Anda di halaman 1dari 104

MODEL PROSES MENULIS MATERI AJAR SAINS

Oleh

Dr. PARLINDUNGAN SINAGA M Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Kata Pengantar

Keterampilan menulis materi ajar sangat penting dikuasai oleh guru dan calon guru. Guru
yang terampil menulis materi ajar akan mampu menyediakan materi ajar seperti : hand out,
buku, lembar kerja siswa, yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, isinya kontekstual
dan disesuaikan dengan keragaman kesulitan siswanya dalam memahami isi bacaan. Namun,
sayangnya keterampilan tersebut pada umumnya tidak diajarkan secara khusus dalam suatu
mata kuliah ketika mereka mereka mengikuti kuliah di LPTK atau di perguruan tinggi
lainnya. Pada matakuliah bahasa pada umumnya diajarkan menulis karangan bebas atau
essay. Menulis materi ajar sain berbeda dengan menulis karangan bebas, sehingga walaupun
mereka mampu menulis karangan bebas tapi belum tentu mampu menulis materi ajar. Hal itu
terbukti sangat sedikit sekali buku ajar sains yang beredar dipasaran yang penulisnya adalah
seorang guru mata pelajaran sain di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan penelitian yang tujuannya mengembangkan model
pembelajaran yang tujuannya ialah meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam
menulis materi ajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh suatu cara bagaimana
langkah langkah dalam menuls materi ajar sains yang diwujudkan dalam bentuk ‘model
proses menulis materi ajar sains’. Model proses menulis materi ajar sains ini dikembangkan
dari model umum proses menulis yang biasa digunakan dalam menulis karangan bebas.
Model proses menulis materi ajar sains ini akan membimbing para penulis pemula baik calon
guru dan guru langkah demi langkah dari mulai menganalisis KI dan KD pada kurikulum
hingga cara menguji apakah bahan ajar tersebut efektif atau tidak dalam meningkatkan
kognitif siswa dan lainnya.

Model proses menulis materi ajar sains ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru dalam
meningkatkan keterampilannya untuk menulis materi ajar. Diharapkan bahan ajar di tiap
sekolah adalah hasil karya dari para guru itu sendiri, yang terus menrus dievaluasi dan
diperbaharui sehingga akhirnya layak untuk diterbitkan jadi buku ajar yang berkualitas.
MODEL PROSES MENULIS MATERI AJAR SAINS
Dr. Parlindungan Sinaga M.Si
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
psinaga@upi.edu

Sintak Model Proses menulis materi ajar

Secara keseluruhan sintak model proses menulis materi ajar ditunjukkan pada Gambar 1.
Proses menulis materi ajar pada setiap tahapannya dijelaskan sebagai berikut.

1. Menganalisi Kurikulum Fisika SMA atau Kurikulum IPA Untuk SMP


Proses perencanaan untuk menulis materi ajar meliputi komponen- komponen: mengenal
audiens yang dituju, mempelajari kurikulum, dan menyusun deskripsi materi ajar yang
mau dibuat. Tahap mengenal audien yang dituju berkaitan dengan salah satu kompetensi
profesional guru yaitu mengembangkan materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik. Perencanaan menulis materi ajar harus didahului dengan mengidentifikasi
siapa yang akan menjadi audien produk tulisan yang akan dihasilkan. Setelah jelas
audiennya apakah materi ajar yang akan dibuat itu diperuntukan bagi siswa SMP atau
SMA maka tahap berikutnya ialah mempelajari kurikulumnya. Komponen dari
kurikulum yang harus dipelajari meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi lulusan. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan kompetensi
minimal yang harus dimiliki atau dikuasai oleh siswa. Calon guru harus memikirkan dan
merencanakan bagaimana cara mencapai kompetensi minimal tersebut dan menentukan
apa lebihnya atau tambahannya dari kompetensi minimal.
2. Membuat tujuan Penulisan
Setelah KI, KD dan SKL dipelajari langkah berikutnya ialah penulis materi ajar
merumuskan tujuan penulisan teaching material. Tujuan ini berisikan pernyataan
kompetensi apa saja yang akan dimiliki audien setelah mempelajari atau membaca
teaching material. Tujuan penulisan bisa dijabarkan dengan serangkaian indikator.
Analsis Kurikulum fisika SMP atau
SMA : KI , KD dan SKL

Indikator/objektif

Cakupan materi beserta


keluasan dan kedalaman

Draft outline 1

Peta Konsep

Revisi draft outline 1 menjadi draft outline 2

Modus representasi

Translasi antar Modus representasi

Multi representasi

Multi modus representasi

Translasi deskripsi menjadi


draft tulisan

Reviu

Edit

Uji kualitas , uji keterbacaan, dan uji keterpahaman ide pokok wacana

Draft

Uji keefektifan

Draft Final

Gb. 1 Tahapan model proses menulis materi ajar sains


Contoh indikator
A. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa.
4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip pemantulan dan/atau pembiasan pada
cermin dan lensa.

1. Indikator Kognitif

No Indikator Alat-Alat Optik Tingkat


Kognitif
MATA
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mata beserta fungsinya C1
2. Menjelaskan cara kerja bagian-bagian mata C2
3. Membuat gambar jalannya cahaya pada mata normal C3
4. Menganalisis cara kerja mata menggunakan sifat pembiasan cahaya C4
oleh lensa cembung.
5. Menentukan sifat bayangan yang terbentuk pada mata normal C3
6. Menjelaskan pengertian daya akomodasi C2
7. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi C2
maksimum
8. Mengkategorikan jenis cacat mata dan lensa koreksinya C2
9. Menentukan kekuatan lensa koreksi untuk membantu penderita C3
cacat mata
10. Menjelaskan cacat mata miopi dan lensa pengkoreksinya C2
11. Melukiskan jalannya cahaya pada cacat mata miopi C3
12. Menjelaskan cacat mata hipermetropi dan lensa pengkoreksinya C2
13. Melukiskan jalannya cahaya pada cacat mata hipermetropi C3
14. Menjelaskan cacat mata presbiopi dan lensa pengkoreksinya C2
15. Menjelaskan cacat mata astigmatisma dan lensa pengkoreksinya C2
16. Menganalisis cara kerja kacamata berdasarkan sifat lensa C4
17. Menjelaskan cara kerja lensa kontak (soft lens) C2
KAMERA
18. Mengidentifikasi bagian-bagian kamera beserta fungsinya C1
19. Membandingkan cara kerja mata dan kamera C2
20. Menganalisis cara kerja kamera film berdasarkan sifat pembiasan C4
cahaya pada lensa cembung
21. Menganalisis sifat bayangan yang terbentuk oleh kamera C4
22. Melukiskan jalannya cahaya pada kamera C3
23. Menjelaskan perbedaan kamera pinhole, kamera polaroid, kamera C2
film (Analog) dan kamera digital
24. Mengaplikasikan kamera digital dalam kehidupan sehari - hari C3
LUP
25. Mengidentifikasi bagian – bagian lup beserta fungsinya C1
26. Melukiskan pembentukan bayangan oleh lup pada mata C3
berakomodasi
27. Melukiskan pembentukan bayangan oleh lup pada mata tidak C3
berakomodasi
28. Menganalisis sifat bayangan yang terbentuk pada lup berdasarkan C4
sifat pembiasan cahaya pada lensa cembung
29. Menentukan sifat bayangan oleh lup pada mata berakomodasi C3
maksimum
30. Menentukan sifat bayangan oleh lup pada mata tidak berakomodasi C3
31. Menentukan posisi benda di depan lup C3
32. Menentukan perbesaran bayangan pada lup. C3
MIKROSKOP
33. Mengidentifikasi bagian – bagian mikroskop cahaya beserta C1
fungsinya
34. Menjelaskan cara kerja mikroskop cahaya C2
35. Melukiskan pembentukan bayangan oleh mikroskop pada mata C3
berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi
36. Menentukan perbesaran bayangan benda oleh mikroskop pada mata C3
berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi
37. Menjelaskan jenis – jenis mikroskop C2
38. Mengidentifikasi komponen berbagai jenis mikroskop C1
39. Membedakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron C3
40. Menganalisis daya urai pada mikroskop cahaya dan mikroskop C4
elektron
TELESKOP/TEROPONG
41. Mengidentifikasi bagian-bagian beserta fungsinya pada berbagai C1
jenis teleskop
42. Menjelaskan cara kerja berbagai jenis teleskop menggunakan sifat C2
pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
43. Menentukan perbesaran pada berbagai jenis teleskop C3
44. Membedakan prinsip kerja teropong bumi, teropong panggung dan C2
teropong binokuler untuk mata berakomodasi maksimum dan mata
tidak berakomodasi
45. Menjelakan prinsip kerja teropong bias untuk mata berakomodasi C2
maksimum dan mata tidak berakomodasi
46. Menjelaskan prinsip kerja teropong pantul C2
47. Menganalisis perbesaran bayangan yang terbentuk pada berbagai C4
jenis teleskop
2.Indikator Keterampilan Berpikir Kritis (Ennis, 1993)
No Aspek Keterampilan Sub Aspek Keterampilan Indikator
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
1. Memberikan penjelasan Menganalisis Argumen Mengidentifikasi alasan
sederhana/ Klarifikasi yang tidak dinyatakan
Dasar (Elementary Memfokuskan pada Merumuskan sebuah
Clarification) pertanyaan pertanyaan
Menjawab pertanyaan Menyatakan alasan
klarifikasi
Bertanya dan menjawab Perbedaan apa yang
pertanyaan menyebabkan
2. Dasar dalam mengambil Mempertimbangkan Menilai reputasi
keputusan/membangun kredibilitas sebuah sumber: Mampu memberikan
keterampilan Dasar (Basic dapat dipercaya atau tidak alasan
Support)
3. Inferensi (inference) Membuat kesimpulan Membuat kesimpulan
induksi dan dan/atau hipotesis
mempertimbangkan Investigasi
kesimpulan induksi
4. Klarifikasi Lanjut Mendefinisikan istilah dan Menilai isi definisi
(Advanced Clarification) mempertimbangkan definisi
Mengidentifikasi asumsi Alasan yang tidak
dinyatakan
5. Strategi dan Taktik Berinteraksi dengan orang strategi yang logis
(Strategies and tactics) lain Presentasi Posisi, lisan atau
tulisan

3.Indikator Keterampilan Komunikasi dan Keterampilan Kolaborasi (Sumber: P21,


2011)
No Indikator Keterampilan
KOMUNIKASI
1. Menuliskan informasi yang jelas dan dapat dimengerti
2. Menuliskan ide/pendapat yang tepat dan relevan dengan konten
3. Memberikan representasi yang tepat secara ilmiah
4. Menggunakan berbagai jenis media dan teknologi serta mencantumkan sumber
belajar/ informasi yang digunakan
KOLABORASI
1. Menunjukkan keterampilan untuk bekerja secara efektif dan sistematis dalam
sebuah tim yang beragam
2. Menghargai kontribusi setiap anggota grup/kelompok
3. Menentukan cakupan materi

Berdasarkan hasil analisis kurikulum dan tujuan penulisan yang telah dirumuskan selanjutnya
penulis harus memilih dan memilah materi atau konten agar sesuai kedalam dan keluasannya
sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hasil tahap ini ialah daftar pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang dinilai seharusnya tercakup dalam kurikulum. Misalnya untuk KD 4.2
Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan KD tersebut ditentukan pokok atau sub pokok bahasan apa saja yang akan
ditulis dan sejauh mana keluasan dan kedalamannya. Misalnya penjelasan tentang sinar
radioaktif, jenis jenis sinar radioaktif, aplikasi sinar radioaktif dalam bidang kedokteran,
aplikasi sinar radioaktif pada bidang geologi, aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian ,
aplikasi sinar radioaktif pada bidang peternakan, aplikasi sinar radioaktif pada bidang
industri. Sub pokok bahasan untuk aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian misalnya:
pemanfaatan sinar radioaktif untuk menghasilkan bibit unggul, pemanfaatan sinar radioaktif
untuk pengendalian hama, pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen.
4. Draft outline
Daftar pokok dan sub pokok bahasan yang dinilai harus tercakup dalam KD selanjutnya
dibuat menjadi outline berupa urutan pembahasan dalam tulisan materi ajar. Misalnya untuk
KD 4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
a. penjelasan tentang sinar radioaktif,
b. jenis jenis sinar radioaktif,
c. aplikasi sinar radioaktif dalam bidang kedokteran,
d. aplikasi sinar radioaktif pada bidang geologi,
e. aplikasi sinar radioaktif pada bidang pertanian :
 pemanfaatan sinar radioaktif untuk menghasilkan bibit unggul,
 pemanfaatan sinar radioaktif untuk pengendalian hama,
 pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen
f. aplikasi sinar radioaktif pada bidang peternakan,
g. aplikasi sinar radioaktif pada bidang industri. Sub pokok bahasan untuk aplikasi sinar
radioaktif pada bidang pertanian misalnya: pemanfaatan sinar radioaktif untuk
menghasilkan bibit unggul, pemanfaatan sinar radioaktif untuk pengendalian hama,
pemanfaatan sinar radioaktif untuk penanganan pasca panen.
5. Pembuatan Peta Konsep

Peta konsep dikembangkan oleh Joseph Novak berdasarkan teori kognitif dari David
Ausubel (teori Asimilasi) yang menekankan pentingnya pengetahuan sebelumnya (prior
knowledge) dalam rangka untuk mendapatkan pembelajaran yang mendalam pada konsep-
konsep baru. Peta konsep merupakan pemahaman seseorang tentang suatu topik melalui
pemetaan konsep dan hubungan antar konsep secara hirarkis, di mana konsep-konsep yang
lebih umum ditempatkan lebih tinggi dalam peta dan konsep pada tingkat yang sama
dikelompokkan bersama (Novak dan Gowin, 1984). Peta konsep yang disisipkan pada
scaffolding ini digunakan untuk refleksi diri dari penulis sehingga dapat menilai dirinya
sendiri sampai sejauh mana penulis sudah memahami konten dari pokok bahasan yang mau
ditulisnya. Dengan mengacu pada deskripsi dari pokok bahasan yang dibuatnya dan hasil
refleksi diri, mereka akan menyadari konsep atau hukum apa dari pokok bahasan tersebut
yang belum mereka pahami dengan baik. Selain itu juga akan menguji apakah deskripsi yang
sudah dibuatnya sudah benar secara hirarki atau belum.

Unsur inti dari sebuah struktur peta konsep adalah proposisi, yang terdiri dari dua atau
lebih konsep yang dihubungkan dengan link berlabel. Proposisi-proposisi tersebut kemudian
bercabang membentuk struktur yang lebih besar yang memberikan gambaran keseluruhan
untuk: 1) Pemahaman teori dan konsep yang berkaitan dengan topik 2) Pengelolaan konsep
menjadi sub konsep untuk masing-masing kelompok dan kategori 3) Memahami hubungan
setiap konsep, bagaimana mereka berhubungan satu sama lain 4) Mensintesis informasi, ide
dan konsep, dan melihat seluruh gambaran 5) Mendorong kreativitas dan mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan strategi 6) Memberikan umpan balik dari guru atas
'kesalahpahaman siswa dan pengembangan pemahaman siswa dari waktu ke waktu (Chan,
2009). Langkah-langkah dalam membuat peta konsep (Hale, 2003 ; Novak dan Gowin, 1984;
Steitner, Albert dan Heller, 2007) :

a) Mendaftarkan konsep-konsep kunci atau konsep utama. Mahasiswa menuliskan daftar


konsep konsep kunci yang tercakup dalam deskripsi pokok atau sub pokok bahasan
yang telah dibuatnya
b) Menyusun konsep-konsep. Konsep-konsep yang sudah didaftarkan selanjutnya
disusun secara hirarkis, pada bagian atas adalah konsep kunci selanjutnya konsep
umum (general concept), konsep sub ordinat (less general concept), sampai akhirnya
memberikan contoh dari tiap konsep spesifik. Hirarki penyusunan konsep ini harus
dari umum ke khusus.
c) Melingkari konsep konsep. Mahasiswa melingkari konsep konsep yang sudah dalam
keadaan terurut secara hirarkis. Mereka dapat menambahkan konsep konsep untuk
menjelaskan atau mengembangkan ide-ide yang mereka miliki.
d) Membuat hubungan antar konsep-konsep. Menghubungkan dua konsep dengan
linking lines dan menuliskan kata atau kata-kata penghubung yang mendefinisikan
hubungan antara dua konsep tersebut
e) Menambahkan contoh-contoh. Menuliskan contoh dibawahnya dari setiap konsep
yang bersesuaian lalu tarik garis dari konsep ke contoh tersebut.
f) Merevisi peta konsep dengan menambahkan konsep-konsep yang masih belum
tercantum, menghapus yang tidak diperlukan atau memilih yang lebih baik

Produk akhir yang diharapkan pada tahap ini ialah keputusan mahasiswa terhadap
outline /rencana (planning) yang telah dibuatnya. Apakah perlu diubah urutannya atau tetap,
apakah kedalaman dan keluasannya sudah cukup atau masih kurang berdasarkan peta konsep
yang telah dibuatnya. Urutan penyusunan konsep pada peta konsep dapat dilihat pada
Gambar 2 . Urutan yang paling atas adalah konsep kunci (key concept), selanjutnya diurutan
berikutnya ialah konsep-konsep umum (general concept). Contoh peta konsep peluruhan
adioaktif ditunjukkan pada gambar 3
Key concept

link
General concept General concept General concept

link link
link link
concept concept

Less general Less general


concept concept
concept concept
link link
link
example
Specific Specific Specific
concept concept concept
object

Gambar.2 Struktur peta konsep (Novak dan Gowin.1984)

Di bawah konsep-konsep umum ditempatkan konsep-konsep sub ordinat atau less general
concept. Urutan berikutnya ialah konsep-konsep spesifik ,contoh-contoh, dan objek.
Gb.3 Peta konsep peluruhan radioaktif

6. Membuat outline yang sudah direvisi


Hasil pembuatan peta konsep tersebut dijadikan dasar untuk merevisi outline pertama
menjadi outline final yang sudah terurut dari umum ke khusus atau dari khusus ke
umum. Sehingga outline final inilah yang akan dijadikan acuan dalam urutan penulisan
materi ajar.
7. Representasi Konsep

Berdasarkan peta konsep dan draft outline yang telah direvisi selanjutnya ialah
merepresentasikan setiap konsep baik secara verbal maupun visual (gambar, grafik, diagram
piktorial, persamaan matematika , tabel ). Pemilihan jenis modus representasi sangat
ditentukan oleh informasi apa yang akan disampaikan pada pembaca (audiens). Untuk
membangun pemahaman yang mendalam tentang konsep fisika, dibutuhkan kemampuan
untuk menggunakan berbagai modus representasi dan dapat berpindah pindah antara
berbagai mode representasi(mentranslasi dari satu modus ke modus representasi lainnya).
Pikirkan tentang sebuah konsep dalam disiplin Anda (misalnya, termodinamika,
keseimbangan, periodisitas, dll) dan tuliskanlah semua jenis modus yang dapat digunakan
untuk mewakili konsep tersebut. Lihatlah pada buku teks, internet, dll untuk
mengembangkan/memperkaya daftar jenis modus representasi yang mungkin digunakan.

JENIS JENIS MODUS REPRESENTASI

a. Modus Teks
b. Modus persamaan matematika
c. Modus grafik
d. Modus tabel
e. Modus gambar
f. Modus diagram (viktorial, batang , )
g. Modus Free body diagram

Contoh Modus Representasi Tunggal pada beberapa konsep

i. Ayunan Sederhana (Simple Pendulum)

Representasi konsep modus teks (verbal)

Ayunan sederhana terdiri dari massa benda (bandul) yang diikakan pada salah satu ujung
benang yang massanya dapat diabaikan dan benangnya tidak elastis, sedangkan ujung benang
lainnya diikatkan pada sesuatu sehingga benda dapat berayun secara bebas. Kedudukan
bandul sebelum diberi simpangan disebut keadaan seimbang. Ketika bandul disimpangkan ke
arah kiri atau kanan dan kemudian dilepaskan , maka bandul akan bergerak bolak balik
melewati kedudukan seimbangnya. Gerak bolak balik dari ayunan sederhana tersebut
disebabkan adanya gaya pulih (restoring force) yang bekerja pada bandul ketika bandul
disimpangkan dari kedudukan seimbangnya, dimana arah gaya pulih tersebut selalu menuju
keadaan seimbangnya.

Modus Representasi Gambar

Gambar 4. Representasi gambar ayunan sederhana

Gambar 5. Representasi diagram bebas benda ayunan sederhana

Representasi modus persamaan Matematika

• Gaya yang bekerja pada benda arahnya tegak lurus pada benang dan sama dengan

F = - mg sinq
Tanda minus mengindikasikan bahwa gaya arahnya berlawanaan dengan perpindahan angularnya

• Bilamana sudut θ kecil, kita dapat mengambil pendekatan sinθ = θ:

F = - mgθ = - mg x/L

• Persamaan gerak dari pendulum ialah

F = m d2x/dt2 = -(mg/L) x

atau

d2x/dt2 = - (g/L) x

• Frekuensi angular ω = √(g/L).

Periode pendulum ialah T = 2π/w = 2π √(L/g). .

Representasi modus grafik


Gambar 6. Representasi grafik ayunan sederhana

ii. Konsep Energi total pada getaran harmonik

Representasi Verbal

Energi total dari benda yang bergetar harmonik ialah jumlah dari energi kinetik dengan energi
potensialnya

Representasi modus Persamaan matematika dari Energi total sebagai fungsi dari waktu

Representasi modus grafik dari Energi total terhadap waktu

Gambar 7. Representasi grafik energi total dari ayunan sederhana

Representasi modus diagram batang


Gambar 8, Representasi diagram batang energi total ari ayunan sederhana

Representasi modus grafik

Gambar 9. Representasi grafik energi dari ayunan sederhana

Representasi modus diagram piktorial untuk kecepatan benda yang dihubungkan ke pegas pada
keadaan belum disimpangkan dan pada keadaan simpangan maksimum
Gambar 10. Representasi diagram piktorial dari getaran pegas

Representasi modus grafik dari Periode T sebagai fungsi massa dan konstanta pegas

Gambar 11. Representasi grafik periode sebagai fungsi massa dan konstanta pegas

Modus Verbal Difraksi gelombang

Difraksi terjadi ketika suatu objek menyebabkan gelombang berubah arah dan melengkung
atau bengkok disekitar benda itu. Difraksi juga terjadi ketika gelombang melewati celah kecil
mereka terdifraksi dan menyebar sepeti ketika mereka melewati lubang

Modus gambar konsep difraksi gelombang air

Gambar 12. Representasi gambar Difraksi gelombang


Gambar 13. Representasi diagram piktorial benda yang bergerak

Misalnya pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana, untuk menjelaskan bagaimana
perubahan energi mekaniknya pada berbagai posisi benda, akan lebih mudah dan cepat
dipahami siswa bila dipilih modus representasi diagram batang (lihat Gambar 12),
dibandingkan dengan modus representasi persamaan matematika. Melalui representasi
diagram batang siswa yang lemah dalam matematika akan bisa memahami bahwa jumlah
energi kinetik dan energi potensial pada setiap posisi benda selalu sama besarnya, dan itu
disebut energi mekanik. Ketika energi kinetiknya maksimum, maka energi potensialnya
minimum dan sebaliknya.
E
U

X
-A
E
K

X
0
E
U

X
A
E
E U
K
X
x

Gambar 14. Representasi konsep energi osilator dengan modus diagram batang

Namun ketika ingin menjelaskan bagaimana simpangan benda berubah setiap saat, agar cepat
dan mudah dipahami siswa maka sebaiknya dipilih jenis modus representasi grafik yang
menggambarkan grafik hubungan antara simpangan terhadap waktu. Variabel simpangan
dinyatakan pada sumbu-y sedangkan variabel waktu dinyatakan pada sumbu - x, seperti
ditunjukkan pada Gambar 15.

Y (cm)

t(s)

Gambar 15 Representasi konsep getaran dengan modus grafik

Contoh lainnya misalkan pada pokok bahasan gerak benda, untuk menjelaskan
keadaan benda bergerak yaitu bagaimana kecepatan benda berubah apakah pada selang waktu
tertentu benda bergerak dengan kecepatan konstan, atau bergerak dipercepat atau bergerak
diperlambat. Pada kasus tersebut modus representasi yang bisa dipilih ialah modus
representasi grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu, namun bisa juga
menggunakan modus representasi diagram gerak benda. Modus representasi mana yang
dipilih sangat bergantung pada sejauh mana guru mengenali siswa yang menjadi audiensnya.

8. Translasi Antar Modus Representasi

Kompetensi yang diperlukan agar calon penulis mampu membuat multi representasi
konsep ialah terampil dalam melakukan translasi antar jenis modus representasi. Guru dan
penulis materi ajar yang baik memiliki kelincahan untuk berpindah dari satu modus ke jenis
modus representasi konsep yang lain. Keterampilan tersebut diperlukan manakala siswanya
tampak mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep yang diajarkannya dengan
menggunakan jenis modus representasi tertentu. Translasi antar jenis modus representasi
konsep ialah menterjemahkan atau mengubah suatu jenis modus representasi ke jenis modus
representasi yang lain.

Proses translasi modus representasi asal ke jenis modus representasi baru/sasaran pada
umumnya perlu perantara yang disebut modus representasi transisi (Bosse, Adu-Gyamfi, dan
Cheetham, 2011b), seperti ditunjukkan Gambar 16.

Modus Modus
Modus Modus antara
transisi baru/sasaran
Asal

Gambar 16 Proses translasi antar modus representasi

Translasi modus representasi persamaan matematik ke modus representasi grafik perlu modus
transisi yaitu modus tabel, seperti ditunjukkan Gambar 17.

X(m)
70
60
V(m/s) T(s) X(m)
X = Vt 50
15 1 15
2 30 40
Axis
3 45 Title 30
Modus asal 20
4 60
10
0 t(s)
1 2 3 4
Modus transisi Axis Title
Modus sasaran
Gambar 17. Translasi dari Persamaan matematik ke modus grafik

Modus transisi juga diperlukan apabila hendak mentranslasi dari modus representasi
grafik ke modus representasi diagram. Misalkan pada kasus gerak benda, keadaan benda
yang sedang bergerak dinyatakan oleh grafik hubungan kecepatan terhadap waktu akan
ditranslasi ke modus representasi diagram gerak, maka urutan translasinya ialah seperti
ditunjukkan pada Gambar 18

Modus rep. Modus rep Modus rep. Pers Modus rep.


Grafik teks matematik diagram gerak

Modus asal modus transisi modus sasaran

Gambar 18. Modus transisi dari modus grafik ke modus diagram gerak

Pertama grafik yang menjelaskan gerak benda tersebut harus dibaca dulu sehingga
memperoleh informasi apa yang terdapat pada grafik tersebut. Selanjutnya informasi tersebut
seluruhnya dinyatakan dalam bentuk naratif, dimana keadaan gerak benda yang semula
dinyatakan dalam modus representasi grafik ditranslasi menjadi bentuk modus representasi
naratif. Hubungan antar variabel dari keadaan gerak benda yang sudah dinyatakan dalan
bentuk naratif selanjutnya ditranslasi ke modus representasi matematik untuk setiap selang
waktu tertentu, ( lihat Gambar 19). Berdasarkan representasi modus persamaan matematik
tersebut dapat diidentifikasi kecepatan dan percepatan dari keadaan benda bergerak tersebut
sehingga memudahkan untuk digambarkan dalam bentuk vektor-vektornya pada setiap selang
waktu. Pada representasi diagram gerak tersebut besar dan arah percepatan benda dinyatakan
oleh besar dan arah vektor perubahan kecepatan ΔV
V(m/s)

Benda dari keadaan diam bergerak lurus, 10


detik pertama benda dipercepat hingga
12
kecepatannya menjadi 6 m/s, selanjutnya benda
10
mempertahankan kecepatannya pada 6 m/s
8
selama 15 detik. Lima detik berikutnya benda
6
dipercepat hingga kecepatannya menjadi 10
4
m/s, lalu bergerak denga kecepatan konstan 10
2

0
t(s) m/s selama 15 detik, kemudian gerak
10 25 30 45 50 benda diperlambat hingga pada detik
ke 50 kecepatannya menjadi nol.
modus asal
Modus transisi

t = 0 – 10 s t = 10 - 25 s t = 25 – 30 s
6 m/s = 0 m/s + a.10 s 6 m/s = 6 m/s + a.15s 10 m/s = 6 m/s + a. 5 s
a = 0,6 m/s2 a = 0 m/s2 a = 0,8 m/s2

t = 30 – 45 s t = 45 – 50 s
10 m/s = 10 m/s +a.15 s 0 m/s = 10 m/s + a. 5 s
a = 0 m/s2 a = - 2 m/s2

Modus sasaran
Diagramrepresentasi
gerak benda sasaran
Modus

0s 10 s 25 s 30 s 45 s 50 s

v v v v v v v v

ΔV=0 ΔV=0
ΔV ΔV ΔV
a a a

Gambar 19.. Translasi dari modus grafik ke modus diagram gerak

Implementasinya di kelas, langkah-langkah untuk mentranslasi dari suatu modus ke


modus representasi lain sangat ditentukan oleh kondisi pemahaman siswa. Bila para siswa
tampaknya sudah agak memahami konsepnya dan juga memiliki keterampilan dalam
membaca grafik (misal menginterpolasi dan mengekstrapolasi), pemilihan modus transisi
dapat dipotong menjadi lebih pendek. Misalnya dari modus grafik ke modus persamaan
matematika lalu langsung ke modus diagram gerak. Pada kondisi tertentu dimungkinkan juga

untuk langsung mentranslasi dari modus representasi grafik ke modus representasi diagram
gerak, namun tentu saja itu semua tergantung pada sejauh mana guru mengenal para
siswanya.

9. Multi Representasi

Penulis materi ajar fisika harus mengetahui dan menyadari bahwa para siswa yang
akan menjadi audiennya sangat beragam baik dari segi latar belakang sosial, ekonomi, etnis,
dan juga kemampuannya dalam memahami pokok bahasan yang diajarkan. Konsekuensinya
meskipun penulis sudah berupaya untuk memilih satu jenis modus representasi yang
diperkirakan paling tepat digunakan untuk merepresentasikan suatu konsep, belum tentu
semua siswa dapat memahami konsep tersebut. Pada proses pembelajaran dikelas ketika
seorang guru menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan jenis modus representasi
tertentu dan dia mengamati ada sebagian siswanya yang tampaknya tidak paham, maka guru
dengan cepat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan jenis modus representasi
yang berbeda. Tindakan tersebut perlu dilakukan agar siswa yang asalnya tidak paham
menjadi paham. Ketika guru menugaskan para siswa untuk mempelajari suatu sub pokok
bahasan melalui membaca buku atau modul atau hand out, maka siswa yang memiliki
kesulitan dengan jenis representasi tertentu akan mengalami kesulitan untuk memahami
pokok bahasan yang dijelaskan dengan jenis modus representasi yang tidak pahaminya.
Akibatnya buku atau hand out tersebut menjadi tidak berguna bagi siswa. Sehubungan
dengan hal itu mahasiswa calon guru harus memilki keterampilan dalam membuat multi
representasi konsep. Multi representasi konsep ialah menjelaskan konsep yang sama dengan
berbagai jenis modus representasi (Ainsworth, 1999).

Multi representasi berkaitan dengan kapasitas komunikasi lisan atau tulisan sains
untuk menggambarkan konsep atau proses yang sama dengan menggunakan modus
representasi yang berbeda-beda. Kemampuan merepresentasikan suatu konsep dengan
berbagai modus representasi merupakan kompetensi yang sangat penting dikuasai oleh guru,
sebab dengan demikian guru dapat melayani kesulitan- kesulitan siswa dalam memahami
konsep-konsep fisika yang diajarkan, baik secara lisan maupun dengan membuat tulisan.

Penelitian tentang penggunaan multi representasi dalam pembelajaran sains telah


banyak dilakukan, hasil overview David Rosengrant, Eugenia Etkina dan Alan Van Heuvelen
terhadap jurnal penelitian pada multi representasi yang terbit antara tahun 2004 sampai 2006
dan dilanjutkan hasil analisis jurnal sejenis yang terbit antara tahun 2007 sampai 2009,
kecenderungan riset dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu: 1) multi representasi
membantu para siswa mempelajari konsep-konsep dan pemecahan masalah; 2) penggunaan
multi representasi untuk memecahkan masalah; dan 3) penggunaan multi representasi untuk
mengajukan permasalahan.

Pada contoh penjelasan energi dari benda yang bergerak harmonik sederhana, untuk
mengakomodasi keadaan kemampuan siswa yang beragam, maka guru dapat
merepresentasikan energi pada benda yang bergerak harmonik dengan multi representasi.
Konsep energi pada gerak harmonik sekaligus direpresentasikan dengan dua atau lebih jenis
modus representasi yang berbeda, misalnya modus representasi tabel data, modus
representasi persamaan matematika, modus representasi diagram batang, dan modus
representasi grafik, seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

Materi ajar yang dalam proses penjelasan konsep-konsepnya menggunakan multi


representasi akan memberikan peluang untuk dipahami oleh jumlah siswa yang lebih
banyak, dibandingkan bila penjelasan konsepnya hanya menggunakan satu jenis modus
representasi. Inilah yang menjadi alasan mengapa multi representasi konsep dijadikan salah
satu komponen dalam proses scaffolding, agar mahasiswa calon guru dapat menerjemahkan
deskripsi materi ajar menjadi tulisan materi ajar.
Representasi tabel

Simpangan Energi potensial Energi kinetik Energi mekanik


(X) m (U) joule (K) joule (E) joule
-A 1 2 2 0 1 2 2
k A cos ( ωt ) k A cos ( ωt )
2 2
0 0 1 2 2 1 2 2
k A sin ( ωt ) k A sin ( ωt )
2 2
A 1 2 2 0 1 2 2
k A cos ( ωt ) k A cos ( ωt )
2 2
x

Representasi matematik

1 2 2 1 2 2 1 2
E=U + K= k A cos ( ωt )+ k A sin ( ωt )= k A ¿
2 2 2

Representasi diagram batang

Representasi grafik

Gambar 20. Multi representasi untuk konsep energi getaran


Untuk mempermudah membuat multiple representasi konsep, gunakan tabel berikut

konsep Represebtasi Representasi visual


verbal gambar Tabel Grafik Persamaan
matematika
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Sub Topik Cermin dan Lensa


Hukum Modus Teks Modus Gambar
pemantula
n snelius Hukum
pemantulan Snellius (karena ditemukan oleh
Snellius). Berikut adalah bunyi Hukum pemantulan
Snellius:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut antara sinar pantul dan garis normal (sudut
pantul) sama dengan sudut antara sinar datang dan
garis normal (sudut datang)

Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada


permukaan pantul. Pengukuran sudut datang, maupun
sudut sinar pantul adalah terhadap garis normal.
Pemantul Modus Teks
an cahaya
pada Kita dapat melihat suatu benda karena cahaya
cermin bersifat dapat dipantulkan. Sifat pemantulan cahaya
dapat kita lihat apabila cahaya datang pada cermin
maka cahaya akan kembali memantul ke arah kita
sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin.
 Cermin bersifat memantulkan cahaya yang
mengenainya. Pemntulan cahaya oleh permukaan
suatu benda tergantung pada keadaan permukaan
benda tersebut. Diantaranya yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

 Pemantulan teratur:
- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan sejajar
juga
- Banyak sinar pantul yang mengenai mata
pengamat sehingga benda tampak bersinar
terang
- Terjadi pada benda –benda yang
permukaannya rata seperti kaca,baja,
aluminium

 Pemantulan baur:
- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan
kesegala arah
- Hanya sedikit sinar pantul yang mengenai
mata pengamat sehingga tampak lebih suram
- Terjadi pada benda-benda yang mempuanyai
permukaan tidak rata.
Pemantul Cermin datar merupakan salah satu cermin memiliki
an cahaya permukaan yang rata, datar dan tidak melengkung
pada pada bidang pantulnya. Suatu berkas sinar yang
cermin datang sejajar dipantulkan berupa berkas sejajar juga.
datar
Untuk cermin datar biasanya memiliki sifat-sifat
khusus yang ditunjukkan pada bayangan hasil dari
cermin datar antara lain:
 Tinggi bayangan akan sama dengan ukuran tinggi
benda.
 Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak
benda ke cermin.
 Posisi hasil bayangan pada cermin datar akan
berlawanan dengan bendanya.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

 Sifat bayangan tegak sama seperti bendanya.

Bayangan yang terbentuk bersifat semu atau maya,


yaitu: bayangan dapat dilihat dalam cermin,
akan tetapi bayangan tersebut tidak dapat ditangkap
oleh sebuah layar.
Pemantul Modus Teks
an cahaya
pada Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya
cermin cekung. Cermin cekung dapat membentuk bayangan
cekung nyata dari benda yang ada didepannya. Cermin
cekung bersifat mengumpulkan sinar-sinar yang
jatuh padanya. Cermin cekung (Konkaf) bersifat
mengumpulkan cahaya (konvergen) dan fokusnya
bernilai positif f (+).

Suatu berkas sinar sejajar yang dijatuhkan ke cermin


cekung, maka berkas itu akan dipantulkan menjadi
berkas yang mengumpul. Berkas sinar sejajar sumbu
utama, sinar pantulnya berpotongan di suatu titik
disumbu utama yang disebut titik fokus cermin
Sinar- Ada tiga sinar istimewa pada cermin cekung yang
sinar dapat digunakan untuk melukiskan pembentukan
istimewa bayangan.
pada 1. Sinar yang datangnya sejajar sumbu utama
cermin cermin akan dipantulkan melalui titik fokus.
cekung 2. Sinar yang datangnya melewati titik pusat
kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama dengan sinar
datangnya.
3. Sinar yang datangnya melewati titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Pembentu Untuk membentuk bayangan dari sebuah benda pada Modus Diagram Modus Matematis
kan cermin cekung dapat menggunakan sinar-sinar
bayangan istimewa. 1 1 1 1 1 2
pada
+ = atau + =
So Si f So Si R
cermin Hubungan jarak benda (so ) dan jarak bayangan (s i)

| || |
cekung dapat dicari berdasarkan percobaan atau dengan h1 S1
secara sistematik. M= =
ho So
Untuk persamaan berlaku aturan sebagai berikut :
1. Nilai f atau R selalu positif
2. Nilai So positif jika benda ada didepan cermin
dan negatif jika benda bersifat maya (berpotongan
sinar datangada dibelakang cermin)
3. Nilai Si positif bila bayangan ada didepan cermin
dan negatif bila bayangan ada dibelakang cermin.
Bila Si negatif, bayangan disebut bayangan maya
Pemantul Modus Teks Modus Diagram
an cahaya
pada Cermin cembung adalah cermin dimana permukaan
cermin yang memantulkan berkas sinar datang berbentuk
cembung cembung. Titik fokus dan titik pusat kelengkungan
cermin cembung terletak dibagian belakang. Cermin
cembung (konveks) bersifat menyebarkan cahaya
(divergen) dan fokusnya bernilai negatif f = (-).

Sinar- Modus Teks


sinar
istimewa Ada tiga sinar istimewa pada cermin cembung yang
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

pada dapat digunakan untuk melukiskan pembentukan


cermin bayangan.
cembung 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama cermin
akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokus.
2. Sinar yang datangnya menuju titik fokus cermin
akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datangnya menuju titik pusat
kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama.

Pembentu Modus Teks Modus Diagram Modus Matematis


kan
bayangan Untuk membentuk bayangan dari sebuah benda pada 1 1 1 1 1 2
pada cermin cembung, kita dapat menggunakan sinar-sinar
+ = atau + =
So Si f So Si R
cermin istimewa. Pada gambar tersbut benda terletak

| || |
cembung didepan cermin cembung, maka bayangannya maya h1 S1
tegak dengan bendanya diperkecildan berada M= =
dibelakang cermin. ho So

Hubungan jarak benda (so ) dan jarak bayangan (s i)


dapat dicari berdasarkan percobaan atau dengan
secara sistematik.
Dalam cermin cembung jari-jari kelengkungan R dan
jarak fokus f harus diberi tanda negatif

Hukum Modus Teks Modus Diagram Modus Matematis


pembiasa
n snellius Pada tahun 1621 Willebrod Snellius melakukan sin i n2 v 1
serangkaian eksperimen untuk menyelidiki hubungan = =
sin r n1 v 2
antara sudut datang dengan sudut bias yang dikenal
dengan hukum pembiasan Snellius yaitu :
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak


pada sebuah bidang datar
2. Sinar yang datang dari medium yang kurang rapat
menuju medium yang lebih rapat akan dibiaskan
mendekati garis normal.
3. Sinar yang datang dari medium yang rapat
menuju medium yang kurang rapat akan
dibiaskan menjauhi garis normal.
4. Sinar yang datang tegak lurus bidang batas, tidak
dibiaskan melainkan diteruskan
Pembiasa Modus Teks Modus gambar Modus Diagram
n cahaya
oada Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua
lensa bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu
cembung bidang datar. Lensa cembung adalah lensa yang
bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggirnya
(disebut juga lensa positif dan lensa konvergen).
Bentuk lensa cembung yaitu lensa bikonveks/
cembung rangkap, lensa plan konveks/ cembung
datar, lensa konveks/ cembung cekung.
Sinar – Modus Teks Modus Diagram
sinar
istimewa Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung Ada tiga
pada sinar istimewa pada lensa cembung yang dapat
lensa digunakan untuk melukiskan pembentukan bayangan.
cekung 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama lensa
akan dibiaskan melalui titik fokus (aktif)
2. Sinar yang datangnya menuju titik fokus pasif
lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang datangnya melewati titik pusat optik
akan diteruskan tanpa dibiaskan
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Pembentu Modus Teks Modus Diagram Modus Matematis


kan Untuk melukiskan bayangan benda pada lensa
bayangan cembung, cukup menggunakan 2 sinar istimewa. 1 1 1 1 1 2
pada
+ = atau + =
So Si f So Si R
lensa Hubungan jarak benda (so ) dan jarak bayangan (s i)

| || |
cembung dapat dicari berdasarkan percobaan atau dengan h1 S1
secara sistematik. M= =
ho So

Pembiasa Modus Teks Modus gambar Modus diagram


n cahaya Lensa cekung disebut juga lensa negatif atau lensa
pada divergen. Lensa cekung memiliki lensa yang bagian
lensa dalamnya lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
cekung Bentuk lensa cekung yaitu lensa bikonkaf/ cekung
rangkap, lensa plan konkaf/ cekung datar, dan lensa
konveks konkaf/ cekung cembung.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Sinar – Modus Teks Modus Diagram


sinar
istimewa Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung. Ada tiga
pada sinar istimewa pada lensa cekung yang dapat
lensa digunakan untuk melukiskan pembentukanbayangan.
cekung 1. Sinar yang datangnya sejajar sumbu utama
lensa akan dibiaskan seakan-akan dari titik
fokus pertama.
2. Sinar yang datang menuju titik fokus kedua
akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang datang melalui titik pusat optik akan
diteruskan dan tidak mengalami pembiasan

Pembentu Modus Teks Modus Diagram Modus matematis


kan 1 1 1 1 1 2
bayangan Untuk melukiskan bayangan benda pada lensa
+ = atau + =
So Si −f So Si R
pada cekungjuga dapat menggunakan sinar-sinar istimewa

| || |
lensa lensa cekung. Perhitungan matematis lensa cekung h1 S1
cekung dan lensa cembung sama akan tetapi nilai jarak fokus M= =
f dalam lensa cekung bernilai negatif. ho So

Sub Topik Mata


Bagian Modus Teks Modus Gambar Modus Tabel
Bagian Mata terdiri dari beberapa bagian yang memiliki
Mata dan fungsi yang berbeda-beda.bagiian mata ini menjadi
fungsinya system syaraf indera penglihatan yang dapat
membentuk bayangan sehingga otak manusia akan
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

memproses bayangan tersebut sampai membentuk


kesan melihat. Bagian-bagian mata antara lain:
Kornea, Lensa Mata, Iris, Otot,Pupil, Aqueous
Bagian
Humor, Vitreus Humor, Retina Koroid, Bintik
– bagian fungsinya
Kuning, Bintik Buta, Syaraf Optik
mata
Menerima serta meneruskan cahaya yang
Korne
masuk ke mata dan memberikan perlindungan
a
terhadap bagian sensitif mata yang ada di
bawahnya.
Sebagai pompa bagi kornea untuk
Aqueo
mengembang untuk meningkatkan
us
perlindungan dari debu, udara, serbuk dan
humor
beberapa patogen serta membiaskan cahaya
kedalam mata.
Lensa memfokuskan cahaya dan meneruskanya
Mata supaya jatuhnya tepat di bagian retina.
Mengatur besar kecilnya pupil (kondisi ini
Iris dilakukan untuk membatasi banyaknya jumlah
cahaya yang dapat masuk ke iris)
Mengatur jumlah cahaya yang masuk kebola
Pupil
mata
Mengatur besar dan kecilnya lensa, selain itu
juga berfungsi sebagai penyangga lensa
Otot
kristalin.
Vitreu
Meneruskan cahaya dari lensa menuju ke
s
retina.
humor
Retina sebagai tempat terbentuknya bayangan
Koroid Mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina
Bintik
sebagai tempat terbentuknya bayangan yang
kunin
jelas
g
Bintik Jika bayangan jatuh pada bagian ini, maka
Buta bayangan akan tampak tidak jelas atau kabur.
Syaraf ini berfungsi untuk meneruskan
Syaraf
rangsang cahaya yang datang dari retina
optik
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Cara Modus Teks Modus Gambar


Kerja
Mata Berkas sinar dari objek menuju ke mata melewati
pupil, kemudian dibiaskan oleh sistem kornea dan
lensa mata sehingga terbentuk bayangan di retina.
Lensa mata bersifat sebagai sebuah lensa positif.
Retina berisi struktur indra-cahaya yang peka
terhadap cahaya dan sangat halus yang disebut
batang dan kerucut yang menerima dan
memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke
otak. Sel yang berbentuk batang bekerja ketika
cahaya redup, tetapi tidak merespon warna. Sel
kerucut mendeteksi warna, tetapi hanya berfungsi
ketika ada cahaya terang. Setelah bayangan
terbentuk di retina, sel-sel pada retina akan
mengirimkan informasi itu ke otak. Pada otaklah
bayangan tersebut dirotasikan 180 derajat sehingga
bisa kembali posisinya seperti sifat asli benda yang
kita lihat.

Daya Modus Teks Modus Gambar Modus Diagram


Akomoda Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata
si harus menegang sehingga lensa mata semakin
cembung (berakomodasi). Daya akomodasi mata
adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung
dan memipih secara otomatis karena adanya otot
akomodasi (otot siliar) agar menciptakan bayangan
tepat di retina. Untuk melihat benda yang letaknya
dekat, otot siliar menegang sehingga lensa mata
mencembung dan sebaliknya untuk melihat benda
yang letaknya jauh otot siliar mengendur (rileks).
Mata tidak berakomodasi adalah kondisi mata ketika
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

lensa mata memipih maksimal yang ditunjukan pada


Gambar (a). Mata berakomodasi maksimum adalah
kondisi mata ketika lensa mata mencembung
maksimal yang ditunjukan pada gambar (b).

Karakter Modus teks Modus Matematis Modus Diagram


istik Lensa mata bersifat sebagai sebuah lensa positif,
Pembent maka pembentukan bayangannya oleh lensa mata
ukan akan memenuhi persamaan lensa tipis. Dimana jarak
Bayanga fokus lensa berhubungan dengan jarak benda dan
n pada jarak bayangan yang terbentuk
Mata

Cacat Modus Teks Modus Tabel Modus Diagram


Mata Mata memiliki keterbatasam jarak pandang, baik
jarak yang paling dekat maupun jarak yang paling Usia (tahun) Titik dekat (cm)
jauh dari mata. Titik terdekat yang masih dapat
10-30 7-14
dilihat dengan jelas oleh mata (berakomodasi
maksimum) disebut titik dekat (punctum proximum) . 30-60 22-200
titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas
oleh mata (tidak berakomodasi) disebut titik jauh
(punctum remotum). Mata normal orang dewasa
memiliki titik dekat antara 20-30 cm (biasanya
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

diambil sebesar 25 cm) sedangkan titik jauhnya


berada di jauh tak berhingga. Kemampuan
berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata,
semakin kuat daya akomodasi mata maka semakin
kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat
kemata). Sebaliknya semakin lemah daya akomodasi
semakin jauh letak titik dekatnya. Dengan
bertambahnya usia. Kemampuan berakomodasi mata
makin lemah sehingga letak titik dekatnya makin
menjauhi mata . jarak titik dekat mata bervariaso
sesuai dengan usia.
Miopi Modus Verbal (teks) Modus Gambar Modus Diagram
Penderita rabun jauh merupakan cacat mata
yang terjadi karena lensa mata tidak dapat
menipis sebagaimana mestinya. Mata miopi
memiliki titik jauh lebih kecil dari jauh tak hingga
(titik dekatnya normal), sehingga disebut juga
sebagai mata dekat atau rabun jauh. Hal itu
disebabkan karena kornea mata memiliki
kelengkungan yang berlebihan atau bentuk bola
mata yang agak lonjong, sehingga sinar yang
datangnya sejajar (dari obyek yang berada di jauh
tak hingga), oleh lensa mata terbentuk bayangan
di depan retina. Untuk menolong mata miopi,
harus mempergunakan kacamata lensa
cekung (negatif). Sebab lensa cekung dapat
membuat berkas cahaya yang keluar dari
kacamata agak menyebar (divergen), akibatnya
lensa mata dapat membentuk bayangan tepat
diretina.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Hipermet Modus Verbal (teks)


ropi Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara
objek yang letaknya dekat dengan mata (hanya
dapat melihat objek yang jauh dari mata). Rabun
dekat (hipermetropi) merupakan cacat mata yang
terjadi karena lensa mata tidak dapat
mencembung atau tidak dapat berakomodasi
sebagaimana mestinya.
Mata hipermetropi memiliki titik dekat
lebih besar dari 25 cm (titik jauhnya normal),
sehingga disebut mata jauh atau rabun dekat
(kebalikan dari miopi). Hal itu disebabkan karena
berkas sinar yang datang dari benda, oleh lensa
mata terbentuk bayangan di belakang retina.
Untuk menolong mata hipermetropi, harus
mempergunakan kacamata
lensa cembung (positif). Sebab lensa cembung
dapat membuat berkas cahaya yang keluar dari
kacamata agak menguncup (konvergen),
akibatnya lensa mata dapat membentuk bayangan
tepat diretina.
Prosesnya, bayangan benda yang dibentuk
kacamata dijadikan benda
oleh lensa mata, kemudian lensa mata membentuk
bayangan di retina.
Presbiopi Modus Teks Modus Gambar Modus Diagram
Mata tua atau presbiopi merupakan cacat mata yang
berupa pengurangan daya akomodasi mata dan
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

umumnya terjadi pada usia lanjut. Pada mata tua, baik


titik dekat maupun titik jauh mata sudah bergeser dari
keadaan normalnya. Hal ini disebabkan otot-otot mata
sudah tidak lagi mampu berakomodasi secara
sempurna. Cacat mata tua dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata berlensa ganda (kacamata
bifocal), yaitu kacamata yang pada bagian bawahnya
merupakan lensa positif (untuk melihat benda-benda
dekat), dan pada bagian atasnya merupakan lensa
negatif (untuk melihat benda-benda jauh). Cacat mata
ini dibantu dengan menggunakan lensa progresive
atau double focus Artinya, kacamata yang dipakai
memiliki dua jenis lensa. Bagian atas lensa untuk
melihat jauh menggunakan lensa cekung
(divergen), dan bagian bawahnya lensa untuk
melihat dekat menggunakan lensa cembung
(konvergen)..

Astigmati Asigmatisma atau silindris merupakan cacat mata


sma dimana mata tidak dapat membedakan garis-garis
horisontal dan vertikal secara bersamaan. Hal ini
karena kornea mata tidak mempunyai jari-jari
kelengkungan yang tetap atau tidak berbentuk sferis.
Cacat mata asigmatisma dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata berlensa silindris.

Sub Topik Kamera


Bagian- Modus Teks Modus gambar Modus diagram
bagian
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

pinhole Kamera pinhole atau kamera lubang jarum adalah


sebuah kamera analog sederhana tanpa lensa yang
memiliki satu bukaan yang sangat kecil.
Sebuah kotak kedap cahaya dengan sebuah lubang di
satu sisi. Cahaya dari luar masuk melalui lubang ini
lalu menghasilkan gambar terbalik pada sisi yang
berlawanan dari tempat lubang tadi. Kamera lubang
jarum merupakan kamera yang menjadi cikal-bakal
kamera-kamera yang ada pada saat ini. Kamera-
kamera saat ini menggunakan prinsip dasar dari
kamera lubang jarum untuk menangkap cahaya dan
menyimpan pada media penyimpanan. Bagian dari
kamera ini yaitu lensa, celah cahaya, ruang film, dan
jepretan.
Kamera Lubang Jarum (Pinhole Camera)
Kamera ini mengadopsi sistem yang dibuat oleh view
finder camera, yaitu memasukkan cahaya secara
langsung dari lensa ke film. Namun, kamera ini tidak
memiliki view finder dan shutter speed. Pinhole
Camera merupakan sebuah alat untuk memotret yang
mengedepankan artistik dan efek-efek seperti
vignette dan fish eye. Kamera jenis ini jelas
diperntukkan untuk memotret obyek yang tidak
bergerak. Pinhole akan sulit untuk menangkap
obyek-obyek yang bergerak (bahkan hampir tidak
mungkin). Kamera lubang jarum biasanya dibuat dari
barang-barang bekas, umumnya adalah kaleng bekas.
Bagian- Modus Teks Modus gambar Modus Tabel
bagian
Kamera Kamera film terdiri dari lensa cembung Untuk
film membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk
bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, Bagian-bagian Fungsi
dan film (pelat sensitif). Celah diafragma berfungsi Kamera
untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, Lensa cembung Untuk membiaskan cahaya yang
apertur Untuk mengatur besar-kecilnya diafragma, masuk sehingga terbentuk bayangan
tombol shutter Untuk memerintahkan kamera yang nyata, terbalik, dan diperkecil.
mengambil gambar saat tombol ditekan. dan film Diafragma Untuk mengatur banyaknya cahaya
berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk yang masuk melalui lensa.
lensa.Film terbuat dari bahan yang mengandung zat Apertur Untuk mengatur besar-kecilnya
kimia yang sensitif terhadap cahaya (berubah diafragma.
ketika cahaya mengenai bahan tersebut
Tombol shutter Untuk memerintahkan kamera
mengambil gambar saat tombol
ditekan.
Pelat film Sebagai tempat bayangan dan
menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama
dengan aslinya, tembus cahaya.
Prinsip Modus Teks Modus gambar Modus diagram
kerja
kamera Benda yang hendak difoto harus berada di depan
film lensa kamera. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang
melewati benda masuk melalui aperture (celah
diafragma) menuju lensa mata. Intensitas cahaya
yang masuk ke dalam kamera menentukan ketajaman
foto yang dihasilkan. Apabila cahaya terlalu terang,
aperture dibuka kecil. Sebaliknya jika cahaya redup,
aperture dibuka lebar. Kemudian lensa mata akan
membentuk bayangan benda, agar bayangan benda
jatuh tepat pada film dengan jelas maka letak lensa
harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Menggeser-geser lensa pada kamera, seperti
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

mengatur jarak fokus lensa pada mata (akomodasi).


Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak
benda yang berubah, maka dapat diatur dengan
menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
So = jarak benda dalam meter, Si = jarak bayangan
dalam meter, F = titik fokus lensa

Bagian- Modus Teks Modus gambar


bagian
kamera Viewfinder (Jendela bidik) : Jendela kecil pada
digital kamera untuk melihat object yang akan diambil oleh
fotografer, object yang tampak pada viewfinder
sesuai dengan kenyataan sehingga hasil foto sesuai
dengan keinginan. pada kamera fotografi profesional,
di dalam viewfinder juga terdapat titik fokus dan
pengukuran cahaya sehingga fotografer dapat melihat
apakah gambar yang dihasilkan memiliki cahaya
yang cukup dan ketajaman gambar yang pas.
Sensor : Alat yang mengkonversi gambar optikal ke
signal elektronik. Shutter Release : Tombol untuk
mengambil gambar yang sudah di bidik. Aperture
(Diafragma) : Komponen dari lensa yang berfungsi
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera.
Data Display : Layar kecil untuk menampilkan
informasi mengenai konfirgurasi/setting kamera yang
kita gunakan. Lens Elements : Bagian lensa yang
terdiri dari komponen elektronik dan kumpulan lensa
– lensa
Cara Modus Teks Modus gambar
kerja
kamera Pada kamera digital memi;liki sejumlah lensa yang
digital berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar cahaya
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

tersebut membentuk bayangan objek yang akan


difoto. Sistem lensa berfungsi memfokuskan
bayangan real objek pada sebuah alat semi konduktor
yang akan merekam cahaya secara elektronik. Alat
semikonduktor ini merupakan sensor. Sensor yang
digunakan adalah sensor yang diberi nama charge
coupled device (CCD), adapun sensor lainnya yang
digunakan yaitu complementary metal oxide
semiconduktor (CMOS). Pada CCD terdapat jutaan
titik sensor yang dikenal dengan dengan pixel.
Istilah pixel atau mega pixel pada kamera digital
sebenarnya mengacu pada jumlah titik sensor.
Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik
sensor, maka akan semakin halus dan semakin tinggi
resolusi gambar yang dihasilkan. Gambar yang
ditangkap oleh sensor CCD kemudian diteruskan ke
bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses
semua data dari sensor CCD menjadi data digital
berupa file format gambar. Serta melakukan proses
kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW,
JPEG dan sebagainya). Proses yang terakhir adalah
mengirimkan hasil file gambar dalam format yang
dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau
memory card.

terdapat cermin datar (reflexing mirror) dibelakang


lensa yang berfungsi untuk memantulkan cahaya
yang masuk melalui lensa menuju viewfinder
(jendela bidik). Saat cahaya melewati lensa kamera,
cahaya tersebut jatuh ke cermin datar kemudian
dipantulkan keprisma dan diteruskan ke jendela bidik
sehingga gambar yang terlihat di jendela bidik sesuai
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

dengan gambar yang


sebenarnya. Ketika gambar diambil, cermin datar
nya bergerak naik sehingga rana
(Shutter) terbuka dan sensor gambar digital akan ter-
ekspos untuk menangkap gambar yang terlihat di
viewfinder.

Sub Topik Lup


Bagian- Modus Teks Modus gambar
bagian
Lup Lup atau yang sering disebut kaca pembesar ini LENSA
merupakan alat optik yang terdiri dari lensa
cembung . Lup hanya memiliki satu lensa yaitu lensa
cembung. Lensa cembung digunakan untuk melihat
benda-benda kecil, tulisan kecil, ataupun komponen PANGKAL/
yang kecil. agar tampak lebih besar dan jelas. Selain PEGANGAN
itu bagian Lup ada pangkal lup berfungsi sebagai
pegangan agar mempermudah saat mengamati.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

pengama Modus Teks Modus Matematis


tan
menggun Pada saat mata belum menggunakan lup, benda β
akan tampa jelas bila diletakan pada titik dekat pengamat
M≡
α
atau (S = Sn), sehingga mata melihat benda dengan sudut
tampa pandangα tan β
menggun M=
tan α
akan Lup Proses pembentukan bayangan mata berakomodasi,
yaitu saat pengamat menggunakan lup, dimana benda '
diletakan di ruang I, dan diperoleh bayangan yang h
'
terletak pada titik dekat mata pengamat (S’ = Sn). s h ' Sn
M≡ =
Sudut pandang mata menjadi lebih besar yaitu ᵝ , h h s'
maka mata pengamat berakomodasi maksimum, s
untuk mata normal dan berakomodasi maksimum,
bayangan yang berbentuk berada pada jarak normal
(Sn = 25 cm). Sehingga mengalami perbesaran sudut
bayangan.

Sub Topik Mikroskop


Bagian – Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat Modus gambar Modus tabel
bagaian benda-benda kecil agar tampak jelas dan besar.
mikrosko Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Bagian-
Fungsi
p dan Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) Bagian
fungsinya disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan Untuk memperbesar bayangan yang
pengamat disebut lensa okuler. dibentuk oleh lensa objektif. Lensa
Lensa okuler, ini tersedia dalam berbagai ukuran
pembesaran, biasanya 4×, 10×, 40×,
dan 100×.
berupa tabug kosong yang dapat
Tubus (tabung
dinaik turunkanuntuk mengatur
okuler)
fokus.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

alat yang diputar untuk memilih


Revolver ukuran lensa objektif yang
digunakan.
Untuk menghasilkan bayangan
benda yang sedang diamati. Lensa
Lensa objektif
ini tersedia biasanya 4×, 5×, 10×,
40×, 60×, dan 100×.
Makrosekrup
Sebagai tombol pengatur fokus
(sekrup
bayangan dengan menaik turunkan
pengatur tubus
tabung mikrokop dengan cepat.
kasar),
sebagai tombol pengatur fokus
Mikrosekrup
bayangan dengan menaik turunkan
(sekrup
tabung mikrokop dengan jarak
pengatur tubus
pergeseran yang lebih rapat
halus)
dibandingkan makrosekrup.
bagian yang dipegang ketika
Lengan
mikroskop akan
mikroskop
dipindahkan.
menjepit preparat agar
Penjepit objek kedudukannya tidak bergeser
ketika sedang diamati.
tempat meletakkan preparat yang
Meja objek
akan diamati.
berfungsi mengatur intensitas cahaya
Kondensor
yang masuk ke dalam mikroskop
untuk mengarahkan cahaya agar
Cermin, dapat masuk ke lever diafragma dan
kondensor.
Sekrup sebagai tombol pengatur fokus
pengatur cahaya
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

kondensor dengan menaik turunkan kondensor.


Sumbu
mengatur kemiringan mikroskop
inklinasi
Kaki untuk mengokohkan kedudukan
mikroskop mikroskop
Prinsip Modus teks Modus diagram Modus matematis
kerja
mikrosko Mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa a) a) untuk mata berakomodasi maksimum
p objektifnya dibuat lebih kuat daripada lensa okuler s ' ob
(fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus M ob=¿ -
s ob
lensa okuler). Hal ini dimaksudkan agar benda yang
diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop dapat sn
dibuat lebih praktis (lebih pendek). Benda yang akan M ok = +1
f ok
amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan
lensa objektif dan berada di ruang II lensa objektif M =¿ M ob x M ok
(fobj < s < 2 fobj).
Hal ini menyebabkan bayangan yang terbentuk s ' ob s n
M =¿ - ( +1¿
bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang s ob f ok
dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa
okuler. Untuk memperoleh bayangan yang jelas, Anda
dapat menggeser lensa okuler dengan memutar tombol b) b) untuk mata tak berakomodasi
pengatur. Supaya bayangan terlihat terang, di bawah
objek diletakkan sebuah cermin cekung yang berfungsi −s ' ob
M ob=
untuk mengumpulkan cahaya dan diarahkan pada s ob
objek. Pada mikroskop lensa okuler berfungsi sebagai
Lup. −s n
M ok =
f ok
Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu:
a) mata berakomodasi maksimum. M =M ob x M ok
Pada pengamatan dengan mata berakomodasi
maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk
lensa objektif harus terletak diruang I lensa okuler.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang '


−s ob s n
dibentuk lensa okuler tertelak di depan lensa M= ( )
s ob f ok
okuler yang jaraknya sama dengan jarak titik dekat
pengamat.

b) mata tak berakomodasi.


Penggunaan mikroskop pada mata tak
berakomodasi agar mata tidak cepat lelah dalam
menggunakan mikroskop yaitu dengan mengatur
lensa okuler agar bayangan yang digunakan oleh
lensa objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir
(bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh
pengamat (PR).

Mikrosko Modus Teks Modus Gambar


p cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran
maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai
kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat
berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah
tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang


ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang
lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya
masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun
cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar
kedalam kondensor. Pada mikroskop modern
sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber
cahaya matahari.
Mikros- Modus teks Modus Gambar
kop
stereo Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang
hanya bisa digunakan untuk benda
yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo
mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat
secara tiga dimensi. Mikroskop ini juga dikenal
dengan mikroskop binokuler.
Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa obyektif.
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya
adalah:
(1) ruang ketajaman lensa
mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat
melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati,
(2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga
obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa
okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

obyektif menggunakan sistem zoom dengan


perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga
perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian
bawah mikroskop terdapat meja preparat.
Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu
yang dihubungkan dengan transformator.
Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai
mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran
terletak diatas pengatur fokus.

Mikrosko Modus Teks Modus gambar


p
elektron Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang *SEM
mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2
juta kali, yang menggunakan elektro
statik dan elektro magnetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang
jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.

Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih


banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih
pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop
elektron scanning(SEM) dan mikroskop elektron
transmisi (TEM).
a) SEM digunakan untuk studi detil arsitektur
permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi. Pada SEM,
gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru
(elektron sekunder) atau elektron pantul yang
muncul dari permukaan sampel ketika permukaan
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron.


Elektron sekunder atau elektron pantul yang
terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya,
kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam
gradasi gelap-terang pada layar
monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT
inilah gambar struktur objek yang sudah
diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya,
SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan,
sehingga bisa digunakan untuk melihat objek dari
sudut pandang 3 dimensi.
b) TEM digunakan untuk mengamati struktur detil
internal sel. Mikroskop transmisi elektron
(Transmission electron microscope-TEM) adalah
sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya
mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana
elektron ditembuskan ke dalam objek pengamatan
dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada
layar.

Daya Modus Teks Modus Gambar


Urai
mikros- Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya
kop pembesarannya dan daya penguraiannya (resolusiny).
Perbesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran
sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan
citra yaitu jarak minimum dua titik terpisah.
Perbedaan daya urai setiap mikroskop berbeda-beda.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Sub Topik Teropong/Teleskop

Jenis- Modus Teks


jenis
teropong Teropong/ teleskop adalah alat yang digunakan untuk
melihat benda-benda yang jauh agar tampak lebih
jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya teropong
dibedakan menjadi dua yaitu teropong bumi dan
teropong bintang.

Bagian- Modus Teks Modus Gambar


bagian
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

teropong Teropong bumi digunakan untuk mengamati benda-


bumi benda yang jauh di permukaan bumi. Teropong bumi
jenis terdiri atas tiga lensa cembung, masing-masing
lensa sebagai lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa
pembalik okuler. Lensa pembalik yaitu dua pasang prisma yang
diletakan saling berhadapan hanya untuk
membalikkan bayangan yang dibentuk lensa objektif,
tidak untuk memperbesar bayangan. Lensa okuler
berfungsi sebagai lup. Karena lensa pembalik hanya
untuk membalikkan bayangan, maka bayangan yang
dibentuk lensa objektif harus terletak pada titik pusat
kelengkungan lensa pembalik. Lensa okuler juga
dibuat lebih kuat daripada lensa objektif.

Prinsip Modus Teks Modus diagram Modus matematis


kerja
teropong Prinsip kerja teropong jenis lensa pembalik : a. Mata berakomodasi maksimum a) Akomodasi maksimum
bumi a. Sinar masuk melalui lensa objektif (didepan)
jenis b. Kemudian mengalami pemantulan pada f ob
lensa sebuah lensa pemabalik M=
S ok
pembalik c. Sinar mengenai sisi prisma yang lain
d. Sinar menuju lensa okuler (dekat dengan d=f ob + 4 f pemb+ S ok
mata)
b) Tidak berakomodasi
f ob
M=
f ok
d=f ob + 4 f pemb+ f ok
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

b. Mata Tidak berakomodasi

Prisip Modus Teks Modus Gambar Modus matematis


kerja
teropong Teropong bumi yang hanya mengggunakan dua lensa a) Mata berakomodasi maksimum a) mata berakomodasi maksimum
bumi yaitu lensa cembung sebagai lensa objektif dan lensa f ob
jenis cekung sebagai lensa okuler. Lensa cekung disini M=
f ok
lensa berfungsi sebagai pembalik bayangan yang dibentuk
cekung oleh lensa objectf dan sekaligus sebagai lup. d=f ob −f ok
Teropong ini sering disebut teropong panggung atau
teropong Galileo.
b) mata tak berakomodasi
Prinsip kerja teropong bumi jenis lensa cekung : f ob
M=
sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif S ok
membentuk bayangan nyata tepat di titik fokus b) Mata tak berakomodasi d=f ob −S ok
obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai
benda maya bagi lensa okuler. Dan oleh lensa
okuler akan dibentuk bayangan yang dapat
dilihat oleh mata.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Bagian- Modus Teks Modus Gambar Modus tabel


bagian
teropong Teropong digunakan untuk memperbesar benda yang Bagian-
bintang sangat jauh. Misalnya bintang, bintang di langit yang Bagian Fungsi
letaknya sangat jauh tidak dapat dilihat secara Teropong
langsung oleh mata. Teropong memiliki dua buah Lensa Objektif Terdiri dari lensa positifPengumpul
lensa cembung yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Cahaya Dari Objek
Perbesaran yang dapat dilakukan oleh teropong Tabung Sebuah Tempat Cermin Utama Terletak
Teleskop
sebanyak 30 kali lipat. Bagian- bagian teropong
Lensa Membuat Bayangan Menjadi Tegak
adalah: Pembalik
a) lensa obyektif Lensa Okuler Terdiri dari lensa positif, lensa okuler
b) lensa pembidik berfungsi sebagai lup atau pembesar.
c) lensa okuler Memfokuskan Cahaya Yang
d) kaki tiga Dikumpulkan Lensa Objektif
Kaki Tiga Penyanggah Agar Teropong Bisa
e) tabung teleskop
Berdiri Dengan Baik
Jenis- Modus Teks Modus Gambar Modus diagram
jenis
teropong Teropong bintang adalah teropong yang digunakan
bintang untuk melihat atau mengamati benda-benda langit
seperti bintang, planet dan satelit. Nama lain
teropong bintang adalah teropong astronomi. Ditinjau
dari jalannya sinar, teropong bintang dibedakan
menjadi dua yaitu teropong bias dan teropong
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

pantul.

1) Teropong bias
Teropong bias terdiri dari dua lensa
cembung yaitu lensa objektif dam okuler.
Sinar yang masuk kedalam teropong
dibiaskan oleh lensa. Oleh karena itu
teropong ini di sebut dengan teropong bias.
Benda yang diamati terletak pada titik jauh
tak hingga, sehingga bayangan yang dibentuk
oleh lensa obejktif merupakan benda bagi
lensa okuler. Bayangan yang dibentuk oleh
lensa objektif selalu bersifat nyata terbalik
dan diperkecil. Teropong bias juga dapat
digunakan dengan mata berakomodasi
maksimum dan dengan mata tak
berakomodasi.

Jenis- Modus Teks Modus Gambar


jenis
teropong 2) Teropong pantul
bintang Teropong pantul terdiri dari bebrapa cermin
dan lensa. Sinar berjalan dalam teropong
dengan cara pemantulan. Teropong pantul
terdiri dariTeropong pantul yaitu teropong
yang terdiri atas cermin dan lensa. Sinar
berjalan dalam teropong dengan cara
pemantulan. Teropong pantul terdiri atas satu
cermin cekung besar, satu cermin datar yang
diletakansedikit didepan titik fokus cermin
cekung dan satu lensa cembung untuk
mengamati benda.
Konsep Multirepresentasi
Modus representasi Modus representasi Modus representasi

Cermin cekung besar akan mengumpulkan


cahaya sebanyak mungkin. Sebelum cahaya
dikumpulkan dititk fokus cermin cekuung,
cahaya dipantulkan terlebih dahulu oleh
cermin datar menuju ke lensa okuler (lensa
cembung). Cermin cekung digunakan
sebagai objektif pengganti lensa karena
memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
- Cermin tidak mengalami aberasi kromatik
(penguraian warna) seperti pada lensa
- Cermin lebih mudah dibuat dan murah
daripada lensa
- Cermin lebih ringan daripada lensa sehingga
lebih mudah digantung
10. MULTIMODUS REPRESENTASI

Setelah mahasiswa mampu melakukan translasi antar modus representasi konsep dan
mampu membuat multi representasi dari suatu konsep, maka selanjutnya ialah mahasiswa
harus memiliki pengetahuan bagaimana cara merepresentasikan suatu topik, atau sub pokok
bahasan materi ajar. Suatu topik atau sub pokok bahasan fisika tercakup didalamnya beberapa
konsep yang berbeda, hukum, dan mungkin prinsip fisika. Untuk merepresentasikan atau
mere-representasikan suatu topik atau sub pokok bahasan fisika perlu pengetahuan dan
keterampilan dalam membuat multi modus representasi. Multi modus representasi ialah
menggabungkan dua atau lebih modus representasi, contohnya representasi verbal dalam
bentuk teks dengan salah satu atau lebih jenis-jenis visualisasi (Ainsworth, 1999). Multi-
modal refers to the linked use in science discourse of different modes to represent scientific
reasoning and finding (Waldrip, Prain, dan Carolan, 2006). Pada penuilsan bahan ajar ini
multi modus representasi ialah menjelaskan suatu topik atau sub pokok bahasan dengan cara
mengintegrasikan modus representasi verbal (teks/narasi) dengan satu atau lebih modus
representasi visual, sehingga dihasilkan uraian tertulis yang kohesif.

Untuk topik bahasan alat alat optic

MATERI AJAR MENGGUNAKAN MULTIMODUS REPRESENTASI


ALAT OPTIK
Kompetensi Dasar: 3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa
Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan
pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun buatan.
Mata merupakan alat optik yang alami. Alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk
melihat benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas secara langsung oleh mata. Kacamata, kamera,
lup, mikroskop, teleskop (teropong), dan periskop merupakan alat-alat optik buatan.
1. Mata
Mata sebagai indera penglihat merupakan alat optik yang sangat penting. Bagian-bagian penting mata
ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Rongga vitreus
(berisi vitreous
humor)

Gambar 2.4. Anatomi mata kanan dilihat dari depan dan dari atas (sumber gambar:
http://www.youreyescenter.com/EyeAnatomy.html)

Fungsi tiap bagian-bagain mata pada Gambar 2.4. dapat dilihat pada Tabel 2.6. berikut.
Tabel 2.6. Fungsi bagian-bagian mata
Bagian Mata Fungsi
Kornea Melindungi mata dari benda-benda asing dari luar, kornea juga berfungsi dalam
melakukan refraksi di lensa mata.
Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata. Mekanisme kerja pupil ini
membentuk mata agar dapat menerima cahaya dalam jumlah tepat.
Iris Mengatur besar kecilnya pupil. Bagian ini jugalah yang memberi warna pada
mata
Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan mempertahankan bentuk bola
mata
Lensa Membentuk sebuah gambar dan mengatur fokus cahaya
Badan vitreous Menjaga bentuk bola mata
Bintik buta Sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan
tidak mengandung sel konus dan batang.
Fovea Sebagai bagian retina yang mengandung sel kerucut.
Retina Menangkap bayangan yang dibentuk oleh sistem kornea-lensa
Badan dan otot siliaris Akomodasi otot lensa, menodorong dan menarik lensa mata sehingga dapat
menebal dan menipis
Saraf optik Meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju otak
Bagian Mata Fungsi
Lacrimal caruncle Menghasilkan air mata
Otot lacteral rectus Menggerakkan mata ke atas
Otot medial rectus Menggerakkan mata ke arah dalam mendekati hidung

Pada retina terdapat struktur pengindra-cahaya yang peka terhadap cahaya dan sangat halus yang disebut
batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke otak. Mata kita
memiliki resolusi yang sangat tinggi, sekitar 130 Mega Pixels per satu mata (untuk mata normal), dengan
berat hanya sekitar 7 gram saja dan diameter sekitar 24 milimeter. Pada retina mata manusia terdapat sel
penangkap cahaya yang jumlahnya sekitar 130 juta sel yang disebut sel fotoreseptor. Fotoreseptor
merupakan satu-satunya jenis sel di dalam tubuh manusia yang mampu mengubah cahaya yang masuk ke
retina mata menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak. Sel fotoreseptor bentuknya tidak seragam, ada
yang berbentuk kerucut dan ada yang berbentuk batang. Sel batang memiliki jumlah sekitar 125 juta sel. Sel
batang sangat sensitif terhadap perubahan cahaya namun anehnya tidak mampu membedakan warna yang
diterima. Sisanya sekitar 6 juta sel merupakan sel kerucut, sangat sensitif terhadap warna dan mampu
membedakan warna dengan sangat baik.

Gambar 2.5. Struktur retina mata manusia (sumber gambar: www.studyblue.com)


Perbedaan lensa mata dan lensa buatan yang digunakan pada alat optik buatan adalah sifatnya yang
lentur. Lensa mata yang bersifat lentur ini dapat berubah menebal atau menipis akibat kontraksi otot siliari,
seperti yang terlihat pada Gambar 2.6.

Lensa mata
Otot siliari

(a) (b)
Gambar 2.6. Bentuk lensa ketika melihat benda jauh dan dekat
(sumber gambar: CAMA 2.0)
Kondisi (a) menggambarkan bahwa otot siliari dalam keadaan rileks. Kondisi ini terjadi ketika mata
melihat benda yang jauh. Ketika melihat benda yang jauh, otot siliari akan mengendor sehingga bentuk
lensa akan memipih. Kondisi (b) menggambarkan bahwa otot siliari dalam keadaan menegang. Kondisi ini
terjadi ketika mata melihat benda yang dekat. Ketika melihat benda yang dekat otot siliari akan
meningkatkan kecembungan lensa mata.
Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari objek menuju ke mata melewati pupil,
kemudian dibiaskan oleh sistem kornea (n = 1,38) dan lensa mata (n=1,40) sehingga terbentuk bayangan di
retina. Lensa mata bersifat sebagai sebuah lensa positif. Retina berisi struktur pengindra-cahaya yang peka
terhadap cahaya dan sangat halus yang disebut batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan
informasi di sepanjang saraf optik ke otak. Sel yang berbentuk batang bekerja ketika cahaya redup, tetapi
tidak merespon warna. Sel kerucut mendeteksi warna, tetapi hanya berfungsi ketika ada cahaya terang.
Setelah bayangan terbentuk di retina, sel-sel pada retina akan mengirimkan informasi itu ke otak. Sifat
bayangan yang terbentuk di retina adalah terbalik dan diperkecil. Pada otaklah bayangan tersebut
dirotasikan 180 derajat sehingga bisa kembali posisinya seperti sifat asli benda yang kita lihat (kepala di
atas dan kaki di bawah).

Gambar 2.7. Proses penerjemahan informasi sampai ke otak


Dengan menerapkan prinsip pembentukan bayangan oleh lensa cembung pada mata kita, maka lensa
mata harus dapat membentuk bayangan dari objek yang dilihat pada retina seperti pada Gambar 2.8. Untuk
melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus
menegang sehingga lensa mata semakin cembung
(berakomodasi). Pada waktu melihat objek yang
letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot
mata dalam kondisi rileks). Kemampuan otot mata
untuk menebalkan dan memipihkan lensa mata
disebut daya akomodasi mata. Daya akomodasi
mata terdiri dari dua jenis, yaitu mata
berakomodasi maksimum dan mata berakomodasi
minimum atau tidak berakomodasi. Mata
berakomodasi maksimum adalah kondisi mata Gambar 2.8. (a). Proses pembentukan bayangan pada
ketika lensa mata mencembung maksimal, mata tidak berakomodasi (b) Proses pembentukan
bayangan pada mata berakomodasi. (sumber gambar:
ditunjukkan oleh Gambar 2.6 (b). Mata tidak
http://fisikazone.com)
berakomodasi adalah kondisi mata ketika lensa
mata memipih maksimal ditunjukkan oleh Gambar 2.6 (a).
Lensa mata bersifat sebagai sebuah lensa positif, maka pembentukkan bayangan oleh lensa mata akan
memenuhi persamaan:

= +
dengan f adalah jarak fokus lensa mata, s adalah jarak benda, dan s’ adalah jarak bayangan yang sama
besarnya dengan jarak dari retina mata ke lensa mata.
Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling dekat maupun jarak yang paling jauh
dari mata. Titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata (berakomodasi maksimum)
disebut titik dekat (punctum proximum). Titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata
(tidak berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum). Mata normal orang dewasa memiliki titik
dekat antara 20 - 30 cm (biasanya diambil sebesar 25 cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak
berhingga. Kemampuan berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin kuat daya akomodasi
mata maka semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat ke mata). Sebaliknya,
semakin lemah daya akomodasi semakin jauh letak titik dekatnya, Dengan bertambahnya usia, kemampuan
berakomodasi mata makin lemah sehingga letak titik dekatnya makin menjauhi mata. Jarak titik dekat mata
bervariasi sesuai dengan usia, kira-kira sebagai berikut:
Tabel 2.7. Letak titik dekat berdasarkan umur
Usia (tahun) Titik Dekat (cm)
10 – 30 7 – 14
30 – 60 22 – 200

a. Cacat Mata
1). Rabun Dekat (Hipermetropi)
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang letaknya dekat dengan mata (hanya
dapat melihat objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau hipermetropi merupakan cacat
mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi
sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek

Gambar 2.9. Pandangan penderita hipermetropi


di jauh tak berhingga terkumpul dan membentuk bayangan di belakang retina (jadi benda tidak terlihat
jelas).
(a) (b)

Gambar 2.10.. (a). Pembentukan bayangan penderita hipermetropi. (b). Pembentukan bayangan setelah ditolong dengan lensa cembung (+) .
(sumber gambar: http://www.ncert.nic.in/ncerts/l/leph201.pdf)
Letak titik dekat mata hipermotropi lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata normal. Untuk
menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa cembung (+), yang bersifat
mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari
objek yang berada pada jarak baca normal (±25 cm).

2). Rabun Jauh (Miopi)

Gambar 2.11. Pandangan penderita miopi


Rabun jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat menipis
sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan
membentuk bayangan di depan retina (benda tidak terlihat jelas). Jadi, titik jauh mata tidak berada di
jauh tak berhingga, tetapi pada jarak tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh tidak
dapat melihat objek yang sangat jauh (tak berhingga).

(a) (b)

Gambar 2.12. (a). Pembentukan bayangan penderita miopi. (b). Pembentukan bayangan setelah ditolong dengan lensa cekung (-) .
(sumber gambar: http://www.ncert.nic.in/ncerts/l/leph201.pdf)

Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat
menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari
benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga
akan membentuk bayangan tepat di retina, sehingga dapat terlihat jelas.

3). Presbiopi (mata tua)


Gambar 2.13. Pembentukan bayangan pada penderita presbiopi
Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh orang-orang lanjut usia. Cacat mata ini disebabkan oleh
berkurangnya daya akomodasi mata (otot mata sudah lemah). Akibatnya, titik dekat penderita presbiopi
lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada
titik jauh mata normal (titik jauh < ~). Oleh karena itu, penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-
benda yang letaknya dekat maupun jauh. Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata berlensa
ganda (kacamata bifocal). Kacamata bifocal adalah kacamata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa
cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk
melihat benda dekat/membaca.
4). Astigmatisma

Gambar 2.13. Pembentukan bayangan pada penderita astigmatisma


Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini
disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan
horizotal secara bersamaan. Astigmatisma adalah cacat optik di mana penglihatan kabur karena
ketidakmampuan optik mata untuk fokus benda titik menjadi gambar terfokus tajam pada retina. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kelengkungan tidak teratur atau toric dari kornea atau lensa. Untuk menolong
penderita ini, digunakan kacamata berlensa silindris.

2. Kamera
Gambar 2.15. Persamaan fungsi bagian mata dan kamera
Kamera adalah alat optik yang digunakan dalam aktivitas fotografi. Kamera merupakan suatu alat untuk
membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film atau sensor gambar digital. Bagian-
bagian pada kamera sangat mirip dengan mata seperti yang terlihat pada Gambar 2.15. Lensa kamera sama
fungsinya dengan lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan, diafragma kamera sama
fungsinya dengan pupil yang berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk, film atau sensor gambar
digital pada kamera sama fungsinya dengan retina pada mata. Kehalusan gambar yang dibentuk oleh
kamera bergantung pada pixel, sedangkan pada mata bergantung pada sel batang dan kerucut pada retina.
Pixel adalah singkatan dari picture element. Pixel merupakan titik-titik kecil yang membuat gambar layar
datar (LCD) atau monitor tabung (CRT).

(a)
(b)
Gambar 2.16. (a). Bagian-bagain kamera digital. (b). Bagian-bagian kamera film (Sumber gambar (a).
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c2/Reflex_camera_simple_labels.svg/
2000px-Reflex_camera_simple_labels.svg.png (b). http://www.buzzle.com/images/photography/slr-
labelled.jpg)

Kamera digital memiliki resolusi efektif sekitar 12.2 Mega Pixel, maksudnya di dalam kamera tersebut
terdapat 12.2 juta sensor peka cahaya yang berfungsi menangkap cahaya yang berada di depan kamera.
Cahaya ini selanjutnya diolah kamera dan dijadikan file gambar dengan format tertentu, misalnya JPG, TIF
atau format lainnya. Tapi, ternyata mata kita memiliki resolusi yang sangat tinggi, sekitar 130 Mega Pixels
per satu mata (untuk mata normal). Pada kamera digital sensor penangkap cahaya biasanya terbuat dari
bahan CMOS, sejenis semikonduktor yang tersusun dalam bentuk segi empat. Pada retina mata manusia
terdapat sel penangkap cahaya yang jumlahnya sekita 130 juta sel yang disebut sel fotoreseptor.
Fotoreseptor merupakan satu-satunya jenis sel di dalam tubuh manusia yang mampu mengubah cahaya
yang masuk ke retina mata menjadi sinyal listrik yang akan dikirim ke otak. Sel fotoreseptor ternyata
bentuknya tidak seragam, ada yang berbentuk kerucut dan ada yang berbentuk batang. Anehnya sel batang
memiliki jumlah yang luar biasa, sekitar 125 juta sel. Sel batang sangat sensitif terhadap perubahan cahaya
namun anehnya tidak mampu membedakan warna yang diterima. Sisanya sekitar 6 juta sel merupakan sel
kerucut, sangat sensitif terhadap warna dan mampu membedakan warna dengan sangat baik.
Prinsip kerja kamera juga hampir sama dengan mata. Perbedaannya terletak pada pengaturan fokusnya.
Pemfokusan lensa mata dilakukan dengan mengubah kelengkungan lensa mata (mengubah panjang fokus
lensa mata) sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Pemfokusan lensa kamera (berlensa tunggal)
dilakukan dengan mengubah jarak bayangan (s’) hingga dihasilkan bayangan yang paling jelas di dalam
sensor/ film. Dari asumsi bahwa peristiwa pembentukan bayangan pada kamera sama dengan pembentukan
bayangan pada mata (satu lensa tipis), hubungan antara jarak lensa ke film (s’), jarak fokus lensa kamera (f),
dan jarak benda ke lensa (s) dapat ditulis dalam bentuk persamaan:

= +

f f

Sso S
si i
Gambar 2.17. Pembentukan bayangan pada kamera film (sumber gambar:
https://kaita91.files.wordpress.com/2011/11/hal11.jpg)
Keterangan gambar:
so = jarak benda dalam meter,
si = jarak bayangan dalam meter,
f = titik fokus lensa
Seperti pada kamera film, kamera digital juga memiliki sejumlah lensa yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya agar cahaya tersebut membentuk bayangan objek yang akan difoto. Jika pada kamera
film, sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada film, maka pada kamera
digital sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada sebuah alat semikonduktor
yang akan merekam cahaya secara elektronik. Alat semikonduktor ini merupakan sensor yang berfungsi
untuk mengubah cahaya menjadi muatan-muatan listrik. Sensor yang biasa digunakan adalah sensor yang
diberi nama charge coupled device (CCD), adapun sensor lainnya yang digunakan adalah complementary
metal oxide semiconductor (CMOS). Pada CCD terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel.
Istilah pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya mengacu pada jumlah titik pada sensor.
Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi
resolusi gambar yang dihasilkan. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses
gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format
gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan
sebagainya). Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya, memory card berupa Compact Flash, Secure
Digital, Memory Stick, dsb.

Gambar 2.18. Cara kerja kamera digital (sumber


gambar:http://time4study.blogspot.co.id/2012_06_01_archive.html)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa bayangan yang terbentuk pada kamera akan bersifat
nyata, terbalik dan diperkecil. Tetapi pada view finder dan LCD gambar yang terlihat telah diatur
proyeksinya sehingga menghasilkan gambar yang tegak.

(a) (b)
Gambar 2. 19. (a), Gambar yang terlihat pada view finder; (b) Gambar yang terbentuk pada LCD Kamera
digital.

Gambar 2.20. Bagian-bagian kamera lensa ganda (sumber gambar: mesintrisakti.com)

Kamera sistem lensa tunggal menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas
cahaya menuju ke dua tempat, yaitu focal plane dan viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk
dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera
sistem lensa ganda, di mana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang
ditangkap di film/ sensor, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda berupa lensa cembung
dan lensa cekung, satu untuk melewatkan berkas cahaya ke viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk
melewatkan berkas cahaya ke focal plane.
Jumlah cahaya yang mengenai film/ sensor dapat dikendalikan dengan
mengubah waktu pembukaan rana (shutter speed) dan dengan mengubah-ubah
ukuran bukaan (apertur). Ukuran maksimum bukaan dibatasi oleh ukuran lensa.
Ukuran bukaan ini dinyatakan dalam bilangan-f, yang merupakan perbandingan
panjang fokus lensa (focal length) dengan diameter bukaan, sehingga dapat

Gambar 2.21. Lensa


fixed (sumber gambar:
dirumuskan sebagai berikut: bilangan-f = . Angka apertur menunjukkan http://info-
seberapa lebar bukaannya. Semakin kecil angkanya semakin lebar dslr.blogspot.co.id)

bukaannya, seperti yang terlihat pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22. Aperture Kamera


Panjang fokus lensa (focal length) adalah jarak antara lensa dan bidang focal (sensor di kamera digital
dan film di kamera analog) dimana foto akan terbentuk. Focal length ditampilkan dalam satuan mm
(millimeter). Focal length menentukan seberapa lebar sudut pandang lensa. Semakin pendek panjang focal
length, makin lebar sapuan pandangan. Makin panjang focal length, makin sempit sapuannya. Lensa dengan
focal length pendek dalam dunia fotografi biasanya disebut lensa wide angle, ditandai dengan angka kecil
misalnya 10 mm, dan sebagainya. Lensa dengan focal length panjang biasanya disebut sebagai lensa tele,
missal 200-400 mm, 600 mm, dan sebagainya. Istilah lensa fix sendiri adalah lensa dengan focal length
tetap atau single ataupun tunggal, misalnya 50mm, 24mm, 85mm, dan sebagainya. Sedangkan untuk lensa
medium adalah lensa yang biasanya memiliki range focal length antara 35mm dan 85mm, misalnya 17-
55mm.

Pandangan mata normal manusia

Gambar 2.23. focal length


3. Lup

Gambar 2.24. Lup (kaca pembesar)


Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk
melihat benda-benda kecil agar nampak lebih jelas dan besar. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu
dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.

sn

s’ = sn

Gambar 2.25. Pengamatan tanpa mengggunakan lup dan menggunakan lup

Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat pengamat
(s= sn), sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang α. Pada Gambar 2.25 (b) seorang pengamat
menggunakan lup dimana benda diletakkan antara O dan f (di ruang I) dan diupayakan bayangan terletak

pada titik dekat mata pengamat (s’=s n). Sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu , sehingga mata
pengamat dalam kondisi berakomodasi maksimum. Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum,
bayangan yang terbentuk berada pada jarak tidak dekat/ normal (s n) yaitu 25 cm. Oleh karena itu,
perbesaran sudut bayangan pada lup dapat dituliskan:

M
Yang dapat diolah menjadi :
M=

M= =

Karena : = ,

Jadi, M =
dengan:
M : Perbesaran bayangan
s’ : jarak bayangan (cm)
s : jarak benda (cm)
sn : jarak titik dekat mata manusia (25 cm)
Persamaan matematika yang dapat digunakan untuk mengetahui perbesaran bayangan yang dibentuk oleh
lup adalah sebagai berikut:
 Perbesaran lup untuk mata tidak berakomodasi:

M=
sn biasanya 25 cm, s’ jika tanpa akomodasi s’= dan s = f

Jadi M =
 Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum:
s’ = sn = 25 cm

Dengan hubungan = + =

+ =

==

M= = 25 ( )=
dengan:
M : Perbesaran anguler bayangan
f : jarak fokus lup (cm)
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Lup (kaca pembesar) banyak dimanfaatkan oleh tukang arloji untuk memperbaiki komponen jam
tangan yang berukuran kecil.
4. Mikroskop
Mikroskop digunakan di laboratorium untuk

mengamati bakteri yang sangat kecil (~ .


Mikroskop dapat memperbesar bayangan benda sampai
ratusan hingga ribuan kali (~mm). Gambar 2.26.
menunjukan bagian-bagian dari mikroskop cahaya.
Mikroskop memiliki kaki
yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga macam sistem lensa
yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan lensa kondensor.
Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop. Lensa objektif adalah lensa
Gambar 2.26. Bagian-bagian mikroskop
yang terdekat ke benda. Lensa ini berfungsi untuk cahaya (sumber gambar: file-edu.com)
membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan
yang terbentuk diperbesar dan terbalik. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang dapat dipasangi tiga lensa atau lebih
dengan perbesaran liniear tiga macam yaitu 4x, 10x, dan 40x. Lensa yang terdekat dengan mata disebut
lensa okuler. Lensa okuler digunakan sebagai kaca pembesar sederhana (lup) untuk melihat bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar sudut pandang bayangan yang
dihasilkan oleh lensa objektif. Lensa okuler pada mikroskop dapat membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Sistem
lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor merupakan bagian yang dapat diputar naik turun yang
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang menggunakan cahaya untuk membentuk bayangan dari benda
yang akan dilihat. Mikroskop cahaya mempunyai perbes aran 1.000 - 2.000 kali, sedangkan mikroskop
elektron mempunyai perbesaran lebih dari 1.000.000 kali sehingga mampu melihat virus AIDS yang
memiliki diameter 120 nm.
Penggunaan Mikroskop dengan Mata Berakomodasi Maksimum

Lensa okuler

Lensa objektif
oob ook

sok

fob fob fok fok


h’
sob
s’ob

s’ok = -sn
Gambar 2.27. Pembentukan bayangan pada mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum
(sumber gambar: http://fisikazone.com)

Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum
menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler (di antara
Ook dan fok). Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler terletak di depan lensa okuler
yang jaraknya sama dengan jarak titik dekat pengamat.tepat pada titik dekat mata pengamat. Lukisan
bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat dilihat pada Gambar 2.27.
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai
berikut:
M = Mob x Mok
 Lensa objektif
Pada lensa objektif berlaku persamaan:

= +

Jadi, Pembesaran oleh lensa objektif dihitung dengan rumus Mob =


 Lensa okuler
Pada lensa okuler berlaku persamaan:

= +
Untuk mencari jarak benda (sok) pada lensa okuler, menggunakan rumus berikut:

= -
= +

sok =
Perbandingan anguler :

=
Jadi, Pembesaran oleh lensa okuler dihitung dengan rumus:

Mok = = = = .

Mok = = = = +1
Sehingga, perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis:
M = Mob x Mok

M= ( + 1)

Penggunaan Mikroskop pada Mata Tak Berakomodasi


Penggunaan mikroskop pada mata tak berakomodasi agar mata tidak cepat lelah dalam menggunakan
mikroskop yaitu dengan cara mengatur lensa okuler agar bayangan yang digunakan oleh lensa objektif tepat
jatuh pada fokus lensa okuler. Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya
pada titik jauh pengamat (PR). Lukisan bayangan untuk mata tak berakomodasi dapat dilihat pada Gambar
2.28. Perbesaran bayangan pada mata tak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut:

Lensa
okuler

Lensa
objektif

fob fok sok


fob h’ fok
sob s’ob

s’ok =

Gambar 2.28. Pembentukan bayangan pada mikroskop dengan mata tak berakomodasi
(sumber gambar: http://fisikazone.com)
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata tak berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai
berikut:
M = Mob x Mok
 Lensa objektif
Pada lensa objektif berlaku persamaan:

= +

Jadi, Pembesaran oleh lensa objektif dihitung dengan rumus Mob =


 Lensa okuler
Pada lensa okuler berlaku persamaan:

= +
Untuk mencari jarak benda (sok) pada lensa okuler, menggunakan rumus berikut dengan s’ok = :

= +

=
sok = fok
Dengan menggunakan perumusan :

Mok =

Maka, Mok =
Sehingga, perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis:
M = Mob x Mok

M= ( )
Keterangan:
s'ob : jarak bayangan objektif
s'ok : jarak bayangan okuler
sob : jarak objektif
sok : jarak benda okuler
fob : jarak fokus lensa objektif
fok : jarak fokus lensa okuler
Mob: perbesaran bayangan lensa objektif
Mok : perbesaran anguler bayangan lensa okuler
M : perbesaran total mikroskop
d : panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan
lensa okuler
Selain mikroskop cahaya, terdapat mikroskop jenis lain yaitu mikroskop
stereo. Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk observasi
dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar secara
tiga dimensi. Mikroskop ini juga disebut mikroskop binokuler. Cahaya
yang digunakan biasanya cahaya yang berasal dari pantulan sampel.

Perkembangan teknologi akan selalu diikuti dengan perkembangan


aspek kehidupan lainnya, termasuk di dalamnya teknologi yang digunakan
pada alat optik mikroskop. Selain mikroskop cahaya, terdapat jenis

Gambar 2.29. Mikroskop


stereo
mikroskop lainnya, yaitu mikroskop elektron. Mikroskop elektron terdiri dari dua jenis, yaitu Transmission
Electron Microscopy (TEM) dan Scanning Electron Microscopy (SEM).

Pada bagian ini ditemukan kesulitan pada siswa, sehingga penulis menambahkan modus teks untuk
memudahkan siswa dalam memahami penjelasan lebih lanjut terkait konten ini.

Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop


elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke
dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Prinsip kerja dari TEM
secara singkat adalah sinar elektron mengiluminasi spesimen dan menghasilkan sebuah gambar diatas layar
pospor. Gambar dilihat sebagai sebuah proyeksi dari spesimen. Skema dari TEM lebih detil dapat dilihat
pada Gmbar 2.27.
Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detil permukaan sel atau struktur
mikroskopik lainnya, dan dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi. Mikroskop
elektron ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya
dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek. Cara terbentuknya gambar pada SEM
berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optik dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan
deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika
permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang
terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-
terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah
diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga
bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
Perbedaan mendasar dari TEM dan SEM adalah pada cara bagaimana elektron yang ditembakkan oleh
pistol elektron mengenai sampel. Pada TEM, sampel yang disiapkan sangat tipis sehingga elektron dapat
menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron tersebut yang diolah menjadi gambar. Sedangkan
pada SEM sampel tidak ditembus oleh elektron sehingga hanya pendaran hasil dari tumbukan elektron
dengan sampel yang ditangkap oleh detektor dan diolah. Skema perbandingan kedua alat ini disajikan oleh
Gambar 2.27.
Berikut ini digambarkan susunan komponen mikroskop cahaya, dan dua jenis mikroskop elektron,
yaitu Transmission Electron Microscopy (TEM) dan Scanning Electron Microscopy (SEM).

Gambar 2.30. Susunan komponen tiga jenis mikroskop


Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi.
Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar obyeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran
sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik terpisah. Perbedaan
daya urai masing-masing jenis mikroskop dapat dilihat seperti pada Gambar 2.31. ini.
Gambar 2.31. Hasil pengamatan suatu objek menggunakan tiga jenis mikroskop yang berbeda (sumber
gambar: http://www.plengdut.com)

5. Teropong
Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar tampak
lebih jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan
teropong medan.
a. Teropong Bintang
Teropong bintang adalah teropong yang
digunakan untuk melihat atau mengamati benda-
benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit.
Nama lain teropong bintang adalah teropong
astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong
bintang dibedakan menjadi dua, yaitu teropong
bias dan teropong pantul.
1). Teropong bias
Teropong bias terdiri atas dua lensa cembung,
yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar
yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh
lensa. Oleh karena itu, teropong ini disebut juga
teropong bias. Benda yang diamati terletak di
Gambar 2.32. Teropong bintang di Boscha (sumber titik jauh tak hingga, sehingga bayangan yang
gambar: http://tempatwisatadibandung.info) dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik
fokusnya. Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler. Fungsi lensa objektif
bukan untuk memperbesar bendanya tetapi untuk
menghasilkan bayangan yang lebih dekat sehingga dapat
dilihat lebih rinci oleh lensa okuler. Lensa okuler berfungsi
sebagai lup. Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang
daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa
objektif). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu
bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Seperti pada

mikroskop, teropong bintang juga dapat digunakan Gambar 2.33. Teropong bias dan
dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata pembentukan bayangannya (sumber gambar:
tak berakomodasi. Nurhuda, 2015)

2). Teropong pantul


Teropong pantul, yaitu teropong yang terdiri atas beberapa cermin dan lensa. Sinar berjalan dalam
teropong dengan cara pemantulan. Teropong pantul terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar
yang diletakkan sedikit di depan titik fokus cermin cekung dan satu lensa cembung untuk mengamati benda.
Cermin cekung besar akan mengumpulkan
cahaya sebanyak mungkin. Sebelum
cahaya dikumpulkan di titik fokus cermin
cekung, cahaya dipantulkan terlebih
dahulu oleh cermin datar menuju ke lensa
okuler (lensa cembung). Cermin cekung
digunakan sebagai objektif pengganti
lensa karena mempunyai beberapa
kelebihan yaitu:
a) Cermin tidak mengalami aberasi
kromatik (penguraian warna) seperti
Gambar 2.34. Teropong pantul dan pembentukan
pada lensa,
bayangannya (sumber gambar: Nurhuda, 2015)
b) Cermin lebih mudah dibuat dan
murah daripada lensa,
c) Cermin lebih ringan daripada lensa, sehingga lebih mudah digantung.
Satu masalah dengan teropong pemantul ialah bahwa bayangan cermin objektif harus dilihat di daerah
datangnya sinar. Pada teropong pemantul yang sangat besar, seperti teleskop berdiameter 200 in. (5,1m) di
Mt. Palomar, California, pengamat duduk di sangkar pengamat di dekat titik fokus cermin. Untuk
menghalangi sesedikit mungkin, sangkar ini sangat kecil dan sempit, sehingga sedikit tempat yang tersedia
untuk instrumen bantu seperti spektograf. Pada teropong yang lebih kecil, bagian cahaya yang dihalangi
oleh susunan demikian akan terlalu banyak. Satu metoda untuk mengurangi jumlah cahaya yang dihalangi
ialah menggunakan cermin kedua yang lebih kecil untuk memantulkan sinar melalui lubang di pusat cermin
objektif, seperti terlihat pada Gambar 2.30.

Gambar 2.35. Bagian-bagian teropong pantul

b. Teropong Medan (Teropong


Bumi)
Teropong bumi memiliki fungsi yang
tidak jauh berbeda dengan teropong
bintang, hanya saja objek yang dilihat
hanya di permukaan bumi saja, tidak
sampai ke luar angkasa. Akan tetapi
bayangan yang dihasilkan nampak lebih
jelas, dekat, dan tidak terbalik. Teropong
bumi tersusun atas sepasang prisma siku-
siku sama kaki yang disiapkan di antara
lensa objektif dan lensa okuler. Setiap
setengah bagian teropong terdiri dari satu
lensa objektif, satu lensa okuler, dan
Gambar 2.36. Bagian-bagian teropong bumi
sepasang prisma siku-siku sama kaki
yang diletakkan satu sama lain pada sudut siku-sikunya. Sepasang prisma diletakan saling berhadapan,
berfungsi untuk membelokan arah cahaya serta membalikan bayangan.
Prinsip kerja teropong prisma:
1) Sinar masuk melalui lensa obyektif (depan)
2) Kemudian mengalami pemantulan pada sebuah prisma (sinar berbalik arah tetapi pada lintasan yang
berbeda)
3) Sinar mengenai sisi prisma yang lain, sehingga mengalami proses seperti nomor 2.
4) Sinar menuju lensa okuler (dekat dengan mata)
5) Proses selanjutnya adalah kita yang menggunakan teropong tersebut seperti melihat benda secara
langsung.

Gambar 2.37. Pembentukan bayangan pada teropong bumi pada saat mata berakomodasi
maksimum
Sifat bayangan yang dibentuk teropong medan adalah maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran
bayangan pada mata berakomodasi maksimum dapat dinyatakan sebagai berikut:

M=
Untuk mata tak berakomodasi, lensa okuler digeser sedemikian rupa sehingga titik fokus lensa okuler
berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa pembalik (fok = 2fpemb).

Gambar 2.38. Pembentukan bayangan pada teropong bumi pada saat mata tak berakomodasi (sumber
gambar: http://willahikmasakina.blogspot.co.id)
Pembesaran bayangan pada saat mata tak berakomodasi dapat dinyatakan sebagai berikut

M=
Ada teropong bumi yang hanya
menggunakan dua lensa (teropong panggung),
yaitu lensa cembung sebagai lensa objektif dan
lensa cekung sebagai lensa okuler. Lensa cekung
di sini berfungsi sebagai pembalik bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif dan sekaligus
sebagai lup. Teropong ini sering disebut
teropong panggung atau teropong Belanda atau
teropong Galileo.
Gambar 2.39. Pembentukan bayangan pada
teropong galileo pada saat mata tak berakomodasi

Perbesaran bayangannya dapat dinyatakan sebagai berikut:

M=
Maka panjang teropongnya adalah L = fob – fok.
Berikut ini contoh lainnya multi modus representasi dari topik Hukum Coulomb.

a. Gabungan representasi modus teks dengan modus gambar

Berikut adalah eksperimen yang dapat dilakukan dengan mudah. Bola plastik diikat
benang dan digantung sedemikian rupa bola plastik dapat berayun secara horizontal. Ketika
batang karet didekatkan pada bola plastik, kedua benda tidak menunjukkan fenomena
apapun. Batang karet kemudian digosok dengan bulu, kemudian disentuhkan pada bola
plastik. Setelah bola plastik disentuh batang karet, bola plastik bergerak menjauhi batang
karet atau bola plastik ditolak oleh batang karet. Apabila penjelasan eksperimen tersebut
hanya dinyatakan dalam representasi teks, maka bagi siswa yang daya imajinasinya
rendah akan kesulitan untuk membayangkan proses eksperimen tersebut. Untuk itu
narasi/teks tersebut perlu dibantu dengan representasi visual misalnya gambar. Dengan
mengintegrasikan keduanya maka tulisannya menjadi sebagai berikut ini. Berikut
adalah eksperimen yang dapat dilakukan dengan mudah. Bola plastik diikat benang dan
digantung sedemikian rupa bola plastik dapat berayun secara horizontal, seperti ditunjukkan
pada Gambar 19. Pada Gb 19a. batang karet didekatkan pada bola plastik, kedua benda tidak
menunjukkan fenomena apapun. Batang karet kemudian digosok dengan bulu (Gambar 19b),
batang karet yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik (Gambar.19c). Setelah
bola plastik disentuh batang karet, bola plastik bergerak menjauhi batang karet atau bola
plastik ditolak oleh batang karet (Gambar 19d). Bagaimana hal itu bisa dijelaskan? Batang
karet semula netral atau tidak bermuatan listrik, sehingga ketika disentuhkan pada bola
plastik yang juga netral maka tidak terjadi peristiwa apa-apa. Ketika digosok dengan bulu
maka batang karet akan bermuatan negatif. Batang karet yang bermuatan negatif ketika
disentuhkan pada bola plastik yang netral, maka akan terjadi transfer muatan dari batang
karet ke bola plastik sehingga bola plastik menjadi bermuatan negatif. Pada saat bola plastik
sudah bermuatan negatif, maka terjadi interaksi antara dua benda yang jenis muatannya sama
yaitu sama-sama negatif, maka kedua benda akan tolak-menolak.
Gambar.19a. bola plastik Gambar 19b. batang Gambar 19c.Batang karet Gambar 19d. tolak menolak
disentuh batang karet karet digosok bulu bermuatan disentuhkan pada antara karet dan bola plastik
bola plstik

Gambar 19. Tolak menolak antara dua benda bermuatan sejenis

Percobaan tersebut menunjukkan bahwa benda yang memiliki muatan sejenis akan
tolak-menolak satu sama lain. Percobaan berikutnya perhatikan langkah percobaan seperti
ditunjukkan pada Gambar 20. Dua bola plastik digantung dengan benang sedemikian rupa
keduanya dapat berayun secara horizontal. Kedua bola plastik semula tidak bermuatan atau
netral. Batang karet yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik sebelah kiri, dan
batang kaca yang sudah digosok bulu disentuhkan pada bola plastik sebelah kanan. Ternyata
setelah kedua bola plastik itu bermuatan, kedua bola plastik tersebut menjadi saling tarik-
menarik. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut, ketika batang karet bermuatan negatif
disentuhkan pada bola plastik sebelah kiri maka terjadi transfer muatan sehingga bola plastik
menjadi bermuatan negatif.

Batang karet Batang kaca


bermuatan - bermuatan +

Gambar 20.Tarik menarik dua benda bermuatan

Batang kaca bermuatan positif yang disentuhkan pada bola plastik sebelah kanan juga terjadi
transfer muatan sehingga bola plastik sebelah kanan menjadi bermuatan positif. Kedua bola
plastik yang memiliki jenis muatan berbeda terjadi tarik- menarik. Hal itu menunjukkan
bahwa dua benda yang memiliki jenis muatan listrik berbeda akan terjadi tarik-menarik satu
sama lain. Pertanyaan selanjutnya adalah variabel apa saja yang mempengaruhi gaya tarik-
menarik atau tolak- menolak tersebut.
Interaksi antara dua benda bermuatan listrik dipelajari lebih mendalam oleh seorang
ilmuwan Perancis bernama Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785. (Gambar 21).

Gambar 21.Charles Augustin de Coulomb

b. Gabungan representasi verbal dengan representasi diagram piktorial

Coulomb merancang eksperimen dengan menggunakan alat neraca torsi coulomb, seperti
ditunjukkan pada Gambar 21. Silinder kaca dengan ukuran diameter 32 cm dan tinggi 32
cm ditutupi oleh pelat kaca dengan dua lubang di dalamnya, diameternya masing-masing 4,5
cm. Pada lubang di tengah pelat dipasang tabung gelas dengan tinggi 65 cm yang dipasang
tegak lurus pada pelat tersebut, di bagian atasnya dipasang mikrometer torsi. Dari mikrometer
digantungkan kawat perak yang panjangnya 76 cm dengan diameter 0,04 mm, di bagian
ujung bawah disambungkan pada jarum isolator yang terbuat dari benang sutra atau sedotan,
yang sudah direndam dalam lilin Spanyol dan setelah itu diikatkan pada batang silinder
dengan menggunakan lak. Sebuah bola empulur (pith ball) dengan diameter 0,5 cm atau 0,7
cm ditancapkan pada salah satu ujung jarum, dan pada ujung jarum lain lagi dipasang
penyeimbang dalam bentuk secarik kertas yang sudah direndam pada terpentin. Kertas yang
dipasang vertikal ini berfungsi untuk meredam osilasi dari kawat perak.

Lubang kedua dalam pelat penutup digunakan untuk memasukkan bola empulur kedua,
yang diameternya sama dengan yang pertama, diikatkan pada ujung bawah silinder kecil
yang terbuat dari lak (shellac) (bola kedua ini merupakan bola tetap). Bola tetap dan bola
bergerak pada keadaan awal berada pada posisi yang sama (kedua bola bersentuhan). Sebuah
pita kertas diberi skala dan dibagi menjadi 360°, dipasang sekitar silinder kaca sejajar
dengan posisi jarum. Pertama, bola tetap dimuati dengan disentuhkan pada konduktor
bermuatan. Karena kedua bola pada keadaan awalnya saling bersentuhan, maka bola bergerak
menjadi bermuatan sama dengan muatan bola tetap dan kedua bola tolak-menolak sama lain
sehingga bola bergerak berosilasi memilin kawat perak. Segera setelah osilasi berhenti posisi
bola bergerak terhadap bola diam dibaca, sudut defleksi menjadi ukuran langsung dari jarak
antara pusat-pusat kedua bola. Pada keadaan tersebut torsi mikrometer ditandai dengan sudut
0o. Kemudian torsi mikrometer diputar sehingga kawat perak terpilin dengan arah berlawanan
dengan arah terpilinnya kawat akibat gaya tolak-menolak kedua bola bermuatan.

Torsi mikrometer

Tabung
gelas

Kawat perak

Bola
tetap
pelat
silinder

kertas

Bola bergerak

jarum

Pita kertas pengukur jarak

Gambar 21. Balans Torsi Coulomb dan bagian bagiannya

Arah putaran torsi mikrometer, memaksa dua bola kembali mendekat satu sama lain, dan lagi
posisi bola bergerak dicatat. Perhitungan tergantung pada keseimbangan kekuatan torsi
terhadap gaya tolakan elektrostatik.

Coulomb memberikan hasil sebagai berikut: Percobaan pertama, Setelah kedua bola
bermuatan listrik, bola bergerak menjauhi bola tetap dengan jarak sebesar 36°, pada
keadaan ini indeks torsi mikrometer diatur ke posisi 0 (lihat Gambar 22b). Percobaan kedua,
dengan memutar (memilin) kawat perak (arah memilin kawat perak berlawanan dengan arah
terpilinnya kawat akibat gaya tolak menolak kedua muatan) melalui 126° seperti yang
ditunjukkan oleh pointer dari torsi mikrometer tersebut, dua bola mendekati satu sama lain
dan terpisah pada jarak 18° (lihat Gambar 22c). Percobaan ketiga, dengan memilin kawat
perak dengan cara memutar torsi mikrometer sebesar 567° bola bergerak mendekati bola
tetap untuk jarak 8,5°.

Torsi Torsi
Kawat perak mikrometer mikrometer di
di set ke nol set ke 126o

18o
36o

Gb. 22a keadaan awak kedua Gb. 22b percobaan Gb.22c percobaan
bola bermuatan pertama kedua

Gambar 22. Proses percobaan Coulomb

c. Gabungan representasi modus teks dengan representasi visual berupa modus


representasi tabel dan modus representasi grafik

Setelah menetapkan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk memutar kawat melalui 360°
adalah 1/340 butir (1,53 × 10-6 N) [ 14 ]2 , Coulomb menghitung bahwa gaya tolak awal, yang
telah membelokkan bola sampai 36° adalah 1/3400 butir, bahwa untuk mengurangi separuh
jarak antara bola sampai 18°, adalah diperlukan empat kali kekuatan awal (18° ditambah
memutar kawat melalui 126°, total 144° = 4 × 36°), dan bahwa untuk membuat jarak kedua
bola menjadi setengahnya lagi kira-kira menjadi 8,5° diperlukan empat kali gaya
sebelumnya ( yaitu 9° + memutar kawat melalui 567° menjadi 576° = 4 × 144°). Apabila
data percobaan tersebut hanya dinyatakan dalam representasi teks, maka
kemungkinan siswa akan kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya. Untuk itu perlu digabungkan dengan modus representasi tabel. Data
eksperimen Coulomb dapat dilihat pada Tabel .1. Data eksperimen tersebut menunjukkan
bahwa ketika jarak antar kedua bola bermuatan diperkecil menjadi setengah kali jarak
semula, gaya yang diperlukan untuk mendekatkan kedua bola bermuatan tersebut menjadi
empat kali besar gaya semula.

Tabel .1. Data eksperimen Coulomb

Muatan Muatan Jarak kedua Torsi Gaya tolak


bola kesatu bola muatan mikrometer antar muatan
kedua
Q Q 36o 0 F
(36 /2)= 18 144o = 4 x 36o
o o
4F
(36o/4)= 576o = 16 x 36o 16 F
8,5o

Selanjutnya ketika jarak antar kedua bola bermuatan diperkecil lagi menjadi seperempat dari
jarak semula, gaya yang diperlukan untuk mendekatkan kedua bola tersebut bertambah besar
yaitu 16 kali dari gaya semula. Data eksperimen yang diperoleh ketika kedua bola muatannya
sama sedangkan jarak ke dua muatan diubah-ubah, diplot pada grafik hubungan gaya F
terhadap jarak ke dua muatan r, ditunjukkan pada Gambar 23. Bila titik-titik pada grafik itu
dihubungkan maka akan membentuk garis lengkung.

F (N)
30
25
20
15
10
5
r (m)
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

Gambar 23 Grafik hubungan antara gaya tolak menolak


atau tarik menarik terhadap jarak kedua bola bermuatan

d. Gabungan representasi verbal dengan representasi visual berupa representasi modus


matematik dan diagram piktorial

Coulomb menyimpulkan bahwa besar gaya tolak-menolak atau tarik-menarik antara kedua
bola bermuatan ialah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan
tersebut. Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan berbanding terbalik,
maka perlu digabungkan modus representasi lainnya yaitu modus representasi
matematik. Secara matematika pernyataan tersebut dapat dinyatakan Persamaan 1

1
F∝ 2 ( 1)
r

Secara keseluruhan Coulomb menyimpulkan bahwa gaya tarik-menarik atau tolak-menolak


antara dua benda bermuatan listrik ialah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua
benda dan berbanding lurus dengan besar muatan masing-masing benda, pernyataan tersebut
dinamakan hukum Coulomb. Secara matematika dinyatakan oleh Persamaan 2

Q1 Q2
F∝ 2 (2)
r

Selanjutnya dilakukan eksperimen dengan prosedur yang sama tapi dengan mengubah-ubah
besar muatan yang diberikan pada kedua bola. Konstanta kesebandingannya k dapat
Q1 Q2
diperoleh dengan memplot grafik hubungan antara gaya F terhadap 2 , dimana k sama
r
dengan gradien garis (kurva) sehingga

Q1 Q2
F=k 2 (3)
r

Pada ruang vakum atau di udara besarnya harga k ialah sekitar 9 x 10 9 C−2 N m2.

Karena medium di sekitar kedua bola bermuatan itu udara, maka terkait dengan harga
konstanta k ialah permitivitas listrik dari udara. Besar konstanta k dinyatakan oleh
permitivitas listrik udara dinyatakan oleh Persamaan 4.

1 9 −2 2
k= =9 x 10 C N m ( 4)
4 π ε0

dengan ε 0 ialah permitivitas ruang hampa yang harganya ialah 8,854x10 -12 C2 N-1m-
2
. Pada saat itu mengkondisikan ruang tempat kedua bola bermuatan, sehingga menjadi
hampa udara sangat sulit. Harga permitivitas listrik udara hampir sama dengan permitivitas
listrik ruang hampa.

Berdasarkan persamaan hukum Coulomb, bila dimisalkan besar muatannya sama Q 1= Q2 = 1


coulomb dan dimisalkan jarak kedua muatan r = 1 m, maka bila dihitung besar gaya tolak-
menolaknya ialah

F = 9x109 C-2Nm-2 (1 C2/1m2) = 9 x 109 N (5)

Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan muatan listrik satu coulomb yaitu
besarnya muatan yang ketika ditempatkan di udara atau di ruang hampa pada jarak 1 m dari
muatan lain yang besar dan jenis muatannya sama, akan mengalami gaya tolak sebesar 9
x109 N.
Agar siswa memahami apa yang dimaksud bahwa gaya coulomb berbanding lurus
besar masing-masing muatan benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua muatan, perlu digabungkan modus representasi diagran piktorial. Coba
perhatikan diagram piktorial pada Gambar. 23 berikut

F Q1 Q2 F

F’

F”

Gambar 23. Diagram piktorial gaya coulomb untuk jarak bervariasi

Pada Gambar 23 dua muatan titik yang besarnya sama dan jenis muatannya sama berada
pada jarak r satu sama lain, gaya yang bekerja pada masing-masing muatan ialah F, hal itu
sesuai dengan Hk III Newton. Ketika kedua muatan jaraknya dijauhkan menjadi dua kalinya
(2r) ternyata gaya pada masing masing muatan bertambah kecil menjadi 1/4 besar gaya
semula atau F’=F/4. Ketika jaraknya dijauhkan lagi hingga menjadi empat kali jarak semula
(4r) ternyata besar gaya yang bekerja pada masing-masing muatan menjadi bertambah kecil
lagi yaitu F” = F/16. Untuk setiap keadaan dari interaksi dua partikel bermuatan tersebut
besarnya gaya pada masing-masing muatan sama namun arah gayanya berlawanan.

Demikian halnya bila jarak kedua muatan dibuat konstan namun besar salah satu
muatan atau kedua muatannya diperbesar maka besar gaya yang bekerja pada masing-masing
muatan akan bertambah sebanding dengan besar muatan-masing, untuk itu perhatikan
diagram piktorial pada Gambar 24 Panjang panah menunjukkan besar gaya pada kedua
muatan, sedangkan besarnya bola menunjukkan besarnya muatan, pada gambar tersebut
nampak bahwa dengan semakin besar muatan salah satu atau kedua benda, maka besar gaya
yang bekerja pada masing-masing muatan juga bertambah besar.
+8 C +8C
F
+8 C +16C
F’

F”
+16C +16C

Gambar 24 Diagram piktorial gaya coulomb untuk muatan berbeda

Besarnya gaya pada Gambar.23. dan Gambar.24 ditunjukkan oleh panjang pendeknya anak
panah. Besar gaya F’ = 2F dan besar gaya F” = 4F. Pada setiap keadaan dari interaksi dua
partikel bermuatan tersebut, besarnya gaya yang bekerja pada masing-masing muatan
besarnya sama namun arah gayanya berlawanan. Pada Gambar 24, untuk kasus muatan
pertama +1C dan muatan kedua +2C, besar gaya yang bekerja pada muatan pertama sama
besar dengan besar gaya yang bekerja pada muatan kedua, meskipun besar muatan masing-
masing berbeda.

Bila muatan-muatan itu berada di medium yang permitivitasnya ε maka besar gaya
antara kedua muatan ialah

1 Q1 Q 2
F m= (6)
4 πε r 2

Perbandingan persamaan.2.2 dan persamaan.2.6 ialah

F ε
=
F m ε0

ε

ε0 r

εr disebut permitivitas relatif atau koefisien dielektrik dari medium. Harga koefisien
dielektrik untuk medium udara hampir sama dengan satu.
Arah gaya yang bekerja pada masing-masing muatan adalah sepanjang garis yang
menghubungkan dua muatan titik tersebut.

Garis hubung dua muatan


Q1 Q2
F F
+ +

Gambar 25. Arah gaya coulomb antara dua muatan listrik

Pada Gambar 25 ditunjukkan gaya yang bekerja pada muatan Q1 oleh muatan Q2 dan gaya
yang bekerja pada muatan Q2 oleh muatan Q1 dengan arah gaya F sepanjang garis yang
menghubungkan kedua muatan tersebut.

11. Menulis draft materi ajar


Setelah dipilih konsep konsep mana saja yang akan dijelaskan dengan menggunakan
multiple representasi, langkah berikutnya mencoba menulis materi ajar sesuai dengan
outline yang telah disempurnakan.
12. Melakukan reviu
Draft tulisan materi ajar yang telah dihasilkan , selanjutnya direviu. Proses reviu mula
mula dilakukan sendiri oleh penulis. Hal yang harus diperhatikan pada proses reviu ialah
1) apakah draft tulisan sudah sesuai dengan outline atau apakah hirarkinya sudah baik 2)
apakah masih ada konsep konsep yang salah penjelasannya atau miskonsepsi 3) apakah
tiap konsep direpresentasikan dengan baik dan benar sehingga memudahkan audien
untuk memahaminya, apakah modus visual dan verbal sudah kohesif 4) apakah isinya
kontekstual 5) apakah kalimat kalimat yang ditulis sudah memnuhi kaidah tatatulis yang
benar. Setiap kesalahan atau hal hal yang kurang tepat diberi tanda untuk kemudian
diperbaiki Proses reviu juga bisa dilakukan oleh teman sejawat (peer reviu) dan tentu
saja reviu dari eksper misalnya oleh dosen pengampu matakuliah

13. Melakukan Pengeditan


Hasil reviu selanjutnya dijadikan dasar oleh tiap penulis untuk melakukan pengeditan
draft tulisan
14. Draft ke 2
Hasil pengeditan dari berbagai hal itulah akhirnya menjadi draft tulisan materi ajar final.
15. Melakukan uji keterbacaan atau uji ide pokok wacana dan uji kualitas tulisan materi
ajar.
Studi Kelayakan

A .kesesuaian indikator dengan konten pada bahan ajar


Instrumen berupa lembar validasi oleh Subject matter Expertatau ke ahli materi

Indikator Uraian konten pada Keseuaian indkator dengan Saran perbaikan


bahan ajar uraian bahan ajar
sesuai Tidak/kurang
sesuai

B.Instrumen mengukur kualitas buku teks/e-book

Di validasi oleh Guru

Setelah mereviu materi ajar ( draf buku ajar) berilah tanda √ pada kolom yang tersedia .

4. sangat sesuai 3. Sesuai 2. Kurang sesuai 1. Sangat kurang sesuai

No Deskriptor 1 2 3 4
1 Konten up to date
2 Konten akurat ,bebas dari miskonsepsi
3 Struktur dan organisasi materials disusun secara logis dan koheren
4 Setiap konsep direpresentasikan minimal dengan dua modus
representasi yaitu verbal dan salah satu dari modus visual (gambar,
grafik, diagram, tabel , persamaan matematika )
5 Kedalaman dan keluasan uraian sesuai dengan level audiennya
6 Gaya pemaparan konten menarik untuk dibaca
7 Bahasa tulisan yang digunakan mudah dipahami
8 Istilah –istilah ilmiah yang digunakan sudah cukup dikenal oleh
target audiennya, dan bahasa ilmiah digunakan dengan tepat
9 Uraian konten selalu dihubungkan dengan penerapannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari hari
10 Uraian materi ajar dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
siswa sebelumnya
11 Uraian materi ajar fokus pada fenomena sains dan pengalaman
kongkrit audien sesuai dengan levelnya
12 Uraian materi ajar mendorong pengembangan penalaran ilmiah
13 Uraian materi ajar membangun pemahaman konseptual
14 Uraian materi ajar memungkinkan siswa untuk menyelidiki konsep
sains secara mendalam
15 Aktivitas belajar dan evaluasi sesuai dengan indikator/tujuan
16 Soal evaluasi /latihan soal yang terdapat pada materi ajar sesuai
dengan pokok bahasannya
17 Soal latihan atau soal evaluasi diformulasikan dengan jelas sehingga
tidak membingungkan siswa
18 Soal latihan atau evaluasi atau tugas diformulasikan sedemikian rupa
sehingga siswa dapat merefleksi diri sejauh mana dia sudah
memahami uraian konten pada pokok bahasan itu
19 Materi ajar (buku teks sains/ worksheet) menggunakan simbol-simbol dan
satuan SI secara konsisten.
20 isi tekstual topik akurat, otentik dan up-to-date
21 konsep ilmu pengetahuan terintegrasi dengan komponen
lingkungan dan masalah sosial
22 konten sesuai untuk tingkat usia peserta didik
23 bahasa tepat dan efektif untuk peserta didik dari kelas tertentu,
mudah dimengerti , bahasa benar (ejaan, tata bahasa, dll) dan gaya
(kosa kata, struktur kalimat, dll) sederhana?
24 materi ajar mencakup tugas dan pertanyaan untuk mempromosikan
pemikiran dan penalaran peserta didik tentang pengamatan dan
pengalaman dengan fenomena?
25 materi ajar memberikan beberapa pengalaman dan beragam yang
relevan dengan fenomena untuk mendukung konsep-konsep kunci
26 materi ajar menyediakan konteks yang relevan dari lingkungan
peserta didik
27 materi ajar memberikan tugas atau pertanyaan bagi peserta didik
untuk berlatih keterampilan atau menggunakan pengetahuan dalam
berbagai situasi

Komentar dan saran


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Kriteria persentase hasil uji kualitas worksheet oleh guru dan ahli diinterpretasikan
pada Tabel 1:
Tabel 1 Persentase kualitas/ kelayakan buku ajar
No Persentase (%) Kriteria
1 0 - 30 Sangat kurang
2 31 - 60 Kurang
3 61 - 90 Baik
4 91- 120 Sangat Baik

C.Penilaian kualitas mobile learning


Divalidasi oleh ahli ICT

No Statement SS S TS STS
1 CaraPengguna masuk atau login pada aplikasi mobile
learning ini mudah
2 Halaman utama berisi informasi tentang isi keseluruhan
mobile learning dan cara penggunaannya
3 Semua simbol atau icon pada halaman utama berfungsi
dengan baik
4 Back ground (baik berupa warna atau gambar)
menonjolkan informasi yang ditampilkan
5 Jenis ,warna dan ukuran huruf sangat untuk setiap
bagiannya cocok atau sesuai, sehingga jelas dan mudah
dibaca
6

D.Instrumen mengukur kualitas worksheet

Setelah mereviu materi ajar ( draf worksheet) berilah tanda √ pada kolom yang tersedia .

4. sangat sesuai 3. Sesuai 2. Kurang sesuai 1. Sangat kurang sesuai

No Deskriptor 1 2 3 4
1 Kesesuaian antara KD dengan indikator atau tujuan
2 Kesesuaian setiap indikator dengan uraian aktivitas dan konten
3 Kesesuaian KD dengan keluasan dan kedalaman konten
5 Konten akurat ,bebas dari miskonsepsi
6 Struktur dan organisasi materials disusun secara logis dan koheren
7 Setiap konsep direpresentasikan minimal dengan dua modus
representasi yaitu verbal dan salah satu dari modus visual
8 Gaya pemaparan konten dan aktivitas menarik untuk dibaca
9 Bahasa tulisan yang digunakan mudah dipahami
10 Istilah –istilah ilmiah yang digunakan sudah cukup dikenal oleh
target audiennya, dan bahasa ilmiah digunakan dengan tepat
11 Uraian materi ajar dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
siswa sebelumnya
12 Uraian aktivitaspada worksheet mendorong pengembangan
penalaran ilmiah
13 Uraian aktivitas pada worksheet membangun pemahaman
konseptual
14 Uraian aktivitas pada worksheet memungkinkan siswa untuk
menyelidiki konsep sains secara mendalam
15 Aktivitas belajar dan evaluasi sesuai dengan indikator/tujuan
16 Soal evaluasi /latihan soal yang terdapat pada materi ajar sesuai
dengan pokok bahasannya
17 Soal latihan atau soal evaluasi diformulasikan dengan jelas
sehingga tidak membingungkan siswa
18 Soal latihan atau evaluasi atau tugas diformulasikan sedemikian
rupa sehingga siswa dapat merefleksi diri sejauh mana dia sudah
memahami uraian konten pada pokok bahasan itu
19 Materi ajar (buku teks sains/ worksheet) menggunakan simbol-simbol dan
satuan SI secara konsisten.
20 Memenuhi kaidah tata tulis/aturan penulisan

Komentar dan saran


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Kriteria persentase hasil uji kualitas worksheet oleh guru dan ahli diinterpretasikan
pada Tabel 2:
Tabel 2 Persentase kualitas/ kelayakan buku ajar
No Persentase (%) Kriteria
1 0 - 20 Sangat kurang
2 21 - 40 Kurang
3 41 - 60 Baik
4 61- 80 Sangat Baik
E.Instrumen mengukur keterpahaman ide pokok wacana
Diberikan pada siswa

Uji Ide Pokok Suatu Wacana Atau Suatu Paragraf

Bacalah dengan cermat wacana berikut kemudian tuliskanlah apa yang menjadi ide
pokok atau pikiran utama dari bacaan tersebut. Lingkarilah kata kata yang yang tidak
ada tahu artinya atau tidak anda kenali dan juga garis bawahi kalimat yang susah
dimengerti oleh anda.

Contoh wacana

Ketika anda terapung (menaiki ban atau menggunakan pelampung) di kolam pada hari yang
cerah, gerak naik turun air di permukaan kolam memberi tahu anda bahwa gelombang air
bergerak melewati anda. Anda mengetahui tentang gelombang air karena anda dapat
melihat dan merasakan gerakannya, tetapi ada juga gelombang jenis lain yang tidak bisa
dilihat dan dirasakan secara langsung seperti jenis gelombang yang membawa signal televisi
dan radio. Gelombang bunyi dan cahaya bergerak di sekililing anda, memungkinkan anda
untuk melihat dan mendengarnya. Gelombang juga bertanggung jawab atas kerusakan yang
disebabkan gempa bumi.

Gelombang adalah gangguan atau usikan yang merambat atau bergerak melalui materi atau
ruang. Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada gambar 1
anda dapat lihat bahwa gelombang air membawa energi, oleh karena itu ketika gelombang
tersebut menabrak batu karang dapat menyebabkan pecahnya batu karang itu. Pada
gelombang air energi ditransfer oleh molekul molekul air. Ketika gelombang bergerak,
gelombang nampak seperti membawa materi dari satu tempat ke tempat lainnya namun
kenyataannya tidak demikian.
Gb.1 gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa
membawa materinya

Ketika gelombang merambat melalui zap padat, zat cair atau gas, materinya tidak dibawa
bersama sama dengan gelombang. Getaran bola pelampung pada gambar 2 akan
mentransfer energi ke molekul molekul air terdekat.

Gb.2. Transfer energi dari pelampung ke molekul molekul air.

Energi selanjutnya dilewatkan atau dirambatkan dari satu molekul ke molekul didekatnya
ketika gelombang menyebar. Pada gambar 3 energi yang dibawa satu molekul air akan
ditranfer atau diserahkan ke molekul air didekatnya , demikian seterusnya . Gangguan
gelombang bergerak keluar, tetapi lokasi dari molekul molekul air secara keseluruhan relatif
tetap pada tempatnya semula, molekul molekul air hanya bergetar atau berosilasi terhadap
keadaan diamnya.

Gb.3. pada gelombang air,


energi ditransfer dari satu
molekul air ke molekul air lain
didekatnya secara berantai.

Anda dapat membuktikan hal tersebut dengan cara mengamati sepotong kayu atau benda
lain yang terapung di permukaan kolam atau danau yang tenang. Ketika ada gelombang air
yang bergerak melewati posisi benda tersebut, seperti ditunjukan pada gambar 4 dibawah
benda akan bergerak naik atau turun namun posisi benda masih tetap berada dilokasi yang
sama ,dengan asumsi dorongan angin pada benda sangat kecil.
Gerak
air

gelombang

benda

Gb.4. Energi Gelombang dirambatkan kekanan, air


hanya bergerak naik turun ,benda yang terapung di
permukaan air tidak berpindah ke kanan

Ketika gelombang air itu sudah tidak ada, permukaan air kembali tenang, anda akan melihat
bahwa posisi benda relatif tetap. Jadi dengan demikian gelombang mentransfer energi
bukan materi atau mediumnya. Gelombang itu hanya ada ketika mempunyai energi untuk
dibawa atau dipindahkan.

1. Tuliskanlah apa ide pokok atau pikiran utama dari wacana tersebut
2. Tuliskan juga keterangan keterangan dari wacana tersebut yang mendukung pikiran
utama
3. Lingkarilah kata kata pada wacana tersebut yang belum anda kenali atau tidak
mengerti artinya
4. Garis bawahi kalimat kalimat pada wacana tesebut yang sulit dipahami.
Rubrik penilaian ide pokok

SKOR
Aspek
Keterpaha
man
4 3 2 1 0

Ide Pokok
respon siswa respon siswa respon siswa respon siswa siswa tidak
lengkap, benar tapi hanya tidak benar, berusaha
spesifik, dan tidak memberikan tapi dia untuk
benar. rincian ,tapi sudah menanggapi
lengkap.
bukan mencoba . apa yang
gagasan diperintahkan
utama
Rincian
Pendukung respon siswa respon siswa respon siswa respon siswa siswa sama
menuliskan menuliskan meliputi 2 hanya sekali tidak
setidaknya 2 setidaknya 2 rincian tapi menuliskan menuliskan
rincian rincian tidak satu rincian rincian
penting dari dengan mendukung tapi tidak pendukung
bagian ini setidaknya gagasan mendukung gagasan
yang ada satu utama yang gagasan utama
mendukung bagian yang benar. utama
gagasan mendukung wacana
utama dari gagasan
wacana utama dari
wacana.

Persentase basil uji keterpahaman kedua bab dirata-ratakan, kemudian diinterpretasikan


dengan klasifikasi berdasarkan kategori keterpahaman menurut Rankin dan Culhane pada
tabel 3.7:
Tabel 3.7 Persentase analisis keterpahaman buku ajar
Persentase Kriteria
0 < x< 40% Rendah (Kategori Sulit)
40% < x < 60%` Sedang (Kategori Instruksional)
60% < x Tinggi (Kategori Mandiri)
16. Berdasarkan data yang diperoleh , selanjutnya melakukan perbaikan pada draft tulisan
dengan mengacu pada masukan yang diperoleh . Hasil perbaikan tersebut merupakan
draft 3 tulisan materi ajar final.
17. Draft 3 tulisan materi ajar selanjutnya diuji keefektifannya sesuai dengan tujuan
penulisan materi ajar tersebut. Misalnya materi ajar tersebut dirancang untuk
meningkatkan penguasaan konsep, maka lakukan pengujian untuk menentukan apakah
materi ajar tersebut efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep . Pengujian
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian dengan metode quasi eksperimen dengan
pre test post test control group design. Dengan pertanyaan penelitian apakah terdapat
perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara sisawa yang
menggunakan buku ajar yang dikembangkab dengan siswa yang menggunakan buku ajar
yang biasa dipakai disekolah?.

Referensi

Ainsworth, S. (1999). The functions of multiple representations. Computers and


Education,33, 131-152.
Chan, C.(2009) Assessment: Concept Map, Assessment Resources@HKU, University of
Hong Kong [http://ar.cetl.hku.hk].
Hale, S. (2003). Concept mapping handout: Handout from Georgia Parimeter College.
http://facstaff.gpc.edu/-shale /composition / handout /concept.html
Hayes, J. & Flower,L. (1980). Identifying the organization of writing processes. In:Gregg, L.
and Steinberg, E. (Eds.) .Cognitive Processes in Writing, 3-30. Hillsdale, NJ:
Lawrence Erlbaum
Novak, J.D., & Gowin, D.B. (1984). Learning How tolLearn. New York: Cambridge
University Press.
Rosengrant. D, Van Heuvelen. A, & Etkina. E, (2005) edited by Heron. P, . McCullough. L
and Marx. J, (2005). Physics Education Research Conference Proceedings, Salt Lake
City, UT, 49-52.
Steitner, C.M., Alberth, D., & Hellor, J. (2007). Concept mapping as a means to build E-
Learning. In Buzetto-More, N.A (ed), Advanced Principles of Effective e-Learning
(59-111). Santa Rosa, California.Information Science Press.
Multiple Representasi

Konsep Representasi Representasi Representasi Represent Represent


Verbal Gambar diagram piktorial asi Grafik asi
matematik
gaya Gaya adalah
sebuah
tindakan
yang dapat
mengubah
gerak benda.
Gaya berupa
dorongan
atau tarikan,
atau
tindakan
yang
memiliki
kemampuan
untuk
mengubah
gerak benda.
Gaya dapat
digunakan
untuk
meningkatka
n kecepatan
dari sebuah
benda,
menurunkan
kecepatan
suatu benda,
atau
mengubah
benda diam
menjadi
bergerak
HK Suatu benda ΣF = 0
Newton I dalam V = 0 atau
keadaan V=
diam konstan
cenderung
Bola golf akan tetap
untuk tetap
diam kecuali ada
diam dan
gaya tak seimbang
suatu benda
bekerja padanya
dalam
keadaan
bergerak
cenderung
untuk tetap
bergerak,
kecuali
bekerja gaya
yang tidak
seimbang
inersia Inersia
adalah istilah
yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
suatu objek
untuk
menolak
perubahan
keadaan
gerak.
Sebuah
objek
dengan
banyak
inersia
membutuhk
an banyak
kekuatan
untuk
memulai
atau
menghentika
n; sebuah
objek
dengan
sejumlah
kecil inersia
membutuhk
an sejumlah
kecil
kekuatan
untuk
memulai
atau
berhenti.
Kata
"inersia"
berasal dari
kata Latin
inertus, yang
dapat
diterjemahk
an berarti
"malas.“

HK Gaya sama ΣF = ma
Newton II dengan
massa dikali a= ΣF/m
percepatan

F
percepat Kecepatan
an meningkat
ketika gaya
total dalam
arah yang
sama dengan
gerak benda

Kecepatan
menurun
ketika gaya
total dalam
arah yang
berlawanan
sebagai
gerak benda
Hukum III "Untuk
Newton setiap aksi
ada reaksi
sama dan
berlawanan.

Hukum
ketiga
Newton
membahas
pasangan
benda dan
interaksi
diantara
mereka..

Gaya Aksi
dan reaksi
bekerja pada
objek yang
berbeda,
bukan pada
objek yang
sama..

locomoti Tindakan
on bergerak
atau
kemampuan
untuk
berpindah
dari satu
tempat ke
tempat lain
disebut
penggerak
(locomotion)
.
Hewan atau
mesin yang
bergerak
tergantung
pada hukum
ketiga
Newton
untuk
berkeliling.
Ketika kita
berjalan, kita
mendorong
tanah dan
bergerak
maju karena
tanah
mendorong
kembali
pada kita
dalam arah
yang
berlawanan.

Anda mungkin juga menyukai