Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE PENELITIAN DAN PUBLIKASI

‘’METODE PENELITIAN’’
Makalah Tugas 3

Senin, 28 Februari 2022

DISUSUN OLEH:

NAMA : DILA AYU LESTRA

NIM : 19033018

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr FESTIYED, M.S.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas karunia, hidayah dan
nikmatnya sehingga dapat menyelesaikan makalah Metode Penelitian dan
Publikasi ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Metode Penelitian dan Publikasi .Tidak
lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman- teman
yang mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan
sedikit pengetahuan tentang salah satu materi Metode Penelitian dan Publikasi
yang berjudul Metode Penelitian.

Namun demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab


itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman –
teman.

Padang, 28 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Landasan Religius
Dalam islam kita diajar untuk beretika atau berakhlak baik terhadap segala
kegiatan yang dimana terdapat pada suratAt-Taubah ayat 112.

Arti: Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang
memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf
dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah.
Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.

Surat Ali Imran ayat 190-191 adalah ayat yang menjelaskan tentang ulul
albab.Dari surat ini kita dianjurkan dalam melakukan penelitian terhadap apa
yang telah diciptakan oleh allah,bahwa tidak ada yang sia-sia
diciptakannya.Oleh karna itu dengan melakukan penelitian maka kita tahu
benda ataupun alam dan seisinya yang telah di ciptakan tidak sia-sia yang
pasti memiliki manfaat bagi kelangsungan kehidupan atau meneliti bagaimana
terjadinya atau terbentuknya.
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia- sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 190-191)

B. Landasan Yuridis
Dalam kegiatan penelitian kita sudah punya UU Nomor 18 Tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. UU ini bertujuan memperkuat daya dukung ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan
Negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam
memperjuangkan kepentingan Negara dalam pergaulan internasional (Pasal 4).

Menurut UU ini, Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi,


memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif
bagi perkembangan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia (Pasal 18).

Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kepentingan


masyarakat, bangsa, dan negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia
dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk itu pemerintah mengatur
perizinan bagi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang beresiko tinggi dan berbahaya dengan
memperhatikan standar nasional dan ketentuan yang berlaku secara
internasional (Pasal 22)

Dalam dunia kesehatan standar etik penelitian di Indonesia tersebut diatur


dalam UU Kesehatan no 23/ 1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no 39/
1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Penelitian/riset yang
dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup riset pada farmasetik,
alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, rekam medis, sampel
biologik, serta penelitian epidemiologik, sosial dan psikososial.

Dalam melakukan penelitian ada perizinan dalam hal perizinan bagi


pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya telah
dikeluarkan:

1. PP Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan melakukan Kegiatan


Penelitian dan Pengembangan Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang
Asing;
2. PP Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang Beresiko Tinggi dan Berbahaya.

C. Topik Bahasan
1. Factorial Experimental
2. Quasi Experimental
a. Time Series design
b. Nonequivalent control grup design
3. Metaanalisis
BAB II

DASAR TEORI
BAB III

ANALISIS MATERI
BAB IV

PERTANYAAN
1. Jelaskanlah 2 jenis Eksperimen Faktorial ?

Jawab :

a. Salah Satu Variabel Bebas Dimanipulasikan


Seorang peneliti boleh tertarik pada pengaruh dari satu variable
bebas, tetapi harus mempertimbangkan variable-vaiabel lain yang
mungkin dapat mempengaruhi variable terikat.
Variable tersebut adalah variable atribut seperti jenis kelamin,
kecerdasan, ras, status sosial, ekonomi, hasil belajar, dsb. Selain diteliti
pengaruh variable atribut tersebut juga dapat dikendalikan dengan cara
memasukkan variable atribut dalam eksperimen factorial. Pada setiap
tingkatan variable terikat atribut, peneliti menilai pengaruh variable
bebas.
Tingkat variable atribut akan terbentuk secara alami. Helenggeler
dkk dalam Marliani (2013), melakukan penelitian tentang pengguaan
multisystemic therapy dengan menyertakan keluarganya untuk
mengatasi anak-anak yang suka melakukan tindak kekerasan kronis.
Dalam eksperimennya, Henggeler membandingkan penggunaan
Multisystemic Theraphy dengan terapi biasa sebagai kontrol. Dalam
terapi ini, satu kelompok anak dan keluarganya diberi perlakuan
“model baru”, sedangkan kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol.
Ia memasukkan variable asal tempat tinggal sampel, yaitu berasal dari
desa atau kota. Artinya, dalam eksperimen ini juga disertakan variable
atribut ke dalam eksperimen factorial. Fungsinya bukan hanya
meningkatkan ketepatan eksperimen melainkan juga meningkatkan
kemampuan generalisasi hasil eksperimen tersebut. Peneliti telah
menetapkan perlakuan itu mempunyai pengaruh yang sebanding pada
semua tingkat ataukah tidak, yang pada akhirnya akan meningkatkan
wilayah generalisasi hasil-hasil eksperimen.
b. Semua Variabel Bebas Dimanipulasikan
Ketika eksperimenter tertarik pada 2 variabel bebas dan ia ingin
menilai pengaruhnya terhadap variable terikat, baik secara terpisah
maupun bersama-sama, kedua variable bebas dimanipulasi secara
eksperimental.
Eksperimen factorial yang paling sederhana adalah perlakuan 2x2.
Biasanya pada eksperimen factorial sederhana, variable bebas yang
dimanipulasi (faktor) merupakan variable eksperimen, sedangkan
variable bebas (level) yang kedua merupakan variable atribut.
Pengaruh perlakuan eksperimental terhadap variable terikat dinilai
pada setiap level variable.
Eksperimen factorial bisa dikembangkan menjadi eksperimen yang
lebih kompleks, yaitu eksperimen yang mempunyai beberapa variable
bebas. Eksperimen komplek terdiri atas beberapa faktor dn beberapa
level. Misalnya, eksperimen factorial 2x3x4 menunjukkan bahwa
jumlah variable bebas pada eksperimrn tersebut 2 faktor, 3 level, dan 4
perlakuan tiap level. Eksperimen semacam ini misalnya menggunakan
2 metode terapi, 3 tingkatan usia, dan empat kelompok latar belakang
keluarga.
2. Sebutkanlah kelebihan dari Eksperimentasl Faktorial ?
Jawab:
Kelebihan eksperimen factorial antara lain:
a. Lebih efisien karena dapat dilakkan hanya satu kali eksperimen.
b. Memberi ruang kepada peneliti untuk menyelidiki berbagai bentuk
interaksi dalam penelitian perilaku
c. Pengujian hipotesis menjadi lebih kuat
d. Pengendalian variable lebih baik karena dilakukan dengan beberapa
perlakuan sekaligus.
e. Hasil eksperimen dapat digenealisasikan terhadap beberapa variable
bebas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil eksperimen lebih valid pada
beberapa situasi dan subjek penelitian.
3. Pertanyaannya adalah bagaimana mendesain penelitian eksperimental
dengan melibatkan labih dari satu variable bebas?
Jawab:

Sebagai contoh: seorang peneliti ingin mengetahui ada-tidaknya


perbedaan pengaruh bentuk iklan terhadap ingatan produk yang diiklankan
pada anak laki-laki dan perempuan.

Jika masalah tersebut ingin diteliti dengan desain 2 kelompok peneliti


perlu melakukan 2 penelitian eksperimental. Pertama, membandingkan 2
kelompok anak laki-laki . satu kelompok diberi iklan berbentuk humor dan
satu kelompok lain diberi iklan berbentuk netral. Kedua, membandingkan
2 kelompok anak perempuan seperti halnya kelompok laki-laki. Akan
tetapi, penelitian dilakukan dengan desain anavar, diperlukan penelitian
eksperimental dengan 4 kelompok, yaitu 1) kelompok anak laki-laki yang
diberi iklan humor 2) kelompok anak laki-laki yang diberi iklan netral 3)
kelompok anak perempuan yang diberi iklan humor 4) kelompok anak
perempuan yang diberi iklan netral. Kemudian dilakukan analisis statistic
menggunakan uji-F anavar satu jalur.

Desain yang tepat untuk menjawab masalah di atas adalah desain


factorial. Hal ini karena sebagaimana telah dijelaskan, desain eksperimen
factorial adalah desain penelitian yang melibatkan lebih dari satu variable
bebas.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai