Oleh
Keterampilan menulis materi ajar sangat penting dikuasai oleh guru dan calon guru. Guru
yang terampil menulis materi ajar akan mampu menyediakan materi ajar seperti : hand out,
buku, lembar kerja siswa, yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, isinya kontekstual
dan disesuaikan dengan keragaman kesulitan siswanya dalam memahami isi bacaan. Namun,
sayangnya keterampilan tersebut pada umumnya tidak diajarkan secara khusus dalam suatu
mata kuliah ketika mereka mereka mengikuti kuliah di LPTK atau di perguruan tinggi
lainnya. Pada matakuliah bahasa pada umumnya diajarkan menulis karangan bebas atau
essay. Menulis materi ajar sain berbeda dengan menulis karangan bebas, sehingga walaupun
mereka mampu menulis karangan bebas tapi belum tentu mampu menulis materi ajar. Hal itu
terbukti sangat sedikit sekali buku ajar sains yang beredar dipasaran yang penulisnya adalah
seorang guru mata pelajaran sain di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan penelitian yang tujuannya mengembangkan model
pembelajaran yang tujuannya ialah meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam
menulis materi ajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh suatu cara bagaimana
langkah langkah dalam menuls materi ajar sains yang diwujudkan dalam bentuk ‘model
proses menulis materi ajar sains’. Model proses menulis materi ajar sains ini dikembangkan
dari model umum proses menulis yang biasa digunakan dalam menulis karangan bebas.
Model proses menulis materi ajar sains ini akan membimbing para penulis pemula baik calon
guru dan guru langkah demi langkah dari mulai menganalisis KI dan KD pada kurikulum
hingga cara menguji apakah bahan ajar tersebut efektif atau tidak dalam meningkatkan
kognitif siswa dan lainnya.
Model proses menulis materi ajar sains ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru dalam
meningkatkan keterampilannya untuk menulis materi ajar. Diharapkan bahan ajar di tiap
sekolah adalah hasil karya dari para guru itu sendiri, yang terus menrus dievaluasi dan
diperbaharui sehingga akhirnya layak untuk diterbitkan jadi buku ajar yang berkualitas.
MODEL PROSES MENULIS MATERI AJAR SAINS
Dr. Parlindungan Sinaga M.Si
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
psinaga@upi.edu
Secara keseluruhan sintak model proses menulis materi ajar ditunjukkan pada Gambar 1.
Proses menulis materi ajar pada setiap tahapannya dijelaskan sebagai berikut.
Indikator/objektif
Draft outline 1
Peta Konsep
Modus representasi
Multi representasi
Reviu
Edit
Uji kualitas , uji keterbacaan, dan uji keterpahaman ide pokok wacana
Draft
Uji keefektifan
Draft Final
1. Indikator Kognitif
Berdasarkan hasil analisis kurikulum dan tujuan penulisan yang telah dirumuskan selanjutnya
penulis harus memilih dan memilah materi atau konten agar sesuai kedalam dan keluasannya
sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hasil tahap ini ialah daftar pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang dinilai seharusnya tercakup dalam kurikulum. Misalnya untuk KD 4.2
Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan KD tersebut ditentukan pokok atau sub pokok bahasan apa saja yang akan
ditulis dan sejauh mana keluasan dan kedalamannya. Misalnya penjelasan tentang sinar
radioaktif, jenis jenis sinar radioaktif, aplikasi sinar radioaktif dalam bidang kedokteran,
aplikasi sinar radioaktif pada bidang geologi, aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian ,
aplikasi sinar radioaktif pada bidang peternakan, aplikasi sinar radioaktif pada bidang
industri. Sub pokok bahasan untuk aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian misalnya:
pemanfaatan sinar radioaktif untuk menghasilkan bibit unggul, pemanfaatan sinar radioaktif
untuk pengendalian hama, pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen.
4. Draft outline
Daftar pokok dan sub pokok bahasan yang dinilai harus tercakup dalam KD selanjutnya
dibuat menjadi outline berupa urutan pembahasan dalam tulisan materi ajar. Misalnya untuk
KD 4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
a. penjelasan tentang sinar radioaktif,
b. jenis jenis sinar radioaktif,
c. aplikasi sinar radioaktif dalam bidang kedokteran,
d. aplikasi sinar radioaktif pada bidang geologi,
e. aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian :
pemanfaatan sinar radioaktif untuk menghasilkan bibit unggul,
pemanfaatan sinar radioaktif untuk pengendalian hama,
pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen
f. aplikasi sinar radioaktif pada bidang peternakan,
g. aplikasi sinar radioaktif pada bidang industri. Sub pokok bahasan untuk aplikasi sinar
radioaktif pada bidang pertanian misalnya: pemanfaatan sinar radioaktif untuk
menghasilkan bibit unggul, pemanfaatan sinar radioaktif untuk pengendalian hama,
pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen.
5. Pembuatan Peta Konsep
Peta konsep dikembangkan oleh Joseph Novak berdasarkan teori kognitif dari David
Ausubel (teori Asimilasi) yang menekankan pentingnya pengetahuan sebelumnya (prior
knowledge) dalam rangka untuk mendapatkan pembelajaran yang mendalam pada konsep-
konsep baru. Peta konsep merupakan pemahaman seseorang tentang suatu topik melalui
pemetaan konsep dan hubungan antar konsep secara hirarkis, di mana konsep-konsep yang
lebih umum ditempatkan lebih tinggi dalam peta dan konsep pada tingkat yang sama
dikelompokkan bersama (Novak dan Gowin, 1984). Peta konsep yang disisipkan pada
scaffolding ini digunakan untuk refleksi diri dari penulis sehingga dapat menilai dirinya
sendiri sampai sejauh mana penulis sudah memahami konten dari pokok bahasan yang mau
ditulisnya. Dengan mengacu pada deskripsi dari pokok bahasan yang dibuatnya dan hasil
refleksi diri, mereka akan menyadari konsep atau hukum apa dari pokok bahasan tersebut
yang belum mereka pahami dengan baik. Selain itu juga akan menguji apakah deskripsi yang
sudah dibuatnya sudah benar secara hirarki atau belum.
Unsur inti dari sebuah struktur peta konsep adalah proposisi, yang terdiri dari dua atau
lebih konsep yang dihubungkan dengan link berlabel. Proposisi-proposisi tersebut kemudian
bercabang membentuk struktur yang lebih besar yang memberikan gambaran keseluruhan
untuk: 1) Pemahaman teori dan konsep yang berkaitan dengan topik 2) Pengelolaan konsep
menjadi sub konsep untuk masing-masing kelompok dan kategori 3) Memahami hubungan
setiap konsep, bagaimana mereka berhubungan satu sama lain 4) Mensintesis informasi, ide
dan konsep, dan melihat seluruh gambaran 5) Mendorong kreativitas dan mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan strategi 6) Memberikan umpan balik dari guru atas
'kesalahpahaman siswa dan pengembangan pemahaman siswa dari waktu ke waktu (Chan,
2009). Langkah-langkah dalam membuat peta konsep (Hale, 2003 ; Novak dan Gowin, 1984;
Steitner, Albert dan Heller, 2007) :
Produk akhir yang diharapkan pada tahap ini ialah keputusan mahasiswa terhadap
outline /rencana (planning) yang telah dibuatnya. Apakah perlu diubah urutannya atau tetap,
apakah kedalaman dan keluasannya sudah cukup atau masih kurang berdasarkan peta konsep
yang telah dibuatnya. Urutan penyusunan konsep pada peta konsep dapat dilihat pada
Gambar 2 . Urutan yang paling atas adalah konsep kunci (key concept), selanjutnya diurutan
berikutnya ialah konsep-konsep umum (general concept). Contoh peta konsep peluruhan
adioaktif ditunjukkan pada gambar 3
Key concept
link
General concept General concept General concept
link link
link link
concept concept
Di bawah konsep-konsep umum ditempatkan konsep-konsep sub ordinat atau less general
concept. Urutan berikutnya ialah konsep-konsep spesifik ,contoh-contoh, dan objek.
Gb.3 Peta konsep peluruhan radioaktif
Berdasarkan peta konsep dan draft outline yang telah direvisi selanjutnya ialah
merepresentasikan setiap konsep baik secara verbal maupun visual (gambar, grafik, diagram
piktorial, persamaan matematika , tabel ). Pemilihan jenis modus representasi sangat
ditentukan oleh informasi apa yang akan disampaikan pada pembaca (audiens). Untuk
membangun pemahaman yang mendalam tentang konsep fisika, dibutuhkan kemampuan
untuk menggunakan berbagai modus representasi dan dapat berpindah pindah antara
berbagai mode representasi(mentranslasi dari satu modus ke modus representasi lainnya).
Pikirkan tentang sebuah konsep dalam disiplin Anda (misalnya, termodinamika,
keseimbangan, periodisitas, dll) dan tuliskanlah semua jenis modus yang dapat digunakan
untuk mewakili konsep tersebut. Lihatlah pada buku teks, internet, dll untuk
mengembangkan/memperkaya daftar jenis modus representasi yang mungkin digunakan.
a. Modus Teks
b. Modus persamaan matematika
c. Modus grafik
d. Modus tabel
e. Modus gambar
f. Modus diagram (viktorial, batang , )
g. Modus Free body diagram
Ayunan sederhana terdiri dari massa benda (bandul) yang diikakan pada salah satu ujung
benang yang massanya dapat diabaikan dan benangnya tidak elastis, sedangkan ujung benang
lainnya diikatkan pada sesuatu sehingga benda dapat berayun secara bebas. Kedudukan
bandul sebelum diberi simpangan disebut keadaan seimbang. Ketika bandul disimpangkan ke
arah kiri atau kanan dan kemudian dilepaskan , maka bandul akan bergerak bolak balik
melewati kedudukan seimbangnya. Gerak bolak balik dari ayunan sederhana tersebut
disebabkan adanya gaya pulih (restoring force) yang bekerja pada bandul ketika bandul
disimpangkan dari kedudukan seimbangnya, dimana arah gaya pulih tersebut selalu menuju
keadaan seimbangnya.
• Gaya yang bekerja pada benda arahnya tegak lurus pada benang dan sama dengan
F = - mg sinq
Tanda minus mengindikasikan bahwa gaya arahnya berlawanaan dengan perpindahan angularnya
F = - mgθ = - mg x/L
F = m d2x/dt2 = -(mg/L) x
atau
d2x/dt2 = - (g/L) x
Representasi Verbal
Energi total dari benda yang bergetar harmonik ialah jumlah dari energi kinetik dengan energi
potensialnya
Representasi modus Persamaan matematika dari Energi total sebagai fungsi dari waktu
Representasi modus diagram piktorial untuk kecepatan benda yang dihubungkan ke pegas pada
keadaan belum disimpangkan dan pada keadaan simpangan maksimum
Gambar 10. Representasi diagram piktorial dari getaran pegas
Representasi modus grafik dari Periode T sebagai fungsi massa dan konstanta pegas
Gambar 11. Representasi grafik periode sebagai fungsi massa dan konstanta pegas
Difraksi terjadi ketika suatu objek menyebabkan gelombang berubah arah dan melengkung
atau bengkok disekitar benda itu. Difraksi juga terjadi ketika gelombang melewati celah kecil
mereka terdifraksi dan menyebar sepeti ketika mereka melewati lubang
Misalnya pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana, untuk menjelaskan bagaimana
perubahan energi mekaniknya pada berbagai posisi benda, akan lebih mudah dan cepat
dipahami siswa bila dipilih modus representasi diagram batang (lihat Gambar 12),
dibandingkan dengan modus representasi persamaan matematika. Melalui representasi
diagram batang siswa yang lemah dalam matematika akan bisa memahami bahwa jumlah
energi kinetik dan energi potensial pada setiap posisi benda selalu sama besarnya, dan itu
disebut energi mekanik. Ketika energi kinetiknya maksimum, maka energi potensialnya
minimum dan sebaliknya.
E
U
X
-A
E
K
X
0
E
U
X
A
E
E U
K
X
x
Gambar 14. Representasi konsep energi osilator dengan modus diagram batang
Namun ketika ingin menjelaskan bagaimana simpangan benda berubah setiap saat, agar cepat
dan mudah dipahami siswa maka sebaiknya dipilih jenis modus representasi grafik yang
menggambarkan grafik hubungan antara simpangan terhadap waktu. Variabel simpangan
dinyatakan pada sumbu-y sedangkan variabel waktu dinyatakan pada sumbu - x, seperti
ditunjukkan pada Gambar 15.
Y (cm)
t(s)
Contoh lainnya misalkan pada pokok bahasan gerak benda, untuk menjelaskan
keadaan benda bergerak yaitu bagaimana kecepatan benda berubah apakah pada selang waktu
tertentu benda bergerak dengan kecepatan konstan, atau bergerak dipercepat atau bergerak
diperlambat. Pada kasus tersebut modus representasi yang bisa dipilih ialah modus
representasi grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu, namun bisa juga
menggunakan modus representasi diagram gerak benda. Modus representasi mana yang
dipilih sangat bergantung pada sejauh mana guru mengenali siswa yang menjadi audiensnya.
Kompetensi yang diperlukan agar calon penulis mampu membuat multi representasi
konsep ialah terampil dalam melakukan translasi antar jenis modus representasi. Guru dan
penulis materi ajar yang baik memiliki kelincahan untuk berpindah dari satu modus ke jenis
modus representasi konsep yang lain. Keterampilan tersebut diperlukan manakala siswanya
tampak mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep yang diajarkannya dengan
menggunakan jenis modus representasi tertentu. Translasi antar jenis modus representasi
konsep ialah menterjemahkan atau mengubah suatu jenis modus representasi ke jenis modus
representasi yang lain.
Proses translasi modus representasi asal ke jenis modus representasi baru/sasaran pada
umumnya perlu perantara yang disebut modus representasi transisi (Bosse, Adu-Gyamfi, dan
Cheetham, 2011b), seperti ditunjukkan Gambar 16.
Modus Modus
Modus Modus antara
transisi baru/sasaran
Asal
Translasi modus representasi persamaan matematik ke modus representasi grafik perlu modus
transisi yaitu modus tabel, seperti ditunjukkan Gambar 17.
X(m)
70
60
V(m/s) T(s) X(m)
X = Vt 50
15 1 15
2 30 40
Axis
3 45 Title 30
Modus asal 20
4 60
10
0 t(s)
1 2 3 4
Modus transisi Axis Title
Modus sasaran
Gambar 17. Translasi dari Persamaan matematik ke modus grafik
Modus transisi juga diperlukan apabila hendak mentranslasi dari modus representasi
grafik ke modus representasi diagram. Misalkan pada kasus gerak benda, keadaan benda
yang sedang bergerak dinyatakan oleh grafik hubungan kecepatan terhadap waktu akan
ditranslasi ke modus representasi diagram gerak, maka urutan translasinya ialah seperti
ditunjukkan pada Gambar 18
Gambar 18. Modus transisi dari modus grafik ke modus diagram gerak
Pertama grafik yang menjelaskan gerak benda tersebut harus dibaca dulu sehingga
memperoleh informasi apa yang terdapat pada grafik tersebut. Selanjutnya informasi tersebut
seluruhnya dinyatakan dalam bentuk naratif, dimana keadaan gerak benda yang semula
dinyatakan dalam modus representasi grafik ditranslasi menjadi bentuk modus representasi
naratif. Hubungan antar variabel dari keadaan gerak benda yang sudah dinyatakan dalan
bentuk naratif selanjutnya ditranslasi ke modus representasi matematik untuk setiap selang
waktu tertentu, ( lihat Gambar 19). Berdasarkan representasi modus persamaan matematik
tersebut dapat diidentifikasi kecepatan dan percepatan dari keadaan benda bergerak tersebut
sehingga memudahkan untuk digambarkan dalam bentuk vektor-vektornya pada setiap selang
waktu. Pada representasi diagram gerak tersebut besar dan arah percepatan benda dinyatakan
oleh besar dan arah vektor perubahan kecepatan ΔV
V(m/s)
0
t(s) m/s selama 15 detik, kemudian gerak
10 25 30 45 50 benda diperlambat hingga pada detik
ke 50 kecepatannya menjadi nol.
modus asal
Modus transisi
t = 0 – 10 s t = 10 - 25 s t = 25 – 30 s
6 m/s = 0 m/s + a.10 s 6 m/s = 6 m/s + a.15s 10 m/s = 6 m/s + a. 5 s
a = 0,6 m/s2 a = 0 m/s2 a = 0,8 m/s2
t = 30 – 45 s t = 45 – 50 s
10 m/s = 10 m/s +a.15 s 0 m/s = 10 m/s + a. 5 s
a = 0 m/s2 a = - 2 m/s2
Modus sasaran
Diagramrepresentasi
gerak benda sasaran
Modus
0s 10 s 25 s 30 s 45 s 50 s
v v v v v v v v
ΔV=0 ΔV=0
ΔV ΔV ΔV
a a a
untuk langsung mentranslasi dari modus representasi grafik ke modus representasi diagram
gerak, namun tentu saja itu semua tergantung pada sejauh mana guru mengenal para
siswanya.
9. Multi Representasi
Penulis materi ajar fisika harus mengetahui dan menyadari bahwa para siswa yang
akan menjadi audiennya sangat beragam baik dari segi latar belakang sosial, ekonomi, etnis,
dan juga kemampuannya dalam memahami pokok bahasan yang diajarkan. Konsekuensinya
meskipun penulis sudah berupaya untuk memilih satu jenis modus representasi yang
diperkirakan paling tepat digunakan untuk merepresentasikan suatu konsep, belum tentu
semua siswa dapat memahami konsep tersebut. Pada proses pembelajaran dikelas ketika
seorang guru menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan jenis modus representasi
tertentu dan dia mengamati ada sebagian siswanya yang tampaknya tidak paham, maka guru
dengan cepat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan jenis modus representasi
yang berbeda. Tindakan tersebut perlu dilakukan agar siswa yang asalnya tidak paham
menjadi paham. Ketika guru menugaskan para siswa untuk mempelajari suatu sub pokok
bahasan melalui membaca buku atau modul atau hand out, maka siswa yang memiliki
kesulitan dengan jenis representasi tertentu akan mengalami kesulitan untuk memahami
pokok bahasan yang dijelaskan dengan jenis modus representasi yang tidak pahaminya.
Akibatnya buku atau hand out tersebut menjadi tidak berguna bagi siswa. Sehubungan
dengan hal itu mahasiswa calon guru harus memilki keterampilan dalam membuat multi
representasi konsep. Multi representasi konsep ialah menjelaskan konsep yang sama dengan
berbagai jenis modus representasi (Ainsworth, 1999).
Multi representasi berkaitan dengan kapasitas komunikasi lisan atau tulisan sains
untuk menggambarkan konsep atau proses yang sama dengan menggunakan modus
representasi yang berbeda-beda. Kemampuan merepresentasikan suatu konsep dengan
berbagai modus representasi merupakan kompetensi yang sangat penting dikuasai oleh guru,
sebab dengan demikian guru dapat melayani kesulitan- kesulitan siswa dalam memahami
konsep-konsep fisika yang diajarkan, baik secara lisan maupun dengan membuat tulisan.
Pada contoh penjelasan energi dari benda yang bergerak harmonik sederhana, untuk
mengakomodasi keadaan kemampuan siswa yang beragam, maka guru dapat
merepresentasikan energi pada benda yang bergerak harmonik dengan multi representasi.
Konsep energi pada gerak harmonik sekaligus direpresentasikan dengan dua atau lebih jenis
modus representasi yang berbeda, misalnya modus representasi tabel data, modus
representasi persamaan matematika, modus representasi diagram batang, dan modus
representasi grafik, seperti ditunjukkan pada Gambar 20.
Representasi matematik
1 2 2 1 2 2 1 2
E=U + K= k A cos ( ωt )+ k A sin ( ωt )= k A ¿
2 2 2
Representasi grafik
Pemantulan teratur:
- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan sejajar
juga
- Banyak sinar pantul yang mengenai mata
pengamat sehingga benda tampak bersinar
terang
- Terjadi pada benda –benda yang
permukaannya rata seperti kaca,baja,
aluminium
Pemantulan baur:
- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan
kesegala arah
- Hanya sedikit sinar pantul yang mengenai
mata pengamat sehingga tampak lebih suram
- Terjadi pada benda-benda yang mempuanyai
permukaan tidak rata.
Pemantul Cermin datar merupakan salah satu cermin memiliki
an cahaya permukaan yang rata, datar dan tidak melengkung
pada pada bidang pantulnya. Suatu berkas sinar yang
cermin datang sejajar dipantulkan berupa berkas sejajar juga.
datar
Untuk cermin datar biasanya memiliki sifat-sifat
khusus yang ditunjukkan pada bayangan hasil dari
cermin datar antara lain:
Tinggi bayangan akan sama dengan ukuran tinggi
benda.
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak
benda ke cermin.
Posisi hasil bayangan pada cermin datar akan
berlawanan dengan bendanya.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi
Pembentu Untuk membentuk bayangan dari sebuah benda pada Modus Diagram Modus Matematis
kan cermin cekung dapat menggunakan sinar-sinar
bayangan istimewa. 1 1 1 1 1 2
pada
+ = atau + =
So Si f So Si R
cermin Hubungan jarak benda (so ) dan jarak bayangan (s i)
| || |
cekung dapat dicari berdasarkan percobaan atau dengan h1 S1
secara sistematik. M= =
ho So
Untuk persamaan berlaku aturan sebagai berikut :
1. Nilai f atau R selalu positif
2. Nilai So positif jika benda ada didepan cermin
dan negatif jika benda bersifat maya (berpotongan
sinar datangada dibelakang cermin)
3. Nilai Si positif bila bayangan ada didepan cermin
dan negatif bila bayangan ada dibelakang cermin.
Bila Si negatif, bayangan disebut bayangan maya
Pemantul Modus Teks Modus Diagram
an cahaya
pada Cermin cembung adalah cermin dimana permukaan
cermin yang memantulkan berkas sinar datang berbentuk
cembung cembung. Titik fokus dan titik pusat kelengkungan
cermin cembung terletak dibagian belakang. Cermin
cembung (konveks) bersifat menyebarkan cahaya
(divergen) dan fokusnya bernilai negatif f = (-).
| || |
cembung didepan cermin cembung, maka bayangannya maya h1 S1
tegak dengan bendanya diperkecildan berada M= =
dibelakang cermin. ho So
| || |
cembung dapat dicari berdasarkan percobaan atau dengan h1 S1
secara sistematik. M= =
ho So
| || |
lensa lensa cekung. Perhitungan matematis lensa cekung h1 S1
cekung dan lensa cembung sama akan tetapi nilai jarak fokus M= =
f dalam lensa cekung bernilai negatif. ho So
Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, Bagian-bagian Fungsi
dan film (pelat sensitif). Celah diafragma berfungsi Kamera
untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, Lensa cembung Untuk membiaskan cahaya yang
apertur Untuk mengatur besar-kecilnya diafragma, masuk sehingga terbentuk bayangan
tombol shutter Untuk memerintahkan kamera yang nyata, terbalik, dan diperkecil.
mengambil gambar saat tombol ditekan. dan film Diafragma Untuk mengatur banyaknya cahaya
berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk yang masuk melalui lensa.
lensa.Film terbuat dari bahan yang mengandung zat Apertur Untuk mengatur besar-kecilnya
kimia yang sensitif terhadap cahaya (berubah diafragma.
ketika cahaya mengenai bahan tersebut
Tombol shutter Untuk memerintahkan kamera
mengambil gambar saat tombol
ditekan.
Pelat film Sebagai tempat bayangan dan
menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama
dengan aslinya, tembus cahaya.
Prinsip Modus Teks Modus gambar Modus diagram
kerja
kamera Benda yang hendak difoto harus berada di depan
film lensa kamera. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang
melewati benda masuk melalui aperture (celah
diafragma) menuju lensa mata. Intensitas cahaya
yang masuk ke dalam kamera menentukan ketajaman
foto yang dihasilkan. Apabila cahaya terlalu terang,
aperture dibuka kecil. Sebaliknya jika cahaya redup,
aperture dibuka lebar. Kemudian lensa mata akan
membentuk bayangan benda, agar bayangan benda
jatuh tepat pada film dengan jelas maka letak lensa
harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Menggeser-geser lensa pada kamera, seperti
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi
pantul.
1) Teropong bias
Teropong bias terdiri dari dua lensa
cembung yaitu lensa objektif dam okuler.
Sinar yang masuk kedalam teropong
dibiaskan oleh lensa. Oleh karena itu
teropong ini di sebut dengan teropong bias.
Benda yang diamati terletak pada titik jauh
tak hingga, sehingga bayangan yang dibentuk
oleh lensa obejktif merupakan benda bagi
lensa okuler. Bayangan yang dibentuk oleh
lensa objektif selalu bersifat nyata terbalik
dan diperkecil. Teropong bias juga dapat
digunakan dengan mata berakomodasi
maksimum dan dengan mata tak
berakomodasi.
Setelah mahasiswa mampu melakukan translasi antar modus representasi konsep dan
mampu membuat multi representasi dari suatu konsep, maka selanjutnya ialah mahasiswa
harus memiliki pengetahuan bagaimana cara merepresentasikan suatu topik, atau sub pokok
bahasan materi ajar. Suatu topik atau sub pokok bahasan fisika tercakup didalamnya beberapa
konsep yang berbeda, hukum, dan mungkin prinsip fisika. Untuk merepresentasikan atau
mere-representasikan suatu topik atau sub pokok bahasan fisika perlu pengetahuan dan
keterampilan dalam membuat multi modus representasi. Multi modus representasi ialah
menggabungkan dua atau lebih modus representasi, contohnya representasi verbal dalam
bentuk teks dengan salah satu atau lebih jenis-jenis visualisasi (Ainsworth, 1999). Multi-
modal refers to the linked use in science discourse of different modes to represent scientific
reasoning and finding (Waldrip, Prain, dan Carolan, 2006). Pada penuilsan bahan ajar ini
multi modus representasi ialah menjelaskan suatu topik atau sub pokok bahasan dengan cara
mengintegrasikan modus representasi verbal (teks/narasi) dengan satu atau lebih modus
representasi visual, sehingga dihasilkan uraian tertulis yang kohesif.
Rongga vitreus
(berisi vitreous
humor)
Gambar 2.4. Anatomi mata kanan dilihat dari depan dan dari atas (sumber gambar:
http://www.youreyescenter.com/EyeAnatomy.html)
Fungsi tiap bagian-bagain mata pada Gambar 2.4. dapat dilihat pada Tabel 2.6. berikut.
Tabel 2.6. Fungsi bagian-bagian mata
Bagian Mata Fungsi
Kornea Melindungi mata dari benda-benda asing dari luar, kornea juga berfungsi dalam
melakukan refraksi di lensa mata.
Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata. Mekanisme kerja pupil ini
membentuk mata agar dapat menerima cahaya dalam jumlah tepat.
Iris Mengatur besar kecilnya pupil. Bagian ini jugalah yang memberi warna pada
mata
Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan mempertahankan bentuk bola
mata
Lensa Membentuk sebuah gambar dan mengatur fokus cahaya
Badan vitreous Menjaga bentuk bola mata
Bintik buta Sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan
tidak mengandung sel konus dan batang.
Fovea Sebagai bagian retina yang mengandung sel kerucut.
Retina Menangkap bayangan yang dibentuk oleh sistem kornea-lensa
Badan dan otot siliaris Akomodasi otot lensa, menodorong dan menarik lensa mata sehingga dapat
menebal dan menipis
Saraf optik Meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju otak
Bagian Mata Fungsi
Lacrimal caruncle Menghasilkan air mata
Otot lacteral rectus Menggerakkan mata ke atas
Otot medial rectus Menggerakkan mata ke arah dalam mendekati hidung
Pada retina terdapat struktur pengindra-cahaya yang peka terhadap cahaya dan sangat halus yang disebut
batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke otak. Mata kita
memiliki resolusi yang sangat tinggi, sekitar 130 Mega Pixels per satu mata (untuk mata normal), dengan
berat hanya sekitar 7 gram saja dan diameter sekitar 24 milimeter. Pada retina mata manusia terdapat sel
penangkap cahaya yang jumlahnya sekitar 130 juta sel yang disebut sel fotoreseptor. Fotoreseptor
merupakan satu-satunya jenis sel di dalam tubuh manusia yang mampu mengubah cahaya yang masuk ke
retina mata menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak. Sel fotoreseptor bentuknya tidak seragam, ada
yang berbentuk kerucut dan ada yang berbentuk batang. Sel batang memiliki jumlah sekitar 125 juta sel. Sel
batang sangat sensitif terhadap perubahan cahaya namun anehnya tidak mampu membedakan warna yang
diterima. Sisanya sekitar 6 juta sel merupakan sel kerucut, sangat sensitif terhadap warna dan mampu
membedakan warna dengan sangat baik.
Lensa mata
Otot siliari
(a) (b)
Gambar 2.6. Bentuk lensa ketika melihat benda jauh dan dekat
(sumber gambar: CAMA 2.0)
Kondisi (a) menggambarkan bahwa otot siliari dalam keadaan rileks. Kondisi ini terjadi ketika mata
melihat benda yang jauh. Ketika melihat benda yang jauh, otot siliari akan mengendor sehingga bentuk
lensa akan memipih. Kondisi (b) menggambarkan bahwa otot siliari dalam keadaan menegang. Kondisi ini
terjadi ketika mata melihat benda yang dekat. Ketika melihat benda yang dekat otot siliari akan
meningkatkan kecembungan lensa mata.
Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari objek menuju ke mata melewati pupil,
kemudian dibiaskan oleh sistem kornea (n = 1,38) dan lensa mata (n=1,40) sehingga terbentuk bayangan di
retina. Lensa mata bersifat sebagai sebuah lensa positif. Retina berisi struktur pengindra-cahaya yang peka
terhadap cahaya dan sangat halus yang disebut batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan
informasi di sepanjang saraf optik ke otak. Sel yang berbentuk batang bekerja ketika cahaya redup, tetapi
tidak merespon warna. Sel kerucut mendeteksi warna, tetapi hanya berfungsi ketika ada cahaya terang.
Setelah bayangan terbentuk di retina, sel-sel pada retina akan mengirimkan informasi itu ke otak. Sifat
bayangan yang terbentuk di retina adalah terbalik dan diperkecil. Pada otaklah bayangan tersebut
dirotasikan 180 derajat sehingga bisa kembali posisinya seperti sifat asli benda yang kita lihat (kepala di
atas dan kaki di bawah).
= +
dengan f adalah jarak fokus lensa mata, s adalah jarak benda, dan s’ adalah jarak bayangan yang sama
besarnya dengan jarak dari retina mata ke lensa mata.
Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling dekat maupun jarak yang paling jauh
dari mata. Titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata (berakomodasi maksimum)
disebut titik dekat (punctum proximum). Titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata
(tidak berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum). Mata normal orang dewasa memiliki titik
dekat antara 20 - 30 cm (biasanya diambil sebesar 25 cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak
berhingga. Kemampuan berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin kuat daya akomodasi
mata maka semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat ke mata). Sebaliknya,
semakin lemah daya akomodasi semakin jauh letak titik dekatnya, Dengan bertambahnya usia, kemampuan
berakomodasi mata makin lemah sehingga letak titik dekatnya makin menjauhi mata. Jarak titik dekat mata
bervariasi sesuai dengan usia, kira-kira sebagai berikut:
Tabel 2.7. Letak titik dekat berdasarkan umur
Usia (tahun) Titik Dekat (cm)
10 – 30 7 – 14
30 – 60 22 – 200
a. Cacat Mata
1). Rabun Dekat (Hipermetropi)
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang letaknya dekat dengan mata (hanya
dapat melihat objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau hipermetropi merupakan cacat
mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi
sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek
Gambar 2.10.. (a). Pembentukan bayangan penderita hipermetropi. (b). Pembentukan bayangan setelah ditolong dengan lensa cembung (+) .
(sumber gambar: http://www.ncert.nic.in/ncerts/l/leph201.pdf)
Letak titik dekat mata hipermotropi lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata normal. Untuk
menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa cembung (+), yang bersifat
mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari
objek yang berada pada jarak baca normal (±25 cm).
(a) (b)
Gambar 2.12. (a). Pembentukan bayangan penderita miopi. (b). Pembentukan bayangan setelah ditolong dengan lensa cekung (-) .
(sumber gambar: http://www.ncert.nic.in/ncerts/l/leph201.pdf)
Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat
menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari
benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga
akan membentuk bayangan tepat di retina, sehingga dapat terlihat jelas.
2. Kamera
Gambar 2.15. Persamaan fungsi bagian mata dan kamera
Kamera adalah alat optik yang digunakan dalam aktivitas fotografi. Kamera merupakan suatu alat untuk
membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film atau sensor gambar digital. Bagian-
bagian pada kamera sangat mirip dengan mata seperti yang terlihat pada Gambar 2.15. Lensa kamera sama
fungsinya dengan lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan, diafragma kamera sama
fungsinya dengan pupil yang berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk, film atau sensor gambar
digital pada kamera sama fungsinya dengan retina pada mata. Kehalusan gambar yang dibentuk oleh
kamera bergantung pada pixel, sedangkan pada mata bergantung pada sel batang dan kerucut pada retina.
Pixel adalah singkatan dari picture element. Pixel merupakan titik-titik kecil yang membuat gambar layar
datar (LCD) atau monitor tabung (CRT).
(a)
(b)
Gambar 2.16. (a). Bagian-bagain kamera digital. (b). Bagian-bagian kamera film (Sumber gambar (a).
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c2/Reflex_camera_simple_labels.svg/
2000px-Reflex_camera_simple_labels.svg.png (b). http://www.buzzle.com/images/photography/slr-
labelled.jpg)
Kamera digital memiliki resolusi efektif sekitar 12.2 Mega Pixel, maksudnya di dalam kamera tersebut
terdapat 12.2 juta sensor peka cahaya yang berfungsi menangkap cahaya yang berada di depan kamera.
Cahaya ini selanjutnya diolah kamera dan dijadikan file gambar dengan format tertentu, misalnya JPG, TIF
atau format lainnya. Tapi, ternyata mata kita memiliki resolusi yang sangat tinggi, sekitar 130 Mega Pixels
per satu mata (untuk mata normal). Pada kamera digital sensor penangkap cahaya biasanya terbuat dari
bahan CMOS, sejenis semikonduktor yang tersusun dalam bentuk segi empat. Pada retina mata manusia
terdapat sel penangkap cahaya yang jumlahnya sekita 130 juta sel yang disebut sel fotoreseptor.
Fotoreseptor merupakan satu-satunya jenis sel di dalam tubuh manusia yang mampu mengubah cahaya
yang masuk ke retina mata menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak. Sel fotoreseptor ternyata
bentuknya tidak seragam, ada yang berbentuk kerucut dan ada yang berbentuk batang. Anehnya sel batang
memiliki jumlah yang luar biasa, sekitar 125 juta sel. Sel batang sangat sensitif terhadap perubahan cahaya
namun anehnya tidak mampu membedakan warna yang diterima. Sisanya sekitar 6 juta sel merupakan sel
kerucut, sangat sensitif terhadap warna dan mampu membedakan warna dengan sangat baik.
Prinsip kerja kamera juga hampir sama dengan mata. Perbedaannya terletak pada pengaturan fokusnya.
Pemfokusan lensa mata dilakukan dengan mengubah kelengkungan lensa mata (mengubah panjang fokus
lensa mata) sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Pemfokusan lensa kamera (berlensa tunggal)
dilakukan dengan mengubah jarak bayangan (s’) hingga dihasilkan bayangan yang paling jelas di dalam
sensor/ film. Dari asumsi bahwa peristiwa pembentukan bayangan pada kamera sama dengan pembentukan
bayangan pada mata (satu lensa tipis), hubungan antara jarak lensa ke film (s’), jarak fokus lensa kamera (f),
dan jarak benda ke lensa (s) dapat ditulis dalam bentuk persamaan:
= +
f f
Sso S
si i
Gambar 2.17. Pembentukan bayangan pada kamera film (sumber gambar:
https://kaita91.files.wordpress.com/2011/11/hal11.jpg)
Keterangan gambar:
so = jarak benda dalam meter,
si = jarak bayangan dalam meter,
f = titik fokus lensa
Seperti pada kamera film, kamera digital juga memiliki sejumlah lensa yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya agar cahaya tersebut membentuk bayangan objek yang akan difoto. Jika pada kamera
film, sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada film, maka pada kamera
digital sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada sebuah alat semikonduktor
yang akan merekam cahaya secara elektronik. Alat semikonduktor ini merupakan sensor yang berfungsi
untuk mengubah cahaya menjadi muatan-muatan listrik. Sensor yang biasa digunakan adalah sensor yang
diberi nama charge coupled device (CCD), adapun sensor lainnya yang digunakan adalah complementary
metal oxide semiconductor (CMOS). Pada CCD terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel.
Istilah pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya mengacu pada jumlah titik pada sensor.
Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi
resolusi gambar yang dihasilkan. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses
gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format
gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan
sebagainya). Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya, memory card berupa Compact Flash, Secure
Digital, Memory Stick, dsb.
(a) (b)
Gambar 2. 19. (a), Gambar yang terlihat pada view finder; (b) Gambar yang terbentuk pada LCD Kamera
digital.
Kamera sistem lensa tunggal menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas
cahaya menuju ke dua tempat, yaitu focal plane dan viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk
dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera
sistem lensa ganda, di mana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang
ditangkap di film/ sensor, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda berupa lensa cembung
dan lensa cekung, satu untuk melewatkan berkas cahaya ke viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk
melewatkan berkas cahaya ke focal plane.
Jumlah cahaya yang mengenai film/ sensor dapat dikendalikan dengan
mengubah waktu pembukaan rana (shutter speed) dan dengan mengubah-ubah
ukuran bukaan (apertur). Ukuran maksimum bukaan dibatasi oleh ukuran lensa.
Ukuran bukaan ini dinyatakan dalam bilangan-f, yang merupakan perbandingan
panjang fokus lensa (focal length) dengan diameter bukaan, sehingga dapat
sn
s’ = sn
Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat pengamat
(s= sn), sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang α. Pada Gambar 2.25 (b) seorang pengamat
menggunakan lup dimana benda diletakkan antara O dan f (di ruang I) dan diupayakan bayangan terletak
pada titik dekat mata pengamat (s’=s n). Sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu , sehingga mata
pengamat dalam kondisi berakomodasi maksimum. Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum,
bayangan yang terbentuk berada pada jarak tidak dekat/ normal (s n) yaitu 25 cm. Oleh karena itu,
perbesaran sudut bayangan pada lup dapat dituliskan:
M
Yang dapat diolah menjadi :
M=
M= =
Karena : = ,
Jadi, M =
dengan:
M : Perbesaran bayangan
s’ : jarak bayangan (cm)
s : jarak benda (cm)
sn : jarak titik dekat mata manusia (25 cm)
Persamaan matematika yang dapat digunakan untuk mengetahui perbesaran bayangan yang dibentuk oleh
lup adalah sebagai berikut:
Perbesaran lup untuk mata tidak berakomodasi:
M=
sn biasanya 25 cm, s’ jika tanpa akomodasi s’= dan s = f
Jadi M =
Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum:
s’ = sn = 25 cm
Dengan hubungan = + =
+ =
==
M= = 25 ( )=
dengan:
M : Perbesaran anguler bayangan
f : jarak fokus lup (cm)
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Lup (kaca pembesar) banyak dimanfaatkan oleh tukang arloji untuk memperbaiki komponen jam
tangan yang berukuran kecil.
4. Mikroskop
Mikroskop digunakan di laboratorium untuk
Lensa okuler
Lensa objektif
oob ook
sok
s’ok = -sn
Gambar 2.27. Pembentukan bayangan pada mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum
(sumber gambar: http://fisikazone.com)
Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum
menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler (di antara
Ook dan fok). Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler terletak di depan lensa okuler
yang jaraknya sama dengan jarak titik dekat pengamat.tepat pada titik dekat mata pengamat. Lukisan
bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat dilihat pada Gambar 2.27.
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai
berikut:
M = Mob x Mok
Lensa objektif
Pada lensa objektif berlaku persamaan:
= +
= +
Untuk mencari jarak benda (sok) pada lensa okuler, menggunakan rumus berikut:
= -
= +
sok =
Perbandingan anguler :
=
Jadi, Pembesaran oleh lensa okuler dihitung dengan rumus:
Mok = = = = .
Mok = = = = +1
Sehingga, perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis:
M = Mob x Mok
M= ( + 1)
Lensa
okuler
Lensa
objektif
s’ok =
Gambar 2.28. Pembentukan bayangan pada mikroskop dengan mata tak berakomodasi
(sumber gambar: http://fisikazone.com)
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata tak berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai
berikut:
M = Mob x Mok
Lensa objektif
Pada lensa objektif berlaku persamaan:
= +
= +
Untuk mencari jarak benda (sok) pada lensa okuler, menggunakan rumus berikut dengan s’ok = :
= +
=
sok = fok
Dengan menggunakan perumusan :
Mok =
Maka, Mok =
Sehingga, perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis:
M = Mob x Mok
M= ( )
Keterangan:
s'ob : jarak bayangan objektif
s'ok : jarak bayangan okuler
sob : jarak objektif
sok : jarak benda okuler
fob : jarak fokus lensa objektif
fok : jarak fokus lensa okuler
Mob: perbesaran bayangan lensa objektif
Mok : perbesaran anguler bayangan lensa okuler
M : perbesaran total mikroskop
d : panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan
lensa okuler
Selain mikroskop cahaya, terdapat mikroskop jenis lain yaitu mikroskop
stereo. Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk observasi
dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar secara
tiga dimensi. Mikroskop ini juga disebut mikroskop binokuler. Cahaya
yang digunakan biasanya cahaya yang berasal dari pantulan sampel.
Pada bagian ini ditemukan kesulitan pada siswa, sehingga penulis menambahkan modus teks untuk
memudahkan siswa dalam memahami penjelasan lebih lanjut terkait konten ini.
5. Teropong
Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar tampak
lebih jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan
teropong medan.
a. Teropong Bintang
Teropong bintang adalah teropong yang
digunakan untuk melihat atau mengamati benda-
benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit.
Nama lain teropong bintang adalah teropong
astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong
bintang dibedakan menjadi dua, yaitu teropong
bias dan teropong pantul.
1). Teropong bias
Teropong bias terdiri atas dua lensa cembung,
yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar
yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh
lensa. Oleh karena itu, teropong ini disebut juga
teropong bias. Benda yang diamati terletak di
Gambar 2.32. Teropong bintang di Boscha (sumber titik jauh tak hingga, sehingga bayangan yang
gambar: http://tempatwisatadibandung.info) dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik
fokusnya. Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler. Fungsi lensa objektif
bukan untuk memperbesar bendanya tetapi untuk
menghasilkan bayangan yang lebih dekat sehingga dapat
dilihat lebih rinci oleh lensa okuler. Lensa okuler berfungsi
sebagai lup. Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang
daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa
objektif). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu
bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Seperti pada
mikroskop, teropong bintang juga dapat digunakan Gambar 2.33. Teropong bias dan
dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata pembentukan bayangannya (sumber gambar:
tak berakomodasi. Nurhuda, 2015)
Gambar 2.37. Pembentukan bayangan pada teropong bumi pada saat mata berakomodasi
maksimum
Sifat bayangan yang dibentuk teropong medan adalah maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran
bayangan pada mata berakomodasi maksimum dapat dinyatakan sebagai berikut:
M=
Untuk mata tak berakomodasi, lensa okuler digeser sedemikian rupa sehingga titik fokus lensa okuler
berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa pembalik (fok = 2fpemb).
Gambar 2.38. Pembentukan bayangan pada teropong bumi pada saat mata tak berakomodasi (sumber
gambar: http://willahikmasakina.blogspot.co.id)
Pembesaran bayangan pada saat mata tak berakomodasi dapat dinyatakan sebagai berikut
M=
Ada teropong bumi yang hanya
menggunakan dua lensa (teropong panggung),
yaitu lensa cembung sebagai lensa objektif dan
lensa cekung sebagai lensa okuler. Lensa cekung
di sini berfungsi sebagai pembalik bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif dan sekaligus
sebagai lup. Teropong ini sering disebut
teropong panggung atau teropong Belanda atau
teropong Galileo.
Gambar 2.39. Pembentukan bayangan pada
teropong galileo pada saat mata tak berakomodasi
M=
Maka panjang teropongnya adalah L = fob – fok.
Berikut ini contoh lainnya multi modus representasi dari topik Hukum Coulomb.
Berikut adalah eksperimen yang dapat dilakukan dengan mudah. Bola plastik diikat
benang dan digantung sedemikian rupa bola plastik dapat berayun secara horizontal. Ketika
batang karet didekatkan pada bola plastik, kedua benda tidak menunjukkan fenomena
apapun. Batang karet kemudian digosok dengan bulu, kemudian disentuhkan pada bola
plastik. Setelah bola plastik disentuh batang karet, bola plastik bergerak menjauhi batang
karet atau bola plastik ditolak oleh batang karet. Apabila penjelasan eksperimen tersebut
hanya dinyatakan dalam representasi teks, maka bagi siswa yang daya imajinasinya
rendah akan kesulitan untuk membayangkan proses eksperimen tersebut. Untuk itu
narasi/teks tersebut perlu dibantu dengan representasi visual misalnya gambar. Dengan
mengintegrasikan keduanya maka tulisannya menjadi sebagai berikut ini. Berikut
adalah eksperimen yang dapat dilakukan dengan mudah. Bola plastik diikat benang dan
digantung sedemikian rupa bola plastik dapat berayun secara horizontal, seperti ditunjukkan
pada Gambar 19. Pada Gb 19a. batang karet didekatkan pada bola plastik, kedua benda tidak
menunjukkan fenomena apapun. Batang karet kemudian digosok dengan bulu (Gambar 19b),
batang karet yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik (Gambar.19c). Setelah
bola plastik disentuh batang karet, bola plastik bergerak menjauhi batang karet atau bola
plastik ditolak oleh batang karet (Gambar 19d). Bagaimana hal itu bisa dijelaskan? Batang
karet semula netral atau tidak bermuatan listrik, sehingga ketika disentuhkan pada bola
plastik yang juga netral maka tidak terjadi peristiwa apa-apa. Ketika digosok dengan bulu
maka batang karet akan bermuatan negatif. Batang karet yang bermuatan negatif ketika
disentuhkan pada bola plastik yang netral, maka akan terjadi transfer muatan dari batang
karet ke bola plastik sehingga bola plastik menjadi bermuatan negatif. Pada saat bola plastik
sudah bermuatan negatif, maka terjadi interaksi antara dua benda yang jenis muatannya sama
yaitu sama-sama negatif, maka kedua benda akan tolak-menolak.
Gambar.19a. bola plastik Gambar 19b. batang Gambar 19c.Batang karet Gambar 19d. tolak menolak
disentuh batang karet karet digosok bulu bermuatan disentuhkan pada antara karet dan bola plastik
bola plstik
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa benda yang memiliki muatan sejenis akan
tolak-menolak satu sama lain. Percobaan berikutnya perhatikan langkah percobaan seperti
ditunjukkan pada Gambar 20. Dua bola plastik digantung dengan benang sedemikian rupa
keduanya dapat berayun secara horizontal. Kedua bola plastik semula tidak bermuatan atau
netral. Batang karet yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik sebelah kiri, dan
batang kaca yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik sebelah kanan. Ternyata
setelah kedua bola plastik itu bermuatan, kedua bola plastik tersebut menjadi saling tarik-
menarik. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut, ketika batang karet bermuatan negatif
disentuhkan pada bola plastik sebelah kiri maka terjadi transfer muatan sehingga bola plastik
menjadi bermuatan negatif.
Batang kaca bermuatan positif yang disentuhkan pada bola plastik sebelah kanan juga terjadi
transfer muatan sehingga bola plastik sebelah kanan menjadi bermuatan positif. Kedua bola
plastik yang memiliki jenis muatan berbeda terjadi tarik- menarik. Hal itu menunjukkan
bahwa dua benda yang memiliki jenis muatan listrik berbeda akan terjadi tarik-menarik satu
sama lain. Pertanyaan selanjutnya adalah variabel apa saja yang mempengaruhi gaya tarik-
menarik atau tolak- menolak tersebut.
Interaksi antara dua benda bermuatan listrik dipelajari lebih mendalam oleh seorang
ilmuwan Perancis bernama Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785. (Gambar 21).
Coulomb merancang eksperimen dengan menggunakan alat neraca torsi coulomb, seperti
ditunjukkan pada Gambar 21. Silinder kaca dengan ukuran diameter 32 cm dan tinggi 32
cm ditutupi oleh pelat kaca dengan dua lubang di dalamnya, diameternya masing-masing 4,5
cm. Pada lubang di tengah pelat dipasang tabung gelas dengan tinggi 65 cm yang dipasang
tegak lurus pada pelat tersebut, di bagian atasnya dipasang mikrometer torsi. Dari mikrometer
digantungkan kawat perak yang panjangnya 76 cm dengan diameter 0,04 mm, di bagian
ujung bawah disambungkan pada jarum isolator yang terbuat dari benang sutra atau sedotan,
yang sudah direndam dalam lilin Spanyol dan setelah itu diikatkan pada batang silinder
dengan menggunakan lak. Sebuah bola empulur (pith ball) dengan diameter 0,5 cm atau 0,7
cm ditancapkan pada salah satu ujung jarum, dan pada ujung jarum lain lagi dipasang
penyeimbang dalam bentuk secarik kertas yang sudah direndam pada terpentin. Kertas yang
dipasang vertikal ini berfungsi untuk meredam osilasi dari kawat perak.
Lubang kedua dalam pelat penutup digunakan untuk memasukkan bola empulur kedua,
yang diameternya sama dengan yang pertama, diikatkan pada ujung bawah silinder kecil
yang terbuat dari lak (shellac) (bola kedua ini merupakan bola tetap). Bola tetap dan bola
bergerak pada keadaan awal berada pada posisi yang sama (kedua bola bersentuhan). Sebuah
pita kertas diberi skala dan dibagi menjadi 360°, dipasang sekitar silinder kaca sejajar
dengan posisi jarum. Pertama, bola tetap dimuati dengan disentuhkan pada konduktor
bermuatan. Karena kedua bola pada keadaan awalnya saling bersentuhan, maka bola bergerak
menjadi bermuatan sama dengan muatan bola tetap dan kedua bola tolak-menolak sama lain
sehingga bola bergerak berosilasi memilin kawat perak. Segera setelah osilasi berhenti posisi
bola bergerak terhadap bola diam dibaca, sudut defleksi menjadi ukuran langsung dari jarak
antara pusat-pusat kedua bola. Pada keadaan tersebut torsi mikrometer ditandai dengan sudut
0o. Kemudian torsi mikrometer diputar sehingga kawat perak terpilin dengan arah berlawanan
dengan arah terpilinnya kawat akibat gaya tolak-menolak kedua bola bermuatan.
Torsi mikrometer
Tabung
gelas
Kawat perak
Bola
tetap
pelat
silinder
kertas
Bola bergerak
jarum
Arah putaran torsi mikrometer, memaksa dua bola kembali mendekat satu sama lain, dan lagi
posisi bola bergerak dicatat. Perhitungan tergantung pada keseimbangan kekuatan torsi
terhadap gaya tolakan elektrostatik.
Coulomb memberikan hasil sebagai berikut: Percobaan pertama, Setelah kedua bola
bermuatan listrik, bola bergerak menjauhi bola tetap dengan jarak sebesar 36°, pada
keadaan ini indeks torsi mikrometer diatur ke posisi 0 (lihat Gambar 22b). Percobaan kedua,
dengan memutar (memilin) kawat perak (arah memilin kawat perak berlawanan dengan arah
terpilinnya kawat akibat gaya tolak menolak kedua muatan) melalui 126° seperti yang
ditunjukkan oleh pointer dari torsi mikrometer tersebut, dua bola mendekati satu sama lain
dan terpisah pada jarak 18° (lihat Gambar 22c). Percobaan ketiga, dengan memilin kawat
perak dengan cara memutar torsi mikrometer sebesar 567° bola bergerak mendekati bola
tetap untuk jarak 8,5°.
Torsi Torsi
Kawat perak mikrometer mikrometer di
di set ke nol set ke 126o
18o
36o
Gb. 22a keadaan awak kedua Gb. 22b percobaan Gb.22c percobaan
bola bermuatan pertama kedua
Setelah menetapkan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk memutar kawat melalui 360°
adalah 1/340 butir (1,53 × 10-6 N) [ 14 ]2 , Coulomb menghitung bahwa gaya tolak awal, yang
telah membelokkan bola sampai 36° adalah 1/3400 butir, bahwa untuk mengurangi separuh
jarak antara bola sampai 18°, adalah diperlukan empat kali kekuatan awal (18° ditambah
memutar kawat melalui 126°, total 144° = 4 × 36°), dan bahwa untuk membuat jarak kedua
bola menjadi setengahnya lagi kira-kira menjadi 8,5° diperlukan empat kali gaya
sebelumnya ( yaitu 9° + memutar kawat melalui 567° menjadi 576° = 4 × 144°). Apabila
data percobaan tersebut hanya dinyatakan dalam representasi teks, maka
kemungkinan siswa akan kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya. Untuk itu perlu digabungkan dengan modus representasi tabel. Data
eksperimen Coulomb dapat dilihat pada Tabel .1. Data eksperimen tersebut menunjukkan
bahwa ketika jarak antar kedua bola bermuatan diperkecil menjadi setengah kali jarak
semula, gaya yang diperlukan untuk mendekatkan kedua bola bermuatan tersebut menjadi
empat kali besar gaya semula.
Selanjutnya ketika jarak antar kedua bola bermuatan diperkecil lagi menjadi seperempat dari
jarak semula, gaya yang diperlukan untuk mendekatkan kedua bola tersebut bertambah besar
yaitu 16 kali dari gaya semula. Data eksperimen yang diperoleh ketika kedua bola muatannya
sama sedangkan jarak ke dua muatan diubah-ubah, diplot pada grafik hubungan gaya F
terhadap jarak ke dua muatan r, ditunjukkan pada Gambar 23. Bila titik-titik pada grafik itu
dihubungkan maka akan membentuk garis lengkung.
F (N)
30
25
20
15
10
5
r (m)
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Coulomb menyimpulkan bahwa besar gaya tolak-menolak atau tarik-menarik antara kedua
bola bermuatan ialah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan
tersebut. Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan berbanding terbalik,
maka perlu digabungkan modus representasi lainnya yaitu modus representasi
matematik. Secara matematika pernyataan tersebut dapat dinyatakan Persamaan 1
1
F∝ 2 ( 1)
r
Q1 Q2
F∝ 2 (2)
r
Selanjutnya dilakukan eksperimen dengan prosedur yang sama tapi dengan mengubah-ubah
besar muatan yang diberikan pada kedua bola. Konstanta kesebandingannya k dapat
Q1 Q2
diperoleh dengan memplot grafik hubungan antara gaya F terhadap 2 , dimana k sama
r
dengan gradien garis (kurva) sehingga
Q1 Q2
F=k 2 (3)
r
Pada ruang vakum atau di udara besarnya harga k ialah sekitar 9 x 10 9 C−2 N m2.
Karena medium di sekitar kedua bola bermuatan itu udara, maka terkait dengan harga
konstanta k ialah permitivitas listrik dari udara. Besar konstanta k dinyatakan oleh
permitivitas listrik udara dinyatakan oleh Persamaan 4.
1 9 −2 2
k= =9 x 10 C N m ( 4)
4 π ε0
dengan ε 0 ialah permitivitas ruang hampa yang harganya ialah 8,854x10 -12 C2 N-1m-
2
. Pada saat itu mengkondisikan ruang tempat kedua bola bermuatan, sehingga menjadi
hampa udara sangat sulit. Harga permitivitas listrik udara hampir sama dengan permitivitas
listrik ruang hampa.
Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan muatan listrik satu coulomb yaitu
besarnya muatan yang ketika ditempatkan di udara atau di ruang hampa pada jarak 1 m dari
muatan lain yang besar dan jenis muatannya sama, akan mengalami gaya tolak sebesar 9
x109 N.
Agar siswa memahami apa yang dimaksud bahwa gaya coulomb berbanding lurus
besar masing-masing muatan benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua muatan, perlu digabungkan modus representasi diagran piktorial. Coba
perhatikan diagram piktorial pada Gambar. 23 berikut
F Q1 Q2 F
F’
F”
Pada Gambar 23 dua muatan titik yang besarnya sama dan jenis muatannya sama berada
pada jarak r satu sama lain, gaya yang bekerja pada masing-masing muatan ialah F, hal itu
sesuai dengan Hk III Newton. Ketika kedua muatan jaraknya dijauhkan menjadi dua kalinya
(2r) ternyata gaya pada masing masing muatan bertambah kecil menjadi 1/4 besar gaya
semula atau F’=F/4. Ketika jaraknya dijauhkan lagi hingga menjadi empat kali jarak semula
(4r) ternyata besar gaya yang bekerja pada masing-masing muatan menjadi bertambah kecil
lagi yaitu F” = F/16. Untuk setiap keadaan dari interaksi dua partikel bermuatan tersebut
besarnya gaya pada masing-masing muatan sama namun arah gayanya berlawanan.
Demikian halnya bila jarak kedua muatan dibuat konstan namun besar salah satu
muatan atau kedua muatannya diperbesar maka besar gaya yang bekerja pada masing-masing
muatan akan bertambah sebanding dengan besar muatan-masing, untuk itu perhatikan
diagram piktorial pada Gambar 24 Panjang panah menunjukkan besar gaya pada kedua
muatan, sedangkan besarnya bola menunjukkan besarnya muatan, pada gambar tersebut
nampak bahwa dengan semakin besar muatan salah satu atau kedua benda, maka besar gaya
yang bekerja pada masing-masing muatan juga bertambah besar.
+8 C +8C
F
+8 C +16C
F’
F”
+16C +16C
Besarnya gaya pada Gambar.23. dan Gambar.24 ditunjukkan oleh panjang pendeknya anak
panah. Besar gaya F’ = 2F dan besar gaya F” = 4F. Pada setiap keadaan dari interaksi dua
partikel bermuatan tersebut, besarnya gaya yang bekerja pada masing-masing muatan
besarnya sama namun arah gayanya berlawanan. Pada Gambar 24, untuk kasus muatan
pertama +1C dan muatan kedua +2C, besar gaya yang bekerja pada muatan pertama sama
besar dengan besar gaya yang bekerja pada muatan kedua, meskipun besar muatan masing-
masing berbeda.
Bila muatan-muatan itu berada di medium yang permitivitasnya ε maka besar gaya
antara kedua muatan ialah
1 Q1 Q 2
F m= (6)
4 πε r 2
F ε
=
F m ε0
ε
=ε
ε0 r
εr disebut permitivitas relatif atau koefisien dielektrik dari medium. Harga koefisien
dielektrik untuk medium udara hampir sama dengan satu.
Arah gaya yang bekerja pada masing-masing muatan adalah sepanjang garis yang
menghubungkan dua muatan titik tersebut.
Pada Gambar 25 ditunjukkan gaya yang bekerja pada muatan Q1 oleh muatan Q2 dan gaya
yang bekerja pada muatan Q2 oleh muatan Q1 dengan arah gaya F sepanjang garis yang
menghubungkan kedua muatan tersebut.
Setelah mereviu materi ajar ( draf buku ajar) berilah tanda √ pada kolom yang tersedia .
No Deskriptor 1 2 3 4
1 Konten up to date
2 Konten akurat ,bebas dari miskonsepsi
3 Struktur dan organisasi materials disusun secara logis dan koheren
4 Setiap konsep direpresentasikan minimal dengan dua modus
representasi yaitu verbal dan salah satu dari modus visual (gambar,
grafik, diagram, tabel , persamaan matematika )
5 Kedalaman dan keluasan uraian sesuai dengan level audiennya
6 Gaya pemaparan konten menarik untuk dibaca
7 Bahasa tulisan yang digunakan mudah dipahami
8 Istilah –istilah ilmiah yang digunakan sudah cukup dikenal oleh
target audiennya, dan bahasa ilmiah digunakan dengan tepat
9 Uraian konten selalu dihubungkan dengan penerapannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari hari
10 Uraian materi ajar dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
siswa sebelumnya
11 Uraian materi ajar fokus pada fenomena sains dan pengalaman
kongkrit audien sesuai dengan levelnya
12 Uraian materi ajar mendorong pengembangan penalaran ilmiah
13 Uraian materi ajar membangun pemahaman konseptual
14 Uraian materi ajar memungkinkan siswa untuk menyelidiki konsep
sains secara mendalam
15 Aktivitas belajar dan evaluasi sesuai dengan indikator/tujuan
16 Soal evaluasi /latihan soal yang terdapat pada materi ajar sesuai
dengan pokok bahasannya
17 Soal latihan atau soal evaluasi diformulasikan dengan jelas sehingga
tidak membingungkan siswa
18 Soal latihan atau evaluasi atau tugas diformulasikan sedemikian rupa
sehingga siswa dapat merefleksi diri sejauh mana dia sudah
memahami uraian konten pada pokok bahasan itu
19 Materi ajar (buku teks sains/ worksheet) menggunakan simbol-simbol dan
satuan SI secara konsisten.
20 isi tekstual topik akurat, otentik dan up-to-date
21 konsep ilmu pengetahuan terintegrasi dengan komponen
lingkungan dan masalah sosial
22 konten sesuai untuk tingkat usia peserta didik
23 bahasa tepat dan efektif untuk peserta didik dari kelas tertentu,
mudah dimengerti , bahasa benar (ejaan, tata bahasa, dll) dan gaya
(kosa kata, struktur kalimat, dll) sederhana?
24 materi ajar mencakup tugas dan pertanyaan untuk mempromosikan
pemikiran dan penalaran peserta didik tentang pengamatan dan
pengalaman dengan fenomena?
25 materi ajar memberikan beberapa pengalaman dan beragam yang
relevan dengan fenomena untuk mendukung konsep-konsep kunci
26 materi ajar menyediakan konteks yang relevan dari lingkungan
peserta didik
27 materi ajar memberikan tugas atau pertanyaan bagi peserta didik
untuk berlatih keterampilan atau menggunakan pengetahuan dalam
berbagai situasi
Kriteria persentase hasil uji kualitas worksheet oleh guru dan ahli diinterpretasikan
pada Tabel 1:
Tabel 1 Persentase kualitas/ kelayakan buku ajar
No Persentase (%) Kriteria
1 0 - 30 Sangat kurang
2 31 - 60 Kurang
3 61 - 90 Baik
4 91- 120 Sangat Baik
No Statement SS S TS STS
1 CaraPengguna masuk atau login pada aplikasi mobile
learning ini mudah
2 Halaman utama berisi informasi tentang isi keseluruhan
mobile learning dan cara penggunaannya
3 Semua simbol atau icon pada halaman utama berfungsi
dengan baik
4 Back ground (baik berupa warna atau gambar)
menonjolkan informasi yang ditampilkan
5 Jenis ,warna dan ukuran huruf sangat untuk setiap
bagiannya cocok atau sesuai, sehingga jelas dan mudah
dibaca
6
Setelah mereviu materi ajar ( draf worksheet) berilah tanda √ pada kolom yang tersedia .
No Deskriptor 1 2 3 4
1 Kesesuaian antara KD dengan indikator atau tujuan
2 Kesesuaian setiap indikator dengan uraian aktivitas dan konten
3 Kesesuaian KD dengan keluasan dan kedalaman konten
5 Konten akurat ,bebas dari miskonsepsi
6 Struktur dan organisasi materials disusun secara logis dan koheren
7 Setiap konsep direpresentasikan minimal dengan dua modus
representasi yaitu verbal dan salah satu dari modus visual
8 Gaya pemaparan konten dan aktivitas menarik untuk dibaca
9 Bahasa tulisan yang digunakan mudah dipahami
10 Istilah –istilah ilmiah yang digunakan sudah cukup dikenal oleh
target audiennya, dan bahasa ilmiah digunakan dengan tepat
11 Uraian materi ajar dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
siswa sebelumnya
12 Uraian aktivitaspada worksheet mendorong pengembangan
penalaran ilmiah
13 Uraian aktivitas pada worksheet membangun pemahaman
konseptual
14 Uraian aktivitas pada worksheet memungkinkan siswa untuk
menyelidiki konsep sains secara mendalam
15 Aktivitas belajar dan evaluasi sesuai dengan indikator/tujuan
16 Soal evaluasi /latihan soal yang terdapat pada materi ajar sesuai
dengan pokok bahasannya
17 Soal latihan atau soal evaluasi diformulasikan dengan jelas
sehingga tidak membingungkan siswa
18 Soal latihan atau evaluasi atau tugas diformulasikan sedemikian
rupa sehingga siswa dapat merefleksi diri sejauh mana dia sudah
memahami uraian konten pada pokok bahasan itu
19 Materi ajar (buku teks sains/ worksheet) menggunakan simbol-simbol dan
satuan SI secara konsisten.
20 Memenuhi kaidah tata tulis/aturan penulisan
Kriteria persentase hasil uji kualitas worksheet oleh guru dan ahli diinterpretasikan
pada Tabel 2:
Tabel 2 Persentase kualitas/ kelayakan buku ajar
No Persentase (%) Kriteria
1 0 - 20 Sangat kurang
2 21 - 40 Kurang
3 41 - 60 Baik
4 61- 80 Sangat Baik
E.Instrumen mengukur keterpahaman ide pokok wacana
Diberikan pada siswa
Bacalah dengan cermat wacana berikut kemudian tuliskanlah apa yang menjadi ide
pokok atau pikiran utama dari bacaan tersebut. Lingkarilah kata kata yang yang tidak
ada tahu artinya atau tidak anda kenali dan juga garis bawahi kalimat yang susah
dimengerti oleh anda.
Contoh wacana
Ketika anda terapung (menaiki ban atau menggunakan pelampung) di kolam pada hari yang
cerah, gerak naik turun air di permukaan kolam memberi tahu anda bahwa gelombang air
bergerak melewati anda. Anda mengetahui tentang gelombang air karena anda dapat
melihat dan merasakan gerakannya, tetapi ada juga gelombang jenis lain yang tidak bisa
dilihat dan dirasakan secara langsung seperti jenis gelombang yang membawa signal televisi
dan radio. Gelombang bunyi dan cahaya bergerak di sekililing anda, memungkinkan anda
untuk melihat dan mendengarnya. Gelombang juga bertanggung jawab atas kerusakan yang
disebabkan gempa bumi.
Gelombang adalah gangguan atau usikan yang merambat atau bergerak melalui materi atau
ruang. Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada gambar 1
anda dapat lihat bahwa gelombang air membawa energi, oleh karena itu ketika gelombang
tersebut menabrak batu karang dapat menyebabkan pecahnya batu karang itu. Pada
gelombang air energi ditransfer oleh molekul molekul air. Ketika gelombang bergerak,
gelombang nampak seperti membawa materi dari satu tempat ke tempat lainnya namun
kenyataannya tidak demikian.
Gb.1 gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa
membawa materinya
Ketika gelombang merambat melalui zap padat, zat cair atau gas, materinya tidak dibawa
bersama sama dengan gelombang. Getaran bola pelampung pada gambar 2 akan
mentransfer energi ke molekul molekul air terdekat.
Energi selanjutnya dilewatkan atau dirambatkan dari satu molekul ke molekul didekatnya
ketika gelombang menyebar. Pada gambar 3 energi yang dibawa satu molekul air akan
ditranfer atau diserahkan ke molekul air didekatnya , demikian seterusnya . Gangguan
gelombang bergerak keluar, tetapi lokasi dari molekul molekul air secara keseluruhan relatif
tetap pada tempatnya semula, molekul molekul air hanya bergetar atau berosilasi terhadap
keadaan diamnya.
Anda dapat membuktikan hal tersebut dengan cara mengamati sepotong kayu atau benda
lain yang terapung di permukaan kolam atau danau yang tenang. Ketika ada gelombang air
yang bergerak melewati posisi benda tersebut, seperti ditunjukan pada gambar 4 dibawah
benda akan bergerak naik atau turun namun posisi benda masih tetap berada dilokasi yang
sama ,dengan asumsi dorongan angin pada benda sangat kecil.
Gerak
air
gelombang
benda
Ketika gelombang air itu sudah tidak ada, permukaan air kembali tenang, anda akan melihat
bahwa posisi benda relatif tetap. Jadi dengan demikian gelombang mentransfer energi
bukan materi atau mediumnya. Gelombang itu hanya ada ketika mempunyai energi untuk
dibawa atau dipindahkan.
1. Tuliskanlah apa ide pokok atau pikiran utama dari wacana tersebut
2. Tuliskan juga keterangan keterangan dari wacana tersebut yang mendukung pikiran
utama
3. Lingkarilah kata kata pada wacana tersebut yang belum anda kenali atau tidak
mengerti artinya
4. Garis bawahi kalimat kalimat pada wacana tesebut yang sulit dipahami.
Rubrik penilaian ide pokok
SKOR
Aspek
Keterpaha
man
4 3 2 1 0
Ide Pokok
respon siswa respon siswa respon siswa respon siswa siswa tidak
lengkap, benar tapi hanya tidak benar, berusaha
spesifik, dan tidak memberikan tapi dia untuk
benar. rincian ,tapi sudah menanggapi
lengkap.
bukan mencoba . apa yang
gagasan diperintahkan
utama
Rincian
Pendukung respon siswa respon siswa respon siswa respon siswa siswa sama
menuliskan menuliskan meliputi 2 hanya sekali tidak
setidaknya 2 setidaknya 2 rincian tapi menuliskan menuliskan
rincian rincian tidak satu rincian rincian
penting dari dengan mendukung tapi tidak pendukung
bagian ini setidaknya gagasan mendukung gagasan
yang ada satu utama yang gagasan utama
mendukung bagian yang benar. utama
gagasan mendukung wacana
utama dari gagasan
wacana utama dari
wacana.
Referensi
HK Gaya sama ΣF = ma
Newton II dengan
massa dikali a= ΣF/m
percepatan
F
percepat Kecepatan
an meningkat
ketika gaya
total dalam
arah yang
sama dengan
gerak benda
Kecepatan
menurun
ketika gaya
total dalam
arah yang
berlawanan
sebagai
gerak benda
Hukum III "Untuk
Newton setiap aksi
ada reaksi
sama dan
berlawanan.
“
Hukum
ketiga
Newton
membahas
pasangan
benda dan
interaksi
diantara
mereka..
Gaya Aksi
dan reaksi
bekerja pada
objek yang
berbeda,
bukan pada
objek yang
sama..
locomoti Tindakan
on bergerak
atau
kemampuan
untuk
berpindah
dari satu
tempat ke
tempat lain
disebut
penggerak
(locomotion)
.
Hewan atau
mesin yang
bergerak
tergantung
pada hukum
ketiga
Newton
untuk
berkeliling.
Ketika kita
berjalan, kita
mendorong
tanah dan
bergerak
maju karena
tanah
mendorong
kembali
pada kita
dalam arah
yang
berlawanan.