Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model elektron bebas dapat memberikan penjelasan yang baik terhadap kapasitas
panas, hantaran listrik dan kalor, kelemahan magnet dan elektrodinamika logam Namun
model ini tidak bisa memberikan penjelasan terhadap berbagai masalah seperti:
1. Perbedaan di antara logam-logam, semi-logam, semi-konduktor dan isolator
2.Terjadinya harga koefisien Hall yang positif
3. Hubungan antara elektron konduksi dalam logam terhadap elektron valensi atom-atom
bebas
4. Banyak sifat-sifat transport terutama mengenai magneto transport Daya hantar listrik
superkonduktor saat 1 K, < 10-10 Ω -cm sedangkan daya hantar listrik dari isolator yang baik
adalah > 10 22 Ω -cm. Sifat tahanan listrik ini dipengaruhi oleh suhu. Untuk dapat
menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan sebuah model. Model yang
dikembangkan adalah model elektron hampir bebas dan teori pita energi.

B. Tujuan
1. Mempelajari teori elektron dalam logam
2. Mempelajari teori drude elektron dalam logam
3. Mempelajari model elektron bebas klasik dan terkuantisasi
4. Mempelajari sunbangan elektron bebas
5. Mempelajari teori pita energi
6. Mempelajari asal mula serta besar dari celah energi
7. Mempelajari fungsi Bloch dan model Kronigg-Penny
8. Mempelajari fungsi gelombang elektron dalam potesial periodik
9. Mempelajari jumlah orbital di dalam sebuah pita

C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PITA ENERGI

Gambar 1. Bagan elektron penempatan memenuhi pita energi untuk insulator, metal,
semimetal dan semikonduktor. Luas kotak terindikasi memenuhi area bercorak
terindikasi merupakan daerah pengisi elektron. Dalam semimetal (serupa seperti
bismut) atau pita hampir mengisi dan pita yang lain mendekati kosong sepenuhnya
nol, tetapi semikonduktor murni (serupa seperti silikon) menjadi sebuah insulator
sepenuhnya nol. Di sebelah kiri terdapat dua semikonduktor menunjukkan pada
temperatur terbatas. Dengan pengangkutan meningkat panas. Satu lagi semikonduktor
adalah elektron-desibel yang tidak teratur Model elektron bebas dari logam
memberikan pengetahuan tentang konduktivitas panas, konduktivitas listrik,
suseptibilitas magnet dan elektrodinamika dari logam. Tapi model tersebut gagal
untuk membantu pertanyaan lain yang besar, yaitu perbedaan antara logam,
semilogam, semikonduktor, isolator, harga positif koefisien hall, hubungan elektron
konduksi dari logam sampai elektron valensi atom bebas, dan beberapa pergerakan
yang dimilikinya terutama pergerakan magnet.

Konduktor yang baik dengan isolator yang baik memiliki sifat yang sangat berbeda.
Hambatan listrik suatu logam murni kira-kira sebesar 10−10 cm pada suhu 1K, selain dari
kemungkinan superkonduktivitas, hambatan dari sebuah isolator yang baik adalah sebesar
1022 cm
Setiap zat padat mengandung elektron. Hal yang penting untuk daya hantar listrik
adalah respon elektron jika di tempatkan pada medan listrik. Dapat terlihat bahwa elektron
pada kristal menyusun pita energi (gambar 1) yang dipisahkan oleh daerah dalam energi
dimana orbital elektron itu berada yang disebut celah energi atau celah pita, dan hasil
interaksi gelombang elektron konduksi dengan inti ion dari kristal.
Kristal berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau kosong oleh
elektron, sehingga tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik. Kristal
berkelakuan sebagai logam jika satu atau lebih pita terisi sebagian oleh elektron, pita
energinya terisi antara (10-90)% oleh elektron. Kristal berkelakuan sebagai semikonduktor
atau semilogam jika satu atau dua pita terisi
sedikit penuh atau sedikit kosong. Kristal dapat dikelompokkan dalam 4 golongan
berdasarkan konduktivitasnya :
• Konduktor  
• Semikonduktor 0≤ ≤∞
• Isolator ≈∞
• Superkonduktor =0

Untuk memahami perbedaan antara isolator dengan konduktor, kita harus


memberikan model elektron bebas untuk menjelaskan kisi periodik zat padat. Kemungkinan
celah pita sangat penting untuk menjelaskan adanya konduktor, semikonduktor, dan isolator.
Kita akan menemukan sifat lain pada elektron yang sangat luar biasa pada kristal, sebagai
contoh respon elektron pada medan listrik atau medan magnet jika elektron dibantu dengan
massa efektif m*, dimana bisa lebih besar atau kecil dari massa elektron bebasnya atau bisa
jadi negatif. Elektron dalam kristal dapat bergerak jika diberikan medan listrik.

B. Asal Mula Celah Energi

Gelombang berdiri diberi tanda 𝜓(+) atau 𝜓(-) bergantung kepada berubah atau tidak
nya gelombang tersebut ketika -x disubstitusikan pada x. Kedua gelombang berdiri tersebut
terbentuk dari jumlah yang sama dari gelombang berjalan ke arah kiri dan kanan.

ρ(+) = |𝜓(+)|2 ∝ cos2 πx/a


Gambar 3a menggambarkan variasi dari energi potensial elektrostatis dari sebuah
elektron konduksi di dalam medan positif dari ion inti. Ion ini menyangga muatan positif
karena atom terionisasi di dalam logam, dengan elektron valensi yang diambil untuk
membentuk pita konduksi. Energi potensial dari elektron di dalam medan ion positif adalah
negatif sehingga gaya diantara elektron tersebut adalah tarik menarik.

Untuk gelombang berdiri yang lain, kemungkinan kerapatanya adalah :

ρ(-) = |𝜓(−)|2 ∝ sin2 πx/a

dimana fokus dari elektron terpisah dari ion inti.

Ketika kita menghitung nilai rata-rata atau nilai ekspektasi dari energi potensial yang
melebihi ketiga distribusi muatannya, kita menemukan bahwa energi potensial 𝜌 (+) lebih
rendah daripada gelombang berjalan dan energi potensial dari 𝜌 (−)lebih besar daripada
gelombang berjalannya. Kita mempunyai celah energi dengan lebar Eg jika energi dari
𝜌 (−) dan 𝜌 (+)berbeda dari E. Dengan memperhatikan celah energi pada point A dalam
gambar 2 fungsi gelombangnya adalah 𝜓(+), dan celah energi pada point B dalam gambar 2
fungsi gelombangnya adalah 𝜓(−).

C. Besarnya Celah Energi

𝜋 𝜋𝑥
Fungsi panjang gelombang pada batas wilayah Brillouin zone 𝑘 = 𝑎 adalah √2 cos 𝑎
𝜋𝑥
dan √2 sin 𝑎
dinormalisasikan pada satuan panjang atau garis. Misalkan besar energi

potensial elektron dalam kristal pada titik x adalah :


2𝜋𝑥
𝑈(𝑥) = 𝑈 cos
𝑎

Perbedaaan energi orde pertama antara dua gelombang berdiri dinyatakan oleh :

1
𝐸𝑔 = ∫ 𝑑𝑥 𝑈(𝑥)[|𝜓(+)|2 − |𝜓(−)|2 ]
0

2𝜋𝑥
𝐸𝑔 = 2 ∫ 𝑑𝑥 𝑈 cos ( ) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜋𝑥/𝑎 − 𝑠𝑖𝑛2 𝜋𝑥/𝑎 ) = 𝑈
𝑎

Dapat dilihat bahwa celah sama dengan komponen Fourier dari potensial kristal.

D. FUNGSI BLOCH

Fungsi Bloch membuktikan bahwa solusi untuk persamaan Schrodinger pada


potensial periodik harus berbentuk:

𝜓𝑘 (𝑟) = 𝑈𝑘 (𝑟) exp(𝑖𝑘. 𝑟) … … . . (7)

Dimana Uk(r) mempunyai periode kristal lattice dengan Uk(r) = Uk (r +T) dengan T adalah
vektor sisi translasi. Persamaan diatas mengungkapkan teorema bloch :

Fungsi Eigen dari persamaan gelombang untuk potensial periodik mempunyai hasil
dari bidang gelombang eksp. (ik . r) fungsi waktu Uk (r) dengan periodisitas kisi kristal

Fungsi gelombang one-elektron pada persamaan (7) disebut fungsi bloch dan dapat
didekomposisikan dalam jumlah gelombang berjalan. Fungsi Bloch dapat dikumpulkan
dalam bentuk gelombang paket-paket mewakili elektron – elektron yang menyebar secara
bebas melalui medan potensial dari inti ion.

Teorema Bloch valid jika 𝜓𝑘 nondegenerasi yaitu ketika tidak ada fungsi gelombang
dengan energi yang sama dan vektor gelombangnya 𝜓𝑘 . Energi potensial piriodik di a dengan
U(x) =U(x + sa) dimana s adalah bilangan bulat.

Untuk mencari solusi persamaan gelombang dapat dibantu oleh garis simetri cincin
sehingga:

𝜓(𝑥 + 𝑎) = 𝐶𝜓(𝑥) … … … … … . (8)

dimana C konstan, sehingga disekitar cincin adalah


𝜓(𝑥 + 𝑁𝑎) = 𝜓(𝑥) = 𝐶 𝑁 𝜓(𝑥)

Karena 𝜓(𝑥) harus bernilai tunggal. C adalah satu dari akar dari kesatuan atau

𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝐶 = exp ( ) ; 𝑠 = 0, 1, 2, … , 𝑁 − 1 … … … … … (9)
𝑁𝑎

Kita gunakan persamaan diatas

𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝜓(𝑥) = 𝑈𝑘 (𝑥) exp ( ) … … … … … . (10)
𝑁𝑎

E. Model Kronig-Penney
Model Kronig-Penney menelaah perilaku electron dalam kristal linier sederhana
meskipun tidak menyelesaikan masalahnya secara konkret, tetapi memberikan ciri-ciri yang
pokok tentang perilaku electron dalam potensial periodic. Model Kronig-Penney menelaah
gerak electron dalam suatu potensial berkala seperti gambar di bawah ini:

Gambar Model Potensial Kronig-Penney dari Kristal

Potensial periodik dari persamaan gelombang dapat dipecahkan dalam fungsi


dasar square-well array seperti gambar dibawah. Persamaan gelombangnya adalah :

ℏ2 𝑑 2 𝜓
− + 𝑈(𝑥)𝜓 = 𝜖𝜓 … … . . (11)
2𝑚 𝑑𝑥 2

Dimana U(x) adalah energi potensial dan ε adalah nilai energi eigen.

Pada daerah 0 < x < a dimana U=0, fungsi eigen adalah kombinasi linier

𝜓 = 𝐴𝑒 𝑖𝐾𝑥 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑘𝑥 , (12)

Pada bidang gelombang berjalan kekiri dan kanan dengan energi

𝐾2
∈ = ℏ2 … … … … . (13)
2𝑚
Pada daerah –b < x<0 dengan solusi pembatasnya dalam bentuk

𝜓 = 𝐶𝑒 𝑄𝑥 + 𝐷𝑒 −𝑄𝑥 , (14)

Dengan

𝑄22
𝑈0 −∈ = ℏ … … … … . (15)
2𝑚

Kita membutuhkan solusi yang lengkap untuk mendapatkan bentuk Bloch (7). Dengan
demikian, solusi pada daerah a < x < a + b harus dihubungkan dengan solusi (14) dalam
daerah –b < x < 0 dengan teorema Bloch:

𝜓(a < x < a + b) = 𝜓(-b < x < 0) eik(a + b) (16)

Konstanta A, B, C, D dipilih sehingga 𝜓 dan d𝜓/dx kontinu pada x = 0 dan x = a.


Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam masalah yang melibatkan
sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,

A+B+C+D; (17)

iK(A – B) = Q(C – D) (18)

Pada x = a, dengan menggunakan (16) untuk 𝜓(a) ke bawah sawar sampai 𝜓(-b),

AeiKa + Be-iKa = (Ce-Qb + DeQb) eik(a + b); (19)

iK(AeiKa – Be-iKa) = Q(Ce-Qb – DeQb) eik(a+b) (20)

Persamaan (17) sampai (20) memiliki solusi hanya jika determinan koefisien A, B, C,
D hilang, atau jika

[(Q2 – K2)/2QK] sinh Qb sin Ka + cosh Qb cos Ka = cos k(a + b) (21a)

Hasilnya menjadi sederhana jika kita melambangkan potensial dengan fungsi delta
periodik yang didapatkan ketika kita melalui limit b = 0 dan U0 = ∞, sedemikian sehingga
Q2ba/2 = P, besaran terbatas. Pada limit Q << K dan Qb << 1. Sehingga (21a) berkurang
menjadi

(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka (21b)


Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk kasus P =
3π/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang k dari fungsi Bloch
merupakan indeks yang penting, bukan K dalam (12), yang dihubungkan dengan (13).

Gambar 5. Grafik fungsi (P/Ka) sin Ka + cos Ka, untuk P = 3π/2. Nilai energi ini syah
diberikan oleh rentangan Ka = (2mє/ћ2)1/2a agar fungsi
terletak antara ± 1. Untuk nilai energi lainnya tidak termasuk
pada gelombang berjalan atau solusi Bloch-like untuk
persamaan gelombang, sehingga celah yang terlarang
pada spektrum energi terbentuk.

Gambar 6. Grafik hubungan antara energi dengan bilangan gelombang untuk potensial
Kronig-Penney, dengan P = 3π/2. Catatan: celah energi pada ka = π, 2π, 3π . . . .

Fungsi-fungsi gelombang elektron diperoleh dari persamaan Schrodinger untuk kedua


daerah (yaitu daerah 0 < x < a, dan daerah – b < x < 0) sebagai berikut :
Wilayah 0 < x < a saat U = 0, eigenfunction adalah kombinasi linear Bidang
gelombang berjalan ke kanan dan ke kiri.
Di bawah ini adalah sketsa ramalan harga energy electron pada potensial periodic
kristal monoatomic linier dan kaitan model Kronig-Penney dengan harga energy untuk
electron bebas dan electron dalam kotak potensial berdinding tak hingga.
PERSAMAAN GELOMBANG ELEKTRON PADA POTENSIAL PERIODIK

Rata-rata bentuk yang diharapkan sebagai solusi persamaan Schrödinger terjadi jika
vektor gelombang terletak pada batas daerah, yaitu k = π/a. Misalkan U(x) merupakan energi
potensial elektron kisi linier dari konstanta kisi a. Kita ketahui bahwa energi potensial
invarian pada translasi kisi kristal: U(x) = U(x + a). Fungsi invarian pada translasi kisi kristal
diperluas menggunakan deret Fourier dalam vektor kisi resiprok G. Deret Fourier untuk
energi potensial sebagai berikut:

𝑈(𝑥) = ∑𝐺 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 (22)

Nilai koefisien UG untuk potensial kristal sebenarnya bergantung pada pengurangan secara
cepat dengan peningkatan besaranya G. Untuk potensial coulomb lugas UG berkurang
menjadi 1/G2.

Kita inginkan energi potensial U(x) untuk menjadi fungsi real:

𝑈(𝑥) = ∑𝐺>0 𝑈𝐺 (𝑒 𝑖𝐺𝑥 + 𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ) = 2 ∑𝐺>0 𝑈𝐺 cos 𝐺𝑥 (23)

Untuk meyakinkan, diasumsikan bahwa kristal simetris sekitar x = 0 dan U0 = 0.


Persamaan gelombang sebuah elektron dalam kristal adalah ℋ𝜓 = є𝜓, dimana ℋ
merupakan Hamiltonian dan є merupakan nilai egen. Solusi 𝜓 disebut fungsi eigen atau
fungsi orbital atau Bloch. Secara eksplisit, persamaan gelombangnya adalah

1 1
(2𝑚 𝑝2 + 𝑈(𝑥)) 𝜓(𝑥) = (2𝑚 𝑝2 + ∑𝐺 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 ) 𝜓(𝑥) = 𝜖𝜓(𝑥) (24)

Fungsi gelombang 𝜓(x) dinyatakan sebagai penjumlahan deret Fourier semua nilai
vektor gelombang yang dilegalkan oleh adanya kondisi batas, sehingga

𝜓 = ∑𝑘 𝐶(𝑘) 𝑒 𝑖𝑘𝑥 , (25)

Dimana k real. (Kita menuliskan indeks k sebagai subskrip G dengan sama baiknya, seperti
Gk).

Kumpulan nilai k memiliki bentuk 2πn/L, karena nilai-nilai ini memenuhi kondisi
batas periodik selama panjang L. Sifat translasi 𝜓(x) dideterminasikan oleh teorema Bloch
(7).
2𝜋𝑛
Tidak semua set gelombang vektor termasuk Fourier yang merupakan perluasan
𝐿
salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ, maka semua
vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ. Jika salah satu vektor
gelombang k termasuk dalam ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier
merupakan perluasan ψ hal ini akan memiliki bentuk 𝑘 + 𝐺, dimana G adalah vektor kisi
resiprokal.

Kita mendapatkan bahwa ψ sebagai fungsi gelombang yang berisi sebuah komponen
k sebagai 𝜓𝑘 atau sama dengan 𝜓𝑘+𝐺 . Vektor gelombang berjalan 𝑘 + 𝐺 di atas G yang
dibatasi subset dari set 2𝜋𝑛/𝐿, seperti ditunjukkan pada Gambar. 7.

Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa k yang terletak
dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan masalah phonon. Permasalahan
elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x karena medan elektromagnetik ada dimana-
mana dalam kristal dan tidak hanya pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, substitusi (25) dalam (24) untuk
mendapatkan satu set persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier. Persamaan energi
kinetik

1 2 1 𝑑 2 ℏ2 𝑑 2 𝜓 ℏ2
𝑝 𝜓(𝑥) = (−𝑖ℏ ) 𝜓(𝑥) = − = ∑ 𝑘 2 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥
2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥 2𝑚 𝑑𝑥 2 2𝑚
𝑘

Dan persamaan energi potensial

(∑ 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 ) 𝜓(𝑥) = ∑ ∑ 𝑈𝐺 𝑒 𝑖𝐺𝑥 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥


𝐺 𝐺 𝑘

Persamaan gelombang diperoleh sebagai jumlah


ℏ2
∑𝑘 𝑘 2 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + ∑𝐺 ∑𝑘 𝑈𝐺 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖(𝑘+𝐺)𝑥 = 𝜖 ∑𝑘 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 .... (26)
2𝑚

Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi
persamaan. Sehingga

(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + ∑ 𝑈𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0


(27)
𝐺

Dengan notasi 𝜆𝑘 = ℏ2 𝑘 2 /2𝑚

Gambar 7. titik rendah mewakili nilai dari vektor gelombang 𝑘 = 2𝜋𝑛/𝐿 yang diperoleh
dari kondisi batas periodik fungsi gelombang ke cincin lingkar L yang terdiri dari 20 sel
primitif. Nilai-nilai memungkinkan terus sampai ± ∞. Titik-titik atas mewakili saat baru
beberapa vektor gelombang yang dapat masuk ke dalam ekspansi Fourier dari fungsi
2𝜋
gelombang ψ (x), mulai dari vektor gelombang tertentu 𝑘 = 𝑘0 = −8( ).Vektor kisi
𝐿
2𝜋 2𝜋
resiprokal terpendek adalah = 20( 𝐿 ).
𝑎

Penyajian kembali Teorema Bloch


Setelah kita menentukan bentuk C (27), fungsi gelombang (25) diberikan sebagai

𝜓𝑘 (𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 (29)

Yang dapat diatur kembali sebagai

𝜓𝑘 (𝑥) = (∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ) 𝑒 𝑖𝑘𝑥 = 𝑒 𝑖𝑘𝑥 𝑢𝑘 (𝑥),


𝐺

Dengan definisi 𝑢𝑘 (𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥

Karena 𝑢𝑘 (𝑥) adalah seri Fourier dari vektor kisi resiprokal, hal ini adalah invarian
dalam sebuah translasi kisi kristal T, sehingga 𝑢𝑘 (𝑥) = 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇). Kita mencek langsung
dengan memasukkan 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇):

𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇) = ∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺(𝑥+𝑇) = 𝑒 −𝑖𝐺𝑇 [∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 −𝑖𝐺𝑥 ] = 𝑒 −𝑖𝐺𝑇 𝑢𝑘 (𝑥).


Karena exp (−𝑖𝐺𝑇) = 1 maka 𝑢𝑘 (𝑥 + 𝑇) = 𝑢𝑘 (𝑥), sehingga membentuk periodisitas 𝑢𝑘 .

Momentum Kristal dari Elektron


Apa arti penting dari vektor gelombang k yang digunakan untuk melabeli fungsi
Bloch? Hal ini memiliki beberapa sifat:

 Dalam translasi kisi kristal yang membawa r sampai r+T kita mendapatkan
𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑻 𝑒 𝑖𝑘.𝒓 𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑇 𝜓𝑘 (𝑟), (30)
Karena 𝑢𝑘 (𝑟 + 𝑇) = 𝑢𝑘 (𝒓). Jadi exp (𝑖𝑘. 𝑻) adalah faktor fase dimana fungsi Bloch
dikalikan ketika kita membuat sebuah translasi kisi kristal T.
 Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat (27) tereduksi menjadi (𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) = 0,
sehingga semua 𝐶(𝑘 − 𝐺)adalah nol kecuali 𝐶(𝑘), dan dengan demikian 𝑢𝑘 (𝑟) konstan.
Kita memiliki𝜓𝑘 (𝑟) = 𝑒 𝑖𝑘.𝑟 , seperti untuk elektron bebas.
 Besaran k masuk dalam hukum konservasi yang mengatur proses tumbukan dalam kristal.
Jadi ℏ𝑘 disebut momentum kristal elektron. Jika k elektron menyerap dalam tumbukan
sebuah vektor gelombang phonon q, aturan pemilihan adalah 𝒌 + 𝒒 = 𝒌′ + 𝑮. Dalam
proses ini elektron tersebar dari keadaan k ke keadaan k ', dengan G adalah vektor kisi
resiprokal. Setiap kesembarangan dalam label fungsi Bloch dapat diserap dalam G tanpa
mengubah proses fisika.

Solusi dari Persamaan Pusat


Persamaan (27) dapat disebut persamaan pusat:

(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + ∑𝐺 𝑈𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0 (31)

menggambarkan persamaan linear simultan yang menghubungkan koefisien 𝐶(𝑘 − 𝐺)untuk


semua vektor kisi resiprokal G. Ini adalah satu set karena ada banyak persamaan yang
menggunakan koefisien C. Persamaan-persamaan ini konsisten jika determinan dari koefisien
hilang.
Kami menganggap bahwa energi potensial 𝑈(𝑥) hanya mengandung sebuah
komponen fourier Ug = U-g, dinotasikan dengan U. maka determinan dari koefisiennya adalah:

λk-2g - 𝜖 U 0 0 0
U λk-g - 𝜖 U 0 0
0 U λk - 𝜖 U 0
0 0 U λk+g - 𝜖 U
0 0 0 U λk+2g - 𝜖

Model Kroning - Penney dalam ruang timbal balik


𝐴𝜀 sebagai contoh penggunaan persamaan pusat ( 31 ) untuk masalah yang akan
dipecahkan , kita menggunakan Kroning - Penney model potensi delta - fungsi periodik

𝑈(𝑥) = 2 ∑𝐺>0 𝑈𝐺 cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 𝛿(𝑥 − 𝑠𝑎) (33)

DimanaA adalah konstanta dan jarak kisi rangkuman atas semua bilangan bulat s antara 0 dan
1 / a . Kondisi batas periodik atas cincin satuan panjang , yang berarti lebih dari 1 / a atom .
Dengan demikian koefisien Fourier potensi adalah
1 1
𝑈𝐺 = ∫0 𝑑𝑥 𝑈(𝑥) cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 ∫0 𝑑𝑥 (𝑥 − 𝑠𝑎) cos 𝐺𝑥 = 𝐴𝑎 ∑𝑠 cos 𝐺𝑠𝑎 = 𝐴

Kami menulis persamaan pusat dengan k sebagai indeks blok. sehingga (31) menjadi
2𝜋𝑛
(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + 𝐴 ∑𝑛 𝐶 (𝑘 − )=0 (35)
𝑎

ℎ2 𝑘 2
dimana 𝜆𝑘 = 2𝑚 dan rangkuman atas semua bilangan bulat n. Kita mendefinisikan

2𝜋𝑛
𝑓(𝑘) = ∑𝑛 𝐶(𝑘 − ) (36)
𝑎

Sehingga pesamaan (35) menjadi


2𝑚𝐴
( 2 )𝑓(𝑘)

𝐶(𝑘) = − 2𝑚𝜖 (37)
𝑘 2 −( 2 )

Karena penjumlahan pada persamaan (36) di atas untuk semua koefisien C, yang kita
miliki untuk setiap n,
2𝜋𝑛
𝑓(𝑘) = 𝑓(𝑘 − ) (38)
𝑎

Hubungan ini dapat dituliskan

2𝜋𝑛 2𝑚𝐴 2𝑚𝜖 −1


𝐶 (𝑘 − ) = −( ) 𝑓(𝑘) [(𝑘 − 2𝜋𝑛/𝑎)2 − ( ] (39)
𝑎 ℎ2 ℎ2

ℎ2 2𝜋𝑛 2 −1
(2𝑚𝐴) = − ∑𝑛 [(𝑘 − ) − (2𝑚𝜖/ℎ2 ] (40)
𝑎

Penjumlahanini dapatdilakukandengan bantuandari relasistandar


1
𝑐𝑡𝑛 𝑥 = ∑𝑛 𝑛𝜋+𝑥 (41)

Setelah manipulasi trigonometri di mana kita menggunakan hubungan untuk selisih


dua cotangen dan produk dari dua sinus, jumlah pada persamaan (40) menjadi
𝑎2 sin 𝐾𝑎
(42)
4𝐾𝑎(cos 𝑘𝑎−cos 𝑘𝑎)

di manakita menulis𝐾 2 = 2𝑚𝜖/ℎ2 seperti padapersamaan (13).Hasil akhiruntuk


persamaan(40) adalah
𝑚𝐴𝑎2
( ) (𝐾𝑎)−1 sin 𝐾𝑎 + cos 𝐾𝑎 = cos 𝑘𝑎 (43)
2ℎ2
yang setuju dengan hasil Kroning-Penney (21b) dengan Pditulis untuk 𝑚𝐴𝑎2 /2ℎ2 .

Pendekatan Kisi Kosong

Struktur band yang sebenarnya biasanya diperlihatkan dengan plot energi berbanding
dengan vector gelombang di zona Brillouin pertama.ketika vector gelombang kebetulan
diberikan di luar zona pertama, mereka dibawa kembali ke zona pertama dengan
mengurangkan timbal balik vektor kisi yang sesuai. Terjemahan demikian selalu dapat
ditemukan. Operasi ini membantu dalam visualisasi pada kertas grafik.

Ketika energi Band yang didekati dengan cukup baik oleh elektron bebas energi 𝜖𝑘 =
2 2
ℎ 𝑘 /2𝑚, disarankan untuk memulai perhitungan dengan membawa energi elektron bebas
kembali ke zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana sekali sehingga Anda dapat
menguasainya. Kita mencari G sehingga k’ dalam memenuhi zona pertama.

𝑘′ + 𝐺 = 𝑘

Dimana k tidak dibatasi dan merupakan vector gelomkbang elektron bebas dalam
latice kosong. (Setelah gelombang bidang dimodulasi oleh kisi-kisi, tidak ada vector
gelombang tunggal untuk bagian 𝜓).

Energi elektron bebas dapat ditulis sebagai

ℎ2
𝜖(𝑘𝑥 , 𝑘𝑦 , 𝑘𝑧 ) = ( )(𝑘 + 𝐺)2
2𝑚
ℎ2
=( )[(𝑘𝑥 + 𝐺𝑥 )2 + (𝑘𝑦 + 𝐺𝑦 )2 + (𝑘𝑧 + 𝐺𝑧 )2 ]
2𝑚
dengan inisialk zona pertama dan G diizinkan untuk berjalan sesuai poin kisi resiprokal.

Kita anggap sebagai contoh band elektron bebas dataran rendah kisi kubik sederhana.
Misalkan kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari k di arah[100]. Untuk
kenyamanan, pilih unit seperti bahwa ℎ2 /2𝑚 = 1. Kami menunjukkan beberapa band dataran
rendah dalam pendekatan kisi kosong dengan energi 𝜖(000) pada k = 0 dan 𝜖(𝑘𝑥 00)
sepanjang sumbu 𝑘𝑥 pada zona pertama:

Band Ga/2𝜋 𝜖(000) 𝜖(𝑘, 00)


1 000 0 𝑘𝑥2

2, 3 100, 1̅00 2𝜋 2 (𝑘𝑥 ± 2𝜋/𝑎)2


( )
𝑎
2𝜋
4, 5, 6, 7 010, 01̅0, 001, 001̅ ( )2 2𝜋 2
𝑎 𝑘𝑥2 ± ( )
𝑎
2𝜋 2 2𝜋 2
2( ) (𝑘𝑥 + 2𝜋/𝑎)2 + ( )
8, 9, 10, 11 110, 101, 11̅0, 101̅ 𝑎 𝑎
2𝜋 2𝜋
2( )2 (𝑘𝑥 − 2𝜋/𝑎)2 + ( )2
𝑎 𝑎
12, 13, 14, 15 1̅10, 1̅01, 11
̅̅̅̅0, 1̅01̅ 2𝜋 2𝜋
2( )2 𝑘𝑥2 + 2( )2
𝑎 𝑎
16, 17, 18, 19 011, 01̅1, 011̅, 011
̅̅̅̅

Pita elektron ini bebas diplot seperti pada gambar 8. Ini adalah latihan yang baik untuk
merencanakan band yang sama untuk k sejajar dengan arah ruang (111) vector gelombang .

Pada prinsipnya determinan bernilai tak berhingga, tetapi sering


juga menghasilkan nol.

Dari nilai k, tiap-tiap akar 𝜖 atau 𝜖 k


menunjukkan pita energi yang berbeda, kecuali pada keadaan
khusus. Solusi dari faktor (32) menunjukkan energi nilai Eigen
𝜖 nk.

Jika kita memilih k berbeda dari yang sebenarnya


dengan menghitung perbandingan kisi vektor, kita dapatkan
persamaan yang sama dalam urutan yang berbeda – tetapi
memiliki spektrum energi yang sama.

Memperkirakan solusi untuk zona batas

Kita menganggap bahwa komponen Fourier UG dari energi potensial bernilai kecil
dalam perbandinganya dengan energi kinetik dari elektron bebas di dalam zona batas.
Pertama kita melihat sebuah faktor gelombang persis pada zona batas pada 1/2 G, yaitu 𝜋/𝑎.

k2 = (½G)2; (k-G)2 = (½G – G)2 = (½G)2

Jadi, area lingkup energi kinetik terdiri dari dua komponen gelombang sama dengan 𝑘 =
1
± 2 𝐺.

Jika C(1/2 G) ialah koefisien yang perting di orbital pada area ikatan, maka C(-1/2G)
menjadi koefisien yang penting. Kita hanya menguasai persamaan pada persamaan pusat
yang terdiri atas dua koefisien C(1/2G) dan C(1/2G), dan mengabaikan semua koefisien yang
lain.

1 2
Satu persamaan dari (31) menjadi, dengan k=1/2G dan 𝜆 = ℏ2 (2 𝐺) /2𝑚,
1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 ( 𝐺) + 𝑈𝐶 (− 𝐺) = 0 (44)
2 2

Persamaan lain dari (31) menjadi,


1 1
(𝜆 − 𝜖)𝐶 (− 𝐺) + 𝑈𝐶 ( 𝐺) = 0 (45)
2 2

Dua persamaan memiliki solusi yang kurang maksimal untuk dua koefisien jika energi
𝜖

𝜆−𝜖 𝑈
| |=0 (46)
𝑈 𝜆−𝜖
maka,

ℏ2 1 2
(𝜆 − 𝜖)2 = 𝑈 2 ; 𝜖 = 𝜆 ± 𝑈 = ( 𝐺) ± 𝑈. (47)
2𝑚 2

Energi memiliki dua asal, satu lebih rendah energi kinetik elektron bebas dengan U, dan satu
lebih tinggi oleh U. maka energi potensial 2U cos Gx dibentuk dari jarak energi 2U pada area
ikatan.

Rasio dari beberapa C di dapatkan dari beberapa persamaan (45) atau (45):
1
𝐶(− 𝐺) 𝜆−𝜖
2
1 = = ±1 (48)
𝐶( 𝐺) 𝑈
2

Maka ekspansi fourier dari 𝜓(𝑥) pada area ikat memiliki penyelesaian.

𝜓(𝑥) = 𝑒𝑥𝑝(𝑖𝐺𝑥/2) ± 𝑒𝑥𝑝(−𝑖𝐺𝑥/2)

Satu solusi dari fungsi gelombang pada jarak energi terendah; persamaan yang
diberikan pada fungsi gelombang pada jarak tertinggi. Dimana solusi memiliki energi yang
rendah terdiri atas U.

Kita sekarang menyelesaikan untuk orbital gelombang vektor k berdekatan dengan


area ikat ½ G. kita menggunakan dua kompenen yang sama, sekarang fungsi gelombang
dengan bentuk

𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 (49)

Arah dari persaman pusat (31), kita selesaikan dengan membagi persamaan

(𝜆 − 𝜖)𝐶(𝑘) + 𝑈𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0;

(𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖)𝐶(𝑘 − 𝐺) + 𝑈𝐶(𝑘) = 0,

ℏ2 𝑘 2
Dengan 𝜆𝑘 ditentukan dengan . Pada persamaan memiliki solusi jikaenergi 𝜖.
2𝑚

𝜆 −𝜖 𝑈
| 𝑘 |=0
𝑈 𝜆𝑘−𝐺 − 𝜖
Dimana, 𝜖 2 − 𝜖(𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) + 𝜆𝑘 + 𝐺 𝜆𝑘 − 𝑈 2 = 0

Energi memiliki dua asal:

1 1 1/2
𝜖 = 2 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 ) ± [4 (𝜆𝑘−𝐺 + 𝜆𝑘 )2 + 𝑈 2 ] , (50)

dimana pengukuran berbeda K=k-1/2G dalam vektor gelombang antara k dan area ikat.
1
ℏ2 1 ℏ2 2
𝜖𝑘 = ( ) ( 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± [4𝜆 ( ) + 𝑈 2 ]
2𝑚 4 2𝑚

ℏ2 1 ℏ2 𝑘 2
=( ) ( 𝐺 2 + 𝐾 2 ) ± 𝑈 [1 + 2(𝜆/𝑈 2 ) ( )], (51)
2𝑚 4 2𝑚

ℏ2 𝐺𝑘 ℏ2 1 2
Pada area ≪ |𝑈|. 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖 𝜆 = (2𝑚) (2 𝐺) , 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎.
2𝑚

Asal dari penulisan area ikat (47) seperti 𝜖(±), kita mungkin menulis (51) seperti
ℏ2 𝑘 2
𝜖𝑘 (±) = 𝜖(±) + ( 2𝑚 ) (1 ± 2𝜆/𝑈)(52)

Terdapat beberapa sumber untuk energi ketika vektor gelombang sangat dekat dengan
area ikat pada ½ G.

JUMLAH ORBITAL PADA PITA

Terdiri atas linear kristal dengan jumlah N sel permitif pada kisi konstan a. pada order
untuk perhitungan kita menggunakan kondisi ikatan periodic untuk panjang pada fungsi
gelombang Kristal. Mengikuti nilai vektor gelombang elektron k dalam zona Brillouin
pertama dapat dinyata dengan (2):
2𝜋 4𝜋 𝑁𝜋
𝑘 = 0; ± ;± ;…; , (53)
𝐿 𝐿 𝐿
𝑁𝜋 𝑁𝜋
Kita potong bagian = 𝜋𝑎, untuk area ikat. − = −𝜋𝑎 tidak dihitung point erikat
𝐿 𝐿
karena dihubungkan oleh vektor kisi reciprocal phi/a. jumlah total titik kisi adalah N,
sejumlah sel primitif.

Gambar 10. Ratio koefisien 𝜓(𝑥) = 𝐶(𝑘)𝑒 𝑖𝑘𝑥 + 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒 𝑖(𝑘−𝐺)𝑥 seperti yang terhitung
dekat batasan daerah Brillouin pertama.

Tiap sel primitif memberikan satu nilai bebas k pada tiap pita energi. Hasilnya
membawa ke dalam 3 dimensi. Dengan menghitung 2 orientasi bebas dari spin elektron, ada
2N orbital bebas dala tiap pita energi. Jika ada satu valensi atom dalam tiap sel primitif,
pitanya dapat terpenuhi separuhnya dengan elektron. Jika tiap atom memberikan 2 elektron
valensi ke pita itu, pita dapat terisi. Jika ada 2 atom dengan valensi 2 dalam tiap sel primitif,
maka pita dapat juga terisi.

Logam dan insulator

Jika elektron valensi diisi satu atau lebih pita, meninggalkan kekosongan, kristal akan
menjadi insulator. Sebuah medan listrik eksternal tidak akan menyebabkan arus mengalir
dalam sebuah insulator. Diketahui pita yang terisi sebagian dari celah energi dari pita yang
lebih tinggi selanjutnya, tidak ada cara untuk mengubah total momentum elektron-elektron
jika setiap bagian sudah terisi. Tidak ada yang berubah ketika ada medan listrik. Hal ini tidak
sama ketika elektron bebas memiliki nilai k yang meningkat secara seragam dalam medan
listrik.
Gambar 11. Struktur pita dan bagian yang terjadi sebagai (a) insulator, (b) logam atau
semilogam karena pita bertumpukan dan (c) logam karena banyaknya elektron. Dalam (b)
tumpukan pita yang terjadi tidak memiliki kesamaan arah dalam daerah Brillouin. Jika
tumpukan kecil, dengan bagian kecil lain yang ikut, kita sebut semilogam.

Kristal dapat menjadi insulator jika jumlah elektron valensi dalam sel primitif kristal
adalah genap. Jika kristal mempunyai jumlah elektron valensi genap tiap sel primitif, ini baik
untuk menentukan ada atau tidak pita yang bertumpuk dalam energi. Jika pita-pita bertumpuk
dalam energi, kemudian pita yang terisi merupakan insulator, kita dapat memiliki 2 bagian
pita yang terisi sebagai logam. (Gambar 11).

Logam alkali dan logam nobel memiliki satu elektron valensi tiap sel primitif; mereka
dapat menjadi insulator, tetapi pita-pita bertumpukkan dalam energi menjadi logam tetapi
bukan logam yang baik. Berlian, silikon, dan germanium memiliki 2 atom dengan elektron
valensi 4, maka ada 8 elektron valensi tiap sel primitif; pita tidak bertumpukkan, dan kristal
asli adalah insulator tepat di nol.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pita energi digunakan untuk menjelaskan konduktivitas suatu bahan, ada 2 macam pita
energi yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah pita energi yang mungkin diisi
oleh elektron dari zat padat hingga lengkap. Setiap pita memiliki 2N electron dengan N
adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada
suhu 0 K, pita konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan
semikonduktor tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi. Konsep pita energi dapat
digunakan untuk menerangkan mengapa suatu zat memiliki perbedaan daya hantar listrik.
Bahan Isolator adalah material yang susah menghantarkan arus lisrik, sedangkan bahan
konduktor adalah material yang dapat menghantarkan arus lisrik. Bahan Semikondukor
adalah sutau material dengan sifat konduktivitas di antara konduktor dan isolator.

Anda mungkin juga menyukai