Anda di halaman 1dari 5

d) Bagaimanakah kecenderungan afinitas elektron dalam satu golongan?

Jelaskan
mengapa demikian!

e) Bagaimanakah kecenderungan afinitas elektron dalam satu periode? Jelaskan


mengapa demikian!
f) Menurut Anda, manakah yang lebih berpengaruh terhadap kecenderungan elektron
baik dalam satu golongan maupun satu periode? Jelaskan mengapa demikian!
5. Elektronegativitas/keelektronegativan
a) Bagaimanakah definisi elektronegativitas/keelektronegativan?
b) Bagaimanakah cara menentukan elektronegativitas menurut Pauling?
c) Ada beberapa skala terkait harga elektronegativitas, di antaranya adalah skala
Mulliken, skala Pauling, skala Allred-Rochow, dan skala Sanderson. Apa
rasionalisasi sehingga muncul skala-skala tersebut? Bagaimanakah penjelasan terkait
skala-skala tersebut?

. AFINITAS ELEKTRON
a. Definisi dan Cara Menentukan
Hampir semua atom netral mempunyai kapasitas untuk menerima paling tidak satu elektron
tambahan, yang kemudian dikenal dengan istilah afinitas elektron.Pa da proses ini umumnya
dibebaskan energi, berlawanan dengan proses pengeluaran elektron dari suatu atom yang
membutuhkan energi. Karena afinitas elektron me-nunjuk pada energi, maka lebih sering
disebut sebagai Energi Afinitas (Ea). Seca ra konvensional‘, definisi afinitas elektron adalah
energi yang dibebaskan bila tiap mol atom netral atau ion dalam keadaaan gas menangkap
elektron membentuk ion negatif. Dengan demikian, proses yang terjadi dapat dipandang
sebagai kebalikan dari proses pelepasan elektron, yaitu:

M(g) + e- → M- .........Ea + energi …………(1)


M-(g) + e- → M2- ..........Ea(2)

Dapat dipahami bahwa Ea1 >Ea2>Ea3 dan seterusnya, karena tambahan elektron kedua dan
seterusnya akan mendapat tolakan dari spesies negatif hasil, sehingga ti dak lagi dibebaskan
energi melainkan dibutuhkan energi yang semakin besar,de-ngan demikian energi yang
dibebaskan semakin kecil atau bahkan negatif atau dengan kata lain justru membutuhkan
energi.
Perhatikan data berikut ini:
O (g) + e → 0- + energi (g) ∆H1= - 141kJ mol-1
O- (g) + e → 02- (g) + energi ∆H2= + 844 kJ mol-1
Dengan konvensi diatas, bahwa tanda negative (-) menandakan pelepasan ener
gi.sedangkan tanda positif (+) menandakan membutuhkan energi.
Berdasarkan fakta diatas, maka definisi mengenai “Afinitas Elektron” secara konvensional
tidak berlaku kembali. Para ahli kimia akhir-akhir ini memandang afinitas elektron langsung
dengan besaran termodinamika ∆H: jadi, “Afinitas Elek tron” dideflnisikan sebagai perubahan
entalpi yang terjadi pada penambahan elek tron ke dalam tiap mol atom atau ion dalam
keadaan gas”. Seperti fakta di atas yang terjadi pada oksigen, afinitas elektron langsung
diekspresikan dengan be saran termodinamika.
Dengan demikian perjanjian ini menghasilkan numerik yang sama tetapi berla wanan
tanda dengan perjanjian konvensional untuk harga Ea. Untuk tidak menim bulkan
kebingungan, maka yang perlu diperhatikan adalah harga dari besaran ter-modinamika dalam
proses penangkapan elektron tersebut, karena kedua panda- ngan menghasilkan nilai yang
sama. Oleh karena ∆H,dapat positif atau negative maka akan lebih benar dinyatakan dalam
perubahan entalpi.

b. kecenderungan Afinitas Elekton unsure dalam satu periode dan golongan


Grafik Kecenderungan Afinitas Elektron
Dalam satu periode ( kiri ke kanan ) afinitas elektron cenderung bertambah, sebab
elektron ditempatkan pada tingkat energi yang lebih dekat dari inti,sehing ga menjadi daya
tarik kuat antara elektron terluar dengan inti. Semakin jauh jarak
( jari-jari semakin kecil ) antara elektron terluar dengan inti,maka berkurang daya tariknya.
Dengan demiki an,lebih sedikit energi yang dilepaskan ketika sebuah elektron ditambahkan ke
tingkat energi terluar. Selain itu,dengan menambah elek- tron kemungkinan akan membentuk
octet yang stabil. Sehingga, dalam satu perio-de ( kiri ke kanan ) afinitas elektronnya akan
semakin besar karena kecendrungan nya untuk menangkap elektron daripada melepaskan
elektron.
Dalam satu golongan ( atas ke bawah ) afinitas elektron cenderung berkurang ,sebab
elektron ditempat kan pada tingkat energi yang jauh dari inti atom ( jari-ja ri semakin
besar ),sehingga daya tarik inti terhadap elektron semakin kecil. Sehing ga saat melepaskan
sebuah elektron akan memerlukan energi yang lebih sedikit da ripada menangkap elektron.
Oleh Karen itu,afinitas elektron dalam satu golongan ( atas ke bawah ) akan semakin kecil.

4. ELEKTRONEGATIVITAS
a. Definisi Elektronegativitas dan Cara Menentukan
Pengertian elektronegativitas ternyata cukup bervariasi. Istilah elektronegativi
tas pertama kali dikemukakan oleh Linus Pauling yang mendefinisikan elektrone gativitas
sebagai kekuatan atau kemampuan atom menarik elektron-elektronnya dalam dirinya sendiri
dalam suatu molekul. Definisi ini menunjukkan bahwa elek tronegativitas bukanlah merupakan
suatu sifat yang berhubungan dengan atom se cara terisolasi melainkan atom dalam
senyawanya. Namun demikian, ukuran elek tronegativitas dapat diturunkan untuk tiap-tiap
atom.
Dalam rasionalisasinya Pauling mendasarkan pada data termodinamika yang menunjukkan
bahwa ikatan antara dua macam atom selalu lebih kuat daripada harga yang dirama|kan
menurut ikatan masing-masing atom unsur dalam molekul diatomiknya. Sebagai contoh, energi
ikatan Cl2 dan F2 masing-masing adalah 242 dan 153 kJ/mol, tetapi energi ikatan untuk
senyawa Cl-F ternyata 255 kJ/mol. Dalam hal ini Pauling berasumsi jika ikatan Cl-F berupa
kovlen murni tunggal seperti pada Cl-CI maupun F-F, maka energi ikatannya tentunya sebesar
rata-rata dari keduanya yaitu ½ x (242+153)=197,5 kj/mol Perbedaan energi sebesar 57,5
kJ/mol dapat dianggap sebagai energi kestabilan CI-F yang tentunya bukan datang dari sifat
kovalensinya.
Pengertian elektronegativitas yang lain diusulkan oleh A. L. Alfred dan E. G. Rochow
yang mendefiniskan elektronegativitas sebagai gaya yang bekerja pada
elekronelektron dalam atom pada jarak jari-jari kovalen (dalam satuan Arms -trong).
Namun definisi yang tepat mengenai ‘keelektronegativitas’ adalah kecenderu- ngan suatu
atom untuk menarik pasangan elektron kearah dirinya dalam suatu ika tan.
Beberapa ahli mengemukakan cara untuk menentukan keelektronegatifan suatu
unsure,diantara nya sebagai berikut:
1. Elektronegativitas Mulliken
Definisi teoritis mengenai keelektronegativitas diberikan pertama kali oleh
‘Mulliken’.  Definisi ini mungkin adalah yang paling sederhana diantara definisi –definisi
teoritis lainnya. Dengan memperkenalkan gagasannya mengenai keelek -tronegatifan suatu
atom A mewakili rerata tenanga ikat elekton-elektron terluar pa da suatu kisaran ionisasi
keadaan valensi ( misalnya dari A+ menjadi A- dalam molekul A-B ). Dengan persamaan yang
disarankan sebagai berikut:
1
xA = ( IVA + AVA )
2
Dimana IVA dan AVA berturut-turut adalah energy ionisasi keadaan valensi dan afinitas
elektron.Elektronegatifan mulliken ( xM ) yang dihitung dari ionisasi keada an dasar dan afinitas
elektron,kira-kira sebanding dengan nilai keelektronegativi-tas Pauling (xP ). Hubungan
keduanya adalah:
xP = 0.336 ( xM – 0.615 )

2. Elektronegativitas Allred–Rochow
Allred dan Rochow beranggapan bahwa elektronegativitas haruslah berhubu ngan dengan
muatan sebuah elektron pada "permukaan" sebuah atom: semakin tinggi muatan per satuan luas
permukaan atom, semakin besar kecenderungan atom tersebut untuk menarik elektron-
elektron. Muatan inti efektif, Z* yang ter dapat pada elektron valensi dapat diperkirakan
dengan menggunakan kaidah Sla ter. Sedangkan luas permukaan atom pada sebuah molekul
dapat dihitung dengan asumsi luas ini proposional dengan kuadrat jari-jari
kovalen (rcov). rcov memiliki satuan ångström. Pendekatan empiris yang dinyatakan oleh Allred-
Rochow:
xA= e2Zeff/r2cov
hal ini terbukti merupakan suatu metode yang sangat berhasil untuk mendapat kan nilai
elektronegatifan yang mencerminkan kecenderungan kimia secara lebi cermat dibandingkan
dengan nilai Pauling atau Mulliken dalam kasus-kasus dima na kedua skala itu tidak
bersesuaian dengan baik. Nilai keelektronegativitas yang di dapat dengan metode ini
mempunyai korelasi sangat baik dengan kebanyakan nilai yang didapat dengan metode-metode
terdahulu. Hubugan antara nilai keelek tronegatifan Allred–Rochow dengan skala pauling
adalah:
xAR = 0.359 ( Zeff /r 2
cov ) + 0.744

3. Elektronegativitas Pauling
Metode yang umumnya sering digunakan adalah ‘metode Pauling’. Hasil perhi tungan ini
menghasilkan nilai yang tidak berdimensi dan biasanya dirujuk sebagai skala Pauling dengan
skala relatif yang berkisar dari 0,7 sampai dengan 4,0 ( hi drogen = 2,2). Bila metode
perhitungan lainnya digunakan, terdapat sebuah kon vensi (walaupun tidak diharuskan) untuk
menggunakan rentang skala yang sama dengan skala Pauling: hal ini dikenal sebagai
elektronegativitas dalam satuan Pauling.
Pauling pertama kali mengajukan konsep elektronegativitas atom pada tahun 1932 dan
menggambarkan segi kuantitatifnya sebagai ukuran kecenderungan sua tu atom dalam molekul
untuk menarik elektron menuju dirinya sendiri. Ia menggu nakan gagasan ini untuk
menjelaskan fakta bahwa tenaga suatu ikatan heteropolar A-B yang diberi lambang
D(AB),pada umumnya lebih tinggi dari nilai rerata hi-tung atau reata geometric tenaga ikatan
homopolar molekul A-A [ lambang D(A A)] dan B-B [ lambang D(BB) ]. dapat dituliskan
seperti berikut:
D(AB) = ½ [ D(AA) + D(BB) + ∆AB …….. (1)
Dapat dinyatakan dengan persamaan:
∆AB = 23.06 (xA – xB )2……..(2)
Yang dapat diubah menjadi:
| xA – xB| = 0.208 √ ∆ AB ……(3)
Dimana xA dan xB adalah dua buah tetapan . menurut Pauling, nilai xA dan xB ti dak berubah
dari molekul ke molekul dan merupakan besaran karakteristik untuk atom A dan B. xA dan xB
disebut keelektronegatifan atom A dan B dan didefinisi kan oleh persamaan (3) . dengan
menggunakan data termokimia yang tepat dan dan secara sebarang menetapkan satu nilai x
( 2.1 untuk hidrogen ), Pauling mem buat skala yang pertama dan paling luas digunakan. Untuk
menentukan nilai kee- lektronegatifan, didaatkan nilai-nilai yang sering kali dibandingkan
dengan nilai asli pauling. Berikut ini beberapa unsur dengan nilai keelektronegatifan pauling.

b. Kecenderungan Elektronegativitas Unsur Dalam Tabel Periodik Unsur


Kecenderungan skala elektonegativitas atom-atom pada unsur dalam tabel perio dik unsur
menunjukkan perubahan yang relatif kontinu. Unsur-unsur yang terletak pada satu golongan
( atas ke bawah ) mempunyai harga elektronegativitas yang se makin menurun, sebab daya
tarik inti dengan elekton terluar semakin lemah. Se hingga akan cenderung melepaskan
elektron . Sedangkan dalam satu periode ( kiri ke kanan ) cenderung naik,sebab daya tarik inti
dengan elektron terluar semakin besar. Sehingga akan cenderung menarik elektron ke
dekatnya. Tabel elektronega tivitas adalah seperti ditunjukkan pa da gambar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai