Disusun Oleh :
Wisnu F P
TEKNIK ELEKTRO
TAHUN 2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesakan makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ini dengan
penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca lebih memahami arti
Pancasila sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
darisemua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Pendidikan pancasila, Ibu Udjiani
Hatiningrum, SH., M.Si yang telah membimbing kami dalam belajar dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.
BAB II Pembahasan………………………………………………………………………... 6
BAB I
PENDAHULUAN
Tanggal 1 Juni 1945 disebut sebagai tanggal lahirnya Pancasila dari pidato Ir.Soekarno di hadapan
para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lima
dasar/sila yang beliau ajukan beliau namakan sebagai filosofische grondslag. Pancasila yang disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan dasar flsafat Negara Republik Indnesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
serta Keadilan, Dalam kenyataannya secara objektif Pancasila telah dimilki oleh Bangsa Indonesia
melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajan-kerajaan pada abad ke
IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai Nampak pada abad ke VII, yaitu
ketika munculnya kerajan Kutai di Kalimantan, Sriwijaya di Palembang, kerajaan Majapahit d Jawa
Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri
bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk suatu
Negara yang berdasarkan Pancasila. Selain sebagai bentuk penghargaan, pemahaman, juga
pengamalan sebagai warga Indonesia untuk Pancasila sekaligus sebagai pertanggungjawaban ilmah,
bahwa Pansacila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandanganhidup bangsa, jiwa
dan kepribadian bangsa serta sebagai janji seluruh bangsa Indonesia saat mendirikan Negara untuk
bersatu atas dasar Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
Munculnya kerajaan-kerajan pada abad ke VII di Indonesia telah memberikan banyak andil terhadap
nilai-nilai Pancasila seperti nilai sosial politik dalam bentuk kerajaan, dan nilai Ketuhanan
dalambentuk kenduri, sedekah paa brahmana. Kerajaan Sriwijaya mengembangkan bidang
pendidikan terbukti dengan didirikannya semacam universitas agama Budha yang sangat terkenal di
Asia. Pada masa kejayaan kerajaan Majapahit , hidup dan berkembang dua agama yaitu Hindu dan
Budha. Pada masa itu pula hidup Mpu Prapanca dan Mpu Tantular yang pada kitab karangan mereka
ditemukan istilah ‘’Pancasila’’ dan ‘’Bhineka Tunggal Ika’’.
Keberadaan Candi Borobudur sebagai wujud keberadaan masyarakat Buddha serta Candi
Prambanan milik masyarakat Hindu.
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat saat itu ialah nilai religius, nilai toleransi beragama, kekeluargaan
dan musyawarah.
Pada masa penjajahan tercatat bahwa Belanda berusa dengan keras untuk memperkuat dan
mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut munculah perlawanan
yang masih bersifat kedaerahan. Seperti di Maluku (1817), Imam Bonjol (1821-1837), Pangeran
Diponegoro dan mash banyak lagi lainnya.
Setelah Majapahit runtuh, mulailah bermunculan kerajaan-kerajan islam. Pada saat itu juga
berdatangan bangsa-bangsa asing seperti Portugis dan Spanyol untuk mencari rempah-rempah.
Untuk menghindarkan persaingan, Belanda mendirikan suatu perserikatan dagang yang diberi nama
VOC. Seiring berjalannya waktu, VOC mulai melakukan paksaan-paksaan sehingga rakyat dari
berbagai daerah melakukan perlawanan.
Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan belanda, Namun
sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara merekadalam melawan penjajah,
maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.
Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
Perjuangan diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
Pada tahun 1943-1944 tentara Jepang mulai mengalami kekalahan. Dalam keadaan demikian jepang
berusaha mengambil hati bangsa-bangsa yang dijajahnya antara lain Indonesia dengan menjanjikan
kemerdekaan. Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Coesakai.
Diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan anggota 62 orang.
Tugas BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu negara
yang merdeka.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara yang resmi, terdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam BPUPKI yaitu:
Dalam pidatonya tanggal 29 Me 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negar sebagai
berikut:
I. Peri Kebangsaan
Pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan rancangan usulan sementara berisi rumuasan
Undang Undang Dasar RI.
Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori Negara sebagai berikut:
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat Negara Indonesia, Soepomo mengusulkan hal-hal
mengenai: kesatuan,kekeluargaan, keseimbanagan lahir dan batin, musyawarah, keadilan rakyat.
Dalam hal ini Ir.Soekarno menyampaikan dasar Negara yang terdiri atas lima prinsip yang
rumusannya yaitu :
Beliaujuga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hdup
bangsa Indonesia.
Soekarno mengubah nama Panca Dharma untuk kelima dasar tersebut menjadi Pancasila.
Pada akhir Sidang Pertama, Ketua Sidang BPUPKI membentuk sebuah panitia kecil yang terdiri dari
delapan orang (Panitia Delapan) dan diketuai oleh Ir. Soekarno yang mempunyai tugas antara lain,
mengumpulkan dan menggolong-golongkan usul yang diajukan peserta sidang.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Delapan mengadakan pertemuan dengan 38 orang anggota
BPUPKI untuk mencari titik temu antara golongan paham kebangsaan dan golongan Islam. Rapat
tersebut membentuk pula suatu panitia kecil yang terdiri atas sembilan orang.
Panitia Sembilan itu mencapai hasil, yaitu dicapainya persetujuan antara pihak Islam dan
kebangsaan. Persetujuan itu termaktub dalam suatu naskah rancangan pembukaan hukum dasar
(rancangan preambul hukum dasar) yang berbunyi:
‘‘ …….. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’’
Konsensus antara golongan kebangsaan dan golongan Islam pada tanggal 22 Juni 1945 itu dikenal
sebagai Piagam Jakarta.
Dalam rancangan preambul hukum dasar terdapat rancangan dasar negara yaitu :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Panitia Delapan menyetujui sepenuhnya rancangan preambul hukum dasar yang disusun oleh
sembilan orang anggota BPUPKI dan menyampaikannya kepada sidang BPUPKI ke-II pada tanggal 10
Juli 1945.
Pada tanggal 11 Juli 1945, ketua BPUPKI membentuk tiga panitia :
1. Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar
2. Panitia Pembelaan Tanah Air
3. Panitia Soal Keuangan dan Perekonomian
Hasil Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang disampaikan kepada siding BPUPKI terdiri atas
tiga naskah yaitu :
1. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas
Penjajahan Belanda.
Setelah selesai melaksanakan tugasnya BPUPKI melaporkan hasilnya kepada pemerintah Jepang
disertai usulan suatu badan baru yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pembentukan Badan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Dokuritsu Junbi Iinkai 7
Agustus 1945.PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil Dr. Moh Hatta dengan 21 anggota.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus 1945 pemerintah
Jepang memberitahukan bahwa PPKI dilarang untuk mengadakan rapat persiapan pengumuman
kemerdekaan. Dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ada akibat menyerahnya Jepang
kepada sekutu itulah bangsa Indonesia mengambil keputusan sendiri/secara sepihak dengan cara
memproklamasikan kemerdekaan.
Putusan sepihak yang diambil bangsa Indonesia ini membuktikan bahwa kemerdekaan bangsa
Indonesia bukan sebagai hadiah dari Jepang, Melainkan kemerdekaan atas dasar perjuangan dengan
kekuatan sendiri. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka yang disusun oleh BPUPKI tidak
digunakan dan diganti dengan naskah proklamasi yang baru.
Teks Proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta atas nama
Indonesia setelah disetujui oleh anggota-anggota PPKI dan para pemuda yang hadir di jalan Imam
Bonjol No. 1 Jakarta menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945.
Teks tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 waktu
setempat di halaman rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dengan didahului oleh
suatu pidato singkat.
PPKI menetapkan :
b. Mengangkat Ir. Soekarno, Dr. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dengan suatu
Proklamasi Kemerdekaan .Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia yang melahirkan negara kebangsaan yang berbentuk negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.
b. secara politis ideologis, proklamasi mengandung arti bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan
bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri.
Setelah proklamasi kiemerdekaan 17 Agustus 1945, negara Indonesia masih menghadapi tentara
sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan
untuk mengakui pemerintahan NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Selain itu Belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah hadiah dari Jepang.
Untuk melawan propaganda tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan tiga buah maklumat
sebagai berikut :
1. Maklumat Wakil Presiden No. x (iks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar
biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya selama 6 bulan). Kemudian maklumat
tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai politik sebanyak-
banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan bahwa salah satu ciri demokrasi adalah
multi partai. Maklumat ini juga sebagai upaya agar dunia luar menilai bahwa negara Indonesia
sebagai negara yang demokratis.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, intinya maklumat ini mengubah sistem kabinet
Presidensial menjadi system kabinet Parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
Keluarnya tiga maklumat tersebut mengakibatkan ketidakstabilan di bidang politik karena sistem
demokrasi liberal bertentangan dengan UUD 1945, serta secara ideologis bertentangan dengan
Pancasila. Akibat penerapan sistem kabinet parlementer maka pemerintahan Negara Indonesia
mengalami jatuh bangun sehingga membawa konsekuensi serius terhadap kedaulatan negara
Indonesia.
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember 1949 merupakan suatu persetujuan yang
ditandatangani antara Ratu Belanda Yuliana dan Pemerintah Indonesia yang menghasilkan
keputusan antara lain :
a. Konstitusi RIS menentukan bantuk negara serikat (federal) yang membagi negara Indonesia terdiri
dari 16 negara bagian.
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal, para menteri
bertanggung jawab kepada parlemen.
1945.
d. Sebelum persetujuan KMB, bengsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan KMB bukan penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan”.
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai satu taktik secara
politis, untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 yaitu Negara persatuan dan kesatuan sebagaimana dalam alinea keempat, bahwa
pemerintah negara “………., yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
negara Indonesia……….” , yang berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan
unitaristis secara spontan dan rakyat membentuk negara kesatuan menggabungkan diri dengan
negara proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta.
Pada suatu ketika negara bagian RIS tinggal tiga buah saja yaitu Negara Bagian RI Proklamasi, Negara
Indonesia Timur (NIT), dan Negara Sumatra Timur (NST). Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS
dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950 seluruh negara bersatu dalam Negara kesatuan dengan
konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950 dengan nama UUD Sementara 1950.
Hasil Pemilu 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat bahkan
mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang poleksosbudhankam, keadaan ini disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut:
d. DPR hasil Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuatan politik yang ada.
e. Faktor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya Konstituante untuk membentuk
UUD yang baru. Dari kegagalan tersebut diatas presiden akhirnya mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959
yang isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
Dengan berlakunya UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanaan pemerintahan Orde Lama sampai
tahun 1966 akibat adanya pemberontakan PKI 1 Oktober 1965 atau yang dikenal dengan G.30 S/ PKI.
Setelah pemberontakan dapat dikuasai oleh penerima Supersemar yaitu Letjen Suharto maka
pemerintahan melaksanakan ketentuan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, pemerintahan ini
disebut sebagai pemerintahan Orde Baru yang berkuasa sampai tahun 1998, kemudian digantikan
dengan pemerintahan Reformasi sampai saat sekarang.
‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculny orde baru diawali dengan aksi-aksi
dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Ak Guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut
menuntu dengartiga tuntutan yang dikenal dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura sebagai berikut:
3. Penurunan harga
Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi memberikan
kekuasaan penuh pada Panglima Angkatan Darat Jendral Soeharto dalam bentuk suatu surat yang
dikenal dengan ‘surat perntah 11 Maret 1966’ (Super Semar). Tugas pemegang super semar yaitu
untuk memulihkankeamanan dengan jalan menndak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI.
Orde baru berangsur-angsur melaksanakan programnya dalam upaya merelisasikan pembangunan
nasional sebagai wujud pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Korupsi itu merusak kejujuran bangsa, sehingga demokrasi dan kesediaan mengakui perbedaan tidak
bisa tercapai. Keadaan seperti itulah yang mencoreng nilai-nilai dan asas dasar
Pancasila. Keberadaan dan kedudukan Pancasila di zaman ini seakan disepelekan dan tak punya arti
lagi. Kesucian dan kesaktian Pancasila pun semakin tercemar. Tuntutan era reformasi pada akhirnya
tidak terwujud.
. Oleh karena itu, ”kembali pada Pancasila” sangat penting. ‘Kembali pada Pancasila’ berarti kembali
memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat membawa rakyat pada kesejahteraan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Praktek VOC dilakukan dengan paksaan-paksaan sehingga mendapatkan perlawanan dari rakyat
dan kerajaan-kerajaan.
Ø Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi
Utomo
Ø Naskah preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut pada bagian akhir adalah sebagai
berkut:
‘‘ …….. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’’
Ø ‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut dilaksanakannya
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Ø isi tritura sebagai berikut:
Ø Penurunan harga
3.2 Saran
· Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami
· Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka
penulis dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul
“PANCASLA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA’’
· Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan mahasiswi
berfikir aktif dan kreatif
3.3 Kesimpulan
Relevansi Pancasila masih sangat diperlukan pada zaman ini karena Pancasila adalah dasar negara
dan yang menyatukan, seperti yang dimaksudkan pada semboyanBhineka Tunggal Ika. Harapan
kami, nilai-nilai dan asas dasar Pancasila bisa dihidupi, dihayati dan diamalkan dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, ”kembali pada Pancasila” sangat penting. ‘Kembali pada
Pancasila’ berarti kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat membawa rakyat
pada kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
DAFTAR REFERENSI
ü http://wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
ü http://elearning.gunadarma.ac.id
ü http://bahasaku.xtgem.com