mendapatkan jumlah nomor atom di sisi kanan sama, yaitu sama dengan
17. Sekarang, kita mempunyai nomor atom 1 di sisi kanan, sehingga nomor atom dari isotop
yang tidak diketahui menjadi 17 1 = 16. Nomor atom ini diketahui sebagai unsur belerang
(S).

Berikutnya, perhatikanlah nomor massa pada persamaan tersebut. Jumlah nomor massa di sisi
kiri adalah 35 + 1 = 36. Kita menginginkan jumlah nomor massa yang sama di sisi kanan,
yaitu 36. Sekarang, kita telah memiliki nomor massa 1 di sisi kanan. Dengan demikian,
nomor massa dari isotop yang tidak diketahui menjadi 36 1 = 35. Ternyata X adalah isotop
belerang (S-35).

Berikut ini adalah persamaan reaksi inti yang telah disetarakan :

17Cl
35
+ 0n1 16S
35 + 1H1

Persamaan ini menyatakan transmutasi inti, yaitu perubahan suatu unsur menjadi unsur
lainnya dan proses ini dapat dikendalikan oleh manusia. Reaksi perubahan inti unsur
semacam ini lebih dikenal dengan istilah transmutasi buatan. Dari contoh di atas, S-35
adalah isotop belerang yang tidak terdapat secara alamiah. Isotop ini adalah isotop buatan
manusia. Alkemiawan, yaitu kimiawan zaman dahulu, memimpikan perubahan suatu unsur
menjadi unsur lainnya (umumnya plumbul/timbal menjadi emas). Akan tetapi, mereka tidak
dapat pernah memulai prosesnya. Kini, para kimiawan, kadang-kadang dapat mengubah satu
unsur menjadi unsur lainnya.

Isotop tertentu bersifat tidak stabil, sehingga inti atom unsur mudah terpecah dengan
mengalami peluruhan inti. Kadang-kadang, produk dari peluruhan inti bersifat tidak stabil,
sehingga dapat mengalami pelruhan inti berikutnya. Sebagai contoh, bila U-238 (salah satu
isotop radioaktif Uranium) pada awalnya mengalamu peluruhan, akan dihasilkan isotop Th-
234. Isotop tersebut tidak stabil dan akan mengalami peluruhan kembali membentuk isotop
Pa-234. Isotop tersebut pun tidak stabil. Akibatnya, akan terjadi peluruhan terus-menerus
sampai akhirnya secara keseluruhan terdapat 14 tahapan untuk menghasilkan produk akhir
berupa isotop Pb-206 yang bersifat stabil, sehingga peluruhan selanjutnya tidak akan terjadi.

Sebelum kita membahas bagaimana isotop radioaktif dapat meluruh, kita akan mempelajari
mengapa isotop tertentu dapat meluruh. Inti memiliki semua proton yang bermuatan positif
yang ada bersama-sama pada volum ruang yang sangat kecil. Semua proton ini akan saling
tolak-menolak sehingga gaya yang biasanya menahan seluruh inti (perekat inti) kadang-
kadang tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya, inti akan terpecah atau mengalami
peluruhan inti.

Semua unsur dengan 84 proton atau lebih bersifat tidak stabil, sehingga akhirnya mengalami
peluruhan. Isotop lain yang intinya mengandung jumlah proton yang lebih juga dapat bersifat
radioaktif. Radioaktivitas berhubungan dengan perbandingan neutron/proton di dalam inti
atom. Jika perbandingan neutron/proton (n/p) terlalu tinggi (n/p > 1 ; terlalu banyak
neutron ; terlalu sedikit proton), isotop dikatakan kaya neutron. Oleh karena itu, isotop
bersifat tidak stabil. Sama halnya bila perbandingan neutron/proton (n/p) terlalu rendah
(n/p < 1 ; terlalu sedikit neutron; terlalu banyak proton), isotop dikatakan kaya proton.
Isotop semacam ini pun bersifat tidak stabil. Perbandingan neutron/proton (n/p) untuk
unsur tertentu harus berada pada kisaran tertentu, sehingga unsur tersebut bersifat
stabil. Itulah sebabnya isotop suatu unsur ada yang bersifat stabil dan ada pula yang bersifat
radioaktif.

Terdapat tiga cara utama yang menyebabkan terjadinya peluruhan isotop radioaktif secara
alami, antara lain :

1. Pemancaran partikel alfa ()


2. Pemancaran partikel beta ()
3. Pemancaran radiasi gamma ()
Selain itu, terdapat pula dua cara peluruhan radioaktif yang kurang umum, yaitu :

1. Pemancaran positron (+)


2. Penangkapan elektron (e-)

Pemancaran Partikel Alfa

Partikel alfa () didefinisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti helium. Partikel
alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga dapat dinyatakan sebagai atom
Helium-4 (He-4). Oleh karena partikel alfa terpecah dari inti atom radioaktif, partikel ini
tidak memiliki elektron. Dengan demikian, partikel alfa memiliki muatan +2. Partikel alfa
() merupakan partikel inti Helium yang bermuatan positif (kation dari unsur Helium, He2+).
Akan tetapi, elektron pada dasarnya bebas, mudah untuk lepas dan muadh pula untuk didapat.
Jadi, secara umum, partikel alfa () dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan
cepat mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai ion).

Unsur berat dan besar, seperti Uranium (U) dan Thorium (Th), cenderung melakukan
pemancaran (emisi) partikel alfa. Peluruhan inti ini terjadi dengan cara membebaskan dua
muatan positif (dua proton) dan empat satuan massa (dua proton + dua neutron). Suatu
proses yang sangat hebat. Setiap kali partikel alfa dipancarkan (diemisikan), empat satuan
massa hilang.

Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan dan memancarkan
partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

86Rn
222
84Po
218
+ 2He4

Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan inti dengan membebaskan partikel
alfa. Isotop baru yang terbentuk pada proses peluruhan ini adalah isotop baru dengan nomor
massa 218 (yang diperoleh dari 222 4) dan nomor atom 84 (yang diperoleh dari 86 2).
Isotop tersebut adalah Polonium (Po).

Pemancaran Partikel Beta

Partikel beta () pada dasarnya adalah elektron yang dipancarkan dari inti. Kita tentu akan
bertanya, bukankah elektron tidak terdapat di dalam inti atom?Bagaimana elektron dapat
dipancarkan dari inti atom yang tidak mengandung elektron?Marilah kita mengikuti
penjelasan berikut secara seksama.

Sebagai contoh, saya ingin membahas peluruhan yang terjadi pada isotop Iodin. Isotop Iodin-
131 (I-131) digunakan dalam bidang medis sebagai isotop untuk mendeteksi dan mengobati
kanker kelenjar gondok (tyroid). Isotop tersebut mengalami peluruhan dan memancarkan
partikel beta. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

53I
131
54Xe
131
+ -1e0

Pada proses ini, isotop Iodin-131 (I-131) melepaskan partikel beta (elektron). Isotop baru
yang dihasilkan memiliki nomor atom 54 dan nomor massa 131. Isotop tersebut adalah
Xenon (Xe).
Perhatikanlah bahwa nomor massa tidak berubah dari I-131 menjadi Xe-131. Akan tetapi,
nomor atomnya naik satu (dari 53 menjadi 54). Peristiwa yang terjadi di dalam inti atom
iodin adalah perubahan neutron menjadi proton dan elektron.

0n
1
1p1 + -1e
0

Perubahan sebuah neutron menjadi sebuah proton akan diikuti dengan terbentuknya
sebuah elektron. Elektron yang terbentuk dipancarkan dari inti atom sebagai partikel beta
(). Isotop dengan perbandingan n/p tinggi sering mengalami pemancaran beta (). Hal ini
terjadi karena peluruhan ini menyebabkan jumlah neutron berkurang satu dan jumlah proton
bertambah satu, sehingga menurunkan perbandingan n/p.

Pemancaran Radiasi Gamma

Partikel alfa () dan partikel beta () mempunyai karakteristik materi. Keduanya memiliki
massa tertentu dan menempati ruang. Namun, karena tidak ada perubahan massa yang
berhubungan dengan pemancaran sinar gamma (), kita dapat menyatakan bahwa
pemancaran sinar gamma () sebagai pemancaran radiasi gamma (). Radiasi gamma ()
sangat menyerupai sinar X, yaitu radiasi dengan energi tinggi dan memiliki panjang
gelombang pendek (short wavelength). Radiasi sinar gamma umumnya disertai dengan
pemancaran partikel alfa dan partikel beta. Tetapi, biasanya tidak dinyatakan pada persamaan
reaksi inti yang disetarakan. Beberapa isotop, seperti Cobalt-60 (Co-60), melepaskan
sejumlah besar radiasi sinar gamma. Isotop ini sering digunakan untuk pengobatan kanker
dengan metode radiasi. Paramedis akan mengarahkan sinar gamma ke tumor, sehingga sinar
tersebut diharapkan dapat merusaknya.

Pemancaran Positron

Pemancaran positron tidak terjadi pada isotop radioaktif yang meluruh secara alami, tetapi
hal ini terjadi secara alami pada isotop radioaktif buatan manusia. Positron pada dasarnya
merupakan elektron yang memiliki muatan positif. Positron dapat terbentuk bila proton di
dalam inti atom meluruh menjadi neutron. Positron yang terbentuk ini kemudian
dipancarkan dari inti atom.

Proses ini terjadi pada beberapa isotop, seperti isotop Kalium-40 (K-40). Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :

19K
40
40
18Ar + +1e
0

Isotop K-40 memancarkan positron, dan membentuk isotop baru dengan nomor massa 40
dan nomor atom 18. Isotop Argon-40 (Ar-40) telah terbentuk.

Perhatikanlah bahwa nomor massa tidak berubah dari K-40 menjadi Ar-40. Akan tetapi,
nomor turun satu (dari 19 menjadi 18). Peristiwa yang terjadi di dalam inti atom kalium
adalah perubahan proton menjadi neutron dan melepaskan positron.

1p
1
0n1 + +1e
0

Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron akan diikuti dengan terbentuknya
sebuah positron. Positron yang terbentuk dipancarkan dari inti atom sebagai partikel
positron (+). Isotop dengan perbandingan n/p rendah sering mengalami pemancaran
positron (+). Hal ini terjadi karena peluruhan ini menyebabkan jumlah proton berkurang
satu dan jumlah neutron bertambah satu, sehingga menaikkan perbandingan n/p.

Penangkapan Elektron

Penangkapan elektron merupakan jenis peluruhan inti yang jarang terjadi. Dalam peluruhan
ini, elektron dari tingkat energi yang lebih dalam (misalkan subkulit 1s) akan ditangkap oleh
inti atom. Elektron tersebut akan bergabung dengan proton pada inti atom membentuk
neutron. Akibatnya, nomor atom berkurang satu dan nomor massanya tetap sama.

1p
1
+ -1e
0
0n1

Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat penangkapan elektron pada Polonium-204 (Po-204)
sebagai berikut :

84Po
204
+ -1e
0
83Bi
204
+ sinar-X

Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron dapat terjadi saat penangkapan sebuah
elektron. Isotop dengan perbandingan n/p rendah dapat mengalami penangkapan elektron
(e-). Hal ini terjadi karena reaksi ini menyebabkan jumlah proton berkurang satu dan jumlah
neutron bertambah satu, sehingga menaikkan perbandingan n/p.

Penangkapan elektron pada subkulit 1s menyebabkan kekosongan pada subkulit 1s. Elektron
yang berasal dari subkulit lain dengan level energi yang lebih tinggi akan turun untuk
mengisi kekosongan ini disertai pembebasan sejumlah energi dalam bentuk sinar X yang
tidak tampak.

Waktu Paruh dan Peluruhan Radioaktif

Jika kita dapat melihat sebuah atom isotop radioaktif, seperti U-238, kita tidak dapat
meramalkan kapan atom tersebut akan meluruh. Peluruhan ini dapat terjadi dalam waktu
beberapa milidetik atau mungkin membutuhkan waktu selama satu abad. Ternyata ada cara
sederhana untuk mengetahuinya.

Dibutuhkan waktu tertentu bagi separuh dari atom radioaktif untuk meluruh dan tersisa
setengah dari sebelumnya. Kemudian, dibutuhkan juga sejumlah waktu yang sama untuk
separuh dari atom radioaktif yang sisa untuk meluruh dan sejumlah waktu yang sama untuk
atom radioaktif sisa untuk meluruh dan seterusnya. Banyaknya waktu yang digunakan
untuk separuh dari cuplikan meluruh disebut waktu paruh (t1/2).

Berikut ini adalah tabel hubungan waktu paruh (t1/2) dengan jumlah zat radioaktif yang masih
tersisa setelah peluruhan :

Waktu Paruh (t1/2) Persentase Isotop Radioaktif yang Tersisa


0 100,00
1 50,00
2 25,00
3 12,50
4 6,25
5 3,125
6 1,5625
7 0,78 (hasil pembulatan)
8 0,39 (hasil pembulatan)
9 0,19 (hasil pembulatan)
10 0,09 (hasil pembulatan)

Perlu dipahami bahwa waktu paruh (t1/2) peluruhan isotop radioaktif tidak linear. Peluruhan
ini bersifat eksponensial. Jika kita ingin menentukan waktu atau jumlah yang tidak
berhubungan dengan kelipatan sederhana pada waktu paruh, kita dapat menggunakan
persamaan berikut :

ln (No/Nt) = (0,6963 t) / t1/2

Pada persamaan tersebut, ln adalah singkatan dari logaritma natural (logaritma dengan
bilangan pokok e). No adalah jumlah isotop radioaktif mula-mula. Nt adalah jumlah
radioisotop yang yang tertinggal pada waktu tertentu (t) dan t1/2 adalah waktu paruh
radioisotop. Jika kita mengetahui waktu paruh (t1/2) dan jumlah isotop radioaktif mula-mula
(No), kita dapat menggunakan persamaan ini untuk menghitung jumlah radioaktif sisa (Nt)
setiap waktu.

Bentuk lain dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :

Nt / No = (1/2)^ (t/t1/2)

Waktu paruh bisa menjadi sangat pendek atau sangat panjang. Tabel berikut menunjukkan
waktu paruh (t1/2) dari beberapa jenis isotop radioaktif.

Radioisotop Radiasi yang Dipancarkan Waktu Paruh (t1/2)


Kr-94 1,4 detik
Rn-222 3,8 hari
I-131 8 hari
Co-60 5,2 tahun
H-3 12,3 tahun
C-14 5730 tahun
U-235 4,5 miliar tahun
Re-187 70 miliar tahun

Cuplikan waktu paruh penting untuk diketahui, sebab dapat digunakan untuk menentukan
kapan suatu bahan radioaktif aman untuk ditangani. Aturannya adalah suatu cuplikan
dinyatakan aman bila radioaktivitasnya telah turun sampai di bawah batas pengamatan (ini
terjadi setelah 10 kali waktu paruh). Jadi, jika radioaktif Iodin-131 (I-131) dengan waktu
paruh (t1/2) = 8 hari dimasukkan ke dalam tubuh guna mengobati kanker thyroid, bahan ini
akan hilang dalam 10 kali waktu paruh atau 80 hari. Hal ini penting untuk diketahui, sebab
radioaktif yang digunakan sebagai pelacak medis yang dimasukkan ke dalam tubuh,
digunakan oleh seorang dokter untuk melacak suatu saluran, menemukan suatu penghalang
atau untuk pengobatan (terapi) kanker. Isotop radioaktif ini harus aktif dalam waktu yang
cukup lama untuk pengobatan, tetapi juga harus cukup pendek, sehingga tidak merusak sel-
sel atau organ-organ yang sehat.

Aplikasi waktu paruh yang sangat berguna adalah pada pelacakan radioaktif. Ini
berhubungan dengan penentuan usia benda-benda kuno.

Karbon 14 (C-14) adalah isotop karbon radioaktif yang dihasilkan di atomosfer bagian atas
oleh radiasi kosmis. Senyawa utama di atmosfer yang mengandung karbon adalah karbon
dioksida (CO2). Sangat sedikit sekali jumlah karbon dioksida tang mengandung isotop C-14.
Tumbuhan menyerap C-14 selama fotosintesis. Dengan demikian, C-14 terdapat dalam
struktur sel tumbuhan. Tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan, sehingga C-14 menjadi
bagian dari struktur sel pada semua organisme.

Selama suatu organisme hidup, jumlah isotop C-14 dalam struktur selnya akan tetap konstan.
Tetapi, bila organisme tersebut mati, jumlah C-14 mulai menurun. Para ilmuwan kimia telah
mengetahui waktu paruh dari C-14, yaitu 5730 tahun. Dengan demikian, mereka dapat
menentukan berapa lama organisme tersebut mati.

Pelacakan radioaktif dengan menggunakan isotop C-14 telah digunakan untuk menentukan
usia kerangka yang ditemukan di situs-situs arkeologi. Belakangan ini, isotop C-14
digunakan untuk mengetahui usia Shroud of Turin (kain kafan dari Turin), yaitu sepotong
kain linen pembungkus mayat manusia dengan gambaran seorang manusia tercetak diatasnya.
Banyak yang berpikir bahwa itu adalah bahan pembungkus Nabi Isa. Tetapi, pada tahun
1988, pelacakan radiokarbon menemukan bahwa bahan tersebut berasal dari tahun 1200-
1300 SM. Meskipun kita tidak mengetahui bagaimana bentuk orang itu tercetak pada kain
kafan tersebut, pelacakan radioaktif C-14 membuktikan bahwa bahan tersebut bukan kain
kafan Nabi Isa.

Pelacakan dengan isotop C-14 hanya dapat digunakan untuk menentukan usia sesuatu yang
pernah hidup (organisme). Isotop ini tidak dapat digunakan untuk menentukan umur batuan
bulan atau meteorit. Untuk benda-benda mati, para ilmuwan kimia menggunakan isotop
lainnya, seperti Kalium 40 (K-40).

Pada tahun 1930-an, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa reaksi inti dapat dimulai dan
dikendalikan oleh manusia. Para ilmuwan biasanya menembakkan suatu isotop besar dengan
isotop kedua yang lebih kecil (umumnya neutron). Tumbukan kedua isotop ini dapat
menyebabkan isotop besar tersebut pecah menjadi dua unsur atau lebih. Dalam hal ini, isotop
besar mengalami pemecahan inti (nuclear fission/fisi inti).

Sebagai contoh, pemecahan isotop U-235 menjadi dua isotop baru dapat dinyatakan dalam
persamaan reaksi transmutasi berikut :

92U
235
+ 0n1 56Ba
142
+ 36Kr
91
+ 3 1n0

Reaksi jenis ini juga membebaskan energi dalam jumlah besar. Berasal dari manakah energi
tersebut? Apabila pengukuran dilakukan dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi pada
semua massa atom dan partikel subatom mula-mula, kemudian semua massa atom dan
partikel subatom akhir, lalu membandingkan keduanya. Kita akan memperoleh hasil bahwa
terdapat sejumlah massa yang hilang. Materi hilang selama reaksi inti. Hilangnya materi
ini disebut sebagai pengurangan massa atau defek massa. Materi yang hilang ini berubah
menjadi energi.

Kita dapat menghitung besarnya energi yang dihasilkan dari reaksi fisi selama reaksi inti
dengan persamaan yang sangat sederhana, yang telah dikembangkan oleh Albert Einstein
(lihat : Kisah Para Ilmuwan ; Albert Einstein), yaitu E = mc2. Pada persamaan ini, E adalah
energi yang dihasilkan; m adalah massa yang hilang (defek massa); dan c adalah kecepatan
cahaya (3,00 x 108 m/s). Kecepatan cahaya dikuadratkan membuat bagian dari persamaan ini
mempunyai bilangan yang sangat besar, sehingga bila dikalikan dengan jumlah massa yang
kecil hasilnya tetap merupakan sejumlah energi yang besar.

Reaksi Berantai (Chain Reaction)

Pada persamaan fisi isotop U-235 (lihat reaksi di atas) digunakan sebuah neutron. Akan
tetapi, reaksi kembali membentuk tiga neutron. Ketiga neutron tersebut, apabila semuanya
bertemu dengan isotop U-235 lainnya, dapat memulai pemecahan (fisi) lainnya, yang akan
menghasilkan lebih banyak neutron. Ini merupakan efek domino yang telah lama diketahui
manusia. Dalam istilah kimia inti, serangkaian pemecahan inti ini disebut reaksi beranai
(chain reaction).

Chain reaction ini bergantung pada banyaknya neutron yang dilepaskan, bukan pada
banyaknya neutron yang digunakan selama reaksi inti. Saat kita menuliskan persamaan reaksi
fisi isotop U-238 (isotop Uranium yang lebih melimpah di alam), kita hanya menggunakan
satu neutron dan mendapatkan satu neutron pula. Reaksi berantai tidak dapat terjadi pada
isotop U-238. Hanya isotop yang dapat menghasilkan neutron berlebihan pada pemecahannya
yang dapat mengalami chain reaction. Jenis isotop ini dikatakan dapat pecah. Hanya ada
dua isotop utama yang dapat dipecah selama reaksi inti, yaitu U-235 dan Pu-239.

Rahasia untuk mengendalikan reaksi berantai adalah dengan mengendalikan jumlah


neutron. Apabila neutron dapat dikendalikan, energi yang dilepaskan dapat dikendalikan.
Itulah yang dilakukan oleh para ilmuwan pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Dalam beberapa hal, pembangkit listrik tenaga nuklir sama dengan pembangkit listrik
konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil . Pada jenis pembangkit listrik ini, bahan
bakar fosil (batu bara, minyak bumi, gas alam) dibakar, dan panasnya digunakan untuk
mendidihkan air yang digunakan untuk membuat uap air. Uap airnya kemudian digunakan
untuk menggerakkan turbin yang disambungkan ke generator yang menghasilakn listrik.

Perbedaan nyata antara pembangkit listrik konvensional dan nuklir adalah pembangkit listrik
tenaga nuklir menghasilkan panasnya melalui reaksi berantai pemecahan inti isotop.

Di Amerika, terdapat kira-kira 100 reaktor nuklir yang menghasilakn sekitar 20 persen
kebutuhan listrik negara. Di Perancis, hampir 80 persen listrik negara dihasilkan melalui
chain reaction. Keuntungan penggunaan tenaga nuklir adalah tidak perlu membakar bahan
bakar fosil (menghemat sumber bahan bakar fosil untuk menghasilkan plastik dan obat-
obatan) dan tidak ada produk hasil pembakaran seperti CO2, SO2, dan lainnya yang dapat
mencemari air dan udara. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah masalah yang berhubungan
dengan penggunaan tenaga nuklir.
Masalah pertama adalah biaya. Masalah berikutnya adalah ketersediaan isotop U-235 sangat
terbatas. Dari semua Uranium yang terdapat di alam, hanya sekitar 0,75 persennya
merupakan U-235. Sebagian besar merupakan isotop U-238 yang tidak dapat dipecah.
Keterbatasan jumlah bahan bakar nuklir serupa dengan keterbatasan sumber daya bahan
bakar fosil yang tersedia di alam. Akan tetapi, yang menjadi masalah utama (krusial)
penggunaan tenaga nuklir adalah tingkat keamanan penggunaan nuklir dan pengelolaan
limbah nuklir. Reaktor nuklir harus benar-benar aman dan tidak menghasilkan radiasi yang
membahayakan kesehatan para petugas maupun penduduk di area reaktor nuklir berdiri.
Sebagai tambahan, limbah yang dihasilkan harus diolah sedemikian rupa agar tetap aman dan
tidak membahayakan kesehatan manusia.

Penggabungan Inti (Nuclear Fussion)

Segera setelah proses pemecahan (fisi) ditemukan, proses lainnya yang disebut fusi
(penggabungan) ditemukan. Reaksi fusi pada dasarnya merupakan kebalikan dari reaksi fisi.
Pada reaksi fisi, inti yang lebih berat dipecah menjadi inti yang lebih kecil. Sebaliknya, pada
reaksi fusi, inti yang lebih ringan digabung menjadi inti yang lebih berat.

Proses penggabungan (fusi) adalah reaksi yang memberikan tenaga pada matahari. Di
matahari, pada serangkaian reaksi inti, empat isotop H-1 digabung menjadi He-4 dengan
membebaskan sejumlah besar energi. Di bumi, dua isotop hidrogen lainnya yang digunakan
dalam reaksi fusi adalah Deuterium (H-2) dan Tritium (H-3). Deuterium adalah isotop
hidrogen yang ada dalam jumlah kecil, tetapi masih tetap melimpah. Sedangkan Tritium tidak
terjadi secara alami, tetapi dapat dengan mudah diproduksi dengan cara menembakkan
Deuterium dengan neutron. Reaksi penggabungan antara Deuterium dan Tritium adalah
sebagai berikut :
2
1H + 1H
3
2He4 + 0n1

Aplikasi penggabungan inti yang pertama kali adalah pada penggunaan bom Hidrogen yang
dilakukan oleh militer. Bom Hidrogen mempunyai tenaga 1000 kali lebih kuat dari bom atom
biasa.

Tujuan penggunaan reaksi fusi adalah menghasilkan energi dalam jumlah melimpah.
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah sulitnya mengendalikan reaksi fusi. Jika energi
dari reaksi ini dapat dikendalikan dan dilepaskan secara perlahan-lahan, maka dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik. Cara ini akan memberikan persediaan energi yang
tidak terbatas sekaligus tidak menghasilkan polutan yang membahayakan atmosfer.

Efek Radiasi

Radiasi dapat menyebabkan dua efek utama pada tubuh, yaitu merusak sel dengan panas dan
mengionisasi sekaligus memecahkan sel. Radiasi menghasilkan panas. Panas ini dapat
merusak jaringan, sama seperti yang terjadi pada kulit yang terbakar matahari. Faktanya,
istilah luka bakar radiasi umumnya digunakan untuk menjelaskan kerusakan kulit dan
jaringan karena adanya panas.

Cara utama radiasi merusak tubuh organisme adalah melalui pemecahan sel dan ionisasi.
Partikel radioaktif dan radiasi mempunyai energi kinetik yang besar. Saat partikel ini
menyerang sel di dalam tubuh, partikel dapat memecah (merusak) sel ata mengionisasi sel,
sehingga sel menjadi ion-ion (bermuatan listrik) dengan menghilangkan satu elektron.
Ionisasi ini akan melemahkan ikatan dan dapat menyebabkan kerusakan, pemusnahan, atau
mutasi DNA pada sel.
waah, pinter ya anak papa.. terus kalo ada suatu nuklida radioaktif nih de, punya waktu
paruh 30 hari, awalnya ada 640 atom zat, setelah 60hari, zat yang tersisa berapa atom
de??

aduh papa itu kan gampang bgt!!!!

kan awalnya ada 60 atom, waktu paruhnya 30 hari, ditanyanya 60 hari.. masukkin aja
ke rumus [ N = No (1/2)^ n] si n dapetnya dari [ lama meluruh / waktu paruh]. ade
jawab ya pa.. [n = 60/30 = 2] [ N = 640 (1/2)^ 2 = 640 (1/4 ) = 160 ] udah deh.. jawabannya
160.. gampang kan pa??

waaah.. asik ya papa bisa tanya-tanya lagi dong.. hehe

boleh kok paah.. papah oon ya.. )

huss! ngga boleh gitu ah! ada satu lagi de.. ada suatu cuplikan stronsium nih, keaktifannya
0.5 m Ci. jika waktu paruhnya 20 tahun, banyaknya partikel yg meluruh setelah 40 tahun
berapa de??

hmm itu sih gampang pah

(semua aja gampang, anak siapa sih? anak pak Eko[salah satu master kimia yang terkenal
di dunia, amin] kali ya??)

Ro nya kan 0,5 masukkin aja ke rumus [ R = Ro (1/2)^ n] tahu cara nyari n kan?? [n
= 40/20 = 2] [R = 0.5 (1/2)^2 = 0.125 m Ci = 0.125 x 10^-3 Ci = 0.125 x 10^-3 x 3.7 x
10^10 partikel/s= 4.6 x 10^-6 partikel/s] gitu pahhh

makasih sayaang..

eh.. eh! cuma boleh tanya 1 pertanyaan ya!!

selamat 2 MILYAR!!!

Share this:

Email
Facebook12
Twitter3
More

Like this:

Like

Be the first to like this.

8 Comments
*

posted on October 25, 2010


by radioaktif122
filed under Contoh Soal-Soal Radioaktif
tagged as Contoh Soal Radioaktif, Paruh Waktu Radioaktif, Radioaktif

8 Responses to CONTOH SOAL RADIOAKTIF-WAKTU PARUH (t/2) DAN LAJU


PELURUHAN (keaktifan)

1. isolution3

October 25, 2010 at 8:26 PM

Rate This

WIDIH !!
SEMOGA ULANGAN KEK GINI RADIOAKTFINYA KAGA ANEH2 !!

Reply

o radioaktif122

October 25, 2010 at 9:01 PM

Rate This
amien ya rabb.. 1 soal bs bener cenaah ;p

Reply

2. rifina

October 26, 2010 at 4:34 AM

Rate This

wow.. makasih bgt ya radioaktif12fm.. adik saya jdi suka blog ini nih..
kalo bisa minta soal2 teori ya..

makasih bgt udah dijawab permintaanku..

Reply

o radioaktif122

October 26, 2010 at 4:39 AM

Rate This

sama-sama mba.. smoga bermanfaat buat mba, adik mba juga,


buat sekeluarga mba juga ya..
smoga adik mba tambah pinter ya dengan blog ini.. aamin..

Reply
3. rani

October 26, 2010 at 4:36 AM

Rate This

ada yg g ngerti nih,


R = .. Ci
Ci teh apa sih?
mksh

Reply

o radioaktif122

October 26, 2010 at 4:41 AM

Rate This

jadi Ci itu satuan mba, Ci singkatan dari Curie


nah 1 Ci = 3,7 x 10^10 partikel/s
ada satu lagi Bq (Becquerel) [merupakan satuan SI]
1 Bq = 1 partikel/s
gitu mba..

Reply
4. darman harun

January 5, 2011 at 7:23 PM

Rate This

mau nanya nih????

suatu unsur radioaktif melakukan peluruhan 5000 kali tiap menit. berapakah aktivitas
bahan tsbt dlm curie??????

Reply

o radioaktif122

January 8, 2011 at 8:15 AM

Rate This

bentar.. saya agak bingung sama pertanyaannya.. mungin pertanyaan yg kamu


tanyain ada kesamaannya dengan salah satu soal ini,jadi bisa dicoba untuk cari
sendiri jawabannya..

1. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 4 jam. Dari sejumlah No


unsur tersebut setelah 1 hari berapa yang masih tersisa ?

Jawab:
t1/2 = 4 jam ; t= 1 hari = 24 jam
t1/2 x n = t n = t/t1/2 = 24/4 = 6
(1/2)n = Nt/No (1/2)6 = Nt/No Nt = 1/64 No

2. 400 gram suatu zat radioaktif setelah disimpan selama 72 tahun ternyata
masih tersisa sebanyak 6.25 gram. Berapakah waktu paruh unsur radioaktif
tersebut ?

Jawab:
No = 400 gram
Nt = 6.25 gram
t = 72 tahun
(1/2)n = Nt/No = 6.25/400 = 1/64 = (1/2)6
n = 6 (n adalah faktor peluruhan)
t = t1/2 x n t1/2 = t/n = 72/6 = 12 tahun

Reply
Arisutrisno's Blog
Just another WordPress.com weblog

Beranda
About
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Search...

26 Apr 2010 Tinggalkan Sebuah Komentar

by arisutrisno in Uncategorized

RANGKUMAN,SOAL DAN PEMBAHASANNYA KIMIA INTI

19 Apr 2010 Tinggalkan Sebuah Komentar

by arisutrisno in KIMIA INTI

KIMIA INTI

A. Struktur Inti

Inti atom tersusun dari proton dan neutron. Suatu inti dengan jumlah nucleon (proton +
neutron) tertentu disebut nuklida. Suatu nuklida dilambangkan sebagai berikut.

X = lambing atom

A = nomor massa = jumlah proton + neutron

Z = nomor atom = jumlah proton

Bila ditinjau dari nomor massa, nomor atom, dan jumlah neutronnya, nuklida dapat
dikelompokan sebagai berikut.

1. Isotop

Isotop adalah nuklida-nuklida dengan nomor atom (Z) sama tetapi nomor massa (A) berbeda.

Contoh : dengan

1. Isobar

Isobar adalah nuklida-nuklida dengan nomor massa (A) sama tetapi nomor atom (Z) berbeda.
Contoh : dengan

1. Isoton

Isoton adalah nuklida-nuklida dengan jumlah neutron (A-Z) sama.

Contoh : dengan

B. Unsur Radioaktif

Unsur atau zat radioaktif adalah unsur atau zat yang mempunyai inti tidak stabil, sehingga
dapat menjadi inti atom yang lain.

Tokoh-tokoh penemu zat radioaktif :

W. C. Rontgen : Penemu sinar X ( sinar Rontgen )

H. Bacuerel : Penemu Uranium

P. Curie dan M. Curie : Penemu Polonium dan Radium

1. Sinar-sinar Radioaktif

Radiasi yang dipancarkan oleh zat raioaktif adalah partikel alfa, beta dan gamma yang
kemudian disebut sinar alfa, beta, gamma.

2. Partikel Dasar

Nama Lambang Muatan Massa

Alfa = He +2 4

Beta =e -1 0

Gamma 0 0

Netron n 0 1

Sinar X X 0 0

Positron =e +1 0

Proton p=H +1 1

Detron p=H +1 2

Triton p=H +1 3

B. Pita kestabilan
Yang dimaksud dengan pita kestabilan adalah tempat dimana isotop-isotop stabil berada.

1. 1. Pemancaran sinar Beta

Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada diatas pita kestabilan (nilai > dari isotop
stabilnya) ingin menycapai kestabilan.

Contoh : F Ne + e

Harga : >

1. 2. Pemancaran Positron

Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada dibawah pita kestabilan (nilai < dari isotop
stabilnya) ingin menycapai kestabilan.

Contoh : F O + e

1. 3. Pemancaran Sinar Alfa

Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada disembarang pita kestabilan ingin mencapai
kestabilan terjadi umumnya pada inti-inti yang mempunyai nomor atom diatas 83.

Contoh : Rn Po + He

C. Waktu Paruh

Waktu paruh ( t ) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu zat radioaktif agar massanya/
kereaktifannya berkurang setangahnya (50%). Karena laju reaksi peluruhan adalah reaksi
orde pertama, maka massa/ kereaktifan suatu zat radioaktif pada saat tertentu dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut.

Nt = N0

Nt = massa/ keaktifan yang tersisa t = waktu peluruhan

N0 = massa/ keaktifan mula-mula t1/2 = waktu paruh

D. Reaksi Inti

Pada suatu reaksi inti selalu berlaku :

1. Jumlah nomor massa pereaksi = jumlah nomor massa hasil reaksi.


2. Jumlah nomor atom pereaksi = jumlah nomor atom hasil reaksi.

Jenis-jenis Reaksi Inti

1. 1. Reaksi Peluruhan
Reaksi Peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergik (melepas energi). Pada reaksi
peluruhan terjadi perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil.

Contoh : Ra Rn +

1. 2. Reaksi Transmutasi Inti

Pada reaksi transmutasi inti, suatu inti menyerap suatu partikel dan berubah menjadi inti lain
dengan memancarkan suatu radiasi.

Contoh : N + O + p atau dapat ditulis N(,p) O

1. 3. Reaksi Penghasil Energi


1. a. Reaksi Fisi

Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti, dimana suatu nuklida berat ditembak oleh suatu
partikel dan belah menjadi dua nuklida awal.

Contoh : U + n Kr + Ba + 3n

Energi yang dihasilkan dari dari reaksi fusi 1 gram uranium setara dengan energi dari reksi
pembakaran 3 ton batubara.

b. Reaksi Fusi

Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan inti, dimana dua atau lebih nuklida ringan bergabung
membentuk nuklida yang lebih berat.

Contoh : H + H + 2 n He

Pada matahari terjadi perubahan 637 juta ton hidrogen menjadi 633 juta ton helium setiap
detiknya. Empat juta ton massa yang hilang diubah menjadi energi (E = m) yang dipancarkan
segenap penjuru tata surya.

C. Penggunaan Radioisotop

1. Radioisotop sebagai Perunut (Scanner)

a. Bidang Kedokteran

1. I-131 untuk diagnosa kelenjar tiroid/ gondok.

2. Tc-99 digunakan dalam berbagai runutan (scanner) diantaranya otak,

hati, sel darah, dll.

3. Tl-201 untuk mendeteksi kerusakan jantung.

4. Xe-133 untuk mendeteksi penyakit paru-paru.


5. P-32 untuk mendeteksi penyakit mata.,tumor dan hati.

6. Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.

7. Se-75 untuk mendeteksi penyakit pangkreas.

8. Na-24 untuk mendeteksi ada tidaknya penyumbatan (gangguan)

pembuluh darah.

b. Bidang Sains

1. I-131 untuk mempelajari kesetimbangan dinamis pada reaksi kimia.

2. O-18 untuk mempelajri reaksi esterifikasi.

3. C-14 untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

c. Bidang Hidrologi

1. Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran sungai.

2. Radioisotop Na-24 dalam bentuk karbonat untuk menyelidiki kebocoran

pipa air bawah tanah.

2. Radioisotop sebagai Sumber Radiasi

a. Bidang Kedokteran

1. Co-60 adalah suatu sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan

kangker.

2. P-32 digunakan untuk penyembuhan penyakit leukemia.

3. Co-60 dan Cs-137 digunakan untuk sterilisasi.

b. Bidang Pertanian

Radiasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemberantasan hama

dan pemulihan tanaman.

c. Bidang Industri

1. Radiasi gamma yang dihasilkan dapat digunakan untuk memeriksa cacat

pada logam.
2. Radiasi gamma dapat juga digunakan untuk pengawetan kayu, barang-

barang seni, dll.

Soal dan Pembahasan

1. Ca dan Ar adalah merupakan

A. Isotop

B. Isobar

C. Isomer

D. Isoelektron

E. Isoton

Jawaban : B

Pembahasan

Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-
nuklida tersebut merupakan isobar.

2. Nuklida A mempunyai 10 proton dan 12 neutron, sedangkan nuklida B mempunyai nomor


massa 23 dan nomor atom 11. kedua nuklida tersebut termasuk

A. isoton

B. isotop

C. isobar

D. isoelektron

E. isomer

Jawaban : A

Pembahasan

Pada nuklida A jumlah netron = 12

Pada nuklida B jumlah neutron = 23-11 = 12

Dengan demikian nuklida A dan B merupakan isoton.

3. Penembakan Cd dengan ppartikel neutron menghasilkan isotop Cd dan


A. p

B. e

C. He

D.

E. e

Jawaban : D

Pembahasan :

Cd + n Cd +

Jumlah nomor massa dan nomor atom pereaksi sama dengan hasil reaksi.

4. Jika atom alumunium Al ditembakan dengan partikel neutron, akan terjadi

isotop natrium radioaktif sesuai dengan reaksi : Al + n Na + x, x

adalah

A. Partikel alpha

B. Sinar gamma

C. Elektron

D. Atom Tritium

E. Partikel neutron

Jawaban : A

Pembahasan :

Al + n Na + x

x = He = sinar

5. Suatu nuklida Po ditembakan dengan sinar alpha menurut reaksi :

Po + X + n , maka nomor atom dan bilangan massa Nuklida X adalah

A. 90 dan 233

B. 90 dan 234
C. 91 dan 237

D. 92 dan 237

E. 92 dan 238

Jawaban : D

Pembahasan :

Po + X + n

Po + He X + n

nomor atom= 92, bilangan massa = 237

6. Suatu unsur X dapat memancarkan 5 kali sinar alpha, sehingga terbentuklah unsur Y.
Maka banyaknya neutron unsur Y adalah

A. 123

B. 129

C. 132

D. 135

E. 215

Jawaban : D

Pembahasan :

X Y + 5

XY+5

electron = 80

proton = 80

neutron = 215 80 = 135

7. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 6,25% dari
jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah

A. 20 hari

B. 16 hari
C. 10 hari

D. 8 hari

E. 5 hari

Jawaban : C

Pembahasan :

4=

t1/2 = 10

8. Gejala keradioaktifan ditemukan oleh

A. Emest Rhuterford

B. Pierre Curie

C. W.C. Roentgen

C. Henry Becquerel

D. J. Chadwick

Jawaban : D

Pembahasan

Emest Rhuterford adalah penemu inti atom.

Piere Curie bersama Marie Curie menemukan unsure radioaktif Polonium dan Radium.

W.C. Reontgen menemukan sinar-X

J. Chadwick menemukan partikel neutron.

9. Untuk mencapai kestabilan, maka C memancarkan

A. sinar-X
B. partikel

C. positron

D. proton

E. neutron

Jawaban : B

Pembahasan

Mempunyai harga > 1, maka ia termasuk nuklida yang surplus neutron terletak di ats kurva
kestabilan inti. Dengan demikian mencapai kestabilan dengan cara memancarkan partikel b.

10. Suatu radioaktif mempunyai waktu paruh 18 hari. Jika unsur radioakti tersebut
disimpan selama 72 hari, maka sisa unsur radioaktif tersebut adalah

A. 50%

B. 25%

C. 12,5%

D. 6,25%

E. 3,12%

Jawaban : D

Pembahasan

Bila dalam presentase, maka No = 100%

N = 100%

N = 100% = = 6,25%

11. Waktu paruh Bi adalah 5 hari. Jika mula-mula disimpan beratnya 40 gram, maka setelah
disimpan selama 15 hari beratnya berkurang sebanyak

A. 5 gram

B. 15 gram

C. 20 gram

D. 25 gram

E. 30 gram
Jawaban : E

Pembahasan

N = 40

N = 40 == 5 gram

Pengurangan berat = N- N

= 40-5 = 35 gram

12. Bila suatu unsur radioaktif Z sesudah 42 bulan masih tersisa bagian dari berat semula,
maka dapat dinyatakan bahwa waktu paruh unsur Z adalah

A. 10 bulan

B. 8 bulan

C. 7 bulan

D. 6 bulan

E. 5 bulan

Jawaban : C

Pembahasan

= 1 = 6 = = 7 bulan

13. Waktu paruh Cu adalah 128 hari. Jika semula disimpan 0,8 gram dan ternyata tersisa 0,05
gram, maka unsur tersebut telah disimpan selama

A. 640 hari

B. 512 hari

C. 384 hari

D. 256 hari

E. 128 hari

Jawaban : B

Pembahasan

0,05 = 0.8 hari


14. Proses peluruhan yang memancarkan elektron terjadi pada

A. KAr

B. C N

C. Be Li

D. Sr Y

Jawaban : C

Pembahasan

Pada proses peluruhan suatu radioaktif selalu berlaku : nomor atom ruas kiri = nomor atom
ruas kanan.

(A) KAr + e (memancarkan positron)

(B) C N + e (memancarkan elektron)

(C) Be Li + e (memancarkan positron)

(D) Sr Y + e (memancarkan elektron)

15. Pada reaksi tranmulasi, Ca (x,n) Sc, x adalah

A. neutron

B. elektron

C. proton

D. positron

E. sinar

Jawaban : C

Pembahasan

Reaksi transformasi Ca (x,n) Sc dapat dituliskan Ca + X Sc + n, maka x = proton.

16. Pada reaksi inti, U + X + 3 n,

X adalah

A. Th

B. Th
C. U

D. Pu

E. Pu

Jawaban : D

Pembahasan :

Pada reaksi inti selalu berlaku : nomor massa ruas kiri = nomor massa ruas kanan;
nomor atom ruas kiri = nomor atom ruas kanan. Dengan demikian reaksi inti,

U + Pu + 3 n, maka X = Pu

17. Diantara transmusi berikut yang menghasilkan inti helium adalah

A. Pb Pb

B. Al Mg

C. Th Ra

D. Bi Po

E. U U

Jawaban : C

Pembahasan :

Pada reaksi inti selalu berlaku : nomor massa ruas kiri = nomor massa ruas kanan;
nomor atom ruas kiri = nomor atom ruas kanan. Dengan demikian reaksi inti,

Th Ra +

18. Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai pemanfaatan radioisotop adalah

A. Tc-99 digunakan untuk membimbing ahli bedah mencari letak jaringan

yang sakit.

B. Tl-201 untuk melihat kelainan jantung.

C. Co-60 untuk membunuh virus HIV

D. I-131 untuk diagnosa penyakit kelenjar gondok.

E. Na-24 untuk mempelajari laju aliran sungai.


Jawaban : C

Pembahasan :

Co-60 digunakan untuk terapi tumor dan kanker.

19. Penggunaan radioisotop dalam kehidupan antara lain :

1. mempelajari ssistem kesetimbangan

2. sterilisasi

3. pengenceran isotop

4. pemeriksaan tanpa merusak

5. radioterapi

Contoh penggunaan radioisotop dalam bidang kimia adalah

1. (1) dan (3)


2. (1) dan (4)
3. (3) dan (5)
4. (3) dan (4)
5. (4) dan (5)

Jawaban : A

Pembahasan :

(1) bidang kimia

(2) bibang kedokteran

(3) bidang kimia

(4) sebagai perunut terutama dalam bidang kedokteran dan hidrologi

(5) bidang kedokteran

20. Perhatikan nuklida-nuklida radioaktif berikut.

(1)

(2)

(3)

(4)
(5)

Nuklida yang digunakan sebagai perunut dalam bidang kedokteran adalah

A. (1) dan (2)

B. (2) dan (4)

C. (3) dan (5)

D. (2) dan (3)

E. (2) dan (5)

Jawaban : C

Pembahasan :

(1) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

(2) Digunakan sebagai perunut dalam bidang hidrologi.

(3) Digunakan untuk mendeteksi penyakit mata.

(4) Digunakan sebagai simber radiasi terapi kanker.

(5) Digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada kelenjar gondok.

SOAL

1. Pemancaran positron dari suatu inti radioaktif disebabkan proton dalam inti berubah
menjadi

A. elektron

B. neutron

C. sinar gamma

D. sinar X

E. sinar alpha

2. Pada reaksi inti Fr Fr + x, x adalah partikel

A. neutron

B. proton

C. positron
D. elektron

E. megatron

3. Proses peluruhan radioaktif umumnya mengikuti reaksi orde-1. Suatu isotop memiliki
waktu paruh 10 menit. Jumlah isotop radioaktif yang tersisa setelah 40 menit adalah

A. 1/8 x semula

B. 1/10 x semula

C. 1/16 x semula

D. 1/20 x semula

E. 1/40 x semula

4. Proses peluruhan yang memancarkan elektron terjadi pada

A. K Ar

B. C N

C. Be Li

D. Fr Fr

E. Sr Y

5. Dari Persamaan reaksi inti: Al + X Na + Y, dapat disimpulkan X dan Y berturut-turut


adalah

A. partikel dan neutron

B. proton dan partikel

C. neutron dan partikel

D. elektron dan partikel

E. neutron dan proton

6. Suatu radioisotop X mempunyai waktu paruh 15 hari, setelah disimpan selama 60 hari,
maka berat radioisotop tersebut akan tersisa sebanyak

A. 50%

B. 25%

C. 12,5%
D. 6,25%

E. 3,125%

7. Pada reaksi peluruhan Pb Bi + X dan Rn Po + Y. X dan Y berturut-turut adalah

A. proton dan positron

B. positron dan elektron

C. elektron dan alpha

D. positron dan prooton

E. elektron dan neutron

8. Dalam reaksi inti N(,x) O, parttikel yang dilepaskan adalah

A. deuterium

B. positron

C. elektron

D. neutron

E. proton

9. Suatu unsur radioaktif meluruh sehingga tersisa 12,50% setelah 360 hari. Waktu paruh
unsur radioaktif tersebut adalah

A. 30 hari

B. 60 hari

C. 90 hari

D. 120 hari

E. 180 hari

10. Apabila unsur X ditembak dengan sebuah neutron , maka akan dihasilkan unsur Mn
disertai pelepasan partikel . Unsur X tersebut adalah

A. Ni

B. Ni

C. Co
D. Co

E. Fe

11. Jika U barerturut-turut memancarkan x partikel alfa dan y partikel beta, maka akan
dihasilkan Pb jumlah x dan y adalah

A. 8 dan 7

B. 6 dan 8

C. 7 dan 8

D. 8 dan 6

E. 7 dan 6

12. Pada reaksi transmutasi Ca(x,n) Sc, x adalah

A. neutron

B. proton

C. positron

D. elektron

E. sinar

13. Transmutasi alumunium, Al, menjadi silikon, Si, dapat terjadi dengan cara penyerapan
neutron oleh alumunium, disusul dengan pemancaran

A. proton

B. sinar beta

C. positron

D. sinar gamma

E. partikel alfa

14. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 4 jam. Dari sejumlah unsur tersebut,
setelah satu hari yang masih tersisa iaalah

A.

B.

C.
D.

E.

15. Suatu isotop tak stabil yang pada peta isotop terletak dibawah kurva kestabilan inti
biasanya memancarkan

A. elektron

B. neutron

C. partikel beta

D. partikel alfa

E. positron

16. Reaksi inti dibawah ini terolong reaksi fusi adalah

A. H + + H + H

B. O + n + p

C. Au + C At + 5n

D. Mg + He Si +n

E. U + n Kr + Ba + 3n

17. Bila partikel Pu ditembakan dengan satu neutron, ternyata dapat mengemisikan partikel
beta disertai dengan terbentuknya

A. Am

B. Np

C. Np

D. Pu

E. Am

18. Zat radioaktif yang digunakan untuk mendiagnosa fungsi kelenjar gondok adalah

A. P-32

B. Na-24

C. Co-60
D. I-131

E. Cs-137

19. Setelah 6 tahap pemancaran sinar dan 7 tahap memancarkan sinar isotop radioaktif.
Th akhirnya menghasilkan isotop stabil

A. Pb

B. Bi

C. Pb

D. Ti

E. Bi

20. Sebuah fosil berupa tulang binatang ditemukan dalam tanah. Setelah diteliti dalam
laboratorium ternyata keaktifan C tinggal 25%. Jika waktu paruh dari C adalah 5730 tahun,
maka diperkirakan unsur fosil itu adalah

A. 2865 tahun

B. 4297,5 tahun

C. 5730 tahun

D. 8595 tahun

E. 11460 tahun

21. Jika U ditembak dengan neutron akan di hasilkan isotop uranium U disertai pelepasan

A. B. C. D. n E. p

22. Uranium meluruh dengan persamaan : U Pb + + Jumlah partikel dan berturut-


turut adalah

A. 6 dan 2 C. 8 dan 6 E. 7 dan 4

B. 6 dan 4 D. 8 dan 4

23. Diberikan beberapa radioiosotop berikut.

(1) Na-24 (3) P-32 (5) I-131

(2) Tc-99 (4) Fe-59

Isotop yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran pipa air dan penyakit kelenjar
gondok berturut-turut adalah
1. 1 dan 3 C. 2 dan 4 E. 3 dan 4
2. 1 dan 5 D. 2 dan 5

24. Dari reaksi transformasi berikut

(1) Al + Si + (m)

(2) Cu + p Zn + (r)

(3) O + D + (n)

(4) Be + C+ (s)

yang merupakan neutron adalah

1. m, n C. m, n, r E. m, n, r, s
2. r, s D. n, r, s

25. Penggunaak isotop Co-60 dalam pengobatan penyakit kanker adalah karena zat ini
memancarkan

A. sinar beta C. sinar gamma E. sinar ultralembayung

B. sinar infamerah D. sinar alfa

26. Berikut beberapa contoh penggunaan radioisotop :

1. Na-24 untuk menyelidiki kebocoran pipa minyak dalam tanah

2. Co-60 untuk mensterilkan alat-alat kedokteran

3. I-131 untuk mengetahui letak tumor pada otak manusia

4. P-32 untuk memberantas hama tanam

Radio isotop diatas yang berfungsi sebagai perunut

1. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 3 dan 4


2. 1 dan 3 D. 2 dan 4

27. Isotop Pu memancarkan lima buah partikel dan dua buah partikel . Isotop yang
terbentuk pada proses ini adalah

A. Th C. Cm E. Rn

B. Fr D. Pu

28. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 60 tahun. Berapa tahun waktu yang
dibutuhkan untuk terjadinya peluruhan sehingga radioisotop tersebut masih tersisa 12,5%?
A. 90 tahun C. 180 tahun E. 320 tahun

B. 120 tahun D. 240 tahun

29. Isotop C adalah zat radioaktif yang menyinarkan sinar beta. Setelah zat ini melepaskan
sinar beta akan menghasilkan

A. isotop C C. Isotop N E. Isotop C

B. isotop C D. Isotop O

30. Waktu paruh suatu unsur radioaktif adalah 8 jam. Bila mula-mula terdapat 64 gram unsur
tersebut, sisa unsur setelah satu hari adalah

A. 32 gram C. 16 gram E. 4 gram

B. 24 gram D. 8 gram

RANGKUMAN, SOAL DAN PEMBAHASAN KONSENTERASI LARUTAN

19 Apr 2010 Tinggalkan Sebuah Komentar

by arisutrisno in LARUTAN

KONSENTRASI LARUTAN

Konsentrasi larutan menyatakan jumlah zat tertentu dalam suatu larutan atau pelarut.
Terdapat beberapa satuan konsentrasi, yaitu persentase massa (%), persentase volume (%),
fraksi mol (X), molalitas (m), molaritas (M).

1.Persentase massa

Menyatakan jumlah massa (gram) zat terlarut dalam 100 gram larutan.

% massa = x 100%

massa1 = massa zat terlarut

massa2 = massa pelarut

2. Persentase volume

Menyatakan jumlah volume (Liter) zat terlarut dalam 100 Liter larutan.

% volume = x 100%

volume1 = volume zat terlarut

volume2 = volume larutan


3. Fraksi mol

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam jumlah mol total larutan atau menyatakan

Jumlah mol pelarut dalam mol total larutan.

Xt = Xp =

Xt + Xp = 1

Xt = fraksi mol zat terlarut

Xp = fraksimol pelarut

nt = mol zat terlarut

np = mol pelarut

4. Molalitas

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg ( 1000 gram ) pelarut.

m=x

m = molalitas (m)

gr = massa zat terlarut

P = massa pelarut

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

5. Molaritas

Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 Liter ( 1000 miliLiter ) larutan.

M=

M = molaritas (M)

gr = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Pada campuran zat yang sejenis berlaku rumus :

Mc. Vc = M1. V1 + M2. V2 + + Mn. Vn

Mc = molaritas campuran Vc = volume campuran


M1 = molaritas zat 1 V1 = volume zat 1

M2 = molaritas zat 2 V2 = volume zat 2

Mn = molaritas zat n Vn = volume zat n

Pada pengenceran suatu zat berlaku rumus :

M1. V1 = M2. V2

M1 = molaritas zat mula-mula

M2 = molaritas zat setelah pengenceran

V1 = volume zat mula-mala

V2 = volume zat setelah pengenceran

Hubungan antara satuan-satuan konsentrasi

1. 1. Molaritas ( M ) dan Persentase ( % )

M=

1. 2. Molalitas ( m ) dan Persentase ( % )

m=

%=

1. 3. Fraksi mol (Xt)dan Persentase (%)

%=

Soal dan Pembahasan

1. Kemolalan larutan NaCl 10% massa dalam air adalah (Mr NaCl = 58,5 ).

A.1,5 m D. 2,1 m

B. 1,7 m E. 2,3 m

C. 1,9 m

Jawaban : C

Pembahasan :

Larutan NaCl 10% massa berarti dalam 100 gram larutan NaCl terdapat NaCl murni
sebanyak = 10 x 100 gram = 10 gram
100

Massa air sebagai pelarut = ( 100 10 ) gram = 90 gram

Molalitas = 10 x 1000 = 1,899 = 1,9 m

58,5 90

1. Konsentrasi larutan asam formiat HCOOH 4,6% massa dengan massa jenis 1,01 g/mL adalah
(Mr CHOOH = 46)

A.1,0100 M D. 1,0000 M

B. 0,1001 M E. 0,0100 M

C. 0,010 M

Jawaban : A

Pembahasan :

Karena massa jenis larutan = 1,01 gram/mL, maka 1 mL larutan = 1,01 gram massanya.

HCOOH yang terdapat dalam larutan = 4,6 x 1,01 = 0,0464 gram

100

Molaritas = 0,0464 x 1000 = 1,01 M

46 1

1. Sebanyak 23,4 gram NaCl (Mr = 58,5) dilarutkan dalam air sampai volumenya 500 mL.
Besarnya molaritas larutan adalah

Jawaban : C

Pembahasan :

Volume larutan 500 mL = 0,5 L

M = 23,4 = 23,4 = 0,8 M

58,5 . 0,5 29,25

1. Volume HCl yang harus dilarutkan dalam 500 mL air untuk memperoleh larutan yang
memiliki persentase 30% adalah

A. 250,00 mL D. 215,21 mL
B. 245,25 mL E. 214,29 mL
C. 220,50 mL

Jawaban : E

Pembahasan :

30% = volume HCl x 100%

Volume HCl + 500

30 ( volume HCl + 500 ) = volume HCl . 100

30 volume HCl + 15000 = 100. volume HCl

15000 = ( 100 30 ) volume HCl

Volume HCl = 15000 = 214,29 mL

70

1. Dalam suatu larutan 16% massa naftalen dalam benzene, jika diketahui Mr naftalen = 28 dan
Mr benzene = 78 maka fraksi mol naftalen adalah

A. 0,204 D. 1,040

B. 0,104 E. 1,140

C. 0,114

Jawaban : B

Pembahasan :

Misalkan massa larutan total = 100 gram maka berlaku :

Massa naftalen = 16 x 100 gram = 16 gram

100

nnaftalen = 16 mol = 0,125 mol

128

Massa benzena = ( 100 16 ) gram = 84 gram

nbenzena = 84 mol = 1,08 mol

78

Xnaftalen = nnaftalen = 0,125 = 0,104


nnaftalen + nbenzena 0,125 + 1,08

1. Suatu larutan dengan molalitas 0,25 m, jika kita gunakan air 250 gram sebagai pelarut maka
massa zat terlarutnya adalah (Mrt = 60)

A. 0,75 gram D. 3,75 gram

B. 1,75 gram E. 4,75 gram

C. 2,75 gram

Jawaban : D

Pembahasan :

m = gr x 1000

Mrt P

0,25 = gr x 1000

60 250

0,25 x 60 = 4 gr

gr = 15 = 3,75 gram

1. Pesentase 45 gram garam yang dicampurkan dengan 155 air adalah%

A. 25,50 D. 22,50

B. 24,75 E. 22,05

C. 23,75

Jawaban : D

Pembahasan :

% massa = 45 x 100%

45 + 155

% massa = 45 x 100% = 22,50%

200
1. Volume uap air yang dapat ditambahkan pada 250 mL larutan H2SO4 0,3 M untuk
mendapatkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,1 M adalah

A. 250 mL D. 1000 mL

B. 500 mL E. 1250 mL

C. 750 mL

Jawaban : B

Pembahasan :

V1. M1 = V2 . M2

250. 0,3 = V2 . 0,1

V2 = 750 mL

Volume air yang ditambahkan = 750 250 = 500 mL

1. 150 mL larutan CH3COOH 0,2 M dicampurkan dengan 100 mL CH3COOH 0,3 M, maka
konsentrasi larutan setelah dicampur adalah

A. 0,12 M D. 0.30 M

B. 0,18 M E. 0,36 M

C. 0,24 M

Jawaban : C

Pembahasan :

Mcampuran = (150. 0,2) + (100. 0,30)

150 + 100

Mcampuran = 30 + 30 = 60 = 0,24 M

250 250

10. Massa Magnesium Hidroksida yang terdapat dalam 200 mL larutan Magnesium

Hidroksida 0,15 M adalah.(Ar Mg = 24, Ar O = 16, Ar H =1)

A. 1,74 gram D. 2,14 gram

B. 1,84 gram E. 2,24 gram


C. 1,94 gram

Jawaban : A

Pembahasan :

M = gr

Mrt . V

0,15 = gr

58 . 0,2

gr = 0,15 . 58 . 0,2 = 1,74 gram

11. Bila bobot molekul fruktosa 180, maka molalitas fruktosa 10% adalah

A. 0,82 m D. 0,52 m

B. 0,72 m E. 0,42 m

C. 0,62 m

Jawaban : C

Pembahasan :

m =

m = 10 x 1000 = 0,62 m

180. (100 10 )

12. Seorang siswa yang sedang praktikum akan membuat larutan NaOH 1 molal.

Massa air yang harus dilarutkan untuk 20 gram NaOH (Mr = 40) adalah

A. 100 gram D. 400 gram

B. 200 gram E. 500 gram

C. 300 gram

Jawaban : E

Pembahasan :

m = gr x 1000
Mr . P

1 = 20 x 1000

40 . P

P = 500 gram

13. Seorang petani akan membuat larutan urea untuk pupuk. Massa air yang diperlukan
melarutkan 15 gram urea (Mr = 60) agar diperoleh fraksi mol larutan urea 0,1 adalah

A. 20,5 gram D. 40,5 gram

B. 30,0 gram E. 50,0 gram

C. 40,0 gram

Jawaban : D

Pembahasan :

nurea = 15 = 0,25 mol

60

Xurea = nurea

nurea + nH2O

0,1 = 0,25

0,25 + nH2O

nH2O = 2,25 mol

massa air yang dibutuhkan = 2,25 x 18 = 40,5 gram

14. 20 mL asam sulfat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Bila ternyata diperlukan 30 mL
larutan NaOH, maka kemolaran larutan asam sulfat tersebut adalah

A.0,075 M D. 0,20 M

B. 0,10 M E. 0,30 M

C. 0,15 M

Jawaban : A

Pembahasan :
Kita ingat dalam titrasi :

mol asam = mol basa

nasam.Vasam. Masam = nbasa. Vbasa. Mbasa

2 . 20 . MH2SO4 = 1 . 30 . 0,1

MH2SO4 = 0,075 M

15. Fraksi mol larutan 36 gram glukosa (Mr = 180) dalam 90 mL air (Mr = 18) adalah

A. 0,960 D. 0,038

B. 0,400 E. 0,004

C. 0,040

Jawaban : D

Pembahasan :

nt = 36 = 0,2 mol np = 90 = 5 mol

180 18

Xt = nt = 0,2 = 0,038

nt + np 0,2 + 5

16. Banyaknya air yang harus ditambahkan kedalam 200 mL larutan 0,4 M NaOH agar
menjadi 0,1 M adalah

A. 50 mL D. 600 mL

B. 150 mL E. 800 mL

C. 200 mL

Jawaban : D

Pembahasan :

V1 . M1 = V2 . M2

200. 0,4 = V2 . 0,1

V2 = 800 mL

Jadi, banyaknya air yang harus ditambahkan = 800 200 = 600 mL


17. Suatu larutan gliserin (Mr = 92) dibuat dengan melarutkan 45 gram senyawa tersebut
dalam 100 gram H2O ( Mr = 18). Molalitas gliserin dalam larutan tersebut adalah

A. 0,081 m D. 4,89 m

B. 0,310 m E. 8,10 m

C. 31,0 m

Jawaban : C

Pembahasan :

m = gr . 1000 = 45 . 1000 = 4,89 m

Mr . P 92 . 100

18. Dalam 200 mg contoh bahan terdapat 25 mg perak dan 10 mg. Persentase perak dan emas
dalam bahan tersebut berturut- turut adalah

A. 5% dan 12,5% D. 25% dan 10%

B. 10% dan 25% E. 50% dan 20%

C. 12,5% dan 5%

Jawaban : C

Pembahasan :

% perak = 25 x 100% = 12,5%

200

% emas = 10 x 100% = 5%

200

19. Dalam 1 gram NaOH (Mr = 40) akan dihasilkan larutan NaOH 0,25 M sebanyak

A. 50 mL D. 150 mL

B. 100 mL E. 200 mL

C. 125 mL

Jawaban : B

Pembahasan :
Mol = gr = 1 = 0,025 mol

Mr 40

V = mol = 0,025 = 0,1 L = 100 mL

M 0,25

20. Massa jenis suatu larutan CH3COOH 5,2 M adalah 1,04 g/mL. Jika Mr CH3COOH = 60,
konsentrasi larutan ini dinyatakan dalam % berat asam asetat adalah

A. 18% D. 36%

B. 24% E. 40%

C. 30%

Jawaban : C

Pembahasan :

% massa = M . Mr = 5,2 . 60 = 30%

10 . p 10 . 1,04

SOAL

1. Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampurkan 150 mL HCl 0,2 M dan 100
mL HCl 0,3 M adalah

A. 0,20 M D. 0,50 M

B. 0,24 M E. 0,60 M

C. 0,30 M

2. Larutan NaOH 2,5 M jika Mr NaOH = 40 dan massa jenis larutan 1 kg/L, maka

Fraksi mol NaOH adalah

A. 1 D. 0,125

B. 2,5/52,5 E. 52,5/2,5

C. 0,025

3. Bila kedalam 20 mL larutan H2SO4 2 M ditambahkan air memperoleh 50 mL

larutan, maka kemolaran larutan


A. 1,5 M D. 0,8 M

B. 1,2 M E. 0,6 M

C. 1,0 M

4. Untuk mengubah 40 mL larutan H2SO4 6 M menjadi H2SO4 5 M diperlukan

tambahan air sebanyak

A. 4 mL D. 8 mL

B. 6 mL E. 9 mL

C. 7 mL

5. Konsentrasi hidrogen fluorida dalam larutan HF 0,01 M yang terdisosiasi sebanyak 20%
adalah

A. 0,002 M D. 0,012 M

B. 0,008 M E. 0,200 M

C. 0,010M

6. Jika kita melarutkan 9 gram glukosa (Mr = 180) kedalam 250 gram air, maka kemolalan
larutan glukosa tersebut adalah

A. 0,1 m D. 0,4 m

B. 0,2 m E. 0,5 m

C. 0,3 m

7. Seseorang akan membuat larutan NaOH 1 molal. Massa NaOH (Mr = 40) yang harus
dilarutkan ke dalam 500 gram air adalah

A. 50 gam D. 20 gram

B. 40 gram E. 10 gram

C. 30 gram

8. Massa sukrosa (Mr = 342) yang harus dilarutkan kedalam 100 gram air agar diperoleh
larutan sukrosa 0,1 molal adalah

A. 0,00342 gam D. 3,420 gram

B. 0,03420gram E. 34,20gram
C. 0. 3420 gram

9. Amir membantu ayahnya membuat larutan pupuk urea. Jika fraksi mol larutan urea (Mr
= 60) yang dibutuhkan adalah 1/31, maka kemolalan larutan urea yang dibutuhkan adalah

A. 1,85 m D. 2,15 m

B. 1,95 m E. 2,25 m

C. 2.05 m

10. Volume larutan H2SO4 0,1 M yang diperlukan untuk mereaksikan 2,7 gram logam Al
(Ar = 27) adalah

A. 1 L D. 4,25 L

B. 1,5 L E. 5 L

C. 4,5 L

11. Pada suatu percobaan 40 mL Pb(NO3) 0,1 Mdicampurkan dengan 60 mL HCl 0,3 M dan
diperoleh endapan putih seberat 1,068 gram (Ar H = 1; N = 14; O = 16; Cl = 35,5; Pb = 207).
Persentase hasil yang diperoleh adalah

A. 43% D. 96%

B. 73% E. 99%

C. 85%

12. Jika 1,71 gram basa kuat L(OH)2 dapat dinetralkan dengan 100 mL HCl 0,2 M (Ar O =
16; H = 1), maka massa atom relatif L sama dengan

A. 68,5 D. 139

B. 85,5 E. 171

C. 137

13. Apabila Anda memipet 2 mL larutan HCl 36% dengan massa jenis 1,2 gram/mL, lalu
diencerkan sampai volume 250 mL, maka konsentrasi larutan yang diperoleh adalah

A. 0,095 M D. 0,950 M

B. 0,250 M E. 1,200 M

C. 0,864 M

14. Suatu larutan yang mengandung 45% glukosa mempunyai berat jenis 1,46 gram/mL,
dalam 50 mL larutan tersebut mengandung glukosa sebanyak
A. 56,0 gam D. 15,41 gram

B. 32,85 gram E. 12,15 gram

C. 22,50 gram

15. Logam alumunium sebanyak 0,2 mol direaksikan dengan 600 mL asam sulfat 0,5
M.Gas H2 yang terbentuk pada keadaan standar adalah

A. 2,24 L D. 6,72 L

B. 2,90 L E. 11,2 L

C. 4,48 L

16. Larutan H2SO4 0,4% (Mr = 98) dengan massa jenis 1,225 gram/mL mempunyai
molaritas sebesar

A. 0,005 M D. 0,450 M

B. 0,050 M E. 0,600 M

C. 0,500 M

17. Bila 4 gram NaOH dilarutkan kedalam air sehingga volumenya menjadi 1 L, maka
konsentrasi ion Na dalam larutan adalah

A. 1,8 M D. 4 M

B. 0,10 M E. 1 M

C. 0,18 M

18. Untuk membuat 4 gram besi (III) sulfat (Mr = 400) dari besi (III) oksida, diperlukan
larutan H2SO4 0,1 M sebanyak

A. 10 mL D. 300 mL

B. 30 mL E. 600 mL

C. 100 mL

19. Volume H2SO4 0,025 M yang diperlukan untuk tepat menetralkan 525 mL KOH 0,06 M
adalah

A. 1,26 L D. 0,22 L

B. 0,47 L E. 0,79 L

C. 0,63 L
20. Sebanyak 70 mL larutan HCl 0,1 M tepat bereaksi dengan 50 mL larutan NaOH.
Konsentrasi larutan NaOH adalah

A. 0,10 M D. 0,35 M

B. 0,14 M E. 0,40 M

C. 0,25 M

21. 10 gram NaOH (Mr = 98) terlarut dalam 90 gram air. Fraksi mol NaOH adalah

A. 1/21 D. 21/20

B. 10/21 E. 22/20

C. 20/21

22. 84 gram KOH (Mr = 56) dilarutkan kedalam 750 gram air. Kemolalannya adalah

A. 1,0 m D. 2,5 m

B. 1,5 m E. 3,0 m

C. 2.0 m

23. Larutan urea (Mr = 60) dengan persentase berat 10% memiliki molalitas sebesar

A. 0,185 m D. 0,54 m

B. 1,65 m E. 0,25 m

C. 1.05 m

24. Fraksi mol NaOH (Mr = 40) dengan persentase berat 20% adalah

A. 0,5 D. 0,2

B. 0,4 E. 0,1

C. 0,3

25. Jika kemolalan urea (Mr = 60) 0,4 molal, maka % massa urea sebesar

A. 5,05% D. 3,34%

B. 4,30% E. 2,34%

C. 3.55%

26 Larutan 5,4 molal C2H5OH (Mr = 46) memiliki persentase massa sebesar
A. 10% D. 50%

B. 20% E. 70%

C. 40%

27. Massa jenis H2SO4 (Mr = 98) pekat 49% massa adalah 1,3 kg/L. H2SO4 pekat yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 260 mL H2SO4 0,05 M adalah

A. 4 mL D. 1 mL

B. 3 mL E. 0,5 mL

C. 2 mL

28 Fraksi mol suatu larutan metanol CH3OH, dalam air 0,50. Konsentrasi metanol dalam
larutan ini dinyatakan dalam persen berat metanol adalah(Ar H = 1; C = 12; O = 16)

A. 50% D. 75%

B. 54% E. 70%

C. 64%

29. Banyaknya air yang harus ditambahkan kedalam 100 mL larutan KOH 0,4 M agar
menjadi 0,2 M adalah

A. 400 mL D. 100 mL

B. 300 mL E. 50 mL

C. 200 mL

30. Bila persentase berat fruktosa sebesar 20% dan bobot molekul fruktosa 180, maka
molalitas larutan fruktosa adalah

A. 1,85 m D. 0,54 m

B. 1,65 m E. 0,25 m

C. 1.39 m

LAPORAN PERJALANAN

19 Apr 2010 Tinggalkan Sebuah Komentar

by arisutrisno in pendakian
LAPORAN PERJALANAN
PENDAKIAN TRADISI GUNUNG SLAMET KE VII
MAHASISWA MIPA RAMAH ALAM LA GRANDE VOLATA
JALUR BAMBANGAN-PURBALINGGA

OLEH:
ARI SUTRISNO
AM-VIII/0901/MLGV

MAMIRA LGV
JURUSAN MIPA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009

I. PENDAHULUAN
Unit Kegiatan Mahasiswa Mamira LGV merupakan wadah Mahasiswa MIPA Universitas
Jenderal Soedirman yang berminat dalam bidang kepencintaalaman. Disamping itu, Mamira
LGV juga menampung semua inspirasi kreatifitas kalangan civitas akademika Jurusan MIPA
dalam melakukan kegiatan olah raga alam bebas. Salah satu bentuk dari kegiatan olah raga
alam bebas, yaitu pendakian gunung atau pengembaraan.
Kegiatan pendakian atau pengembaraan dapat memberikan gambaran tentang salah satu
bentuk Olah Raga Alam Bebas kepada seluruh Mahasiswa Jurusan MIPA, khususnya anggota
Mamira LGV agar dapat membangkitkan rasa cinta kepada alam dan lingkungannya,
sehingga pelestarian alam dan pengolahan sumber daya alam dapat berjalan tanpa
mengganggu keseimbangan alam. Selain itu pula kegiatan ini merupakan salah satu syarat
bagi Anggota Muda untuk menjadi Anggota Penuh. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, maka
Mamira LGV mengadakan Pendakian Tradisi Gunung Slamet yang ke VII.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Membentuk dan memupuk serta meningkatkan ketahanan fisik dan mental
2. Menanamkan disiplin, kerjasama dan kemandirian dalam satu bentuk kegiatan
3. Menanamkan rasa kebersamaan dan loyalitas terhadap organisai dan almamater
4. Memupuk rasa cinta terhadap alam beserta isinya sehingga merasa memiliki serta ikut
menjaga dan melestarikannya
5. Menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Pendakian Tradisi Gunung Slamet ke VIII dilaksanakan pada tanggal 19-21 desember 2009
melalui jalur Bambangan Purbalingga Jawa tengah.
IV. PESERTA KEGIATAN
Peserta Pendakian Tradisi Gunung Slamet ke VII adalah anggota Mamira LGV (16 orang )
dan teman dari Pecinta alam TANABE (7 orang ). Peserta berjumlah 23 orang, dengan
rincian 18 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

V. LAPORAN PERJALANAN
1) Letak Geografis Gunung Slamet
Letak: Gunung Slamet terletak disebelah utara Kabupaten Banyumas, disebelah barat
kabupaten Purbalingga, disebelah selatan kabupaten Pemalang dan kabupaten Tegal, serta
disebelah timur Kabupaten Brebes.
Tinggi: 3428 mdpl.
Keadaan umum:
- Lahan pertanian
- Hutan homogen ( hutan pinus)
- Hutan heterogen
- Semak belukar
- Batuan dan padang pasir
- Kawah yang masih aktif
Jalur Pendakian:
Bambangan, Purbalingga
Gambuh, Pemalang
Guci, Tegal
Bumiayu, Brebes
Baturaden, Banyumas

2) Peta jalur Pendakian Gunung Slamet

3) Waktu perjalanan (sabtu-senin/20-22 Desember 2008)


Pukul Tempat Keterangan
16.30 Kampus MIPA Berangkat dari MIPA UNSOED
17.50 Basecamp Tiba dibasecamp
18.20 Masjid Sholat maghrib
18.50 Basecamp Makan
19.10 Masjid Sholat isya
21.00 Basecamp Tidur
01.30 Basecamp Bangun tidur
02.30 Basecamp Masak
03.10 Basecamp Makan
03.30 Basecamp Istirahat
05.10 Masjid Sholat
05.30 Basecamp Sharing
06.50 Basecamp Berangkat dari Basecamp
08.30 Pos 1 (Gardu Pandang) Tiba diPos1 (Gardu Pandang)
09.00 Pos 1 (Gardu Pandang) Jalan dari Pos 1 (Gardu Pandang)
09.45 Pos 2 Tiba diPos 2
10.18 Selter Istirahat
11.37 Pos 3 (Pondok Cemara) Tiba di Pos 3 (Pondok Cemara)
11.47 Pos 3 (Pondok Cemara) Jalan dari Pos 3 (Pondok Cemara)
12.35 Pos 4 (Pondok Samarantu) Sampai di Pos 4 (Pondok Samarantu) dan Istirahat
12.46 Pos 4 (Pondok Samarantu) Jalan dari Pos 4 (Pondok Samarantu)
13.13 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Tiba di Pos 5 (Maraba Garedha Pala)
13.15 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Mendirikan tenda dan beres-beres
14.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sholat zuhur
16.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sholat ashar
16.15 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Makan
18.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sholat magrib
19.30 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sholat isya
20.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Santai
21.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Tidur
04.20 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Berangkat dari pos 5
04.45 Pos 6 (Samyang Jampang) Tiba di pos 6(Samyang Jampang)
04.55 Pos 6 (Samyang Jampang) Jalan dari pos 6 (Samyang Jampang )
05.15 Pos 7 (Samyang Kendit ) Tiba di pos 7 (Samyang Kendit)
05.25 Pos 7 (Samyang Kendit ) Jalan dari pos 7 (Samyang Kendit)
07.20 Puncak Gunung Slamet Tiba di puncak Gunung Slamet
07.36 Puncak Gunung Slamet Menikmati Kebesaran Allah SWT.(bersyukur dan foto-foto
bersama teman-teman)
08.50 Puncak Gunung Slamet Turun dari puncak
10.00 Pos 7 (Samyang Kendit ) Sampai di pos 7 (Samyang Kendit),hujan.
10.10 Pos 7 (Samyang Kendit ) Turun dari pos 7 (Samyang Kendit)
10.30 Pos 6 (Samyang Jampang) Sampai di pos 6 (Samyang Jampang )
10.32 Pos 6 (Samyang Jampang) Turun dari pos 6 (Samyang Jampang )
11.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sampai di Pos 5 (Maraba Garedha Pala)
11.15 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Makan
11.30 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Persiapan untuk perjalanan pulang
12.00 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Sholat zuhur
12.15 Pos 5 (Maraba Garedha Pala) Turun dari pos 5 (Maraba Garendha Pala)
12.35 Pos 4 (Pondok Samarantu) Sampai di pos 4 (Pondok Samarantu)
12.39 Pos 4 (Pondok Samarantu) Turun dari pos 4 (Pondok Samarantu)
13.02 Pos 3 (Pondok Cemara) Sampai di pos 3 (Pondok Cemara)
13.08 Pos 3 (Pondok Cemara) Turun dar pos3 (Pondok Cemara)
13.24 Gerbang Setan Sampai di Gerbang Setan
13.26 Gerbang Setan Turun dari Gerbang Setan
13.47 Pos 2 Sampai di pos 2
13.57 Pos 2 Turun dari pos 2
14.34 Pos 1 (Gardu Pandang) Sampai di pos 1 (Gardu Pandang)
14.47 Pos 1 (Gardu Pandang) Turun dari pos 1 (Gardu Pandang)
15.30 Shalter Lapangan Sampai di Shalter Lapangan
15.31 Shalter Lapangan Istirahat
16.00 Shalter Lapangan Turun dari Shalter Lapangan
16.20 Basecamp Sampai di Basecamp
16.30 Basecamp Sholat ashar
17.05 Basecamp Perjalanan pulang ke MIPA UNSOED
18.24 MIPA UNSOED Sampai di MIPA UNSOED
18.26 MIPA UNSOED Sholat magrib
18.36 MIPA UNSOED Beres beres barang di sekre MAMIRA LGV
20.30 Warung Lumpia Makan lumpia bersama
21.30 Warung Lumpia Pulang ke rumah/ masing-masing

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kegiatan pendakian Tradisi gunung Salamet ke VII dengan jalur Bambangan-Purbalingga ini
telah dilaksanakan dengan baik, meskipun terdapat beberapa kendala yang Alhamdulillah
dapat diatasi dengan baik,diantaranya: cuaca yang kurang mendukung, kondisi fisik beberapa
anggota Mamira LGV yang menurun pada saat pendakian sehingga waktu yang diperlukan
untuk pendakian kurang efektif.Pendakian dilakukan pada musim hujan,sehingga Jalan Licin,
dan pada malam hari udara sangat dingin. Selain itu minimnya pengetahuan tentang
pendakian juga membuat stamina anggota Mamira LGV cepat menurun.
Untuk itu pada pendakian selanjutnya, diperlukan perencanaan dan persiapan yang lebih
matang agar pendakian dapat berlangsung dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti,
diantaaranya adalah:
1. mengetahui informasi selengkap-lengkapnya mengenai gunung yang akan didaki
2. Perlunya persiapan fisik dan mental sebelum melakukan pendakian
3. Peralatan yang dibutuhkan harus diperiapkan sebaik dan selengkap mungkin dengan
memperhatikan kondisi cuaca pada saat pendakian dan disesuaikan dengan jumlah peserta
4. perlunya pengetahuan yang cukup mengenai pendakian agar semua halangan yang terjadi
dapat langsung diatasi dengan baik

VII. LAPORAN KEUANGAN


Pemasukan:
1. Kontribusi peserta 14x @ Rp 50.000,00 Rp 675.000,00
2. MIPA Rp 475.000,00 Rp 475.000,00
Total Rp1.175.000,00

Pengeluaran:
1. Kesekretariatan
Tiket masuk 13x @ Rp 5.000,00 Rp 45.500.00
2. Transportasi
Truk Rp 500.000,00
bensin Rp 15.000,00
3. Survey Rp 75.000,00
4. Perlengkapan
Tabung gas 7 x @ Rp 3.000,00 Rp 21.000,00
Polibag 10 x @ Rp 1.500,00 Rp 15.000,00
Batu baterai Rp 26.000,00
5. Konsumsi
logistik Rp 277.880,00
makan di bese camp Rp 15.000,00
6. P3K Rp 65.700,00
7. Dan lain-lain
galon Rp 3.000,00
kater Rp 2.500,00
Rafia Rp 3.000,00
Tisu 2 rol @ Rp 2.000 Rp 4.000,00
SOP Rp 1.000,00
Minyak tanah Rp 8.000,00
Total Pengeluaran Rp 1.077.580,00

Saldo Rp 97.420,00

VIII. PENUTUP

Demikian laporan kegiatan ini saya buat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang akan melaksanakan pendakian ke Gunung Slamet khususnya kepada
Mahasiswa MIPA UNSOED dan Anggota mamira LGV.
Ucapan terimakasih saya berikan kepada semua pihak, terutama orang tua dan keluarga
tercinta, sahabat serta Anggota Mamira LGV atas kepercayaan, doa, dukungan dan bantuan
yang diberikan kepada saya hingga hari ini. Serta pada teman-teman seperjuangan (Mba
Wareh, Mba Aning, Mba Wulan, Mas Yayat, Mas Oky, Mas Sandy, Mas Boby, Mas Toifur,
Ari, Romi, Juan, Wisnu, Subhi, Falaq, Apri, dan teman-teman dari Pencinta Alam TANABE,
Purbalingga) yang telah bersama-sama mengikuti kegiatan pendakian tradisi Gunung Slamet
ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan yang terbaik untuk semua pihak yang
mendukung saya sehingga terlaksananya kegiatan ini.
Akhir kata, rasa syukur saya haturkan kehadirat Alloh SWT, atas segala cinta dan
perlindungan-Nya.

LAMPIRAN

Daftar Peserta Pendakian Tradisi Gunung Slamet VIII MAMIRA La Grande Volata

No Nama Nomor Anggota Jenis Kelamin


1 Wareh Asriati NIM-IV/0645/MLGV P
2 Aning Dewi Susanti NIM-IV/0646/MLGV P
3 Wulan M Z NIM-IV/0853/MLGV P
4 Sandy Winaryo NIM-IV/0858/MLGV L
5 Yayat Sutrisno NIM-IV/0855/MLGV L
6 Stefhan Bobby R NIM-IV/0856/MLGV L
7 Oky Sutanto NIM-IV/0854/MLGV L
8 Akhmad Toipur S AM-VIII/0802MLGV L
9 Ari Sutrisno AM-VIII/0901/MLGV L
10 Romi Fauzi AM-VIII/0908/MLGV L
11 Juana Dewi Afrisa AM-VIII/0903/MLGV P
12 Wisnu Adi Kristiono AM-VIII/0904/MLGV L
13 Muhammad Subhi Basit AM-VIII/0907/MLGV L
14 Muhammad Fahrul Falaq AM-VIII/0905/MLGV L
15 Apriyani AM-VIII/0909/MLGV P

Dan 7 orang teman dari Pencinta Alam TANABE Purbalingga.

Hello world!

19 Apr 2010 1 Komentar

by arisutrisno in Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Halaman

About
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Kategori

KIMIA INTI (1)


LARUTAN (1)
pendakian (1)
Uncategorized (2)

Arsip
April 2010

Blog pada WordPress.com. Tema: Koi oleh N.Design.

Ikuti

Follow Arisutrisno's Blog

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai