Anda di halaman 1dari 15

Elektron Dalam Zat Padat

(Teori Pita Energi)


Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Untuk Teori Pita Energi)
Berdasarkan daya hantar listrik, zat padat dibedakan menjadi tiga jenis :
•Logam dan semi-logam, dengan σ ≥ 105 ohm-1m-1.
•Semikonduktor, dengan 10-5 ohm-1m-1 ≤ σ ≥ 105 ohm-1m-1.
•Isolator, dengan σ ≥ 10-5 ohm-1m-1.
Tahanan Listrik (‘resisivity’ : ohm-m) dipengaruhi oleh SUHU. Pada bahan
LOGAM DAN SEMI-LOGAM resistivity akan MENINGKAT, tetapi pada bahan
SEMIKONDUKTOR resitivity ini akan MENURUN seiring dengan kenaikan
suhu.

Untuk dapat menerangkan sifat daya hantar listrik zat padat diperlukan sebuah
model. Model yang dikembangkan adalah MODEL ELEKTRON BEBAS
TERKUANTISASI dan MODEL PITA ENERGI.

MODEL ELEKTRON BEBAS TERKUANTISASI tidak bisa menjelaskan


rentang nilai konduktivitas listrik zat padat yang lebar. Pada model ini potensial
dari gugus ion diabaikan (V=0).

MODEL PITA ENERGI dapat menjelaskan rentang nilai konduktivitas listrik zat
padat yang lebar. Pada model ini potensial dari gugus ion tidak diabaikan atau
adanya potensial berkala pada zat padat.
Lanjutan…..
Beberapa hal yang diperhatikan pada model PITA ENERGI:
•Adanya energi potensial periodik dalam keristal dengan keberkalaan kisi kristal.
•Fungsi gelombangnya untuk kisi sempurna (tanpa vibrasi termal, cacar geometri
ataupun kimiawi).
•Merupakan teori elektron tunggal; hanya menelaah perilaku satu elektron saja
yang manan elektron ini dipengaruhi oleh potensial periodik yang
mempresentasikan semua interaksinya.
• Dapat menggunakan persamaan Schroendinger untuk mengkaji informasi yang
ada pada elektron tersebut dengan tetap mengikuti aturan sebaran Fermi-Dirac
untuk pengisian keadaan elektron.

•Teorema yang dapat digunakan untuk menguraikan bentuk dan sifat fungsi
Schroedinger untuk satu elektron dalam potensial berkala adalah Teorema Bloch.
Fungsi-fungsinya dikenal dengan Funsi Bloch.
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Teorema Bloch, Bentuk dan Sifat Fungsi )
Dalam Telaah Bloch potensial periodiknya merupakan superposisi dua potensial:
1.Potensial berkala dari kisi-kisi gugus-gugus atom atau ion.
2.Potensial yang berasal dari semua elektron terluar atom-atom kristal.
Fungsi gelombang Schroedinger ketika ada potensial periodik untuk keberkalaan kisi
adalah:

Merupakan fungsi yang memiliki keberkalaan kisi kristal

Gambaran potensial periodik untuk kisi linier


monoatomik

Persamaan Schroedinger untuk elektron dalam kristal linier monoatomik dengan

Kesimpulan dari persamaan Schroendinger di atas adalah;


1.Jika punya solusi untuk harga energi E, maka juga punya solusi E. Jika
tedapat degenerasi maka
2.Dari syarat batas siklis Born-von Karmann didapat untuk elektron ruang
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Teorema Bloch, Bentuk dan Sifat Fungsi )
Kesimpulan dari persamaan Schroendinger di atas adalah;
2.Untuk setiap X akan didapat yang berulang setelah N buah sel satuan. Panjang
kristal l=Na. Sehingga didapat;
3.Fungsi gelombang elektron bebas dalam satu dimensi adalah ; untuk
potensial nol. Untuk potensial yang tidak nol fungsinya :

Dari fungsi didapat yang merupakan

fungsi periodik dengan keberkalaan a.

Potesial bernilai riil, artinya sehingga didapat .


Keduanya memiliki nilai eigen E, sehingga

Vektor k dan vektor kisi G memiliki dimensi yang sama. Semua harga k yang tepat
dapat dikembalikan ke selang harga k dalam daerah . Selang ini dinamakan
Brillouin zone I.

Teorema Bloch memberikan bentuk dan sifat umum solusi persamaan Schroedinger
elektron dalam kisi periodik satu dimensi dan tidak memberikan solusi spesifik.
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Kroning-Penney)

Model ini mengkaji perilaku elektron dalam kristal linier monoatomik dan memberikan
indikasi adanya selang energi elektron yang diperkenankan dan yang tidak
diperkenankan.

Model ini mempelajari perilaku elektron dalam potensial


dengan periode (a+b). Persamaan Schroedingernya;

. Solusi persamaan ini dibatasi harga E < Vo dan dibataskan pada


dua besaran riil, α dan β. Dengan
mensubstitusikan solusi umum dari teorema Bloch ke persamaan
schroedinger akan didapatkan;

dengan solusi dengan

A, B, C dan D ditetapkan berdasarkan syarat batas. Sehingga didapat empat


persamaan linier yang determinan solusinya tidak-sama dengan nol.
Penyemaan determinan sama dengan nol akan didapatkan;
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Kroning-Penney)

Sketsa lengkung adalah , garis-garis

terputusnya adalah , kedua nilai itu merupakan nilai maksimum dan


minimum cos ka, yang selanjutnya menjadi selang dengan batasan ,
maka terbatasnya harga pada nilai tertentu juga membatasi energi yang dapat
dimiliki oleh elektron. Dengan demikian model ini memberikan informasi pita-pita
energi yang diperkenankan dan terlarang bagi elektron.

Kesimpulan umum dari lengkung adalah;


1.Spektrum energi elektron terdiri dari beberapa pita energi.
2.Meningkatnya nilai akan memperlebar pita energi yang diperkenankan.
3.Bartambahnya P (bVo ), mempersempit lebar pita energi yang diperkenankan.
4.Jika P mendekati tak-hingga, artinya elektron berada dalam kotak potensial
berdinding tak-hingga dengan leber a.
5.Jika P mendekati nol, artinya elektron berada pada keadaan elektron bebas.
6.Diskontinue E terjadi pada , yaitu pada
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Kroning-Penney)
Di bawah ini adalah Sketsa ramalan harga energi elektron pada potensial periodik
kristal monoatomik linier dan kaitan model Kroning-Penney dengan harga energi untuk
elektron bebas dan elektron dalam kotak potensial berdinding tak-hingga.

Struktur level energi untuk derajat ikatan yang


berbeda
Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Kroning-Penney)
Kesimpulan umum dari persamaan adalah;
1.Harga a tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat diperkirakan selanng nilai a
yang diperbolehkan.
2.Diskontinuitas nilai a, terjadi pada coska bernilai +1 dan -1. yaitu saat
3.Selang terlarang harga (αa) terlarang tidak ada solusi pada . Sehinggga
selang ini merupakan energi terlarang bagi elektron.
Model Elektron Hampir Bebas (Model Kisi Kosong)
Model elektron bebas mengasumsikan potensial kristal sangat lemah sehingga elektron
berprilaku hampir bebas.

Istilah kisi kosong di sini artinya meskipun potensila kristal dianggap sama dengan nol,
tetapi fungsi gelombang yang merupakan solusi persamaan Schroedinger menaati sifat
kesetangkupan kisi kristal. Persamaan untuk elektron ini adalah:

Spektrum kontinu,
seperti pada gambar

Gambar (a) menunjukkan extended zone


Gambar (b) menunjukkan reduced zone
Gambar (c) menunjukkan Brillouin zone I.
Di sini tidak ada pembatasan energi sehingga spektrum energinya kontinu.

Model kisi kosong ini membantu dalam memahami model elektron hampir bebas.
Model Elektron Hampir Bebas (Model Kisi Kosong)
Model elektron bebas mengasumsikan potensial kristal lemah tetapi tidak sama dengan
nol. Berdasarkan teorema Bloch untuk kristal satu dimensi, diskontinuitas energi
elektron pada batas-batas brillouin zone yaitu untuk . Daerah ini
terdapat pada gambar;

Gambar (a) daerah reduced zone


Gambar (b) daerah extended zone

Loncatan antara dua daerah energi disebut energi gap. Untuk mengevaluasi besarnya
energi gap ini digunakan teori PETURBASI. Yang persamaannya adalah;

Hasil dari penjabaran teori peturbasi ini, memberikan bahwa energi gap pertama dan
kedua besarnya dengan s
Model Elektron Hampir Bebas (Pemantulan Bragg)
Pada batas-batas Brillouin zone, fungsi Bloch berupa gelombang tegak dan bukan
gelombang berjalan, elektron dengan harga vektor propagasi ini memenuhi syarat
difraksi Bragg;

Karena pada hamburan elestik , syarat Bragg menjadi untuk kristal


monoatomik linier dengan jarak antar tetangga terdekatnya sebesar a syaratnya menjadi
. Arti fisikanya adalah gelombang yang dipantulkan oleh atom yang
bersebelahan berbeda fasa π, atau 180 derajat. Superposisi dua gelombang yang
dipantulkan oleh atom yang bertetangganya adalah , ini adalah fungsi
gelombang tegak dan bersifat genap. Selain itu juga dapat menghasilkan
kombinasi linier fungsi gelombang ganjil; . Dari fungsi genap dan
ganjil ini akan didapatkan rapat muatan;
Rapat muatan genap yang berharga maksimum x=am.

Rapat muatan fungsi ganjil yang bernilai NOL di setiap kisi.


Logam, Isolator dan Semikonduktor (Pita energi dengan “Elektron states”
yang penuh dan kosong)
Sketsa hubungan E dan k model Kroning-Penney dalam pola zone
tereduksi. Lengkung E = E(k) memperlihatkan daerah energi yang
diperkenankan dan terlarang bagi elektron. Tetapi energi ini masih
bergantung pada jumlah elektron dalam kristal dan statistika energi
elektron.

Dua keadaan di mana medan listrik tidak menghasilkan arus netto dalam kristal:
1. Tidak ada elektron yang berada pada pita energi yang diperbolehkan.
2. Pita energi yang diperkenankan terisi penuh elektron.

Rapat arus elektron ini adalah;

Hanya pita energi yang terisi (atau kosong) sebagian yang dapat memberikan
sumbangan pada arus listrik.
Logam, Isolator dan Semikonduktor (Presentasi pembawa muatan)

Akibat medan listrik elektron di A akan bergerak ke arah –X dan


sampai pada kedudukan A’. Pada saat itu terjadi pantulan Bragg, dan
elektron muncul kembali di A’’. Kemudian elektron menempuh
siklus yang sama. Proses berulang ini disebut sebagai osilasi Zener.

Rapat arus yang disumbangkan oleh pita energi yang tidak seluruhnya penuh, diberikan
oleh persamaan;

Untuk pembawa muatan elektron

Untuk pembawa muatan hole.

Model pita energi ini yang membedakan isolator, konduktor dan semikonduktor
Logam, Isolator dan Semikonduktor (Presentasi pembawa muatan)
Model pita energi ini yang membedakan isolator, konduktor dan semikonduktor
berdasarkan diagram pita energi yang dimilikinya.

Diagram pita energi untuk bahan isolator,


konduktor dan semikonduktir.

Anda mungkin juga menyukai