elektron seperti pada bahan paramagnetik. Sifat ferromagnetisme dapat diterangkan dengan
teori domein, artinya setiap bahan terdiri dari domein-domein, setiap domein memiliki
momen dipol magnet (⃗μ) berarah sama ( Gambar 7.1) yang dilambangkan anak panah.
7.4 Diamagnetisme
Bahan diamagnetik bersifat seperti paramagnetik, hanya saja K nilainya kurang dari
1. Jika bahan ini diletakkan di ruang bermedan magnet maka kuat medan magnet di dalam
bahan lebih kecil dibanding di mediumnya, misalnya, udara. Peristiwa ini terjadi karena
radiasi medan magnet menyebabkan frekuensi sudut gerak orbit elektron berubah ( Gambar
7.2 ). Ini menyebabkan μ menjadi lebih kecil. Bahan plastik, ebonit, mika, dan gelas
cenderung memiliki sifat ini.
Selanjutnya, marilah kita paparkan mengapa dapat terjadi gejala diamagnetisme pada bahan.
Ditinjau sebuah elektron (pada atom penyusun bahan diamagnetik) bermassa m e bergerak
mel uji melingkar mengorbit inti atomnya pada jejari tetap r, berkecepatan ⃗v dan berada di
ruang bermedan magnet ⃗ B, maka elektron menderita gaya magnet - ⃗ ev x ⃗
B. Gaya itu searah
dengan gaya Coulomb yang juga diderita elektron karena interaksi antara elektron itu (di
kulit) dengan proton (di inti atom) . Untuk medan listrik yang dikerahkan proton di elektron (
E ) maka gaya Coulomb itu adalah - e⃗
⃗ E , dan elektron beredar pada orbitnya sehingga
2
m v
terdapat gaya sentrifugal (= e ), dan ketiga gaya itu memberikan kaitan :
r
me v 2
eE = evB = (7.7)
r
Jika gerak elektron itu berfrekuensi sudut ω , dan adanya hubungan v = ωr , sehingga
persamaan (7.7) menjadi:
eE + eωr B = m e ω 2r (7.8)
eE + m e ω 2or (7.9)