Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ABSES HEPAR


DI RUANG PDW RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 20 – 25 November 2017

Oleh:

MUHAMMAD RIZA BRAYEN, S.Kep


NIM. 1730913310006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhammad Riza Brayen, S.Kep


NIM : 1730913310006
JUDUL : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Abses Hepar di
Ruang PDW RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 20 November 2017

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB Nor Idah, S.Kep, Ns


NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19851123 201102 8
ABSES HEPAR

DEFINISI
ETIOLOGIMANIFESTASI KLINIS
Abses hati adalah bentuk infeksi pada
Abses hati Keluhan
dibagi awal
atas berupa
dua secarademam / menggigil,
hati yang disebabkan karena infeksi nyeri abdomen, nokresia/malaise,
umum :
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis
1. Abses hati mual/muntah,
amoeba penurunan berat badan,
steril yang bersumber dari sistem keringat malam, diare, demam (T >38°),
Amoeba Enteremoeba Histolytica
gastrointestinal yang ditandai dengan
dapat menyebabkan penyakit ditekan
hepatomegali, nyeri hati. kuadran kanan
adanya proses supurasi dengan atas, ikterus, asites, serta sepsis yang
Ada dua jenis E. Histolytica yaitu
pembentukan pus di dalam parenkim menyebabkan kematian.
starin patogen dan non patogen.
hati.
2. Abses Hati Pyogenik
AHP dicurigai
Infeksi terutama apabila ditemukan
disebabkan oleh berupa
- nyeri spontan
kuman gram negatif dan penyebab perut kanan atas
- jalan membungkuk
yang terbanyak adalah E.coli. Selain kedepan
PENATALAKSANAAN itu, penyebabnyadengan jugakedua tangan diletakan di
adalah
streptococcus atasnya. Proteus
faecalis,
Prinsip utama penanganan abses vulgaris,
piogenikdanadalah Demam/panas
- Salmonellla Typhi.
pemberian antibiotik tinggi merupakan
dan drainase dari abses. Dapat pula bakteri anaerob seperti utama,
keluhan yang paling
1. Antibiotik bakteroides, - nyeri aerobakteria,
pada kuadran kanan atas
akttinomesis, abdomen disertai syok.
Antibiotik yang diberikan adalah dan streptococcus
yang spektrum luas
anaerob. Apabila AHP letaknya dekat diafragma
seperti golongan penisilin (ampicillin), ditandai denganaminoglikosida
:
(gentamisin atau tobramisin) dan metronidasol.
- nyeri pada bahu sebelah kanan,
2. Drainase perkutaneus - batuk ataupun terjadi atelektesis,
KLASIFIKASI Drainase perkutaneus dapat dilakukan dengan tehnik
- rasa mual dan muntah,
Seldinger atau trocar, dengan bantuan CT atau nafsu
- berkurangnya USG. makan,
Abses dibagi menjadi 2 :
Indikasi tindakan ini adalah abses- soliter dan sederhana
berat badan yang unintentional.
1. Abses septik
dengan akses drainase yang baik, Kontra
Abses septik adalah hasil dari infeksi. Sebagai tanggapan terhadap bakteri, indikasi tindakan
sel-sel darah
ini antaradilain
putih yang terinfeksi berkumpul situskoagulopati,
tersebut dan abses
mulai sulit dicapai, multilobus,
memproduksi enzim yang
dan absesmencernanya.
menyerang bakteri dan kemudian dengan dinding yang tebal dan pus yang kental.
2. Abses steril 3. Drainase operatif PEMERIKSAAN PENUNJANG
Abses steril disebabkanBila
oleh penyebab
iritan sepertidari abses hepar
obat-obatan. piogenik adalah
Jika menyuntikkan 1. akibat
obat Laboratorium
seperti 5. Tomografi
penisilin tidak diserap itu dapat menyebabkan iritasi yang cukup
penyebaran infeksi dari organ intraabdomen, maka untuk 2. Foto
menghasilkan dada 6. Pemeriksaan Serologi
abses steril. Abses steril cukup cenderung berubah menjadi keras,
laparotomi eksplorasi merupakan prosedur pilihan, karena padat 3. Foto
benjolan polos abdomen
karena bekas luka. 4. Ultrasonografi
dapat menangani abses dan sumbernya. Indikasi lain
prosedur ini adalah abses yang berlobus dan multipel,
abses yang tidak dapat dicapai dengan drainase
PATHWAY

Masuk kedalam Hepar -Vena porta


Infeksi kuman sistem
-Sistem bilier
pencernaan
-Sistem arterial
-Hepatik
Mengalami kerusakan
jaringan hepar

Merangsang ujung Infeksi Inflamasi hepar Merangsang pengeluaran


saraf mengeluarkan sintesis zat priogen oleh
bradikinin, serotonin, leukosit pada jaringan yang
dan prostaglandin meradanag

Rongga abses yang


penuh cairan yang berisi
leukosit mati dan
hidup,sel hati yang Melepaskan zat IL-1,
Impuls disampaikan
mencair, serta bakteri prostaglandin E2 (pirogen
ke SSP bagian korteks leukosit dan pirogen
serebri endogen)

Abses

Thalamus Mencapai
Metabolisme nutrisi hipotalamus
Produksi energi
menurun menurun

Intake nutrisi Reaksi peningkatan


Nyeri
menurun suhu tubuh
Intoleransi aktivitas

Hipertermi
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut
 Intoleransi aktivitas
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Hipertermi

Nyeri akut Intoleransi Aktivitas Ketidakseimbangan nutrisi Hipertermi


NOC : Pain Level,Pain NOC : Energi kurang dari keutuhan
control, Comfort level Psikomotor tubuh NOC : Termoregulasi
Setelah dilakukan tindakan Setelah diberikan NOC : Nutrisi status : food Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien tidak perawatan pasien akan and fluid intake, nutrient keperawatan masalah pasien
mengalami nyeri dengan menunjukkan: intake, weight cntrol teratasi dengan kriteria hasil :
kriteri : 1. Mentoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan
1. Mampu mengontrol yang bisasa dilakukan, keperawatan masalah pasien 1. Suhu tubuh dalam
nyeri ( tahu penyebab yang dibuktikan oleh teratasi , dengan kriteria : rentang normal
nyeri, mampu toleransi aktivitas, 1. BB ideal dalam batas 2. Nadi dan RR dalam
menggunakan teknik ketahanan, normal rentang normal
penghematan energy, 2. Mengidentifikasi keb. 3. Tidak ada perubahan
nonfarmakologi untuk warna kulit dan tidak ada
kebugaran fisik, energy Nutrisi
mengurangi nyeri, psikomotorik, dan 3. Tidak ada tanda-tanda pusing
mencari bantuan ) perawatan diri, ADL. malnutrisi
2. Melaporkan nyeri 4. Tidak ada penurunan
berkurang dengan BB yang berarti
managemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
NIC: NIC NIC NIC
Pain Management Energy Management Nutrition management Fever Treatment
1. Lakukan pengkajian 1. Kaji tingkat kemampuan 1. Kaji adanya alergi 1. Monitor suhu sesering
nyeri secara pasien untuk berpindah makanan mungkin
komprehensif (lokasi, dari tempat tidur, 2. Kolaborasi dengan ahli 2. Monitor warna dan
karakteristik, durasi, berdiri, ambulasi, dan gizi untuk jumlah suhu kulit
frekuensi, kualitas) melakukan AD kalori dan nutri pasien 3. Monitor tekanan darah,
2. Pantau respon nutrisi 3. Berikan makanan yang nadi dan RR
2. Eksplorasi
untuk memastikan sudah terpilih (sudah 4. Monitor penurunan
pengetahuan pasien dikonsulkan dengan tingkat kesadaran
sumber-sumber energy
tentang nyeri ahli gizi) 5. Monitor intake dan
yang adekuat
3. Ajarkan teknik non- 4. Monitor jumlah nutrisi output
3. Instruksikan pada pasien
farmakologis untuk dan kalori 6. Berikan anti piretik
dan keluarga untuk:
mengatasi nyeri Nutrition monitoring 7. Berikan pengobatan
- Pentingnya nutrisi
(distraksi, napas 1. Bb dalam batas normal untuk mengatasi
yang baik penyebab demam
2. Monitor adanya
dalam, relaksasi) - Tindakan untuk penurunan BB
4. Anjurkan pasien untuk menghemat energy 3. Monitor turgor kulit Vital Sign Monitoring
istirahat yang adekuat 4. Ajarkan tentang 4. Monitor mual muntah 1. Catat adanya
Analgesic Administration pengaturan aktivitas dan fluktuasi tekanan
1. Cek instruksi dokter teknik manajemen darah
tentang jenis obat, waktu untuk mencegah 2. Monitor TD, nadi,
dosis, dan frekuensi kelelahan RR, sebelum, selama,
5. Rujuk pasien keahli gizi dan setelah aktivitas
2. Cek riwayat alergi
untuk perencanaan diet 3. Monitor kualitas
3. Tentukan pilihan dari nadi
analgesic dari tipe dan 4. Monitor frekuensi
beratnya nyeri dan irama pernapasan
4. Berikan obat sesuai 5. Monitor pola
rute pemberian pernapasan abnormal
5. Monitor ttv pasien 6. Monitor suhu,
warna, dan
sebelum dan sesudah
kelembaban kulit
pengobatan
6. Berikan obat tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
Daftar Pustaka

1. Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


2. Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
3. Doctherman McCloskey Joanne, Bulecheck .N Gloria. 2008. Nursing interventions
Classification (NIC). United states of America : Mosby.
4. Moorhead Sue , Jonson Marion , L.Mass dkk. 2008 Nursing Outcomes Classification
(NOC). United states of America : Mosby .
5. Aru, W. Sudoyo, dkk. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Edisi Empat.
Jakarta :  Balai Penerbitan FK-UI.
6. Sherwood.2001. System Pencernaan, dalam Fisiologi Manusia dari Sel ke sistem. Jakarta
: EGC

Anda mungkin juga menyukai