Anda di halaman 1dari 2

Sifat ferromagnetisme tidak lagi mengikuti teori dipol magnet oleh gerak spin

elektron seperti pada bahan paramagnetik. Sifat ferromagnetisme dapat diterangkan dengan
teori domein, artinya setiap bahan terdiri dari domein-domein, setiap domein memiliki
momen dipol magnet (⃗μ) berarah sama ( Gambar 7.1) yang dilambangkan anak panah.

Jika domein diletakkan didalam ruang bermedan magnet. Menghasilkan μ yang


berarah sama dengan arah medan magnet luar. Pada arah itu tenaga potensial dipol magnet
bernilai minimum. Ini konsisten dengan hukum alam, bahwa apa pun di alam ini selalu
cenderung ke nilai tenaga potensial minimumnya, termasuk juga dipol magnet yang berada
di ruang bermedan magnet.
Bahan ferromagnetik bila diradiasi medan magnet dari luar, maka medan magnet di
dalam bahan itu bertambah besar dan tidak kembali ke nol bila medan magnet luar
ditiadakan. Gejala ini disebut histeresis, dan kita mengenal gejala histeresis (misalnya) besi
atau baja. Gejala histeresis yang kuat inilah yang menyebabkan bahan itu dipilih untuk
membuat magnet tetap dan sistem elektromagnet. Selain itu, sifat kemagnetan bahan
ferromagnetik lenyap bila suhunya di atas suhu kritis yang disebut suhu Curie. Sebagai
contoh, kemagnetan besi menjadi lenyap bila besi itu bersuhu 1043C.

7.4 Diamagnetisme
Bahan diamagnetik bersifat seperti paramagnetik, hanya saja K nilainya kurang dari
1. Jika bahan ini diletakkan di ruang bermedan magnet maka kuat medan magnet di dalam
bahan lebih kecil dibanding di mediumnya, misalnya, udara. Peristiwa ini terjadi karena
radiasi medan magnet menyebabkan frekuensi sudut gerak orbit elektron berubah ( Gambar
7.2 ). Ini menyebabkan μ menjadi lebih kecil. Bahan plastik, ebonit, mika, dan gelas
cenderung memiliki sifat ini.

Selanjutnya, marilah kita paparkan mengapa dapat terjadi gejala diamagnetisme pada bahan.
Ditinjau sebuah elektron (pada atom penyusun bahan diamagnetik) bermassa m e bergerak
mel uji melingkar mengorbit inti atomnya pada jejari tetap r, berkecepatan ⃗v dan berada di
ruang bermedan magnet ⃗ B, maka elektron menderita gaya magnet - ⃗ ev x ⃗
B. Gaya itu searah
dengan gaya Coulomb yang juga diderita elektron karena interaksi antara elektron itu (di
kulit) dengan proton (di inti atom) . Untuk medan listrik yang dikerahkan proton di elektron (
E ) maka gaya Coulomb itu adalah - e⃗
⃗ E , dan elektron beredar pada orbitnya sehingga
2
m v
terdapat gaya sentrifugal (= e ), dan ketiga gaya itu memberikan kaitan :
r

me v 2
eE = evB = (7.7)
r

Jika gerak elektron itu berfrekuensi sudut ω , dan adanya hubungan v = ωr , sehingga
persamaan (7.7) menjadi:
eE + eωr B = m e ω 2r (7.8)

B=0), maka frekuensi sudut elektron (ω ¿


Seandainya di tempat itu tanpa medan magnet luar (⃗
senilai dengan, sehingga :

eE + m e ω 2or (7.9)

Anda mungkin juga menyukai