Anda di halaman 1dari 29

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI

PERSALINAN PATOLOGI
RETENSIO PLASENTA DAN SISA PLASENTA

Oleh:
Desi Rusmana
201510104260

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2016
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan Persalinan IV B (Kebidanan Patologi)
2. Program studi : D III Kebidanan
3. Kode/ Bobot SKS : BD 4107 /2 SKS
4. Semester : IV (Empat)
5. Elemen kompetensi : MKB
6. Jenis kompetensi : Utama
7. Waktu kuliah : 1x50 Menit
8. Pokok bahasan : Asuhan persalinan patologi dengan Retensio
dan Sisa Plasenta

II. STANDAR KOMPETENSI


Mahasiswa mampu memahami, menguasai dan kemmpuan mengimplementasikan
teori – teori dan keterampilan asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan) sesuai
standar kompetensi bidan yang tertuang dalam PERMENKES RI NO
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan pada
BAB III pasal 10 yang berbunyi “Bidan dalam memberikan pelayanan berwenang
untuk penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan”.

III. KOMPETENSI DASAR


Memahami teori asuhan kebidanan pada persalinan patologi dengan retensio plasenta
dan retensio sisa plasenta.

IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Mahasiswa Dapat :
1. Menyebutkan pengertian plasenta.
2. Menjelaskan  Pengertian persalinan dengan retensio plasenta dan retensio sisa
plasenta.
3. Mengidentifikasi klasifikasi implantasi plasenta.
4. Mengindentifikasi Etiologi persalinan dengan retensio plasenta dan sisa plasenta.
5. Menentukan diagnosa persalinan dengan retensio plasenta dan sisa plasenta
berdasarkan data subyektif dan obyektif.
6. Menentukan pendokumentasian pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui perkuliahan di kelas mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian plasenta dengan benar.
2. Menjelaskan  Pengertian persalinan dengan retensio plasenta dan retensio sisa
plasenta dengan benar.
3. Mengidentifikasi klasifikasi implantasi plasenta dengan tepat.
4. Mengindentifikasi Etologi persalinan dengan retensio plasenta dan sisa plasenta
dengan benar.
5. Menentukan diagnosa persalinan dengan retensio plasenta dan sisa plasenta
berdasarkan data subyektif dan obyektif.
6. Menentukan pendokumentasian pada ibu bersalin dengan retensio plasenta

VI. DESKRIPSI MATERI


1. Definisi plasenta
2. Definisi persalinan dengan Retensio plasenta dan sisa plasenta
3. Klasifikasi implantasi plasenta
4. Etiologi persalinan dengan Retensio plasenta dan sisa plasenta
5. Diagnosa persalinan dengan Retensio plasenta dan sisa plasenta
6. Dokumentasi

VII. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Ceramah
4. Snow ball
5. Brainstorming
6. Scramble

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN


1. Slide Power Point
2. Video
3. Gambar
4. LCD
5. Laptop
6. Bola kertas untuk snow ball

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Komponen
Uraian kegiatan Estimasi Waktu
langkah
Pendahuluan a. Membuka dengan salam 5 Menit
b. Menyiapkan fisik dan psikis dengan
membaca doa sebelum dan setelah belajar
c. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-
nilai islam
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Mengaitkan dengan realita kehidupan
dengan angka mortalitas karena
perdarahan yang diakibatkan oleh
manajemen kala III yang tidak sesuai
prosedur.
Inti a. Menyebutkan pengertian plasenta dengan 15 Menit
metode brainstorming. Mahasiswa
mengemukakan pendapat tentang
plasenta.
b. Menjelaskan  Pengertian persalinan
dengan retensio plasenta dan retensio
sisa plasenta. Mahasiswa mendengarkan
penyampaian materi dan mengemukakan
pendapat.
c. Mengidentifikasi klasifikasi implantasi
plasenta. Mahasiswa mengkritisi
klasifikasi implantasi plasenta.
d. Mengindentifikasi Etologi persalinan
dengan retensio plasenta dan sisa
plasenta. Mahasiswa mengkritisi faktor
retensio plasenta.
e. Dapat menentukan diagnosa persalinan
dengan retensio plasenta dan sisa
plasenta berdasarkan data subyektif dan
obyektif. Mahasiswa mendiskusikan
diagnosa yang tepat untuk kasus yang
diberikan.
f. Mengimplementasikan penatalaksanaan
asuhan persalinan patologi dengan
persalinan retensio plasenta dan sisa
plasenta. Mahasiswa menyusun asuhan
kebidanan yang diberikan pada
persalinan patologi dengan retensio dan
sisa plasenta.
g. Menampilkan video tentang
penatalaksanaan retensio dan sisa
plasenta. Mahasiswa diminta
mendiskusikan penatalaksanaan yang
ditampilkan.
Penutup a. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan 5 menit
menjawab pertanyaan/ kuis yang
disampaikan dan memberikan evaluasi
dengan snowball, scramble dan vignette.
b. Tindak lanjut pemberian tugas pada
pertemuan selanjutnya dengan membuat
makalah dan analisis jurnal internasional
mengenai tentang persalinan patologi
dengan retensio dan sisa plasenta
penatalakanaan, serta pendokumentasian
penatalaksanaannya.
c. Menutup dengan salam

X. PENILAIAN
A. Jenis
1. Test tertulis (dengan soal vignette dan essay)
2. Tugas makalah dan analisis jurnal international tentang retensio plasenta
B. Bentuk
MCQ
C. Instrument
Terlampir
XI. SUMBER BELAJAR
Pudiastuti, Ratna Dewi. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi. Yogyakarta:
Nuha medika.
Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Saiffudin. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta; EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sastrawinata. 2008. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Sultan, P., Hilton, M. G., Butwick, A., & Carvalho, M. B. (2012). Continuous spinal
anesthesia for Cesarean hysterectomy and massive hemorrhage in a
parturient with placenta increta ´ sie rachidienne continue pour hyste ´
rectomie lors d ’ une Anesthe ´ sarienne et he ´ morragie massive chez une
parturiente ayant un ce placenta increta, 473–477.
http://doi.org/10.1007/s12630-012-9681-0 . jurnal diakses tanggal 13 maret
2016.
Yanti. 2010. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Yogyakarta, 3 April 2016

Dosen Pembimbing/koordinator mata kuliah Praktikan

(Mufdillah, S.Pd., S.SiT., M.Sc) (Desi Rusmana)

XII. LAMPIRAN MATERI


RETENSIO PLASENTA Dan SISA PLASENTA

1. Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 sampai 20
cm dan tebal lebih kurang 2.5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Tali-pusat
berhubungan dengan plasenta biasanya di tengah (insertio sentralis).
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu
dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Bila diteliti benar, maka
plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu vili koriales
yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua
basalis.
Plasenta berfungsi: sebagai alat yang memberi makanan pada janin,
mengeluarkan sisa metabolisme janin, memberi zat asam dan mengeluarkan CO2,
membentuk hormon, serta penyalur berbagai antibodi ke janin (Sastrawinata, 2008).

2. Peraturan Pemerintah Tentang Kegawatdaruratan


PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 10 yang berbunyi “Bidan dalam
memberikan pelayanan berwenang untuk penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan
dengan perujukan”.

3. Retensio Plasenta
1. Pengertian
Retensio Plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu
setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak , artinya hanya
sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual
dengan segera (Manuaba, 2008). Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran
plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi, dapat terjadi retensio plasenta
berulang (habitual retension) oleh karena itu plasenta harus di keluarkan karna dapat
menimbulkan bahaya perdarahan.
Istilah retensio plasenta dipergunakan jika plasenta belum lahir ½ jam sesudah
anak lahir. (Sastrawinata, 2008)

2. Klasifikasi
Kelainan tempat implantasi plasenta bisa menjadi perdarahan potspartum yang
berbahaya dan ini menyebabkan kematian pada ibu. Angka kejadian kalainan
implantasi meningkat dari 0,8 per 1000 kelahiran di tahun 1980 menjadi 3 per 1000
kelahiran di sepuluh tahun terakhir. Angka ini juga dilihat dari peningkatan
persalinan denga sectio sesaria (Sultan, Hilton, Butwick, & Carvalho, 2012).
Berdasarkan tempat implantasinya retensio plasenta dapat di klasifikasikan
menjadi 5 bagian :
a. Plasenta Adhesiva
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta plasenta dan melekat
pada desidua dan melekat pada desidua endometrium lebih dalam .
b. Plasenta Akreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki lapisan miometrium yang
menembus lebih dalam miometrium tetapi belum menembus serosa.
c. Plasenta Inkreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai atau memasuki miometrium,
dimana vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke
miometrium.
d. Plasenta Perkreta
Implantasi jonjot khorion plsenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa di uterus, yang menembus serosa atau peritoneum dinding rahim.
e. Plasenta Inkarserata
Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi ostium
uteri (Sarwono, 2008).
3. Etiologi
Penyebab Retentio Plasenta menurut Sastrawinata (2008) adalah:
Fungsional:
a. His kurang kuat (penyebab terpenting)
b. Manajemen kala III yang tidak sesuai prosedur
c. Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba); bentuknya
(plasenta membranasea, plasenta anularis); dan ukurannya (plasenta yang
sangat kecil). Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut
plasenta adhesive.

Patologi – anatomi:
a) Plasenta akreta
b) Plasenta inkreta
c) Plasenta perkreta
Sebab-sebabnya plasenta belum lahir bisa oleh karena:
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan; jika
lepas sebagian, terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena kontraksi uterus kurang
kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva), plasenta melekat erat pada
dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai miometrium-
sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta).
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah
uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).
(Ratna, 2012)
4. Penatalaksanaan
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah anak lahir , harus diusahakan
untuk mengeluarkannya , dapat dicoba dulu dengan:
a. Plasenta Manual
Plasenta manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan
retensio plasenta, teknik operasi plasenta manual tidaklah sukartetapi harus
dipikirkan jiwa penderita. Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan :
1) Grande multipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta
adhesive inkreta dan plasenta perkreta.
2) Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
3) Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan yaitu darah
penderita terlalu banyak hilang, dan keseimbangan baru terbentuknya
bekuan darah sehingga perdarahan tidak terjadi, kemungkinan implantasi
plasenta terlalu dalam.
4) Plasenta manual dengan segera dilakukan karena terdapat riwayat
perdarahan post partum berulang , pada pertolongan persediaan dengan
narkosa plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam
(Manuaba, 2008).

Gambar Manual Plasenta

b. Tindakan Crade
Tindakan ini banyak dianjurkan karena memungkinkan terjadinya
inversion uteri. Salah satu cara untuk membantu pengeluaran plasenta adalah
cara Brandt yaitu plasenta manual, dengan cara salah satu tangan penolong
memegang tali pusat dekat vulva, tangan yang lain diletakkan pada dinding
perut, sehingga permukaan palmar jari jari tangan terletak dipermukaan
depan rahim ( Saifuddin , 2009).
Banyak kesulitan yang dialami dalam pelepasan plasenta, plasenta
hanya dapat dikeluarkan sepotong demi sepotong dan bahaya
perdarahanserta perforasi mengancam. Apabila berhubungan dengan
kesulitan kesulitan tersebut akhirnya diagnosis plasenta inkreta dibuat,
sebaiknya usaha mengeluarkan plasenta secara bimanual dihentikan, lalu
diusahakan histerektomi ( Saifuddin , 2009 ).

4. Retensio Sisa Plasenta


1. Pengertian
Retensio Sisa plasenta merupakan tertinggalnya sebagian plasenta atau
selaput plasenta di dalam rahim ibu (Yanti, 2010).
2. Etiologi
Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer maupun sekunder
adalah grandemultipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun,
persalinan yang dilakukan dengan tindakan, pertolongan kala uri yang
sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan
tindakan paksa, persalinan dengan narkoba.
Penyebab rest plasenta:
a. Pengeluaran plasenta tidak hati – hati
b. Salah pimpinan kala III: terlalu terburu – buru untuk mempercepat
lahirnya plasenta
c. Abnormalitas plasenta
Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman
plasenta dalam uterus yang mempengaruhi mekanisme pelepasan
plasenta.
d. Kelahiran bayi yang terlalu cepat
Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan
plasenta secara fisiologis akibat gangguan retraksi sehingga dapat
terjadi gangguan retensi sisa plasenta.
(Manuaba, 2008).
3. Tanda dan gejala
a. Plasenta atau sebgian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak
lengkap.
b. Terjadi perdarahan rembesan atau mengucur, saat kontraksi uterus
keras, darah berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok.
c. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
d. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal,
maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini
dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa
keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta. Tertinggalnya
sebagian plasenta (rest plassenta).
e. Keadaan umum lemah
f. Peningkatan denyut nadi
g. Tekanan darah menurun
h. Pernafasan cepat
i. Gangguan kesadaran (syok)
j. Pasien pusing dan gelisah
k. Tampak sisa plasenta yang belum keluar
(Ratna, 2012).

4. Diagnosa
a. Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan melakukan
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali
lagi ke tempat persalinan dengan keluhan perdarahan 6-10 hari pulang ke
rumah dan sub involusio uterus
b. Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang
c. Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih teraba lebih besar
d. Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari
ostium uteri keluar darah
(Saifuddin, 2009)
5. Penanganan Retensio Sisa Plasenta
a. Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.
b. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis.
Antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan
dengan 3x1 g oral dikombinasikan dengan metronidazole 1 g supositoria
dilanjutkan dengan 3x500 mg oral.
c. Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila
serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila
serviks hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan evakuasi sisa plasenta
AVM atau dilatasi dan kuretase.
d. Bila kadar Hb <8gr% beri transfusi darah, bila kadar Hb> 8gr% berikan
sulfas Ferosus 600mg/ hari selama 10 hari.
(Saifuddin, 2009).
Gambar Kuretase

6. Prilaku Profesional
a. Melakukan informed consent dan tujuan dilakukan penatalaksanaan serta
menjaga pripasi pasien pada persalinan dengan retensio plasenta atau
retensio sisa plasenta.
b. Mencuci tangan sebelum melakukan penatalaksanan pada persalinan
dengan retensio plasenta.
c. Menjaga privasi, kemananan dan kenyamanan pasien selama melakukan
asuhan
d. Melakukan tindakan dengan tenang dan percaya diri.
e. Menjaga ksterilan alat saat melakukan penatalaksanaan pada persalinan
dengan retensio plasenta atau retensio sisa plasenta.
f. Menjaga kenyamanan pasien
g. Mendekontaminasi alat yang sudah dipakai.
h. Pendokumentasian aasuhan kebidanan dengan retensio plasenta

Soal Essay
1. Seorang Ibu umur 24th G2P1A0 datang ke bidan praktik mandiri mengatakan ingin
melahirkan pada pukul 01.00WIB. Jam 06.00 Bayi lahir spontan langsung menangis. TD
110/70mmHg, N 80x/m, S 36 C, Rr 20x/m. Ada sedikit semburan darah tiba – tiba.
Setelah 20 menit plasenta lahir, tampak ada bagian yang kurang dari plasenta.
Jelaskan diagnosa yang tepat terhadap kasus di atas!
2. Seorang Ibu umur 23th G2P1A0 datang ke bidan praktik mandiri mengatakan ingin
melahirkan pada pukul 01.00WIB. Jam 06.00 Bayi lahir spontan langsung menangis. TD
110/70mmHg, N 80x/m, S 36 C, Rr 20x/m. Ada sedikit semburan darah tiba – tiba.
Setelah 20 menit plasenta lahir, tampak ada bagian yang kurang dari plasenta.
Sebutkan faktor penyebab terjadinya kasus tersebut!
3. Seorang Ibu umur 24th G2P1A0 datang ke bidan praktik mandiri mengatakan ingin
melahirkan pada pukul 01.00WIB. Jam 06.00 Bayi lahir spontan langsung menangis. TD
110/70mmHg, N 80x/m, S 36 C, Rr 20x/m. Ada sedikit semburan darah tiba – tiba.
Setelah 20 menit plasenta lahir, tampak ada bagian yang kurang dari plasenta.
Uraikan secara singkat prosedur yang harus dilakukan untuk menangani kasus
tersebut!

KUNCI JAWABAN SOAL ESSAY


1. Retensio sisa plasenta
a) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan
melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa
plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar
pasien akan kembali lagi ke tempat persalinan dengan keluhan
perdarahan 6-10 hari pulang ke rumah dan sub involusio uterus
b) Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang
c) Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih teraba lebih besar
d) Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan
dari ostium uteri keluar darah

2. Faktor penyebab
a) Pengeluaran plasenta tidak hati – hati
b) Salah pimpinan kala III: terlalu terburu – buru untuk mempercepat
lahirnya plasenta
c) Abnormalitas plasenta
Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman
plasenta dalam uterus yang mempengaruhi mekanisme pelepasan
plasenta.
d) Kelahiran bayi yang terlalu cepat
Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan
plasenta secara fisiologis akibat gangguan retraksi sehingga dapat
terjadi gangguan retensi sisa plasenta.
3. Prosedur yang harus dilakukan
a) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.
b) Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis.
Antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan dengan
3x1 g oral dikombinasikan dengan metronidazole 1 g supositoria dilanjutkan
dengan 3x500 mg oral.
c) Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila serviks
terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya
dapat dilalui alat kuretase, lakukan evakuasi sisa plasenta AVM atau dilatasi
dan kuretase.
d) Bila kadar Hb <8gr% beri transfusi darah, bila kadar Hb> 8gr% berikan sulfas
Ferosus 600mg/ hari selama 10 hari.
Scramble
Kolom A Kolom B
Tindakan yang dilakukan bila plasenta tidak LUANAM TASENPLA
lahir selama 30 menit. Ada semburan darah
dijalan lahir?
Tindakan apa yang dilakukan Bidan bila KURUJ
plasenta tidak lahir dalam 30 menit dan tidak
ada tanda – tanda pelepaan plasenta?
Diagnosa apa yang tepat untuk plasenta yang SIOTENER ASIS SENPLATA
lahir akan tetapi ada bagian yang kurang di
dalamnya?

Kunci Soal Scramble


1. Manual Plasenta
2. Rujuk
3. Retensio sisa plasenta
Soal Vignette
1. Seorang ibu G3P1A1 datang ke Bidan Praktik Mandiri mengatakan ingin melahirkan.
Bayi lahir pukul 09.10 WIB dalam keadaan baik dan sehat. Pukul 10.05 plasenta ibu
tidak kunjung lahir. TD 110/70 N 80 S 36.5, RR 20 x/m terdapat semburan darah
sedikit.
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh Bidan?
a. Suntik Oksitosin 30 IU
b. Manual Plasenta
c. Rujuk
d. VTP
e. KBI/KBE
2. Seorang ibu bersalin P2A0 sudah memasuki kala III persalinan. TD 100/60 mmhg, N
80, S 36, R 18. Bidan sudah melakukan penegangan tali pusat terkendali. Tidak ada
tanda tanda pelepasan plasenta setelah 1 jam dan diberikan suntikan oksitosin ke 2.
Apa yang harus dilakukan oleh bidan?
a. Melakukan manual plasenta karena sudah 1 jam plasenta belum keluar
b. Melakukan manual plasenta karena sudah diberikan oksitosin yang ke dua
c. Melakukan rujukan karena dicurigai sebagai plasenta adhesiva
d. Melakukan rujukan karena pasien meminta diri dirujuk
e. Melakukan penegangan tali pusat kembali
3. Seorang ibu melahirkan anak ke 2 pukul 10.00 WIB. TD 90/60 mmhg, N 80x/m, S 36
R 18. Setelah dilakukan penegangan tali pusat terkendali plasenta lahir pukul 10.20
WIB. Kontraksi baik, terdapat banyak perdarahan, dan setelah plasenta di cek ada
bagian yang kurang.
Apa diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
a. Retensio Plasenta
b. Atonia uteri
c. Retensio sisa plasenta
d. Plasenta previa
e. Plasenta inkreta

4. Seorang ibu bersalin kala III P1A0 TD 100/80 mmhg, N 80 x/m, S 36 C R 20 x/m.
Setelah 30 menit plasenta tidak kunjung lahir. Ibu tidak pernah USG, tidak ada tanda
– tanda pelepasan plasenta seperti sumbaran darah tiba – tiba. Bidan memutuskan
untuk merujuk pasien.
Apakah klasifikasi plasenta dalam kasus di atas sehingga asien dirujuk ?
a. Plasenta letak rendah
b. Plasenta increata
c. Plasenta previa
d. Plasenta normal
e. Plasenta di corpus

5. Ibu bersalin 20 menit yang lalu. P2A0. TD 100/80 mmhg, N 80 x/m, S 36 C R 20


x/m. Ada tanda – tanda pelepeasan plasenta berupa semburan darah tiba – tiba.
Setelah dilakukan PTT secara baik plasenta tidak kunjung lahir.
Apa intervensi yang harus dilakukan oleh bidan?
a. Manual plasenta
b. Penyuntikan Oksitosin ke 2
c. Penyuntikan ergometrine
d. Memberikan Amoxcicillin
e. Digital placenta
KUNCI JAWABAN
Soal Vignette
1. B. Manual Plasenta
2. C. Melakukan rujukan karena dicurigai sebagai plasenta adhesiva
3. C. Retensio sisa plasenta
4. B. Plasenta increata
5. B. Penyuntikan Oksitosin ke 2

SOAL VIGNNETE

ID 01

Tinjauan 1 Etik Legal dan Keselamatan Pasien

Tinjauan 2 Kognitif

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan
Tinjauan 5 Pengkajian

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Tidak ada tanda – tanda pelepasan plasenta. Sudah diberikan suntik oxytocin
kedua. Bidan memutuskan untuk merujuk pasien.

Pertanyaan Apakah yang melandasi bidan melakukan rujukan terhadap pasien?

Pilihanjawaban A. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan


penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 10
B. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 9
C. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 11
D. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 20
E. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III pasal 7
Kunci Jawaban A

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi PERMENKES RI tentang izin praktik bidan mengenai kegawatdaruratan

ID 02
Tinjauan 1 Komunikasi efektif

Tinjauan 2 psikomotor

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Perencanaan

Tinjauan 6 keluarga

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah plasenta lahir ternyata ada bagian
plasenta yang tidak utuh dan terjadi perdarahan.

Pertanyaan Apakah tindakan pertama yang dilakukan oleh bidan?

Pilihanjawaban A. Memberitahu ibu akan keadaannya dan mempersiapakan melakukan


manual plasenta
B. Memberitahu ibu akan keadaannya dan mempersiapakan melakukan
plasenta digital
C. Memberitahu ibu akan keadaannya dan mempersiapakan melakukan
rujukan
D. Bidan langsung melakukan plasenta digital
E. Bidan langsung melakukan manual plasenta
Kunci Jawaban B

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi Yanti. 2010. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
ID 03

Tinjauan 1 Profesionalisme dan Pengembangan diri

Tinjauan 2 Psikomotor

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Implementasi

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Ada tanda – tanda pelepasan plasenta dan sudah diberikan oxytocin kedua.

Pertanyaan Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh bidan?

Pilihanjawaban A. Melakukan manual plasenta dengan ragu – ragu


B. Melakukan manual plasenta dengan berteriak
C. Melakukan manual plasenta dengan perlahan
D. Melakukan manual plasenta dengan tergesa - gesa
E. Melakukan manual plasenta dengan percaya diri
Kunci Jawaban E

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi Yanti. 2010. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
ID 04

Tinjauan 1 Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan

Tinjauan 2 Psikomotor

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Diagnosis

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Tidak ada tanda – tanda pelepasan plasenta. Sudah diberikan suntik oxytocin
kedua.

Pertanyaan Apa yang harus dilakukan oleh bidan?

Pilihanjawaban A. Melakukan manual plasenta


B. Melakukan rujukan
C. Menunggu sampai ada pelepasan plasenta
D. Memanggil teman untuk melakukan manual plasenta
E. Tetap melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan melakukan
sedikit tarikan
Kunci Jawaban B

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi Pudiastuti, Ratna Dewi. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi. Yogyakarta:
Nuha medika.
ID 05

Tinjauan 1 Keterampilan Klinis dalam praktik Kebidanan

Tinjauan 2 Psikomotor

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Implementasi

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Ada tanda – tanda pelepasan plasenta. Sudah diberikan suntik oxytocin kedua.

Pertanyaan Bagaimana penatalaksanaan yang tepat dilakukan oleh bidan?

Pilihanjawaban A. Melakukan manual plasenta


B. Melakukan plaenta digital
C. Melakukan kuretase
D. Melakukan rujukan
E. Penegangan tali pusat terkendali
Kunci Jawaban A

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi Saiffudin. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta; EGC
ID 06

Tinjauan 1 Promosi Kesehatan dan konseling

Tinjauan 2 Konatif

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Evaluasi

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Unit Pelayanan

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Ada tanda – tanda pelepasan plasenta. Sudah diberikan suntik oxytocin kedua.
Sudah dilakukan manual plasenta. Perdarahan banyak tapi bisa teratasi. Bidan
memberikan konseling agar dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Pertanyaan Apa konseling yang diberikan oleh bidan?

Pilihanjawaban A. Konseling untuk pemeriksaan HB


B. Konseling untuk pemeriksaan HBSAg
C. Konseling untuk pemeriksaan protein urine
D. Konseling untuk pemeriksaan gula darah
E. Konseling untuk pemeriksaan kolesterol
Kunci Jawaban A
Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi PERMENKES RI tentang izin praktik bidan mengenai kegawatdaruratan

ID 07

Tinjauan 1 Manajemen dan Kepemimpinan

Tinjauan 2 Psikomotor

Tinjauan 3 Bersalin

Tinjauan 4 Kegawatdaruratan

Tinjauan 5 Pengkajian

Tinjauan 6 Individu

Tinjauan 7 Rumah Sakit

Vignete Seorang ibu P1A0 umur 23 tahun melahirkan di Bidan Praktik. Dengan vital sign TD
90/60mmHg, N 76x/m, S 36 C, Rr 18 x/m. Setelah 30 menit bayi lahir plasenta belum
keluar. Tidak ada tanda – tanda pelepasan plasenta. Ibu tersebut di rujuk ke rumah
sakit. Sesampai di rumah sakit bidan jaga memutuskan untuk mempersiapkan
pemeriksaan dengan alat dan yang lain diminta untuk menghubungi dokter jaga.

Pertanyaan Apa pemeriksaan yang akan dilakukan?

Pilihanjawaban A. USG
B. Vital sign
C. Antropometri
D. CT Scan
E. Hb
Kunci Jawaban A

Penulis soal Desi Rusmana

AsalInstitusi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Referensi Sultan, P., Hilton, M. G., Butwick, A., & Carvalho, M. B. (2012). Continuous spinal
anesthesia for Cesarean hysterectomy and massive hemorrhage in a parturient with
placenta increta ´ sie rachidienne continue pour hyste ´ rectomie lors d ’ une Anesthe ´
sarienne et he ´ morragie massive chez une parturiente ayant un ce placenta increta,
473–477. http://doi.o

Anda mungkin juga menyukai