OSILATOR HARMONIS
d2 x
m kx 0 . (7. 4)
dt 2
Penyelesaian persamaan tersebut adalah
2
d 2 ( x) 2mE m 2
2
2 ( x ) x ( x) 0 . (7. 9)
dx
Persamaan tersebut dapat disederhanakan dengan mendefinisikan va-
riabel-variabel tak berdimensi dan sebagai berikut.
x (7. 10)
m
(7. 13)
dan
2
E0 (7. 14)
maka Persamaan (7.12) menjadi
d 2 ( )
( 2 ) ( ) 0 . (7. 15)
2
d
Persamaan (7.15) merupakan persamaan Schrödinger bebas waktu osi-
lator harmonis yang akan kita pecahkan selanjutnya. Bandingkan persama-
an hasil modifikasi ini dengan persamaan semula, yaitu Persamaan (7.9).
Dalam Persamaan (7.9), variabel x dan E merupakan variabel berdimensi;
sedangkan dalam Persamaan (7.15), variabel dan parameter semuanya
tidak berdimensi.
Dengan menggunakan nilai tetapan pada Persamaan (7.13) dan (7.14)
maka variabel dan parameter yang didefinisikan di Persamaan (7.10)
dan (7.11) tadi masing-masing menjadi
m
x (7. 16)
dan
2
E. (7. 17)
Jika F( ) kita pilih lebih cepat menuju nol dibandingkan H( ), maka
perilaku ( ) di lebih banyak ditentukan oleh F( ) . Jika pilihan
ini yang kita ambil maka di Persamaan (7.15) menjadi
d 2 F( )
( 2 ) F ( ) 0 . (7. 19)
d 2
Karena pada berlaku 2 2 maka Persamaan (7.19) dapat
disederhanakan lagi menjadi
d 2 F( )
2 F ( ) . (7. 20)
d 2
2
Penyelesaian persamaan itu berbentuk F( ) e c dengan c merupakan
suatu tetapan yang nilainya dapat ditentukan sebagai berikut. Subtitusi
2
F ( ) e c ke Persamaan (7.20) menghasilkan
Jadi H( ) harus memenuhi Persamaan (7.24) dengan syarat tambahan ha-
rus bernilai nol di .
Persamaan (7.24) dapat diselesaikan dengan metode deret sebagai be-
rikut. Andaikan H ( ) dinyatakan dalam bentuk deret pangkat
j
H( ) a j ξ (7. 25)
j 0
maka
d
H( ) a 1 2 a 2 ξ 3 a 3 ξ 2
..... j 1a j 1 ξ j
d j0
sehingga
d H( )
j 1
j
2 2 ( j 1) a j 1 ξ 2 j aj ξ (7. 26)
d j 0 j 0
dan
d2 2
H( ) 2 a 2 3 2 a 3 4 3 a 4 .....
d 2
(7. 27)
( j 2)( j 1) a j 2 j .
j 0
atau
( j 1)( j 2) a j 2 2 j 1 a j j 0 . (7. 28)
j0
Agar Persamaan (7.28) berlaku untuk semua j maka harus dipenuhi hu-
bungan
2 j 1 ε
a j 2 aj (7. 29)
( j 1)( j 2)
1
2
( ) H( ) e 2 , (7. 30)
2n + 1 = n. (7. 31)
Indeks n perlu kita bubuhkan pada sebab untuk memenuhi hubung-
an 2n+1 = maka nilai harus disesuaikan dengan nilai n.
6. Berdasarkan catatan nomor 2 dan 3 di depan, Persamaan (7.31) hanya
dapat menghentikan salah satu dari deret yang berpangkat ganjil saja
atau deret yang berpangkat genap saja; jadi tidak dapat menghentikan
keduanya sekaligus. Jika n merupakan bilangan genap, maka deret
yang dapat dihentikan dengan persamaan itu adalah deret yang ber-
pangkat genap. Sebaliknya jika n merupakan bilangan ganjil, deret
yang dapat dihentikan adalah deret yang berpangkat ganjil. Oleh se-
bab itu untuk menjamin agar ( ) bernilai nol di kita guna-
kan ketentuan tambahan: jika n genap maka a harus diberi nilai nol
sehingga semua koefisien berpangkat ganjil pada H ( ) bernilai nol;
sebaliknya jika n ganjil maka a harus diberi nilai nol sehingga semua
koefisien berpangkat genap pada H ( ) bernilai nol.
6 V(x)
5
4
Bab 7: Osilator Harmonis
3
2
1
Gambar 7.1 Plot energi potensial dan tingkat energi osilator harmonis.
190 Penyelesaian persamaan Schrödinger
d 2 n ( )
( n 2 ) n ( ) 0 . (7. 33)
2
d
kan catatan nomor 6 di depan, a1 harus kita beri nilai nol sehingga
semua koefisien suku berpangkat ganjil bernilai nol. Selanjutnya,
berdasarkan Persamaan (7.31), jika n = 0 maka = 1. Dengan me-
ngetahui nilai ini kita dapat menentukan nilai koefisien-koefisien
berpangkat genap yang tidak nol dengan menggunakan Persa-
maan (7.29).
Untuk j = 0, kita dapatkan
2 0 1 1
a2 a0 0 .
(0 1)(0 2)
Karena a2 = 0 maka koefisien suku berpangkat genap di atasnya ju-
ga bernilai nol. Dengan demikian, polinom H() yang cocok de-
ngan keadaan ini adalah H() = a0 = konstanta, dan fungsi eigen
yang kita cari (lihat Persamaan 7.30) adalah
1
2
0 ( ) a 0 e 2 .
Atau
2 2
2 2 2 ( 1 / 2 ) 2
a 0 e d 2 a0 e d 2 a 0 a0 1.
0 2
1/ 4
1
Jadi a0 .
Dengan demikian, kita dapatkan fungsi eigen yang telah ternormal-
kan:
1/ 4 1 2
1
0 ( ) e 2 .
Gambar berikut adalah plot fungsi eigen untuk tingkat nol (terendah)
tersebut.
0()
V()
nilai eigen
Atau
2 2 2 2 2 (3 / 2) 2
a1 2 e d 2 a1 2 e d 2 a1 a1 1 .
0
2 2
1 /4
4
Jadi a1 .
Dengan demikian kita dapatkan fungsi eigen yang telah ternor-
malkan:
1/ 4 1
4 2
1 ( ) e 2 .
Gambar berikut menyajikan plot fungsi eigen untuk tingkat energi
tersebut.
1()
V()
nilai eigen
Analisis
Energi tersebut bersesuaian dengan nilai n = 2. Karena n meru-
pakan bilangan genap, maka a1 harus kita beri nilai nol sehingga
semua koefisien suku berpangkat ganjil bernilai nol. Selanjutnya,
berdasarkan Persamaan (7.31), jika n = 2 maka = 5. Dengan
mengetahui nilai ini kita dapat menentukan nilai koefisien-
koefisien berpangkat genap yang tidak nol dengan menggunakan
Persamaan (7.29).
Untuk j = 0, kita dapatkan
2 0 1 5
a2 a0 2 a0 .
(0 1)(0 2)
Untuk j = 2, kita dapatkan
2 2 1 5
a4 a2 0 .
(2 1)(2 2)
Karena a4 = 0 maka koefisien suku pangkat genap di atasnya akan
bernilai nol. Dengan demikian, polinom H() yang cocok dengan
keadaan ini adalah
H 2 ( ) a 0 (1 2 2 ) N 2 2 1 ,
dan fungsi eigen yang kita cari adalah
1
2
2
2 ( ) N ( 2 1) e 2 .
2()
V()
nilai eigen
2 31 7
Untuk j = 3, kita dapatkan a 5 a1 0 .
( 3 1)( 3 2 )
H 3 ( ) a 1 ( 23 3 ) N 2 3 3 ,
V()
nilai eigen
3()
Analisis
Energi tersebut bersesuaian dengan nilai n = 4, dan = 9. Karena n
merupakan bilangan genap maka aj = 0 untuk j ganjil. Nilai aj un-
tuk j genap dicari dengan menggunakan Persamaan (7.29) sebagai
berikut.
2 01 9
Untuk j = 0, kita dapatkan a 2 a0 4 a0 .
(0 1)( 0 2 )
221 9
Untuk j = 2, kita dapatkan a 4 a 2 13 a 2 43 a 0 .
( 2 1)( 2 2 )
2 41 9
Untuk j = 4, kita dapatkan a6 a4 0
( 4 1)( 4 2 )
1
2
4 2
4 ( ) N ( 4 12 3) e 2 .
4()
H 0 ( ) 1 , H 1 ( ) 2 ,
H 2 ( ) 4 2 2 , H 3 ( ) 8 3 12 ,
0 ; nm
2
H n ( ) H m ( ) e d . (7. 38)
2 n n! ; n m
Setelah kita melihat adanya hubungan antara fungsi eigen osilator har-
monis dengan polinom Hermite, dan mengingat kembali beberapa sifat
penting polinom tersebut, marilah kita kembali menelaah fungsi eigen osi-
lator harmonis. Hal-hal yang akan kita bahas lebih lanjut adalah sifat keor-
togonalan fungsi eigen osilator dan bagaimana mendapatkan fungsi eigen
dalam variabel x, yaitu n(x), berdasarkan fungsi eigen yang dinyatakan
dalam variabel tak berdimensi , yaitu n().
1 1 0 ; nm
2 2
H n ( ) e 2 H m ( ) e 2 d (7. 39)
2 n n! ; n m
maka dapat kita maknai sebagai keortogonalan antara sebarang pasangan
fungsi eigen n() dan m(). Baris kedua Persamaan (7.39) tersebut juga
menunjukkan bahwa fungsi eigen n() yang polinom Hn()-nya kita dapat-
kan dari Persamaan (7.35) adalah belum ternormalkan.
Untuk mendapatkan fungsi eigen yang ternormalkan, fungsi eigen
yang belum ternormalkan tersebut kita tuliskan sebagai berikut.
1
2
n ( ) N H n ( ) e 2 , (7. 40)
1/4 1
1 2
0 1 e 2
1/4 1 1/4 1
1 2 4 2
1 3
4
2 e 2 e 2
1/4 1 1/4 1
1 2 1 2
2
2 5
64
( 4 2 ) e 2 =
( 2 2 1) e 2
4
1 /4 1 1/4 1
1 2 1 2
3 7
2304
8 3
12 e 2 2 3
3 e 2
9
atau
2
n ( x) dx 1 . (7. 44)
n ( x) n ( x ) . (7. 45)
Persamaan (7.45) itulah yang menghubungkan fungsi eigen ternormalkan
dalam variabel dengan fungsi eigen ternormalkan dalam variabel x. Seca-
ra eksplisit, fungsi eigen yang telah ternormalkan tersebut berbentuk
1/ 2 1
x 2
n ( x) H n (x) e 2 . (7. 46)
2 n n!
Antara dua fungsi eigen ternormalkan berlaku hubungan
0 , n m
n ( x ) m ( x) dx (7. 47)
1, n m
x 2 n n ( x) x 2 n ( x) dx
1/ 2
2 1 1 / 2(x ) 2 2
e H n (x) x 2 e 1 / 2(x ) H n (x) dx (7. 50)
2 n n!
1/ 2
2 1 1 (x ) 2
n 3
e x H n (x )2 dx .
2 n!
d
n ( x) i n ( x ) dx 0 .
p n (7. 54)
dx
(Lihat pertanyaan 7 pada bagian Pertanyaan Analisis di akhir bab ini.)
Nilai harap kuadrat momentum pada sebarang keadaan eigen, p2
n
adalah
d2
p2 n ( x ) 2 n ( x ) dx (7. 55)
dx 2
n
= 2 2 ( n 1 /2 ) m( n 1 / 2 )
( px ) n m n 1 / 2 n 1 / 2 n 1 / 2 (7. 57)
m
Bandingkan hasil tersebut dengan tabel nilai ( p x) untuk osilator harmo-
nis sebagaimana dinyatakan pada bagian akhir Bab 3.
RANGKUMAN
Jadi, spektrum nilai energi total bersifat diskret. Hal ini berbeda sekali
dengan kesimpulan klasik sebagaimana disebutkan sebelumnya.
4. Penyelesaian persamaan Schrödinger bebas waktu tersebut juga meng-
hasilkan kesimpulan bahwa keadaan eigen osilator harmonis yang
berenergi total En dinyatakan oleh fungsi eigen .
1 /2 1
x 2 m
n ( x) n
H n (x) e 2 , dengan
2 n!
n
j
H n ( ) a j
j 0
0 , n m
n
( x ) m ( x ) d x
1 , n m
5. Berdasarkan fungsi eigen tersebut, pengukuran posisi dan momentum
partikel akan menghasilkan nilai ukur sebagai berikut.
Pengukuran posisi
6. Nilai harap posisi: <x> = 0 untuk semua keadaan.
o Ketakpastian posisi: ( x ) n n 1 / 2 .
m
Pengukuran momentum linear
o Nilai harap: <p> = 0 untuk semua keadaan
7. Ketakpastian momentum linear: ( p ) n m( n 1 /2 ) . .
PERLATIHAN
Pertanyaan Konsep
1. Berikan contoh-contoh gejala fisika yang berperilaku sebagai osilator
harmonis!
2. Menurut fisika klasik, energi total terendah osilator harmonis sama
dengan energi potensial terendahnya. Sementara itu, menurut fisika
kuantum, nilai tersebut adalah 1 / 2 di atas nilai terendah energi po-
tensialnya. Apa komentar Anda tentang hal ini?
3. Menurut postulat Planck, energi yang dimiliki oleh osilator harmonis
haruslah memenuhi hubungan En n , dengan n = 0, 1, 2,… . Di lain
pihak, berdasarkan persamaan Schrödinger, hubungan tersebut adalah
En ( n 1 / 2) . Apa komentar Anda terhadap perbedaan ini?
4. Jika energi terendah osilator harmonis sama dengan energi potensial
terendahnya, prinsip apa yang terlanggar?
5. Menurut Anda, apakah kesimpulan yang didapatkan oleh fisika kuan-
tum tentang osilator harmonis ini memiliki kesepadanan dengan hasil
analisis yang diperoleh oleh fisika klasik? Jika ya, tunjukkan letak ke-
sepadanan itu.
6. Selama partikel berperilaku sebagai osilator harmonis, mungkinkah
partikel itu dalam keadaan bebas sehingga dapat memiliki sebarang
energi?
7. Masing-massing ketakpastian posisi maupun momentum linear osila-
tor harmonis sebanding dengan n . Berarti semakin besar ketakpas-
tian posisi semakin besar pula ketakpastian momentum linearnya.
Apakah kesimpulan ini tidak bertentangan dengan asas ketakpasian
Heisenberg?
Pertanyaan Analisis:
1. Jika V(x) menyatakan variasi energi potensial suatu partikel terikat ter-
hadap posisinya, dan a adalah posisi setimbangnya, tunjukkan bahwa
di sekitar posisi setimbang itu partikel berperilaku sebagai osilator har-
monis. (Petunjuk: ekpansikan (uraikan) V(x) ke dalam bentuk deret
pangkat dalam x dan tunjukkan bahwa di sekitar x = a berlaku peng-
hampiran V(x) bx2, dengan b bilangan positif).
2. Dengan menggunakan metode deret, dapatkan fungsi eigen osilator
harmonis yang memiliki energi: a) 5,5 , b) 6,5 , c) 7,5 .
3. Carilah tetapan normalisasi N untuk: a) 3 () pada contoh soal 7.4 dan
b) 4 () pada contoh soal 7.5 .
4. Selidikilah bahwa semua polinom Hermite yang didaftar di bagian
7.4.1, setelah Persamaan (7.35), merupakan penyelesaian Persamaan
(7.34)! (Petunjuk: subtitusikan masing-masing fungsi ke ruas kiri Per-
samaan (7.34) kemudian selidikilah apakah semuanya menghasilkan
nol!)
5. Berdasarkan Persamaan (7.36) dan atau (7.37) tunjukkan bahwa
a. Hn(x) = 2x Hn 1(x) – 2 (n –1) Hn 2(x)
d
b. H n ( x) 2x Hn (x) – Hn + 1(x)
dx
d2
c.
dx 2
H n ( x ) 4 x 2 2 n H n ( x ) 2 x H n1 ( x )
2
6. Buktikan bahwa e (x ) x H n (x )2 d x = n! 2n (n+1/2). (Pe-
tunjuk: (1) lakukan perubahan variabel x y , (2) gunakan Persama-
an (7.36) untuk mengubah yHn(y) menjadi ½{Hn+1(y) + 2nHn1 (y)}, (3)
gunakan Persamaan (7.38) untuk menyelesaikan integralnya.)
7. Buktikan perhitungan pada Persamaan (7.54). (Petunjuk: hitung dulu
derivatif pertama dari n (x) (gunakan Persamaan (7.37) untuk men-
dapatkan derivatif dari Hn), kemudian selesaikan integralnya (gunakan
Persamaan (7.38) dan ingat bahwa x(Hn (x) ) merupakan fungsi gan-
jil).
8. Buktikan hasil penghitungan integral pada Persamaan (7.55). Petunjuk:
hitung dulu derivatif kedua dari n (x ) (bisa menggunakan pertanya-
an 5c di depan), kemudian selesaikan integralnya (gunakan Persamaan
(7.38) dan ingat bahwa x(Hn (x) ) merupakan fungsi ganjil).
9. Dalam fisik klasik, untuk osilator harmonis berlaku hubungan
d2 x
2 x 0. Apakah dalam fisika kuantum ada hubungan yang sa-
dt 2
ma, atau mirip, dengan itu? Jika ada, tunjukkan. (Petunjuk: lihat Bab 4)
10. Tetapan pegas yang diasosiasikan dengan getaran molekul diatomik
berkisar pada orde 10 N/m. Jika massa molekul diatomik tersebut pa-
da orde 10kg, perkirakan berapa energi terendah getaran molekul
tersebut.
O
F
Osilator harmonis
fonon ..................................... 181 energi klasik ............... 183, 205
energi kuantum .......... 189, 205
G fungsi eigen........ 200, 205, 206,
Gaussan 190–97
fungsi................................. 205 ketakpastian momentum .... 204,
206
H ketakpastian posisi ..... 203, 206
pengertian .......................... 181
Heisenberg
persamaan Schrodinger
Asas ketakpastian............... 205
penjabaran ................ 183–85
K solusi........................ 185–88
Persamaan Schrodinger ...... 205
konservatif ...................... 182, 183
konstanta pegas...................... 181 P
kristal .................................... 181
partikel identik ....................... 182
M polinom Hermite .................... 205
Polinom Hermite
medium kontinu ..................... 181 dan fungsi eigen O.H.......... 199
definisi ............................... 198
N sifat-sifat penting ............... 199
Newton .................................. 182
S
sistem konservatif .......... 182, 183