Anda di halaman 1dari 21

BAB VII

PENERAPAN METODE SCHROEDLNGER PADA SISTEM ATOM

HIDROGEN [ Dengan Kaitan Spin-Lintas Edar]

7.1. Pendahuluan

Penyajian tentang metode Schroedinger pada sistem atom hidrogen telah

dilakukan secara bertahap, sebagai berikut :

a. Pada model yang paling sederhana, dengan satu elektron yang berputar dalam

ruang mengelilingi inti yang bermuatan +Ze.

b. Model yang sama sperti bagian a, tetapi dimana perhatian terutama ditujukan

kepada interpretasi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan bentuk

matematika persamaan Schroedinger.

c. Model yang lebih disempurnakan, dimana diperhitungkan gerak-gasing (spin)

elektron.

Dalam pembahsan pada bab ini, akan dikemukakan model yang lebih

disempurnakan lagi, yaitu dimana turut diperhitungkan juga kaitan yang ada

antara gerak-gasing elektron dan gerak elektron tersebut mengelilingi inti atom

+Ze (gerak orbital).

Bila antara L dan S tidak ada interaksi, maka dalam ruang bebas (tanpa

medan gaya luar), tak ada momen gaya yang bekerja, baik pada L , maupun pada

S . Dalam keadaan itu tak terjadi kuantisasi ruang, baik bagi L , maupun bagi S .

Penelaahan yang seksama sesungguhnya menunjukkan adanya interaksi antara

gerak elektron mengelilingi inti atom (diwakili dengan besaran L ) dan gerak
elektron mengelilingi sumbunya (diwakili dengan besaran S ). Interaksi tersebut

terlihat apabila diperhatikan gerak nisbi antara elektron dan inti atom.

Anggaplah bahwa elektron tak bergerak, dan bahwa inti atom mengelilingi

elektron tersebut. Dalam pandangan ini massa inti tidak dianggap tak berhingga.

Perhatikan gambar 1.1. Dari sketsa gerak inti dapat diekivalenkan dengan suatu

arus listrik melingkar dengan rapat arus :

J   ZeV (7-1)

Gambar 1.1. Gerak inti atom

Menurut teori medan elektromagnetik, besarnva induksi maknetik B di

tempat elektron berada adalah :

o J xr Zeo V xr
B 
4 r 3 4 r 3 (7-2)

dengan :
o adalah permeabilitas maknetik (dalam vakum)

Tetapi dari teori medan diketahui pula bahwa kuat medan di tempat

elektron oleh muatan inti +Ze adalah :

Ze r r 4 o
E atau 3  E
4 o r 3
r Ze (7-3)

Selanjutnya dengan mengeliminasi persamaan (7-3) ke persamaan (7-2),

maka diperoleh :
1 Fe
B 2
Vx
c e (7-4)

Karena : c2 = oo, maka diperoleh persamaan :

dV (r ) r
Fe  
dr r (7-5)

Sedangkan momentum anguler lintas edar elektron dinyatakan sebagai :

L   mo (V xr ) (7-6)

sehingga induksi magnetik di tempat elektron adalah :

1  1 dV ( r ) 
Bi   r dr  L
emo c 2 (7-7)

7.2. Ikatan Gerak Gasing dan Lintas Edar Elektron

Energi potensial VS.L, untuk momen dipol spin elektron dalam medan B ,

internal yang berasal dari gerak nisbi inti atom terhadap elektron adalah :

gs B
VS . L   s .B i  S .Bi
 (7-8)

Ternyata bahwa apabila keadaan dikembalikan pada situasi dimana elektron

bergerak dan inti atom tidak bergerak ternyata ada transformasi yang memberikan

hasil akhir.

VS . L 
1 1  dV ( r ) 
2m 2 o c 2 r  dr 
 
S .L
(7-9)

Inilah yang dinamakan kaitan spin-orbit, atau spin-orbit coupling. Ikatan


 L.S  ini
mengubah gambaran gerak elektron dari yang digambarkan dalam bab
sebelumnya. Apabila ikatan L dan S kuat, maka L dan S masing-masing

berinteraksi langsung dengan medan maknet luar. Dengan ikatan kuat L dan S

akan berpadu menjadi mometum anguler total J , bilamana dapat dinyatakan

sebagai :

J  LS (7-10)

7.3. Momentum Anguier Total dan Gambaran Kuantum

Apabila ada kaitan, maka L dan S terkait membentuk momentum anguler

total :

J  LS

Kuantisasi ruang terjadi untuk J , jadi bilangan kuantum untuk model dengan

kaitan
 L.S  adalah j dan m .
j Bilangan kuantum j berkaitan dengan besarnya J

dan mj dengan kuantisasi ruang yang dituruti oleh J .

Apabila j berkait dengan panjangnya J , dan mj dengan komponen J dalam arah

Z, maka ini berarti bahwa :

J 2  j ( j  1)  2
(7-11)

jz  m j 
(7-12)

dengan harga mj = -j,-(j-1),-(j-2),...,-1,0,+1,2,.....,(j-1),j

7.4. Hubungan antara harga j dengan harga ℓ dan s

Untuk mengetahui hubungan harga j dan harga ℓ dan s, kita tambahkan 2

anguler momentum J 1 dan J 2 menjadi :


J  J  J2 (7-13)

Kemudian diketahui bahwa :

J 2  j ( j  1)  2

J 2  j1 ( j1  1)  2
(7-14)

J 2  j2 ( j2  1) 2

Sekarang J berharga maksimum apabila J 1 dan J 2 sejajar , pada kesempatan

mana J = j1 + j2, yang disebut saja Jmaks

J berharga minimum apabila J 1 dan J 2 berlawanan arah, sehingga pada J

kesempatan itu :

jmin = j1 – j2, andaikan j1 > j2, sehingga harga J , yang dibataskan sebagai J

= J + J 2 , mungkin mempunyai harga :

j = jmak, (jmak-1),(jmak-2),....., (jmin+1), jmin (7-15)

Contoh.

Carilah harga j dan mj untuk keadaan dengan ℓ =2 dan s = 1/2

Harga j yang mungkin adalah j = 5/2 dengan

mj = 5/2,3/2,1/2,-1/2,-3/2,-5/2 ; dan

Harga j = 3/2 dengan mj = 3/2,1/2.-1/2,-3/2

Kedua hal tersebut dapat digambar sebagai di bawah ini :


35 15
J  J 
2 2

j = 5/2 j = 3/2

 5  5   3  3 
J 2     1  2 J 2     1  2
 2  2   2  2 

5 3   3 5 3   3
Jz  , , , , , Jz  , , ,
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7.5. Persoalan Nilai Eigen yang Menyangkut Momentum Anguler Total

Apabila pertautan kuat maka yang berperan adalah J dan bukan S lagi.

Jadi representasi dengan perangkat bilangan kuantum (n,m,mℓ,ms) tidak dapat

dipergunakan lagi.

Apabila dalam presentasi yang baru J dan Jz, mengikuti kuantisasi, maka

harus disusun himpunan fungsi eigen dengan perangkat bilangan kuantum (n, ℓ, j,

mj). Katakanlah bahwa fungsi eigen yang belum diketahui itu dinyatakan dengan |

n, ℓ, j, mj). Dalam teori kuantum diperoleh bahwa fungsi tersebut dapat dibentuk

dari {| n, ℓ, j, mj.} dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Hop| n, ℓ, j, mj = En| n, ℓ, j, mj


2
J2op| n, ℓ, j, mj = j(j+1)  | n, ℓ, j, mj (7-16)
Jzop| n, ℓ, j, mj = mj  | n, ℓ, j, mj

Jadi jelas merupakan persoalan nilai eigen untuk Hop, J2op Jzop, dengan fungsi eigen

|| n, ℓ, j, mj, dan nilai eigen seperti di atas.

7.6. Evaluasi Energi Pertautan


 LS
2 2 ze
H op     V (r ), V (r )  ;
Apabila 2mo dengan 4 o r maka di dalam

medan magnet homogen dengan induksi maknetik B , energi total atom hidrogen

menjadi

H1op = Hop + VS.L (7-17)

1 1  dv( r ) 
VS .L  ( S .L )
Dengan 2m 2 o c 2 r  dr 

Dalam sistem dengan pertautan


 LS yang kuat, maka dipergunakan fungsi

eigen || n, ℓ, j, mj. Energi En sistem atom hidrogen adalah nilai eigen dari Hop.

Harga energi sistem atom hidrogen dengan medan induksi magnet B menjadi

E1  n, , j , m j H 1op n, , j, m j

E1  n, , j, m j H op n, , j , m j  n, , j , m j VS .Lop n, , j , m j

E1  En  n, , j , m j VS .Lop n, , j , m j
(7-18)

sehingga pergeseran harga energi karena pengaruh B adalah :

E  E1  En

E  n, , j, m j VS .Lop n, , j , m j
(7-19)
VS  Lop
Selanjutnya kita mengevaluasi , sebelum menentukan hasil dari operator

ini, kita dahulu meninjau J  L  S

J .J  L.L  2 S .L  S .S

atau dapat dinyatakan sebagai :

1 2
L.S   J  L2  S 2 
2

sehingga hubungan operatornya :

 L.S  op

1
2
 J op 2  Lop 2  Sop 2 

 L.S  op
n, , j, m j 
1

2
3 
j ( j  1)  2  (  1)  2   2  n, , j , m j
4  (7-20)

darimana diperoleh bahwa :

2
n, , j , m j L.S   op
n, , j , m j 
2
 3
 j ( j  1)  (  1)  4 
(7-21)

Hasil di atas dapat diterapkan untuk menentukan (VS.L)

2  3  1 dV
VS . L   j ( j  1)  (  1)  4  r dr
4mo 2C2 (7-22)

dengan :

1 dV 1 dV
 n, , j , m j n, , j , m j
r dr r dr

apabila digunakan notasi

2 1 dV
Ao  2
4mo C2 r dr

maka akan diperoleh :

 3
E  VS .L  Ao  j ( j  1)  (  1)  s (s  1)  Ao  j ( j  1)  (  1)  
 4 (7-23)
1
j  
karena S = 1/2, maka ada 2 kemungkinan harga untuk j, yaitu 2 dan

1
j  
2 , jadi ΔE juga bergantung dari dua kemungkinan tersebut.

Apabila :

1  3
j    j ( j  1)  (  1)  4   
a. 2 , maka

1  3
j    j ( j  1)  (  1)  4   (  1)
b. 2 , maka

Sehingga diperoleh :

1
j  
a. ΔE = Aoℓ ; apabila 2 (7-24)

1
j  
b. ΔE = Ao(ℓ+1) ; apabila 2 (7-25)

Jadi untuk kasus spin sejajar dengan L , spin-up

E  En  Ao 
(7-28)

untuk kasus spin berlawanan dengan arah L , spin-down

E  En  Ao 
(7-29)

Harus senantiasa diingat bahwa pergeseran harga energi yang disebutkan di atas

disebabkan oleh medan maknet intern yang berasal dari interaksi dengan inti

atom. Jadi bukan karena pengaruh medan maknet luar.

Selanjutnya sketsa tentang tingkat-tingkat energi sistem atom hidrogen

dimana diperhitungkan pertautan


 LS tanpa kehadiran suatu medan maknet

luar.
Adapun kaedah seleksi :

  1
  0, 1 (7-30)
m j  0, 1

Diagram Tingkat Energi Atom Hidrogen Dengan Pertautan


 L  S  . Tanpa medan
maknet luar.
Menurut fisika kuantum lanjut :

En Z 2 a 2
Ao 
 1
2n(  1)    
 2

besarnya kira-kira 10-14 kali beda energi (ΔEn)

1
a
dimana : 137 tetapan struktur halus.

7.7. Sistem Atom Hidrogen dengan Pertautan


 LS dalam Medan B

Bagaimanakah pergeseran energi apabila model atom hidrogen dengan

pertautan
 LS yang kuat ditempatkan dalam medan magnet B luar ?. Metode

yang dipergunakan sama dengan yang sebelumya, dengan mengalihkan perhatian

dari perangkat bilangan kuantum (n, ℓ, mℓ, ms) ke (n, ℓ, j, mj)


Momen dipol maknetik total berasal dari :

a. Gerak elektron mengelilingi inti atom [gerak orbital]

Besarnya momen magnetik dari komponen ini :

e
L  g L L; g L  1
2mo (7-31)

b. Gerak gasing elektron; dengan momen dipol maknetik :

e
S   gs S; gS  1
2mo (7-32)

sehingga momen dipol total maknetik adalah :

H  L  S

e
 J  S 
2mo  
(7-33)

bentuk di atas menunjukkan bahwa tidak sejajar dengan J . Karena arah J

merupakan suatu arah yang bermakna j merupakan bilangan kuantum dalam (n, ℓ,

j, mj), maka kita cari dahulu  H dalam arah J . Komponen itu dinyatakan dengan

 H 
  J ; dan dengan menggunakan aljabar vektor sederhana :

  H   ( H  J o ) J o
 J (7-34)

J
Jo 
J
dengan J . adalah vektor satuan dalam arah J : oleh karena itu :

 
e  SJ J
 H    1
 J 2mo  2 
J
 
Bilangan kuantum dalam sistem hanyalah (n, ℓ, j, mj). Oleh karena itu dalam

ungkapan di atas S harus dieliminasai. Hal itu dapat dilakukan melalui

hubungan :

J  L  S atau L  J  S , darimana diperoleh :

L2  J 2  S 2  2 J  S

Dalam ungkapan di atas diperoleh :

1 2
J S   J  S 2  L2  ,
2 atau

 
e  J 2  S 2  L2 
 H    1 J
 J 2mo  2

 2 J  (7-35)

energi potensial momen dipol maknetik adalah :

VB     H   B
J

apabila B merepresentasikan induksi maknet medan luar, maka ungkapan untuk

operatornya adalah :

 2 
eB  J op  S op  L op 
2 2

VBop  1 J
2mo  2 J
2
 zop
 

arah z diambil sama dengan arah B , dan karena VBop diketahui sebagai :

VB  n, , j , m j VBop n, , j , m j

maka diperoleh :

eB  j ( j  1)  s ( s  1)  (  1) 
VB  1   m
2mo  2 j ( j  1)  (7-36)
Ada dua kemungkinan arah spin, yaitu spin-up (+1/2) dan spin-down (-1/2).

1 1
j   j  
Masing masing memberikan : 2 dan 2

Faktor Lande untuk kedua kasus itu masing-masing :

 1 
g   1  
 (2  1) 

Jadi untuk kassus di atas :

1  1 
j    ; g   1  
a. Spin-UP ; 2  (2  1) 

eB  1 
VB  1   mj
2mo  (2  1) 

1  1 
j    ; g   1  
b. Spin-down ; 2  (2  1) 

eB  1 
VB  1   mj
2mo  (2  1) 

Sketsa tingkat energinya dapat dilihat di bawah ini.

SKETSA TINGKAT ENERGI UNTUK SISTEM ATOM HIDROGEN

DALAM MEDAN B LUAR. SISTEM BILANGAN KUANTUM (n, ℓ, j, mj)


Penampilan spin elektron diperlukan apabila relativistas tidak

dipertimbangkan, jadi teori fisika kuantum yang tak-relativistik. Dengan

penampilan spin itu dapat diterangkan gejala-gejala yang diamati dalam spektrum

pancaran atom hidrogen.

Spektrum halus yang telah disebutkan sebelumnya memberikan pegeseran

VS . L
harga energi yang hampir sama besar dengan . Sumber struktur halus adalah

efek relativistik, karena berubahnya massa elektron dengan kecepatannya. Baik

VS . L
maupun struktur halus bersumber pada kenisbian, tetapi dari aspek yang

berlainan.
Contoh Soal

1. Cari harga kuantum momentum sudut total yang mungkin J di bawah kopling

LS dari dua elektron atomik yang bilangan kuantum orbitalnya ℓ1 = 1 dan ℓ2 =

2.

Jawab : Perhatikan gambar vektor di bawah ini

Seperti pada gambar (a) , vektor L1 , dan L 2 dapat digabung dalam tiga cara

menjadi vektor tunggal L yang terkuantisasi. Ini bersesuaian dengan L = 1,2,

  1
dan 3 karena semua harga L yang mungkin dari 1 2 hingga

1  2  3

Bilangan kuantum spin selalu ½, memberikan dua kemungkinan harga S 1  S 2

Seperti tergambar dalam gambar (b), yaitu yang bersesuian dengan S = 0 dan

S =1. Kita perhatikan bahwa, jika jumlah vektor tidak nol, L1 dan L 2 tidak

pernah tepat sejajar dengan L , demikian juga S 1 dan S 2 tidak pernah tepat

sejajar dengan S Karena J dapat mengambil tiap harga antara L + S dan L

≤ S , kelima harga yang mungkin di sini ialah J = 0,1,2,3, dan 4.


2. Sebuah elektron berada pada keadaan n = 4, ℓ = 3 dari atom hidrogen.

a. Berapa panjangkah vektor momentum sudut elektron ?

b. Berapa banyakkah komponen Z berbeda yang mungkin dapat dimiliki

vektor momentum sudut ?

c. Sudut-sudut berapakah yang dibuat vektor ℓ terhadap sumbu Z.

d. Apakah jawaban anda bagi (a), (b), dan (c) berubah jika bilangan kuantum

utamanya n = 5.

Jawab :

L   (  1)   3(3  1)   12
a.

b. dan c
L 
m (n,ℓ,m) Lz   arccos  z 
L 
0 (4,3,0) 0 90
+1 (4,3,1)  45
0 (4,3,0) 0 90
-1 (4,3,-1) - 45
2 (4,3,2) 2 35
+1 (4,3,1)  60
0 (4,3,0) 0 90
-1 (4,3,-1) - 114
-2 (4,3,-2) -2 30
+3 (4,3,3) 3 26
+2 (4,3,2) 2 55
+1 (4,3,1)  55
0 (4,3,0) 0 90
-1 (4,3,-1) - 107
-2 (4,3,-2) -2 125
-3 (4,3,-3) -3 150

d. tidak akan mengalami berubah karena R tetap.


3. Sebuah atom hidrogen berada pada keadaan eksitasi 5g, dari situ ia melakukan

sederetan transisi yang berakhir pada keadaan IS

a. Perlihatkan pada suatu diagram transisi-transisi yang dapat terjadi.

b. Ulangi bagian (a) jika atom mulai bertransisi dari keadaan 5d

Jawab : a dan b

Soal-Soal

1. Carilah harga j dan mj untuk keadaan dengan ℓ =3 dan s = ½

2. Seberkas elektron memasuki medan maknet 1.2 T. Can perbedaan energi

antara elektron yang spinnya sejajar dengan medan itu.

3. Efek spin orbit memecah transisi 3P  3S dalam natrium (yang menimbulkan

cahaya kuning dari lampu jalan uap natrium ) menjadi dua garis 5.890A° yang

bersesuaian dengan transisi 3P3/2  3S1/2 dan 5.896A° bersesuaian dengan 3P 

3S1/2. Gunakan panjang gelombang ini untuk meughitung induksi maknetik

efektif yang dialami oleh elektron luar dalam atom natrium sebagai hasil dari

gerak orbitnya.

4. Kopling spin-orbit memecah semua keadaan kecuali keadaan s menjadi 2 sub-

keadaan. Mengapa keadaan s merupakan kekecualian.


5. Momen maknetik j dari sebuah atom yang kopling LS-nya berlaku

j  j ( j  1) g j  B  B  e / 2m menyatakan
mempunyai besar : dengan

makneton Bohr dan

J ( J  1)  L( L  1)  S ( S  1)
g j  1
2J (J 1

menyatakan faktor g Lande.

a. Turunkan hasil ini dengan pertolongan hukum kosinus dimulai dengan

menyatakan bahwa, jika dirata-ratakan waktu hanya komponen L dan

yang sejajar dengan J memberi kontribusi pada j.

b. Tinjau sebuah atom yang memenuhui kopling LS yang berada dalam

medan maknet lemah B sehingga koplingya tetap berlaku. Berapa banyak

sub-keadaan untuk harga J tertentu. Berapa perbedaan energi antara sub-

keadaan yang berbeda.

6. Tunjukkan bahwa sudut antara L dan S adalah :

j ( j  1)  (  1)  s ( s  1)
cos  
2 (  1) s ( s  1)

7. Tentukan transisi-transisi berikut ini dengan memperhitungkan spin elektron

a. 3p  2S

b. 3d  2p

8. Cari harga kuantum momentum sudut total yang mungkin J di bawah kopling

LS dari dua elektron atomik yang bilangan kuantum orbitalnya ℓ1 = 2 dan ℓ2 =

9. Sebuah elektron berada pada keadaan n = 5, ℓ = 4 dari atom hidrogen.

a. Berapa panjangkah vektor momentum sudut elektron ?


b. Berapa banyakkah komponen Z berbeda yang mungkin dapat dimiliki

vektor momentum sudut ?

c. Sudut-sudut berapakah yang dibuat vektor e terhadap sumbu Z.

d. Apakah jawaban anda bagi (a), (b), dan (c) berubah jika bilangan kuantum

utamanya n = 6.

10. a. Turunkanlah harga j dan mj yang mungkin untuk keadaan-keadaan

kuantum dengan ℓ = 2 dan S = ½

b. Gambarkanlah sketsa model vektor untuk kasus-kasus butir (a)

c. Ambillah suatu keadaan kuantum tertentu, buatlah sketsa yang

menggambarkan momentum anguler untuk kasus itu. Apakah vektor

momen dipole maknetik total paralel atau anti paralel.

11. Bahaslah penguraian garis-garis spketrum transisi dipol listrik untuk atom

hidrogen dari 3d ke 2p di bawah pengaruh medan maknet luar yang lemah di

bandingkan dengan pertautan spin-orbit.

12. Percobaan menunjukkan bahwa beberapa gejala fisika dapat diterangkan

dengan mengandaikan bahwa elektron melakukan gerak gasing (‘Spin’). Besar

1/2
 h  2  3  
   
momentum anguler spin elektron
S
adalah  2   4   sedangkan

arahnya terkuantisasi dalam dua arah terhadap sumbu acuan, yakni spin-down

1 1
 h 2  h 2
Sz     Sz    
dengan  2  dan spin up  2  . Gunakanlah uraian di atas

untuk menerangkan hal-hal berikut tentang perilaku elektron dalam ruang

yang dipengaruhui medan maknet dengan induksi maknetik B.


a. Interaksi antara momentum anguler spin elektron dan medan B akan

menghasilkan momen gaya. Tunjukkanlah bahwa momen gaya ini akan

menghasilkan suatu gerak presesi dari vektor momentum anguler spin

mengelilingi arah medan B.

b. Hitunglah besar frekuensi gerak presesi ini bila B = 10 Tesla.

c. Berapakah besar beda energi potensial elektron itu dalam medan B yang

disebut di atas, masing-masing untuk keadaan spin-down dan spin-up.

d. Hitunglah besar frekuensi foton dari keadaan spin-down ke keadaan spin-

up.

13. Dalam soal berikut di bahas atom hidrogen dengan spin-orbit coupling.

a. Terangkanlah bagaimana perkaitan antara spin dan gerak orbital elektron

terjadi dalam atom hidrogen.

b. Dengan adanya ikatan spin-orbit, momentum anguler total menjadi

besaran yang relevan.. Dalam sistem demikian perangkat bilangan

kuantum adalah (n,j,ℓ,mj). Terangkanlah kaitan antara bilangan kuantum

itu dengan besaran-besaran fisika atom hidrogen.

c. Kaitan spin-orbit antara lain menghasilkan penguraian energi tingkat 3d

atom hidrogen. Buatlah suatu diagram energi untuk menunjukkan

penguraian tingkat 3d itu, serta camtumkanlah pada tingkat-tingkat energi

yang diterakan bilangan kuantum yang berkaitan dengan tingkat

bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai