Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NOTASI SPEKTROSKOPI KEADAAN ATOM

Untuk menunjukkan keadaan momentum sudut dari sebuah atom, digunakan notasi
2S+1
spektroskopis, yang dituliskan dalam notasi sebagai berikut: n LJ
Dimana n adalah menunjukkan elektron dalam atom berada pada kulit ke berapa. S adalah
bilangan kuantum spin atom, L adalah bilangan kuantum orbital atom, sedangkan J adalah
bilangan kuantum total (spin + orbital). Kadang kala indeks n tidak dituliskan.
Sebagai contoh notasi spektroskopi atom yang dapat dituliskan untuk menyatakan keadaan
2S+1
L= 0, S = 0 dan J = 0 adalah LJ  2.0+1S0  1S0.
Hampir sama dalam menyatakan keadaan momentum orbital elektron (l),

maka dalam menyataan keadaaan momentum atom dituliskan nilai L sebagai:

Sebagai contoh notasi spektroskopi atom yang dapat dituliskan untuk menyatakan keadaan
2S+1
L= 0, S = 0 dan J = 0 adalah LJ  2.0+1S0  1S0.
Latihan 1.
Nyatakanlah keadaan-keadaan berikut ini dalam notasi spektroskopi.
No. L S J Notasi Spektroskopi Atom

1. 0 0 0

2. 2 0 2

3. 1 1/2 1/2

4. 3 1/2 5/2

5. 4 1 5
Analisis matematika untuk keadaan atomik elektron banyak lebih rumit dibandingkan dengan
atom hidrogen, yang hanya terdiri dari satu elektron dan satu proton. Selain interaksi antara
elektron dan inti atom, harus pula diperhitungkan interaksi antara elektron baik dari
momentum sudut orbital, momentum sudut spin maupun momentum sudut total. Pada tahun
1925 Russell dan Saunders memperkenalkan sebuah metode untuk memahami keadaan
atomik dengan menggunakan skema kopel (kopling) L.S. Sebelumnya akan dijelaskan
mengenai kisaran nilai L, S dan J.

Nilai L berkisar antara:

Besarnya l1 danl2 ini ditentukan dari keadaan eletron valensi dari atom yang akan dianalisa.

Sedangkan untuk nilai bilangan kuantum spin atom, dijelaskan dengan menggunakan deret
Clebsch-Gordon. Terdapat dua nilai spin yaitu s = ½ atau s = -1/2. Sehingga nilai S yang
mungkin adalah
S = ½ + ½ , ½ - ½ untuk dua sistem elektron
S = 1, 0
Jika merujuk pada notasi spektroskopi atom, dimana indeks superkrip diberikan oleh 2S + 1,
maka:
Untuk S = 1  2S + 1 = 2.1 + 1 = 3 (dikenal dengan keadaan triple state).
Untuk S = 0  2S + 1 = 2.0 + 1 = 1 (dikenal dengan keadaan single state).
Bilangan kuantum J (momentum total) merupakan penjumlahan dari L + S. Besar dari J
adalah | | √ ( ) . Nilai J ini berharga

Untuk L> 0, nilai J ini berharga dari:


Jika dihubungkan antara nilai S, L dan J maka dapat diilustrasikan seperti pada Gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Hubungan antara nilai L, S dan J,


(http://www.ipf.uni-stuttgart.de/lehre/online-skript/f40_06.html).

Kuantisasi momentum total (J) adalah

Interaksi antara L dan S (atau dikenal dengan istilah kopling L.S) adalah

[| | | | | | ]

|| ( ) ,| | ( ) , dan | | ( ) .

[ ( ) ( ) ( )]
Perhatikan contoh berikut ini.
No. Atom Keadaan L S J Notasi spektroskopi
2S+1
LJ

Hidrogen pada keadaan dasar 2


1. 0 1/2 1/2 S1/2
Konfigurasi elektron:

Konfigurasi elektron:

Hidrogen tereksitasi pada


1
2. tingkat 2p 1 1/2 3/2 dan 1/2 P3/2 dan 1P1/2
Konfigurasi elektron:

Catatan: Nilai J berharga 3/2 dan ½. Bagaimana nilai ini diperoleh?. Lihat kembali ke definisi jika L> 0, maka nilai J dari
J = L+S, L+S-1....(sampai dengan )....., L-S

Helium
3.
Konfigurasi elektron:
Helium pada keadaan
4. tereksitasi
Konfigurasi elektron:

Helium pada keadaan


5. tereksitasi
Konfigurasi elektron:

Litium
6.
Konfigurasi elektron:

Berilium
7.
Konfigurasi elektron:

Boron
8.
Konfigurasi elektron:
Karbon
9.
Konfigurasi elektron:

Nitrogen
10.
Konfigurasi elektron:

11. Oksigen
Konfigurasi elektron:

12. Fluor
Konfigurasi elektron:

13. Neon
Konfigurasi elektron:

Anda mungkin juga menyukai