Anda di halaman 1dari 14

“TUGAS MAKALAH KESTRADKOM”

Manfaat Pijat Punggung untuk Adaptasi Nyeri Persalinan Fase


Aktif Lama Kala I, II, dan Perdarahan Persalinan

Oleh
Harton
K1A1 15 126

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks
sehingga janin turun ke dalam jalan lahir. Kejadian itu terjadi seiring dengan
otot-otot rahim yang berkontraksi. Pada saat terjadi kontraksi di rahim,
kepala janin bergerak melewati jalan lahir yang menyebabkan tekanan pada
kandung kemih, rektum, tulang belakang dan tulang pubik yang juga
menyebabkan terjadinya rasa nyeri pada ibu.
Nyeri persalinan dapat memengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi
kadar katekolamia dan kortisol yang menaikkan aktivitas sistem saraf
simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernapasan dan
akibatnya memengaruhi lama persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan
aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan
persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat
memengaruhi verifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera
diatasi karena dapat menyebabkan kematian. Rasa nyeri persalinan yang
tinggi dapat menimbulkan kecemasan pada ibu, terutama pada ibu
primigravida. Saat ini masih banyak ibu primigravida yang saat persalinan
belum mendapat tindakan untuk mengurangi nyeri, padahal bila nyeri saat
persalinan tidak berkurang dapat meningkatkan perasaan cemas. Rasa
cemas tersebut dapat menyebabkan terjadinya persalinan yang lama
sehingga kekuatan (tenaga untuk mengejan) ibu akan habis saat persalinan
tersebut. Suatu tindakan yang tidak menimbulkan efek samping pada ibu
dan bayi diperlukan untuk mengurangi nyeri persalinan tersebut. Tindakan
tersebut antara lain dengan pijat punggung, yang dapat merangsang saraf
endorfin sehingga rasa nyeri dapat berkurang.
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi
uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernapasan dengan
warna kulit dan apabila tidak segera ditangani akan meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut, dan stres. Nyeri persalinan dapat memengaruhi
kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang dapat
memengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas
uterus yang tidak terkoordinasi dan akan mengakibatkan persalinan lama.
Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat memengaruhi verifikasi
sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera ditangani karena dapat
menyebabkan kematian janin.
Banyak permasalahan yang bisa terjadi akibat nyeri persalinan yang
tidak diatur dengan baik. Perdarahan persalinan juga bisa mengikuti
persalinan dengan nyeri yang tidak bisa diadaptasi. Hal ini dapat terjadi
pada persalinan dengan kala I dan II lama yang bisa menyebabkan kondisi
rahim yang terlalu lemah. Tindakan-tindakan untuk menurunkan nyeri
secara medis (menggunakan obat) hampir semua mempunyai efek samping
pada ibu dan juga pada janin. Sedangkan, tindakan nonmedis diantaranya
adalah pijat. Pijat merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan menggunakan teknik massage atau pemijatan yang dapat
meredakan nyeri dengan menghambat sinyal nyeri, meningkatkan aliran
darah dan oksigenasi keseluruh jaringan. Ibu bersalin yang mendapat
pijatan 20 menit setiap jam selama persalinan akan lebih terbebas dari rasa
sakit. Hal ini menyebabkan karena pemijatan merangsang tubuh untuk
melepaskan endorphin yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit dan
menciptakan perasaan nyaman. Pemijatan secara lembut membantu ibu
untuk merasa lebih segar,rileks, dan nyaman dalam persalinan.
Berdasarkan hasil survei di BPM Khairani Asnita, Amd.Keb didapatkan ibu
bersalin mengatakan tidak tahan nyeri yang dirasakan terutama pada kala I
dan II. Ibu merasakan nyeri dibagian perut, pinggang, punggung, dan
menjalar ke tulang belakang merasakan nyeri persalinan semakin hebat
ketika pembukaan bertambah, dan ibu belum mengetahui bagaimana cara
mengatasi nyeri persalinan dengan deep back massage. Untuk itu pada
makalah ini akan menjelaskan manfaat pijat punggung untuk adaptasi nyeri
persalinan fase aktif lama kala I, II, dan perdarahan persalinan
B. Tujuan Makalah
untuk mengetahui manfaat pijat punggung untuk adaptasi nyeri
persalinan fase aktif lama kala I, II, dan perdarahan persalinan

C. Manfaat Makalah
1. Manfaat Teoritis
Memperluas wawasan dan pengalaman dalam melakukan riset
kedokteran yang bersifat observasional khususnya dalam melakukan
pijat punggung untuk adaptasi terhadap nyeri persalinan fase aktif lama
kala I, II, dan perdarahan persalinan
2. Manfaat Aplikatif
Sebagai rekomendasi dalam melakukan adaptasi terhadap nyeri
persalinan fase aktif lama kala I, II, dan perdarahan persalinan dengan
melakukan pijat punggung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nyeri Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin. Empat tahapan dalam persalinan yaitu
Kala 1 (kala pembukaan), Kala 2 (kala pengeluaran janin), Kala 3 (kala uri),
dan Kala 4 (kala pengawasan).
Nyeri merupakan perasaan subyektif akibat timbulnya perubahan-
perubahan fungsi berbagai organ tubuh yang turut menentukan lancarnya
kelahiran bayi melalui jalan lahir. Fisiologi rasa nyeri sendiri terdiri dari jalur
rasa nyeri, fisiologi nyeri persalinan, patofisiologi nyeri, serta reseptor nyeri.
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktorfaktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor
yang mengakibatkan partus mulai. Perubahanperubahan dalam biokimia
dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya
partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum
partus dimulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15
hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Keadaan uterus yang
terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus yang bisa menyebabkan rasa nyeri pada waktu persalinan. Rasa
nyeri pada persalinan kala I dan II disebabkan oleh munculnya kontraksi
otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi,
peregangan serviks, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah
rahim. Reseptor nyeri ditransmisikan melalui sekmen saraf spinalis T11-12
dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal atas.
Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak,
thalamus dan kortek serebri. Rasa nyeri pada persalinan dalam persalinan
adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak ditangani akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress. Nyeri persalinan
dapat memengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan
kortisol yang dapat memengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat
menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi dan akan
mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan
lama dapat memengaruhi verifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang
harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kematian janin.

B. Pijat Punggung untuk Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala
I, II, dan perdarahan persalinan
1. Teknik Pijat Punggung
Teknik pemijatan ada dua yang dilakukan yaitu effluerage dan
counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan
lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini
menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan
dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan.
Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat dengan cara
menggosokan lembut dengan kedua telapak tangan dan jari pada
punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang
rusuk selama 30 menit dengan frekuensi 40 kali gosokan permenit, tetapi
usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.
Masase pada punggung merangsang titik tertentu disepanjang
meridian medulla spinalis yang ditransmisikan melalui serabut saraf
besar ke formatio retikularis, thatalamus dan sistem limbic tubuh akan
melepaskan endorfin. Endorfin adalah neurotransmiter atau
neuromodulator yang menghambat pengiriman rangsang nyeri dengan
menempel kebagian reseptor opiat pada saraf dan sumsum tulang
belakang sehingga dapat memblok pesan nyeri ke pusat yang lebih
tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri. Mekanisme pemijatan
menggunakan teori pengendalian gerbang informasi nyeri yang
bergantung pada keseimbangan aktifitas diserat saraf berdiameter besar
dan kecil disepanjang spinal columna yang dapat menghambat hantaran
nyeri ke otak.
Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara
meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga
menggunakan bola tenis pada daerah lumbal. Tekanan dapat diberikan
dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif
menghilangkan sakit punggung akibat persalinan. Namun perlu disadari
bahwa ada ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat mengalami
kontraksi, hal ini disebabkan karena kontraksi sedemikian kuatnya
sehingga ibu tidak sanggup lagi menerima rangsangan apapun pada
tubuh. Bidan harus memahami hal ini dan menghormati keinginan ibu.
saat terjadi kontraksi pada persalinan maka terjadi didaerah punggung.
Mengurangi rasa nyeri dengan teknik non-invasif adalah dengan metode
masase, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien, maupun pasien
itu sendiri, tetapi kadang kala metode masase yang dilakukan tidak pada
tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien yang tujuan utamanya adalah
relaksasi. Masase pada punggung menstimulasi reseptor yang membuat
ibu bersalin lebih nyaman karena terjadi relaksasi otot.
2. Penelitian Terkait
Menurut penelitian (Rahmawati dkk, 2013) Pijat punggung diduga
dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol
desenden, sehingga lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke
otak. Jika impuls nyeri dihantar ke otak, terdapat pusat korteks yang
lebih tinggi di otak yang memodifikasi persepsi nyeri di mana alur saraf
desenden akan melepaskan opiate endogen, seperti endorfin dan
dinorfin, yaitu suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan
menghambat pelepasan substansi. Berdasarkan data tingkat nyeri pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ada perbedaan, yaitu pada
kelompok perlakuan dengan diberikan pijat punggung 100% berada
pada tingkat nyeri sedang. Pada kelompok kontrol 70% mengalami nyeri
pada tingkat sedang dan 30% pada tingkat berat. Hasil ini senada
dengan nilai uji beda yang menunjukkan ada beda pada tingkat nyeri
antara kelompok yang mendapat perlakuan dengan kelompok kontrol.
Pijat punggung bekerja memberikan pengaruh paling baik untuk
jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya
berlangsung beberapa menit, misalnya selama pelaksanaan prosedur
invasif atau saat menunggu persalinan. Pemakaian teknik pijat punggung
pada ibu inpartu kala I dan II ini dapat membantu menurunkan skala
nyeri yang dirasakan ibu, dengan teknik ini ibu akan lebih rileks dan
santai sehingga akan mengurangi ketegangan karena dilepaskannya
endorfin yang dapat membantu mengurangi skala nyeri pasien. Selain
itu, perasaan santai dan tenang dapat mengubah tingkat oksidasi
monoamine yang metabolisme serotonine. Padahal, serotonine adalah
zat kimia yang bisa menghilangkan rasa sakit. Dengan kata lain,
relaksasi dan sentuhan bisa membantu menghilangkan rasa sakit.
Pernapasan yang dalam juga bisa memberikan efek relaksasi
pada ibu yang mengalami nyeri persalinan. Ibu bersalin diajari teknik
bernapas dalam. Setelah mampu melakukan, ibu dibiasakan untuk
bernapas dalam setiap nyeri timbul secara mandiri. Berbeda dengan
teknik pijat, ibu bersalin akan selalu mendapat sentuhan ataupun
perhatian dari pendamping persalinan yang memberikan pijat.
Sebagaimana diketahui salah satu faktor yang memengaruhi nyeri
adalah dukungan sosial dan keluarga sehingga ibu bersalin dapat
beradaptasi terhadap nyeri dengan lebih baik. Rasa nyeri pada
persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan
tekanan darah, denyut jantung, pernapasan dengan warna kulit dan
apabila tidak segera ditangani akan meningkatkan rasa khawatir, tegang,
takut, dan stres. Rasa takut dan sakit juga menimbulkan stres yang
mengakibatkan pengeluaran adrenalin. Hal ini mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah yang
membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim
yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan. Berdasarkan
data yang didapatkan, 90% responden yang mendapat perlakuan pijat
punggung bisa melahirkan bayi pada 30 menit pertama setelah
dinyatakan pembukaan lengkap. Pada kelompok kontrol, hanya 40%
yang melahirkan pada 30 menit pertama. Dari hasil uji statistik,
didapatkan hasil p<0,05 sehingga ada pengaruh pijat punggung
terhadap lama persalinan. Pijat punggung secara statistik bisa
membantu ibu beradaptasi dengan nyeri. Ketika ibu sudah merasa
tenang dan rileks, rasa takut yang muncul dapat teratasi sehingga
pengeluaran adrenalin yang berlebih dapat diantisipasi, zat-zat
penghambat rangsang nyeri pun dapat disekresikan dengan baik.
Dengan berkurangnya adrenalin, pembuluh darah dapat bervasodilatasi
dengan baik, sehingga dapat memperlancar aliran darah yang membawa
oksigen ke rahim. Ketika oksigen dalam rahim tercukupi, kontraksi dapat
berjalan dengan baik sehingga ibu mampu meneran dengan maksimal
yang akan mengakibatkan kelancaran pada persalinan. Menurut
penelitian Puspitasari dari 21 orang responden ada pengurangan nyeri
dari nyeri berat menjadi nyeri sedang dan nyeri ringan. Sebelum
dilakukan tehnik massage punggung, dari dari 12 responden (57,1%)
menjadi 1 responden (4,8%) yang mengalami nyeri berat setelah
dilakukan teknik masase. Ini menunjukkan teknik masase cukup efektif
untuk mengurangi nyeri persalinan Secara statistik didapatkan p= 0,000,
yang berarti ada pengaruh masase punggung terhadap pengurangan
nyeri persalinan. Sedangkan menurut Supliyani sebanyak 51% pasien
mengalami nyeri hebat dan setelah dilakukan masase menjadi sebanyak
61% mengalai nyeri ringan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh pijat
punggung terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan didapatkan
nilai p=0,000; α=0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pemberian massage effleurage sangat berpengaruh terhadap nyeri
persalinan. Perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pemberian
pijat punggung dapat digunakan untuk intervensi pada saat mengalami
nyeri persalinan. Sedangkan penelitian Handayani, didapatkan hasil
sebagian responden sebelum dilakukan pijat punggung mengalami nyeri
tingkat berat (51,4%), nyeri sedang (42,9%) dan nyeri ringan (5,7%)
setelah dilakukan pijat ibu yang mengalami nyeri sedang (57,2%) nyeri
ringan (25,7%) dan hanya (17,1%) yang mengalami nyeri berat. Adapun
yang membedakan dengan penelitian Rahmawati adalah adanya
kelompok kontrol serta penambahan variabel terikat yaitu lama
persalinan dan jumlah perdarahan. Respondent yang mendapatkan pijat
punggung mampu beradaptasi dengan nyeri. Responden mampu untuk
menjalani persalinan lebih rileks dengan kecemasan yang minimal
karena mampu merespons secara adaptif terhadap nyeri. Responden
juga menempuh waktu yang lebih pendek dibandingkan kelompok
kontrol. Data yang peneliti dapatkan pada variabel perdarahan
persalinan 80 responden berkisar antara 100 sampai dengan 200
mililiter. Sedangkan pada kelompok kontrol 70 persen jumlah perdarahan
berkisar antara 200 sampai dengan 300 mililiter. Hasil uji statistik
menunjukan nilai yang signifikan dimana ada pengaruh pijat punggung
terhadap jumlah perdarahan. Perdarahan persalinan merupakan
komplikasi dari persalinan lama, akibat uterus yang mengalami
kelelahan. Selain itu, perdarahan juga bisa terjadi pada wanita yang
mengalami kecemasan maupun stres dalam persalinannya yang terjadi
karena rasa nyeri pada saat kontraksi persalinan. Menurut ilmu
psikoneurologi, kecemasan dapat meningkatkan denyut jantung dan
penurunan imunitas. Kecemasan menyebabkan migrasi sel trombosit ke
darah perifer sehingga pembekuan darah memendek dan terjadi juga
peningkatan perfusi yang akan membahayakan saat terjadi pemutusan
pembuluh darah yakni meningkatkan risiko perdarahan. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan
adalah dengan memberikan kenyamanan pada ibu yang mau melahirkan
dan berupaya agar persalinan tidak lama. Melihat hasil penelitian ini,
klien yang diberikan pijat punggung akan mendapatkan manfaat berlipat.
Dengan dipijat, nyeri klien dapat terkontrol sehingga kecemasan klien
dapat berkurang, persalinan menjadi lebih cepat dan risiko perdarahan
dapat diminimalkan. Penetapan responden yang peneliti lakukan masih
memungkinkan adanya bias pada hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat disimpulkan bahwa pijat punggung memberikan pengaruh yang
baik terhadap adaptasi nyeri persalinan. Wanita yang bisa beradaptasi
dengan nyeri persalinan dapat lebih mudah menjalani proses persalinan
sehingga proses pengeluaran bayi bisa lebih cepat dan menghilangkan
kecemasan yang dapat memengaruhi perfusi jaringan.

B. Saran
1. Bagi rekan sejawat perawat/bidan penolong persalinan hendaknya selalu
melaksanakan teknik pijat punggung untuk mengurangi rasa nyeri
persalinan dan mengajarkan kepada keluarga/pendamping.
2. Untuk keluarga/pendamping persalinan, agar dapat berpartisipasi dalam
melakukan pijat punggung pada ibu bersalin untuk mengurangi rasa
nyeri, memperpendek lama kala II dan mengurangi jumlah perdarahan.

.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah,S., Widiastuti, A. Rahmawati, W.R. 2013. Persalinan Fase Aktif Lama


Kala II dan Perdarahan Persalinan pada Primigravida. Program Studi
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 5, Desember 2013

Elin Supliyani. 2017. Pengaruh Masase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri


Persalinan Kala I di Kota Bogor. Program Studi Kebidanan Bogor
Poltekes Kemenkes Bandung. Bogor. Jurnal Bidan “Midwife Journal”
Volume 3 No. 01, Januari 2017

Indah, P., Astuti, D. 2017. Tehnik Massage Punggung Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kala I. STIKES Muhammadiyah Kudus, Kudus, Indonesia.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 100-106

Maita, L. 2016. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri


Persalinan. STIKes Hangtuah Pekanbaru. Pekanbaru. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 9, No. 2, Agustus 2016, hal 186-190

Wahyuni, S., Wahyuningsih, E. 2015. Pengaruh Massage Effleurage Terhadap


Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Di Rsu Pku
Muhammadiyah Delanggu Klaten 2015. STIKES Muhammadiyah
Klaten. Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 5, No. 10, Juni 2015
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai