DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2004
Kata Pengantar
Puji Tuhan Yang Maha Esa bahwa Negara Republik Indonesia telah berhasil
melakukan Amandemen UUD 1945 walaupun melalui empat kali. Dengan adanya
perubahan ini maka telah terjadi perubahan mendasar terhadap hukum khususnya
Melalui makalah ini akan membahas mengenai sejauhmana pengaruh amandemen ini
Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu semua saran, tanggapan,
Bandung, 2004
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 1998, suatu orde yang baru dimulai, yakni orde reformasi. Hal
tersebut ditandai oleh pergerakan mahasiswa Indonesia telah berhasil mendongkel
kekuasaan presiden Republik Indonesia pada saat itu yakni Soeharto yang mendirikan
dan menguasai orde baru. Soeharto seperti sama-sama kita l:etahui telah berkuasa di
Republik Indonesia selama kurang lebih 32 tahun. Ualam kurun waktu tersebut,
Soeharto memerintah dengan cara-cara yang diktatoris. Tak ada ruang bagi publik
untuk menyatakan pendapat yang cukup, bahkan boleh dibilang tidak ada sama
sekali. Kalaupun ada yang tetap nekat, mal:a sudah bisa dipastikan terali besi adalah
ganjarannya.
Jatuhnya pemerintahan orde baru dan dimualinya orde reformasi telah
memberikan angin segar bagi demokrasi di Indonesia. Demokrasi yang selama ini di
Indonesia lumpuh, kembali bergairah. Berbagai perubahan di berbagai sektor
dilal<ukan dilnulai dari perubahan ekonomi, politil<, sosial, budaya, dan juga hul<um
tidal< ketinggalan.
Di bidang ekonomi dimulai dengan usaha perbaikan kondisi elconomi
Indonesia, yang pada saat itu memang sedang dalam kondisi krisis. Berbagai
kebijal<anpun diambil untuk menstabilkan harga nilai tukar rupiah yang saat itu
mencapai Rp 20.000. I<ebijal<an lainnyapun diambil demi memulihkan kondisi makro
ekonomi Indonesia yang pada ssat itu memang compang-camping.
Di bidang politik, perubahan dilakukan dengan mencoba untuk menciptakan
suatu system, tatanan, serta iklim politik yang lebih sehat dan demolcratis. Di
bidang sosial budayapLun demikian. Berbagai kebijakan diambil untuk perbaikan dan
peanggulangan krisi moral yang pada saat itu juga terjadi di lndonesia bersamaan
dengan krisis-krisis lainnya yang melanda, sebagai akibat dari krisi ekonomi.
Di bidang hulcumpun demikian, berbagai perubahan dilakukan demi
perbailcan dan pembangunan hukum. Salah satu upaya yang dilakukan pada saat int
adalah mengamandemen undang-undang dasar 1945. Hal tersebut dilakukan .,arena
disinyalir UUD 1945 memiliki banyak kelemahan, sehingga rezim orde
2
baru bisa menyalahgunakan kekuasaan dan bertindak secara diktatoris. Oleh karena
itu diperlukan suatu perubahan terhadap UUD 1945 untuk penyernpurnaan dan
meminimalisasi celah-celah untuk penyelewengan terjadi.
Amandemen UUD 1945 juga bertujuan untuk memberi payung hukum bagi
reformasi dan berbagai perubahan yang terjadi dan yang akan terjadi. Untuk merubah
suatu system yang memang benar-benar korup pada saaat itu diperlukan suatu payung
hukum yang jelas, sehingga perubahan dapat terealisasi. UUD 1945 yang memiliki
kedudukan tertinggi dalam tata urutan perundangan Republik Indonesiai saat itu
harus dapat memayungi secara legal perubahan yang terjadi.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji beberapa hal yakni mengenai apakah
amandemen UUD 1945 benar-benar merupakan suatu upaya pembangunan hukum,
ataukah suatu pelanggaran hukum. Juga akan dibahas berbagai implikasi yang
muncul sebagai konsekuensi atas amandemen UUD 1945.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2003 : 19 )
mencakup apa yang diburu oleh hukum pada penghabisan dan pengkukuhan unifikasi
hukum. Pembinaan hukum ialah perawatan hukum yang telah ada, jadi bukan
bphn.go.id)
yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada
peraturan perundangan lainnya yang lcemudian dikeluarkan oleh negara itu. (Kansil,
1989 : 54-55)
tertinggi, yang menjadi dasar dan sumber bagi semua peraturan perundangan
BAB III
PEMBAHASAN
subsiansi dari sistem hukumnya. Substansi dari sistem hukum itulah yang akan
Menurut teori etis, salah satu tujuan pokok hul.um adalah memperbaharui
sikap mental dan cara berpikir masyarakat dari tradisional kearah modern. .Iadi
hukum harus mampu mengarahkan dan merubah sikap, mental dan cara berfikir
Jika kita kontekstualisasikan kepada konteks amandmen UUD 1945, maka kita
bisa anggap cara berfikir masyaralcat yang trdisional dalam teori etis tersebut adalah
cara-cara otoriter dan sisitem yang korup. Kita juga bisa anggap cara berfikir
modern dalam teori etis tersebut adalah cara berpikir dan pandangan yang
demokratis dan terbuka. Oleh karena itu, jika kita merujuk pada teori etis,
111141111 (dalam konteks ini adalah UUD 1945) berkewajiban dan harus mampu
yang dianggap akan menjadi landasan legal akan perubahan tersebut. Oleh karena
demilcian, maka pembangunan hukum yang dilakukan dalam bentuk amandemen UUD
1945, tidalc melanggar dan telah sesuai dengan tujuan hukum itu sendiri.
.Iika kita berpikir diluar konteks teori etis, amandemen UUD 1945
tetaplah sah. Manusia bisa merubah hukurn sesuai dengan tujuan hukum itu
sendiri. Dan tujuan hukum itu sendiri adalah tujuan dari manusia. Hukum adalah alat,
hukum tak punya tujuan, yang punya tujuan adalah manusia. Oleh karena itu manusia
bebas merubah hukum sesuai dengan tujuan manusia. Dalam konteks amandemen
1. Amandemen yang dilakukan terhadap UUD 1945, tidak serta merta muncul.
Namun hal tersebut telah melalui berbagai tahap dan berbagai kajian, baik itu di
lingkungan akademis, maupun di lingkup MPR itu sendiri. Tidak mengubah
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sistematika, aspek kesejarahan dan
orisinalitasnya.
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3. Mernpertegas Sistem Pemerintahan Presidensial.
Dengan rambu-rambu yang telah dibuat tersebut, diharapkan amandemen UUD 1945,
akan benar-benac sesuai sasaran yang alwui dituju. Berikut ini adalah beberapa
dasar pernikiran aniandernen UUD 1945 :
didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
manusia dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya
praktek penyelengaraan negara yang tidak sesuai dengan Pembul<aan UUD 1945,
a. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan
terpusat pada presiden.
b. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi
masyarakat.
c. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan
demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai
oleh pemerintah.
d. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang
Jika melihat beberapa latar belakang amandemen UUD 1945 yang telah
dikemukakan diatas, maka kits harus bias memahami dan yakin bahwa amandemen
Perubahan pertama terhadap UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR pada
bulan Oktober 1999. Perubahan pertama ini mengubah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7,
Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20,
ayat (3));
8. Presiden mengesahkan rancangan tuldang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang (Pasa121).
teisebut l:emudian dilanjutkan dengan perubahan kedua dan ketiga. Hal ini nampak
dengan penegasan Ketetapan MPR No. IX/MPR/1999 tentang "Penugasan Badan Pekerja
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945"' yang memerintahlcan agar
Badan Pekerja MPR mempersiapkan rancangan termaksud untuk disahkan dalam Sidang
Indonesia
Amandemen Konstitusi, sejak amandemen I pada tahun 1999 hingga
amandemen ke-IV pada tahun 2002, telah mengamanatkan sejumlah perubahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan tersebut berdampak pada
pengembangan/pembangunan hukum tanpa adanya Garis Besar Haluan Negara.
PembangUunan hulcum ini akan dipengaruhi oleh hasil dari pemilihan presiden secara
langsung sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 6A amandemen ke III UUD 1945.
Berdasarkan amandemen Konstitusi, MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi
dalam arti bahwa MPR tidak lagi menetapkan Rencana pembangunan Nasional yang
diatur dalam Garis Besar Haluan Negara. Konstruksi baru konstitusi tersebut
berimplikasi bahwa penyusunan program pembangunan hukum, yang selama ini
ditetapkan secara garis besar oleh MPR, akan beralih.
Sistem ketatanegaraan Indonesia saat ini telah mengalami perubahan yang
sangat penting dan mendasar. Perubahan tersebut merupakan hasil amandemen UUD
1945 yang telah dilakulcan MPR pada tahun 1999 hingga 2002. Berikut ini adalah
gambaran ketatanegaraan(lembaga Negara) Republik Indonesia, sebelum dan setelah
amandemen UUD 1945 dilakukan :
Setelah amandemen UUD 1945, MPR merupakan Lembaga tinggi negara sejajar
kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA,
MK, BPK. Kewenangannya untuk menetapkan GBHN dan kewenangannya mengangkat
Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu) dihilangkan. Tetap
berwenang untuk menetapkan dan mengubah UUD. Susunan l:eanggotaanya berubah,
yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan
Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
2. PRESIDEN
DPD adalah lembaga yang terbentuk pasca amandemen UUD 1945. Dalam UUll
1945 yang lama, tidak ada lembaga DPD dalarn sistem ketatanegaraan Indonesia.
DPD adalah lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya
utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR Keberadaanya
dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik lndonesia. Anggotanya
dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. DPD mempunyai
kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan
daerah.
17
Dalam UUD 1945 yang lama, Lembaga ini tidalc dibahas terlalu banyak.
Dalam UUD 1945 pasca amandemen, lembaga ini dibahas lebih detail. Menurut UUD
1945 pasca amandemen, BPK Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan
keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. BPK
berkedudukan di ibu kota Negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Anggota
BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. UUD 1945 yang baru juga
mengintegrasikan peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK
7. MAHKAMAH AGUNG(MA)
Peran dan fungsi lembaga mahkamah agung hampir tidak berubah baik
sebelum maupun setelah arnandemen yakni bahwa MA adalah :
8. MAHKAMAH KONSTITUSI(MK)
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. Arief. 1994. Teori Pembangunan Dunia ketiga. Jakarta : PT. Gramedia PListaka
Utama.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika.
Kansil, C.S.T. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Ragawino, Bewa. 2003. Pengantar Ilmu Hcrkunz f3andung : Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politilc Univesitas Padjadjaran. jurnalhukum.blogspot.com
komisihul<um.go.id