Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN NON FARMAKOLOGI

Disusun Oleh:

1. Eria Safitri (G2A020108)


2. Rahma Janeila Pamungkasih (G2A020109)
3. Khoirun Nisak (G2A020110)
4. Dian Estika (G2A020111)
5. Henandiar Rizky Syaharini (G2A020112)
6. Tiwet Ngaida Juliana (G2A020113)
7. Naufal Arifianto (G2A020114)
8. Sofi Cahyaning Pertiwi (G2A020115)
9. Dian Nofita (G2A020116)
10. Nunuk Kuntari (G2A020117)
11. Siti Latifah (G2A020118)
12. Tofan Baskoro Jati (G2A020119)
13. Zetin Nadza Wahyuningrum (G2A020120)
14. Farsya Asyifa Yusfira (G2A020121)
15. Cindy Tyas Ayu Agastin (G2A020122)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Nyeri Persalinan Non
Farmakologi” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas.
Selain itu kami berharap makalah ini bisa untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns. Nikmatul Khayati M,Kep selaku
Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan ide idenya
sehingga makalah ini bisa di susun dengan baik dan rapi.

Namun taklepas dari itu, kami menambahi bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Semarang, 7 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

2.2 Etiologi Nyeri Persalinan.........................................................................................................


2.4
2.6 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan...........................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nyeri persalinan?
2. Bagaimana etiologi nyeri persalinan?
3. Bagaimana patofisiologi nyeri persalinan?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan?
5. Bagaimana tanda tanda persalinan?
6. Bagaimana penatalaksanaan nyeri persalinan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nyeri persalinan
2. Untuk mengetahui etiologi nyeri persalinan
3. Untuk mengetahui patofisiologi nyeri persalinan
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
5. Untuk mengetahui tanda tanda persalinan
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack, 1984) di kutip
oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri), yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,
2005). Sedangkan menurut (Varney, 2002), Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis
yang berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada
umumnya dimulai dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan progresif
pada servik, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim, Farer (2001).
Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri
bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur
panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda
pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata,
tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan

2.2 Etiologi Nyeri Persalinan


Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi. Penyebabnya meliputi
faktor fisiologis dan psikis (Hartanti, 2005).

a. Faktor fisiologis
Faktor psikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini
menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan kemudian
memendek. Serviks juga akan melunak, menipis dan mendatar, kemudian tertarik.
Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan membukannya. Jadi, kontraksi
merupakan bagian dari upaya membuka jalan lahir.
Intensitas rasa nyeri dari pembukaan satu sampai pembukaan sepuluh akan
bertambah tinggi san semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir
bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai pada pembukaan 2 bisa berlangsung
sekitar 8 jam. Rasa sakit pada pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1cm
perjam. Maka lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah kuat
sampai mendekati proses persalinan.

b. Faktor Psikis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri. Setiap
ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena ambang batas
rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada yang merasa tidak
sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula yang merasa tidak tahan
mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu merupakan suatu mekanisme proteksi diri
dari rasa nyeri yang dirasakan.

2.3 Patofisiologi Nyeri Persalinan


Sensasi nyeri dihasilkan oleh jaringan serat saraf kompleks yang melibatkan sistem
saraf perifer dan sentral. Nyeri persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen
simpatis juga berperan dalam sensasi nyeri (Mander, 2003).
1) Sistem saraf otonom
a. Sistem saraf otonom mengontrol aktifitas otot polos dan viseral, uterus yang
dikenal sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa kontrol
kesadaran. Terdapat dua komponen yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Saraf
simpatis menyuplai uterus dan membentuk bagian yang sangat penting dari
neuroanatomi nyeri persalinan.
b. Neuron aferen mentransmisikan informasi dari rangsang nyeri dari sistem saraf
otonom menuju sistem saraf pusat dari visera terutama melalui serat saraf
simpatis. Neuron aferen somatik dan otonom bersinaps dalam region kornu
dorsalis dan saling mempengaruhi, menyebabkan fenomena yang disebut nyeri
alih. Nyeri ini adalah nyeri yang paling dominan dirasakan selama bersalin
terutama selama kala I (Mander, 2003).
c. Neuron aferen otonom berjalan ke atas melalui medulla spinalis dan batang otak
berdampingan dengan neuron aferen somatik, tetapi walaupun sebagian besar
serat aferen somatik akhirnya menuju thalamuRps, banyak aferen otonom
berjalan menuju hipotalamus sebelum menyebar ke thalamus dan kemudian
terakhir pada kortek serebri.

2) Saraf perifer nyeri persalinan


Selama kala I persalinan, nyeri diakibatkan oleh dilatasi servik dan segmen
bawah uterus dan distensi korpus uteri. Intensitas nyeri selama kala ini diakibatkan
oleh kekuatan kontraksi dan tekanan yang dibangkitkan. Hasil temuan bahwa tekanan
cairan amnion lebih dari 15 mmHg di atas tonus yang dibutuhkan untuk
meregangkan segmen bawah uterus dan servik dan dengan demikian menghasilkan
nyeri. Nyeri ini dilanjutkan ke dermaton yang disuplai oleh segmen medulla spinalis
yang sama dengan segmen yang menerima input nosiseptif dari uterus dan serviks
(Mander, 2003). Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan
dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet perineum.
Di sini, nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan
digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah yang
disuplai oleh saraf pudendus.

3) Nyeri alih
Fenomena nyeri alih menjelaskan bagaimana nyeri pada suatu organ yang
disebabkan oleh kerusakan jaringan dirasakan seolah-olah nyeri ini terjadi pada organ
yang letaknya jauh. Kasus yang kurang jelas adalah nyeri selama kala I persalinan
yang diperantarai oleh distensi mekanis segmen bawah uterus dan serviks, tetapi
nyeri tersebut dialihkan ke abdomen, punggung bawah, dan rectum. Serat nosiseptif
dari organ viseral memasuki medulla spinalis pada tingkat yang sama dengan saraf
aferan dari daerah tubuh yang dialihkan sehingga serta nosiseptif dari uterus berjalan
menuju segmen medulla spinalis yang sama dengan aferen somatik dari abdomen,
punggung bawah, dan rektum.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan


Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan, yaitu:

 Faktor Internal
a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri
Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu ibu
dalam mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki koping terhadap nyeri. Ibu
multipara dan primipara kemungkinan akan berespon terhadap nyeri berbeda-beda
walaupun menghadapi kondisi yang sama yaitu suatu persalinan. Hal ini
dikarenakan ibu multipara telah memiliki pengalaman pada persalinan
sebelumnya.
b. Usia
Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondoso psikologis yang masih labil,
yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih
berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan toleransi
terhadap nyeri . toleransi akan meningkat seiring bertamabahnya usia dan
pehaman terhadap nyeri.
c. Aktifitas Fisik
Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa sakit
menjelang persalinan, selama itu tidak melakukan latihan-latihan yang tidak
terlalu keras dan berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini
justru akan memicu nyeri yang lebih berat.
d. Kondisi psikologi
Situai dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan penting dalam
memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu mekanisme pertahanan
jiwa terhadap stres adalah konversi yaitu memunculkan gangguan secara psikis
menjadi gangguan fisik.

 Faktor Eksternal
a. Agama
Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka mekanisme pertahanan tubuh
terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang
relatif stabil.
b. Lingkungan Fisik
Lingkungan yag terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca, panas, dingin, ramai,
bising memberikan stimulus terhadap tubuh yang memicu terjadinya nyeri.
c. Budaya
Budaya tertentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri, ada
budaya yang mengekspresikan nyeri secara bebas, tapi ada pula yang tidak perlu
di ekspresikan secara berlebihan.
d. Support System
Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan dalam
mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat membantu
mengurangi rangsang nyeri yang dialami oleh seseorang saat menghadapi
persalinan.
e. Sosial Ekonomi
Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu mengatasi
rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi mengikuti keadaan nyeri
persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan yang rendah, informasi
yang minimal dan kurang sarana kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu
kurang mengetahui bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi
berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan
tersendiri dalam menghadapi persalinan.

2.5 Tanda-tanda Persalinan


Tanda-tanda inpartu menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut:
a. Rasa sakit oleh adanya His yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukan telah ada.
2.6 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

 Managemen Non-Farmakologi
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen) nyeri saat
persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non farmakologis. Terapi non-
farmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan obat-obatan,
tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa
nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah:

a. Terapi bola-bola persalinan atau Bhirthing Ball


Sebuah bola fisioterapi merupakan media dengan ukuran dan kekokohan yang
tepat untuk menggunakan dan menahan berat badan. Wanita duduk diatas bola
dengan kedua tungkainya terpisah selebar 61 cm dan datar lantai. Postur tubuh harus
bagus untuk 27 mempertahankan keseimbangan di atas bola. Ini memungkinkan
wanita mengambil posisi tegak kemudian ia dapat memutar panggulnya dalam pola
lingkaran atau pola angka delapan. Kedua pola ini dapat meredakan nyeri punggung
dan mendorong penurunan janin. Wanita juga dapat duduk diatas bola menjulurkan
badan kedepan atau menggunakan birthing ball sebagai sandaran punggung, baik
pada posisi berlutut (bola diatas lantai) atau berdiri (bola diatas tempat tidur atau
meja).

b. Massage
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot,
atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk
meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, atau memperbaiki sirkulasi. Masase adalah
terapi nyeri yang paling primitive dan menggunakan refleks lembut manusia untuk
menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri (Smeltzer & Bare,
2002). Beberapa metode message, diantaranya:
 Deep back massage
Deep back massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian perawat atau
keluarga memberikan pijatan lembut dengan menekan daerah sakrum
menggunakan telapak tangan.
 Effleurage
Effleurage adalah pijatan ringan dengan menggunakan jari tangan, biasanya pada
perut, seirama dengan pernafasan saat berkontraksi. Effleurage merupakan
teknik pijatan dengan menggunakan telapak jari tangan dengan pola melingkar di
beberapa bagian tubuh atau usapan sepanjang punggung dan ekstremitas.
 Hip-squeeze
Hip-squeeze merupakan penekanan dengan kedua tangan pada otot gluteal
(daerah bokong) dibawah atas. Dapat mengurangi ketegangan pada sacro iliaca
dan juga pada ligament.

c. Terapi Hangat dan Dingin


Pemberian rasa dingin dan panas secara bergantian merupakan salah satu cara
non-farmakologi dalam menurunkan nyeri persalinan. Rasa dingin dapat
menyebabkan rasa baal, menstimulasi reseptor saraf perifer, dan melambatkan
transmisi nyeri ke sistem saraf pusat sehingga intensitas nyeri pada pasien dapat
berkurang. Rasa panas sendiri dapat melambatkan impuls saraf ke otak dengan
menstimulasi reseptor panas pada kulit dan jaringan yang lebih dalam. Aplikasi rasa
dingin biasanya diberikan pada lokasi punggung, abdomen bawah, paha, dan/atau
perineum. Sedangkan aplikasi rasa panas biasa diberikan pada daerah punggung
bawah ketika pasien merasa nyeri pada daerah punggung.

d. Relaksasi Pernafasan
Relaksasi pernafasan yang merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajakan pada klien bagaimana cara melakukan pernafasan,
nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan
nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi
pernafasan juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare,2002). Menurut kegunaanya teknik relaksasi pernafasan
dianggap mampu meredakan nyeri, prosesnya menarik nafas lambat melalui hidung
(menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas melalui mulut
secara perlahan-lahan.

e. Musik dan Audioanalgesik


Stimulasi suara, seperti musik atau suara alam, dapat menjadi suatu distraksi
bagi pasien bersalin sehingga dapat menurunkan rasa nyeri. Selain itu, metode ini
juga dilaporkan mungkin dapat menurunkan rasa anxietas pada pasien. Metode ini
dapat dilakukan dengan pemilihan musik yang pasien pilih sebelum persalinan.

f. Relaksasi
Relaksasi atau peregangan tubuh adalah teknik yang disarankan oleh hampir
semua kelas persiapan persalinan belajar relaksasi di kelas persiapan persalianan
dapat membantu pasangan dalam menghadapi tekanan selama persalinan dan
adaptasi sebagai orang tua
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Girsang, Ivo Elkania (2017) Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri pada Ibu Melahirkan di Kelurahan Sari
Rejo Kecamatan Medan Polonia. Dari https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2796
Diakses 25 November 2021
Biswan, Marwati, Henny Novita, dan Masita (Agustus 2017). Efek Metode Non
Farmakologik terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I. Jurnal Kesehatan, Volume VIII,
Nomor 2, hlm 282-288. http://dx.doi.org/10.26630/jk.v8i2.487
Sari, Dyah Permata dkk. 2018. NYERI PERSALINAN. Mojokerto: STIKes Majapahit
Mojokerto. http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/310
jtptunimus-gdl-sitihalisa-6597-3-babii.pdf. Diakses 25 November 2021

Anda mungkin juga menyukai