Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada tiap kehamilan. Meskipun
hal tersebut merupakan proses fisiologis selalu dihubungkan dengan penderitaan. Nyeri
pada persalinan bukanlah hal yang baru dikenal sekarang tetapi sudah ada sejak jaman
dahulu.
Menurut catatan sejarah manusia tidak henti – hentinya berusaha untuk mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri pada persalinan, baik dengan cara fisik maupun
psikologis. Saat ini wanita menganggap persalinan sebagai komponen utama yang terdiri
dari nyeri dan kerja keras. Pemikiran yang demikian akan sangat menganggu baik pada
ibu maupun janin karena stress dapat mengakibatkan pengurangan aliran darah ibu dan
janin. Oleh karena itu perlu dilakukan penanggulangan rasa nyeri persalina untuk
mengurangi atuapun juga menghilangkan rasa nyeri tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Konsep nyeri dalam persalinan?
2. Apa faktor penyebab nyeri pada persalinan?
3. Apa Mekanisme Fisiologis dan Patologis dalam nyeri persalinan?
4. Apa penatalaksanaan nyeri persalinan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai
mekanisme nyeri persalinan sehingga dapat diketahui pula menggenai penanggulangan
dari nyeri persalinan ini sendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nyeri Persalinan


Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh manusia,
yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for the Study of pain
mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak
menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau
menunjukkan adanya kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri merupakan mekanisme protektif
bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri
tersebut (Guyton, 1995). Berikuti ini beberapa definisi nyeri:
a) Suatu pengalaman pribadi, subjektif, yang dipengaruhi oleh budaya, persepsi
seseorang, perhatian dan variabel-variabel psikologis lain, yang mengganggu
perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap untuk mencoba untuk menghentikan
rasa sakit tersebut (Melzack dan Wall, 1988).
b) Nyeri adalah suatu pengalaman secara emosional dan berhubungan dengan perasaan
yang tidak enak yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau
potensial ( Merskey, 1996)
c) Nyeri di definisikan sbg pengalaman yg tdk menyenangkan baik sensori maupun
emosional yang berhubungan dengan resiko dan aktualnya kerusakan jaringan
tubuh (Tournaire&Theau-Yonneau, 2007)
d) Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat
subyektif dan berbeda antara masing-masing individu karena dipengaruhi oleh
faktor psikososial dan kultur dan endorphin seseorang, sehingga orang tersebut
lebih merasakan nyeri (Potter&Perry, 2005).
e) Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah “sinyal” untuk
memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses
persalinan. Menurut Cunningham (2004), Nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada
masing-masing individu.
f) Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman
persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry&Bobak, 2004).

2
g) Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)
otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah
perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan
mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi
persalinan.

2.2 Faktor penyebab Nyeri Persalinan


Rasa nyeri persalinan muncul karena :
a. Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servikm serta iskemia
rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal
maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan
pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain).
Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum.
Biasanbya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan babas dari
rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
a) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral,
nyeri in terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar anus. Nyeri kenis
ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah
akibat penirunan bagian terbawah janin.
b) Episiotomy
Ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun rupture pada
jalan lahi.
c) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut,
cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin sehingga timbul stress.
Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.

3
2.3 Mekanisme Fisiologi Nyeri Persalinan
Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme nyeri:
1. Menurut Murray (1998) & Stabels (1999) rasa Nyeri yang dialami selama
persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan
nyeri SOMATIK.
a) Nyeri VISERAL  Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks
dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Kala I fase Laten lebih banyak
penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah
terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi ( Winkjosastro, 2005).
Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan
menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya
mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval
antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen, 2004)
b) Nyeri SOMATIK  Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II
persalinan.
Nyeri disebabkan oleh :
a) Peregangan perineum, vulva
b) Tekanan uteri servikal saat kontraksi
c) Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral,
kandung kemil, usus dan struktur sensitif panggul yang lain (Bobak 2004)

2. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)


Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal
cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di
transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang
tertutup untuk menjaga impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk
mengizinkan impuls naik ke otak.
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls
nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kearah uterus ke
substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan
pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi atau massage)
mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan
sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di substansi

4
gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut (Murray, 1998).

Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada
uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan
nyeri disebabkan karena:
1. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.
2. Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari
pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas
berlebihan dari saraf simpatis.
3. Adanya proses peradangan pada otot uterus
4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang
memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.
5. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung
hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan
segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan
robekan jaringan selama kontraksi.

2.4 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan


1. Metode Farmakologis
a) Pethidin
Pethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit yang
dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau pantat. Masa kerjanya bisa
mencapai 4 jam dan dapat menimbulkan rasa kantuk (walaupun ibu tetap dalam
keadaan sadar) serta kadang-kadang juga dapat menimbulkan rasa mual. Efek
pethidin, yang merupakn turunan morfin ini, tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi
juga oleh janin. Janin ikut mengantuk dan agak lemas. Oleh karena itu, cara ini
sudah jarang digunakan (Andriana, 2007).
b) ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia)
Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah untuk
mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya hilang
tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat
anastesia (Judha, 2012).

5
c) Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak
merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan pada rongga kosong tipis
(epidural) diantara tulang punggung bagian bawah. Pemberian obat ini harus
diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak
maka ibu akan mengedan lebih lama (Judha, 2012).
d) Entonox
Entonox merupakan metode penggurangan rasa sakit lewat inhalasi atau
penghirupan, menggunakan campuran oksigen dan oksida nitrogen (nitrous
oxide). Saat kontraksi datang, ibu dapat menghirup obat ini dengan menggunakan
masker. Entonox bekerja langsung pada otak ibu, dengan mematikan rasa sakit
yang ditangkap oleh otak. Obat bius hirup ini memberikan efek ringan dan baru
bekerja 30 menit setelah digunakan serta tidak berdampak apapun pada janin
(Andriana, 2007).

2. Metode Non Farmakologis


a) Aromaterapi
Aromaterapi/bau-bauan yang menyenangkan dan memberikan rasa
nyaman serta relaksasi pada tubuh dan pikiran ibu akan mereduksi nyeri dan
cemas, sehingga nyeri akan berkurang (Yuliatun, 2008).
b) Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)
Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS) membantu
menurunkan nyeri dengan cara menstimulasi pelepasan endorphin. TENS terdiri
atas baterai kecil dalam generator dihubungkan oleh satu atau dua elektroda yag
ditempelkan pada kulit. TENS merupakan alat penurun nyeri yang bersifat
noninfasif dan murah, tidak mempunyai efek samping (seperti iritasi kulit pada
area elektroda) dan dapat dikontrol oleh ibu sendiri. TENS adalah alat
yang portabledapat dibawa ke mana-mana) dan tidak mengganggu pergerakan
ibu.
c) Relaksasi
Sebagian besar ibu hamil mengalami ketakutan terhadap nyeri persalinan
yang akan mereka alami. Selama persalinan, ketakutan akan menyebabkan dan
meningkatkan rasa nyeri persalinan. Sementara itu, relaksasi menyebabkan

6
penurunan ketegangan yang dialami ibu bersalin maupun bayinya dan lebih efektif
bila dilakukan sejak masa kehamilan.
Beberapa manfaat relaksasi untuk ibu diantaranya yaitu stres ibu bersalin
berkurang atau teratasi sehingga ibu mempunyai pengalaman yang positif tentang
persalinan dan aliran darah tubuh tidak dialihkan dari uterus sehingga mencegah
kelelahan, terutama pada otot uterus (Yuliatun, 2008).
d) Teknik Pernafasan
Pada umumnya, metode relaksasi berfokus pada pengontrolan pernafasan
dan memastikan proses pernafasan berfungsi dengan baik. Saat ibu bersalin
mengalami rasa takut, pernafasan menjadi dangkal dan cepat, bahu tertarik ke
depan atas mendekati telinga dan leher disertai rasa kaku dan kencang.
Hal tersebut merupakan reaksi yang umumnya saat menghadapi
situasi stressful atau situasi yang menakutkan. Keadaan tersebut normal, namun
tubuh tidak dapat terus menerus dalam kondisi tersebut dala waktu yang lama
tanpa merasa kelelahan. Pernafasan yang terjadi saat ibu mengalami panik
menyebabkan hilangnya suplai oksigen pada tubuh ibu dan bayi sehingga
dibutuhkan teknik pernafasan yang baik (Yuliatun, 2008).
e) Kompres Panas / Dingin
Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi, dan metabolisme
jaringan. Kompres panas mengurangispasme otot dan meningkatkan ambang
nyeri. Kompres panas lokal atau selimut hangat akan menenangkan wanita.
Sedangkan kompres dingin terutama berguna untuk nyerimusculoskeletal atau
sendi. Kompres dingin mengurangi ketegangan otot (lebih lama dibandingkan
dengan kompres panas). Kompres dingin juga mengurangi pembengkakan dan
menyejukkan bagi kulit (Simpkin, 2005).
f) Intradermal Water Blocks
Intradermal Water Blocks atau yang disebut injeksi intra kutan air steril
menurunkan nyeri tulang belakang (low back pain) selama persalinan. Intradermal
water block terdiri atas empat injeksi aquabides (water steril) intradermal dosis
0,05-0,1 mL dengan menggunakan syringe 1 mL, 25 gauge needle. Injeksi
disemprotkan dalam waktu 20-30 detik. Penggunaan larutan saline untuk
menggunakan water sterilmenyebabkan penurunan nyeri pada umumnya namun
kurang efektif untuk menurunkan nyeri pinggang (Yuliatun, 2008).

7
g) Hidroterapi
Air merupakan hal yang mengagumkan dalam penurunan nyeri. Saat
persalinan air dapat membuat ibu menjadi rileks, membawa perasaan seolah
berada pada dunia sendiri tanpa seorang pun masuk didalamnya. Hidroterapi dapat
dilakukan dengan cara menyiram tubuh dengan shower ke area punggung, atau
perut untuk menurunkan stimulus nyeri akibat kontraksi. Selain itu, hidroterapi
dapat juga dilakukan dengan cara berendam dalam kolam atau bak untuk
persalinan dan berakhir sampai bayi lahir. Teknik ini lebih dikenal dengan
nama waterbirth.
Penggunaan hidroterapi tersebut tidak dapat menghilangkan nyeri secara
keseluruhan, namun hidroterapi dapat membuat ketidaknyamanan selama
persalinan dapat diatasi (Yuliatun, 2008).
h) Akupresur
Akupresur merupakan ilmu penyembuhan yang berasal dari Tionghoa dan
sudah dikenal lebih dari 500 tahun yang lalu (Yuliatun, 2008). Akupresur
merupakan pengembangan diri teknik akupuntur.
Nyeri persalinan dapat dikontrol dengan memberikan stimulus, salah satu
stimulus tersebut adalah akupresur. Akupresur akan merangsang
produksiendorphin local, selain itu akupresur menutup gerbang terhadap rasa
nyeri yaitu dengan mempertimbangkan tempat penekanan dalam mengontrol nyeri
persalinan. Teknik akupresur ini juga dikenal sebagai masase shiatsu (Judha,
2012).
i) Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan penggunaan metode hipnotis untuk mencapai
relaksasi maksimum dan rasa nyaman selama proses persalinan. Ibu bersalin yang
menggunakan metode hypnobirthing akan merasakan rileks, tenang, dan tetap
dapat mengontrol dirinya.
Metode hypnobirthing merupakan manajemen nyeri persalinan non
farmakologi yang tidak mempunyai efek merugikan bagi ibu dan janin. Metode ini
mengajarkan pada ibu bahwa persalinan merupakan proses yang menyenangkan
sehingga endofrin pada tubuh ibu bersalin meningkat yang akan menghilangkan
rasa tidak nyaman, nyeri, dan meminimalkan penggunaan medikasi (Yuliatun,
2008).

8
j) Massage
Umunnya ada dua teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalina,
yaitu effleurage dan countepressure. Effleurageadalah teknik pemijatan berupa
usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak terputus-putus. Teknik ini
menimbulkan efek relaksasi. Sedangkan massage countepressure adalah pijatan
tekanan kuat dengancara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tanagn,
atau juga menggunakan bola tenis. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus
atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan rasa sakit punggung akibat
persalinan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2004).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nyeri persalinan perlu diperkenalkan pada ibu hamil agar ibu tidak
berpersepsi yang macam-macam tentang persalinan itu sendiri karena hal tersebut akan
sangat menggangu sirkulasi peredaran darah ibu-janin dikarenakan ibu mengalami
tekanan aau dalam kondisi stres. Nyeri persalinan itu sendiri sebenarnya dapat
ditanggulangi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa nyeri pada persalinan
sehingga ibu dapat ditanggulangi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa
nyeri pada persalinan sehingga ibu dapat merasa sedikit nyaman dengan persalinannya

3.2 Saran
Rasa nyeri pada merupakan suatu hal yang fisiologis yang terjadi baik pada kala I
(pembukaan) maupun maupun kala II (pengeluaran). Nyeri ini sebenarnya tidak semata-
mata disebabkan oleh perubahan perubahan fisik yang terjadi pada ibu bersalin tetapi
juga disebabkan oleh kondisi psikologis ibu yang menggangap persalinan itu merupakan
suatu peristiwa yang menakutkan. Oleh karena itu perlu dilakukan teknik relaksasi dan
juga pendampingan pada saat persalinan agar kondisi psikologis ibu bisa stabil.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhiman,Muhardi,dkk.1986. Penanggulangan Nyeri Pada Persalinan. Jakarta:FKUI

Mander,Rosemary.2003.Nyeri Persalinan.Jakarta:EGC

Danuatmaja,Bonny. dkk.2004.Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.Jakarta:Puspa Swara

Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta:EGC

Wiknjosastro,Hanifa.2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBPSP

11

Anda mungkin juga menyukai