Jika dua atom H berdekatan menyebabkan terpecahnya tingkat energi pertama terpecah
menjadi dua, maka jika ada enam atom H tingkat energi tersebut akan terpecah menjadi
enam (terjadinya banyak atom hidrogen berdekatan adalah di sekitar titik beku; gas
hidrogen membeku pada −252,7oC). Jika ada N atom hidrogen, maka tingkat energi s akan
Peristiwa ini tentu tidak terjadi hanya pada atom H saja, akan tetapi terjadi pula pada
kumpulan sejumlah besar atom-atom yang menyusun padatan. Gejala terbentuknya pita
energi inilah yang menjadi dasar dikembangkannya teori pita energi yang akan kita bahas
pada bahasan selanjutnya. Tingkat-tingkat energi elektron dalam atom makin rumit jika
nomor atom makin besar. Gb.3. memperlihatkan tingkat-tingkat energi atom Na yang
memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1. Orbital terluar yang ditempati elektron adalah
3s.
Elektron dengan energi E2 lebih longggar terikat oleh inti atom; penembahan energy
yang tidak terlalu besar cukup digunakan untuk melewati diding potensial dan berpindah ke
sumur potensial di sebelahnya. Sementara itu elektron dengan energy E3 tidak terikat oleh
sesuatu inti atom; ia dapat bergerak hampir bebas dalam material dan secara kolektif
menentukan sifat material misalnya konduktivitas listrik dan thermal. Elektron ini pula yang
secara kolektif mengikat ion-ion yang membentuk struktur kristal.
Dapat dibayangkan bahwa bila elektron bergerak disepanjang kristal yang potensialnya
periodik, elektron tidak sepenuhnya bebas tetapi berinteraksi dengan medan kristal . Fungsi
gelombang elektron untuk menggambarkan gerakannya dalam pengaruh medan kristal
merupakan gabungan dari fungsi gabungan untuk elektron bebas dan fungsi yang periodik.
ikx
Fungsi yang bersangkutan disebut fungsi Bloch dengan e adalah fungsi untuk elektron
bebas sedangkan Uk(x) suatu fungsi uang periodik, lihat gambar 7.
Apabila fungsi Bloch seperti pada persamaan di bawah ini digunakan untuk menyelesaikan
persamaan gerak elektron dalam potensial periodik :
𝜂2 𝑑2 𝜓(𝑥)
− + 𝑉(𝑥)𝜓(𝑥) = 𝐸𝜓(𝑥) (1)
2𝑚∗ 𝑑𝑥 2
Energi E sebagai fungsi K untuk elektron yang bergerak dalam medan kristal periodik, dalam
gambar 7, menghasilkan selang energi yang terlarang (celah energi) dan selang yang
diperbolehkan (pita energi). Keadaan energi elektron seperti ini disebut struktur pita zat
padat. Sebagai akibat dari interaksi elektron dengan medan kristal, maka elektron
mengalami perubahan massa karena pengaruh medan tersebut. massa elektron menjadi
lebih besar atau lebih kecil dari massa diamnya. Massa yang demikian disebut massa efektif
(m*) dan dirumuskan :
∗
𝜂2
𝑚 = 𝑑2 𝐸
(2)
[ ]
𝑑𝑘 2
dengan E adalah energi elektron sebagai fungsi bilangan gelombang k :E (k). Sebagai contoh
untuk elektron bebas energinya :
𝜂2 2
𝐸(𝑘) = 𝑘 (3)
2𝑚0
𝑑2 𝐸 𝜂2
= (5)
𝑑𝑘 2 𝑚0
sehingga massa efektifnya :
∗
𝜂2𝜂2
𝑚 = 𝑑2 𝐸 = = 𝑚0 (6)
[ ] 𝑚0𝑑𝑘 2
𝑛𝜆 = 2𝑑 sin 𝜃 (9)
dengan θ adalah sudut antara berkas elektron yang datang dengan bidang kristal, d adalah
jarak antara bidang kristal, dan n adalah bilangan bulat. (Gb.10).
𝑛𝜋
|𝑘| = ≡ ±𝑘 (10)
𝑑 sin 𝜃
Karena n bilangan bulat maka menurut (10) harus ada nilai-nilai k tertentu yang dapat
memenuhi persamaan ini, di mana elektron akan dipantulkan oleh bidang kristal. Hal ini
tentulah berlaku tidak hanya untuk berkas elektron yang datang ke bidang kristal tetapi juga
elektron-elektron dalam kristal, yaitu elektron valensi. Elektron valensi yang dipantulkan
oleh bidang kristal atau elektron valensi yang tidak dapat menembus bidang kristal sama
artinya dengan elektron yang tidak diperkenankan memasuki celah energi dalam model pita
energi yang kita bahas sebelumnya. Nilai-nilai ± k yang tidak memungkinkan elektron
menembus bidang Kristal memberikan batas-batas energi yang tidak dapat dimiliki oleh
elektron. Persamaan (10) menunjukkan bahwa paling tidak ada satu seri nilai k yang akan
𝜋
menjadi batas 𝑘1 = 𝑑 sin 𝜃 yang menuju nilai minimum pada waktu sinθ mendekati 1 dan
menuju maksimum pada waktu sinθ mendekati 0. Turunan Ek pada (8) terhadap k
memberikan 𝐸𝑘 = 2ℏ2 /2𝑚 dan untuk nilai k menuju ±k1 kurva Ek menuju konstan
(mendatar); demikian juga jika k menuju 1 maka kurva Ek juga menuju nilai konstan. Hal
Peningkatan energi kinetik di sekitar celah energi makin lambat dengan meningkatnya k dan
menjadi nol pada nilai k kritis. Hal ini terkait dengan pantulan yang makin menguat pada
waktu k mendekati nilai kritis. Elektron bebas yang ditinjau di sini adalah elektron valensi
yaitu elektron terluar dari setiap atom; sedangkan tingkat atom individual ini telah
berkembang menjadi pita energi. Sementara elektron inti tetap terikat pada inti atom,
elektron valensi bergerak sepanjang kristal padatan dan sepanjang perjalanannya akan
menemui sumur-sumur potensial seperti pada Gb.5.
Gejala pantulan yang terjadi pada elektron tentulah disebabkan oleh adanya sumur-sumur
potensial periodik tersebut. Di sekitar ion-ion terdapat sumur potensial yang dalam hal ini
terkait dengan adanya gaya Coulomb oleh ion tersebut. Ukuran sumur potensial, yaitu
amplitude rata-rata dari dinding potensial yang periodik, haruslah terkait dengan lebar celah
energi. Jika sumur potensial makin dalam, celah energi makin lebar. Ion-ion multivalen
dalam kristal memiliki gaya tarik elektrosatatik lebih besar dibanding dengan ion valensi
tunggal. Jadi secara umum, makin tinggi valensi ion dalam padatan akan semakin lebar celah
energinya.
𝑛𝜋
𝑘𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = ±1, ±2, ±3 … … (11)
𝑎
Daerah diantara –k1 dan +k1 disebut zona Brillouin pertama, antara +k1 dan +k2 serta antara
-k1 dan -k2 disebut zona Brillouin kedua, dan seterusnya. Gb.12 memperlihatkan situasi satu
dimensi yang menggambarkan dua zona yang pertama.
Gambar 12. Gambaran satu dimensi Zona Brillouin pertama dan kedua
Pada kasus dua dimensi kita melihat gambaran nilai-nilai batas k pada sumbu koordinat x-y
pada Gb.13. Karena baik bidang vertikal maupun horizontal dapat memantulkan elektron,
maka kita memiliki relasi:
𝜋
𝑘𝑥 𝑛1 + 𝑘𝑦 𝑛2 = (𝑛 2 + 𝑛2 2 ) (12)
𝑎 1
Pada kasus tiga dimensi, kita melihat satu contoh Zona Brillouin untuk kisi Kristal kubus
sederhana. Untuk kasus ini persamaan (12) berubah menjadi:
𝜋
𝑘𝑥 𝑛1 + 𝑘𝑦 𝑛2 + 𝑘𝑧 𝑛3 = (𝑛1 2 + 𝑛2 2 + 𝑛3 2 ) (13)
𝑎
Gb.14. memperlihatkan gambaran tiga dimensi zona Brillouin pertama pada kisi kristal
kubus sederhana. Zona kedua berbentuk piramida dengan dasar yang terletak pada bidang-
bidang sisi kubus, seperti posisi gambaran dua dimensi Gb.13.
Untuk kisi-kisi kristal BCC, FCC, dan HCP, dapat dilakukan perhitungan serupa tetapi dengan
situasi yang lebih rumit dan tidak akan dibahas pada makalah ini.
a) Konduktor
Konduktor adalah zat padat yang mudah menghantarkan arus listrik. Konduktivitas
konduktor berkurang karena kenaikan suhu. Pada konduktor, kenaikan suhu akan
menyebabkan hambat jenis logam bertambah secara linier dengan koefisien suhu yang
umumnya bernilai kecil (sekitar 0.005). Hambat jenis bertambah berarti arus listrik lebih
sulit mengalir. Jadi kenaikan suhu menyebabkan sifat penghantar arus listrik konduktor
berkurang.
Perhatikan gambar berikut:
hambatatan
jenis (x108Ωm)
T (suhu)
Gambar 15 konduktivitas dan konduktor
Kita ambil contoh kristal natrium (Na) kristal Na memiliki 11 buah electron. Kita
tahu bahwa konfigurasi atom Na adalah 1s2 2s2 2p6 3s1. Sesudah membentuk padatan,
diagram pita energi padatan Na dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar
berikut:
Unsur ke 18 yaitu Argon memiliki tingkat energi terluar (tingkat ketiga) yang berisi
8 elektron, dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Pengisian elektron
berikutnya, pada unsur nomor 19 yaitu K, tidak terjadi pada orbital 3d melainkan pada 4s
karena tingkat energi 4s lebih rendah dari 3d (lihat diagram tingkat energi Gb.5.4).
Pengisian 4s diteruskan pada unsur nomor 20 yaitu Ca sehingga 4s penuh. Pengisian 4s
terhenti, tidak dilanjutkan ke 4p melainkan kembali ke 3d pada unsur nomor 21 yaitu Sc.
Mulai dari sinilah terjadi pengisian 3d sampai penuh pada unsur nomor 29 yaitu Cu,
sehingga tingkat energi ketiga penuh terisi 18 elektron. Unsur nomor 21 (Sc) sampai 29
(Cu) adalah unsur transisi. Mulai unsur nomor 30 (Zn) pengisian terjadi secara “teratur”.
Setelah 4s penuh pada Zn, dilanjutkan ke 4p sampai 4p penuh pada unsur nomor 36
kemudian dilanjutkan ke 5s sampai 5s penuh di unsur nomor 38 (Sr). Unsur nomor 30
sampai 38 tidak termasuk unsur transisi.
Ada sedikit ketidak-teraturan di sini, karena mulai unsur nomor 41 (Nb) orbital 5s
kekurangan satu elektron dan kekurangan dua elektron pada unsur nomor 46 (Pd)
karena 4s menampung 10 elektron; setelah 4d penuh pengisian dilanjutkan lagi mulai
unsur nomor 47 (Ag). Unsur nomor 39 sampai 47 adalah unsur transisi.
Pengisian elektron pada unsur berikutnya nomor 48 Cd terjadi pada 5s sehingga
orbital ini penuh. Pengisian dilanjutkan pada 5p sampai penuh kemudian dilanjutkan
pada orbital 6s pada unsur nomor 55 (Cs) dan orbital 6s penuh pada unsur nomor 56
(Ba). Unsur nomor 48 sampai 56 tidak termasuk unsur transisi.
b) Isolator
Isolator umumnya memiliki sifat antara lain : celah di antara pita valensi dan
konduksi yang sangat lebar (beberapa elektro-volt) dan tingkat energi Fermi berada dalam
celah, di antara pita valensi yang terisi penuh dan pita konduksi yang kosong. Hal ini
digambarkan oleh gambar 4.1.
Eg Ef
f(E)
Pita Valensi
Gambar 18. apabila Eg >> Kt, pita konduksi tetap tidak terisi. Keadaan ni merupakan ciri khas sebuah
isolator
2p 6eV
𝜖𝐹
2s
1s
Intan merupakan kristal karbon C yang memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2;
tingkat energi kedua sebenarnya mampu memuat sampai 8 elektron, yaitu 2 di 2s dan 6 di
2p, namun elektron yang ada di tingkat kedua ini hanya 4. Jika jarak atom makin dekat, 2s
dan 2p mulai tumpang tindih. Pada jarak atom yang lebih kecil lagi pita energi ini pecah lagi
menjdi dua pita yang masingmasing dapat menampung 4 elektron. Oleh karena itu 4
elektron yang ada akan menempati empat tingkat energi terendah dan menyisakan empat
tingkat energi yang lebih tinggi yang kosong. Dalam jarak keseimbangan, celah energi
antara pita yang terisi dan pita yang kosong di atasnya adalah sekitar 5 eV. Oleh karena itu
intan merupakan material isolator.
c) Semikonduktor
Diagram pita energi untuk germanium dan silikon mirip dengan intan dengan
perbedaan celah energi hanya sekitar 1 eV. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3d10 4s24p2 dan Si
[Ne] 3s2 3p2; kedua macam atom ini memiliki 4 elektron di tingkat energi terluarnya.
Tumpangtindih pita energi di tingkat energi terluar akan membuat pita energi terisi penuh
8 elektron.