Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah Pancasila

Dosen Pengajar : Benny Krestian Heriawanto S.H,M.Hum

Disusun Oleh :

Kelompok : 11

Rizka Aprilia Nanda Amalia (22201011197)

Khoirun Nisa` (222010111182)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha kuasa KETATANEGARAAN REPUBLIK IND
ONESIA. Tak lupa pula kami ucapkan shalawat serta salam kepada nabi besar muhammad S
AW yang telah menjadi suri tauladan yang baik berkat limpahan taufik dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul PANCASILA DALAM KONTEKS Knya
sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju alam yang terang-benerang.

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak terkait yang memiliki peran dalam up
aya penyelesaikan makalah ini, dalam hal ini adalah teman-teman kelompok yang turut bahu-
membahu dalam penyelesaian makalah ini. Secara garis besar makalah kami yang berjudul P
ANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA yang
membahas sub bab 1).Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasal , Pancasil
a ,dan Proklamasi,2). Hukum Dasar Tertulis dan Tidak Tertulis , dan 3).Struktur Pemerintaha
n Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil akhir makalah kami
masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun s
angatlah kami harapkan. Kami sangat mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri
kami sendiri dan masyarakat luas.

Akhir kata kami mengucapkan billahi taufik walhidayah wasalamualaikum wr, wb.

Malang,30 desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

B. Rumusan masalah………………………………….5
C. Kata Pengantar…………………………………………….1
Daftar Isi………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….3
A. Latar belakang…………………………………….4
Tujuan …………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN ………………………………..7
A. Hubungan Pembukaan UUD 1945
Dengan Proklamasi ,Batang tubuh ,dan Pancasila………………………..8
B. Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan
Tidak Tertulis (CONVENSI)…………………………………………9
C. Struktur Pemerintahan Indonesia
Menurut UUD 1945 …………………………………………………..10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………11
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..12
B. Saran………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur ket
atanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sanga
t banyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nil
a-nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegara
an Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusa
n dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembent
uk negara Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari system ketatanegaraan Indonesia harus mencermin
kan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan ter
dapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan mem
buat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks Ketataneg
araan Republik Indonesia”
B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :

A. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945 ?


B. Bagaimanakah sistem Ketatanegaraan Indonesia ?
C. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945 ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Filsafat Pancasila. serta menyusun
dan menjelaskan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu :

A. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945


B. Menegtahui sistem Ketatanegaraan Indonesia
C. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

BAB II

PEMBAHASAN
HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI, PASA
L-PASAL UUD 1945 DAN PANCASILA

1. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi

Dikatakan bahwa proklamasi adalah suatu proclamation of independen, yang merupakanpenj


ebolan tertib hukum colonial dan mulai memberlakukan tertib hukum nasional. Sedangkan cit
a-cita bangsa Indonesia secara terperinci dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, atau men
urut ketetapan MPR No. XX/ MPRS/1996 dinyatakan bahwa pembukaan merupakan keingin
an bangsa Indonesia yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari proklamasi kemerd
ekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat pancasila didalamnya, merupakan satu rangkaian d
engan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus1945.
Dapat juga dinyatakan, bahwa pembukaan UUD 1945 adalah merupakan suatu Declaration o
f independence dengan proclamation of independence hubungannya sangat erat, sebab kedua
nya saling kait-mengait satu dengan lainnya yaitu apa yang dinyatakan dalam proklamasi ke
merdekaan 17 Agustus 1945 selanjutnya diperinci lebih lanjut dalam pembukaan UUD 1945.

2. Hubungan Antara Pembukaan dengan Pasal-Pasal UUD 1945

Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan melukiskan adanya
rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya Negara Indonesia melalui pern
yataan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
A. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang merupaka
n rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong bagi tersusunnya kemerdeka
an kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedu
a, dan ketiga pembukaan UUD 1945).
B. Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia ter
wujud. (bagian keempat pembukaan UUD 1945).

Garis pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas ditandai oleh pengerti
an yang terkandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada bagian ke-empat pembuaka
an, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubungan antara masing-masing bagian pembukaan de
ngan batang tubuh UUD 1945, yaitu:

a) Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan pernyataan- per
nyataan yang tidak mempunyai hubungan organisasi dengan batang tubuh UUD 1945.
b) Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang
tubuh UUD 1945.
c) Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian Nega
ra Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh karena telah merupakan ke
tentuan dari pembukaan.

3. Hubungan pembukaan dengan pancasila

Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang
berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur se
rta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan ideologi negara. Pancasil
a merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang memiliki suasana keji
waan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Menurut penjelasan UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatin
an dari undang-undang negara Indonesia, dan mewujudkan cita-cita hukum (Rechtsidee) yan
g menguasai hukum negara baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Pokok-pokok pik
iran itu dijelmakan dalam pasal-pasal dan UUD itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bah
wa suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumbe
r kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila. Disinilah arti dan fungsi Pancasila seba
gai dasar Negara.

Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah neg
ara pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat dipisa
hkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus kita ke
tahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang Indonesia.
Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan p
okok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud pasa
l-pasal batang tubuh UUD 1945.

Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. secara teknis dapat dik
atakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaanUUD 1945 adalah garis b
esar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-poko
k nilai-nilai pnacasila yang disusun dalam pasal-pasal.

Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam penjelasan otentik Sep
erti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang dasar adalah hukum da
sar yang tertulis.hal ini mengandung pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang
dasar adalah mengikat perintah,mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakat dan juga
mengikat semua negara Indonesia dimana saja dan setiap penduduk warga Indonesia.dan seba
gai hukum,maka undang-undang dasar berisi norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-keta
ntuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.

Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD dalam kerangka tata urutan atau tata tingkat
an norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang menempati kedudukan
yang tinggi.sehubungan dengan undang-undang dasar juga berfungsi sebagai alat control untu
k mengecek apakah norma hukum yang sedah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentua
n undang-undang dasar.

Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan undang-unda
ng dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempuyai fungsi atau hubungan langs
ung dengan batang tubuh undang-undang dasar1945 itu sendiri.ialah bahwa pembukaan unda
ng-undang dasar 1945mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang
dasar 1945 dalam pasal-pasalnya.

Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan de
ngan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat dasar falsafah negar
a pancasal dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupak
an rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-p
asal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiranterkandung dalam UUD1945 yan
g tidak lain adlah pokok pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berd
asarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa me
nurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lainadalah sila dari pancasila, sedangka
n pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semang
at kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945. semangat dan yang di
semangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang yidak dapat dipisahkan.

Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem Undang-Undang dasar j
angan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya
negara ialah semangat para pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif da
n konstuktif seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945

Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (CONVENSI)

A. Hukum Dasar Tertulis (UUD)

UUD itu rumusannya tertulis dan tidak berubah. Adapun pendapat L.C.S Wade dalam
bukunya Contution Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memap
arkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan men
entukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut jadi UUD itu mengatur mekanisme da
n dasar dari setiap sistem pemerintahan.

UUD juga dapat dipandang sebagai lembaga/sekumpulan asas yang menetapkan bagai
mana kekuasaan tersebut bagi mereka memandang suatu Negara dari sudut kekuasaan dan me
nganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan. Adapun hal tersebut di bagi menjadi tiga y
aitu badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan m


enyesuaikan diri satu sama lain.UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam satu N
egara. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,
UUD 1945 hanya memilik 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan d
an aturan tambahan yang mengandung makna yaitu:

Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis besar intr
uksi kepada pemerintah pusat dan semua penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan keh
idupan Negara dan kesejahteraan sosial.
Sifatnya harus supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita harus senantiasa ingat bahwa masyara
kat ini harus terus berkembang dan dinamis seiring perubahaan zaman .Oleh karena itu, maki
n supel sifatnya aturan itu makin baik. jadi kita harus menjaga agar sistem dalam UUD itu jan
gan ketinggalan zaman. Menurut Dadmowahyono, seluruh kegiatan Negara dapat dikelompo
kan menjadi dua macam yaitu penyelenggara kehidupan Negara, kesejahteraan sosial.

Sifat-sifat UUD

Rumusannya merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelengga
ra Negara maupun mengikat bagi warga Negara.
UUD 1945 itu bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok yan
g setiap kali harus di kembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan memuat HAM.
Memuat norma-norma/aturan-aturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan
secara konstitusional.
UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi,
disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah d
alam hirarki tertib hukum Indonesia.

B. Hukum dasar tak tertulis (Convensi)

Hukum dasar yang tidak tertulis atau sering disebut convensi, merupakan aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Convensi ini merupakan
pelengkap dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan
diterima oleh seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Convensi juga sebagai hukum dasar yang tak tertulis dan memiliki aturan-aturan dasar yang ti
mbul dan terperihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.

Sifat-sifatnya yaitu:

Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Neg
ara.
Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar
Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat
Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bawa convensi bisa menjadi aturan-atur
an dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945

Contoh :

Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.menurut pasal 37 ayat(1) dan (4)


UUD 1945 segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak tetapi sistem ini kura
ng jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa.oleh karena itu,dalam praktek-praktek peny
elenggaraan Negara selalu di usahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat dan ternyata hampir selalu berhasil. Pungutan suara baru ditempuh jika usaha
musyawarah untuk mufakat sudah tak dapat dilaksanakan.
Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis anta
ra lain:
a. Pidato kenegaraan presiden RI setiap 16 Agustus di dalam sidang DPR
b. Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rencana angg
aran pendapatan belanja (RAPB) Negara pada minggu 1, pada bulan januari tiap tahunnya. Ji
ka convensi ingin di jadikan rumusan yang bersifat tertulis maka yang berwenang adalah MP
R dan rumusannya bukan lah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang dalam keteta
pan MPR dan tidak secara otomatis setingkat dengan UUD melainkan sebagai suatu ketetapa
n MPR.

STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945

Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD 1945
yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :

Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Dalam U
UD 1945 yang telah diamandemen, MPR tidak mempunyai kewenangan untuk memilih Presi
den dan Wakil Presiden, tetapi hanya sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3). De
ngan demikian hanya dengan GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal istilah GBHN sebagai p
roduk MPR. Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD (pasal 3 ay
at 1) selain mengenai Pembukaan UUD dan bentuk Kesatuan Negara Republik Indonesia (pas
al 37 ayat 5).

1. Sistem Konstitusional
Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2).
b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam m
asa jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).
c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku jabatannya bersumpah
atau berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).
f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD pasal 24C ayat
1).
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).
h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden oleh Mah
kamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C ayat 2).
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
2. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1). Na
mun dalam kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden memegang tang
gungjawab atas jalannya pemerintahan menurut UUD, dan Presiden diberi kewenangan untuk
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan
kepada Preisden.
Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), oleh karena itu kedudukan menteri
sangat tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)
Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden selaku kepala negara mempunyai keku
asan yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak. Kekuasaan kepala negara yang tidak t
ak terbatas itu adalah dimana kontrol DPR atas berbagai kewenangan presiden sangatlah dom
inan.
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1).
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah da
erah.

A. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui pemilu, dengan suara terban
yak dan sedikitnya MPR bersidang sekali dalam lima tahun di ibukota negara. Kewenangan
MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)

2. Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam melakukan kewajibann
ya dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden memegang masa jabatan sel
ama lima tahun. Syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah :

1. WNI sejak kelahirannya

2. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.

3. Tidak pernah menghianati negara

4. Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan kewajibannya


5. Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat lainnya akan diatur d
engan UU (pasal 6).

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak. DPR memiliki fungsi legislati
f, anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatak
an pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas (pasa
l 20).

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari setiap provinsi. DPD bers
idang paling sedikitnya sekali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR da
n ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.

5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara sesuai asas (luberjurdil).

6. Bank Sentral

Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab,
dan independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).

7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)

BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang pengelolaan keuan
gan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, D
PD, dan DPRD untuk ditindklanjuti (pasal 23E).

8. Mahkamah Agung (MA)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradil


an guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradila
n yang berada dibawahnya.

9. Komisi Yudisial

Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung d
an mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruha
n martabat serta perilaku hakim.

10. Mahkamah Konstitusi

MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat
final untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan po
pular disebut sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische gronslai). Dalam kedudukan ini Pan
casila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negar
a, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik Indonesia. Konsekuensinya sel
uruh peraturan perundang-undangan serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai ya
ng terkandung dalam sila-sila pancasila.

Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubun
gan dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai d
engan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia
dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbe
ntuknya bangsa Indonesia.

B. Saran

Kepada semua pembaca atau siapa saja yang menyempatkan membaca makalah ini bila mend
apat kekeliruan terhadap materi kami harap bisa meluruskannya dan memakluminya. Maka k
ami banyak berharap kepada para pembaca untuk tidak segan memberikan kritik, saran, dan
masukan yang membangun kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html

umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html

Anda mungkin juga menyukai