Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS PIJAT EFFLEURAGE MENGGUNAKAN MINYAK AROMATERAPI

LEMON TERHADAP DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI

Sari Permata Gusma¹, Sri Utami², Darwin Karim³


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: saripermata644@gmail.com
Abstract

Dysmenorrhea is menstrual pain that results from an imbalance in the production of progesterone in the blood,
resulting in severe pain. The purpose of this research is to determine the effectiveness of effleurage massage with
aromatherapy oil for dysmenorrhea adolescents girls. The research design used Quasi Eksperimental with Non-
Equivalent Control Group. This research conducted in SMPN 1 Ujungbatu, Rokan Hulu towards 34 respondents with
17 people as the experimental group and 17 people as the control group which taken by used non-probability sampling
techniques with a type of purposive sampling. The measuring instrument used in both groups is the observation sheet.
The analysis used was univariate analysis to determine frequency distribution and bivariate using the alternative test
Wilcoxon and Mann-Whitney. The results of this research is the p value (0,000) < α (0,05). This result means that
effleurage massage with lemon aromatherapy oil can reduce dysmenorrhea with non pharmacologically which can be
practiced independently, this it is expected that students who have other family members or the surrounding community
can use effleurage massage with lemon aromatherapy oil.

Keywords: adolescents girls, dysmenorrhea, lemon aromatheraoy oil.

PENDAHULUAN
Remaja atau adolescence merupakan otot uterus (Judha, Sudarti & Fauziah, 2012).
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju Dismenorea diklasifikasikan menjadi dua yaitu
masa dewasa yang umumnya terjadi antara dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
usia 13 dan 20 tahun (Potter & Perry, 2010). Dismenorea primer merupakan
Masa remaja didefenisikan juga sebagai menstruasi yang disertai rasa sakit yang
proses orientasi diri serta adaptasi yang diakibatkan dari peningkatan produksi
dilakukan untuk menghadapi perubahan fisik, prostaglandin serta tidak terdapat kelainan
kognitif dan psikologis untuk mencapai penyakit khusus yang menjadi penyebabnya,
identitas diri (Sarwono, 2010). Karakter sementara dismenorea sekunder adalah nyeri
seorang wanita yang telah menduduki usia yang terjadi akibat kelainan ginekologi atau
pubertas adalah dengan terjadinya menarche karena terdapat abnormalitas pada alat
(menstruasi pertama) (Yusuf, 2011). reproduksi seperti endometriosis, infeksi
Menstruasi merupakan peristiwa rahim, kandungan kista/polip, tumor sekitar
pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel atau abnormalitas keadaan rahim yang dapat
pada uterus yang terjadi secara teratur. mengganggu organ dan jaringan disekitarnya.
Perdarahan ini terjadi sekitar 14 hari setelah Dismenorea dapat menyebabkan tubuh
terjadinya ovulasi (Fitri, 2017). Meskipun menjadi lemah tidak bertenaga,
menstruasi sering dialami oleh wanita setiap mengakibatkan ketidaknyamanan, penurunan
bulannya pada usia reproduksi, banyak dari konsentrasi, pucat, sehingga mengakibatkan
wanita merasakan ketidaknyamanan fisik saat dampak buruk bagi fisik, psikologis, serta
menjelang atau selama menstruasi terjadi. kehidupan sosial bagi wanita. Seperti kegiatan
Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan adalah sehari-hari menjadi terganggu, bahkan yang
nyeri/kram saat menstruasi atau dalam istilah menjadi suatu alasan utama wanita dapat
medisnya yaitu dismenorea (Novie, 2012). meninggalkan aktifitas seperti sekolah, kerja,
Dismenorea merupakan nyeri yang dan lain-lain (Khotimah, 2014).
terjadi saat menstruasi akibat dari Angka kejadian dismenorea di dunia
ketidakseimbangan produksi prostaglandin sangat besar, sekitar 50% wanita mengalami
dalam darah sehingga menimbulkan nyeri dismenorea. Sebesar 1.769.425 jiwa (90%)
yang sangat hebat yang selalu terjadi pada wanita di dunia yang mengalami dismenorea
wanita saat mesntruasi. Produksi prostaglandin dengan kisaran 10 - 15% mengalami
mengakibatkan meningkatnya kerja kontraksi dismenorea berat (WHO, 2013). Angka
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 237
kejadian dismenorea primer di Indonesia dan sumber informasi terkait masalah
sangat tinggi yaitu sekitar 54,89%. Sekitar 60- dismenorea.
75% remaja mengalami dismenorea primer,
sementara itu selebihnya mengalami METODOLOGI PENELITIAN
dismenorea sekunder (Utari, 2016). Penelitian ini merupakan penelitian
Strategi penatalaksanaan yang dapat kuantitatif dengan menggunakan metode
dilakukan secara non farmakologis penelitian Quasy Eksperimental. Dengan
diantaranya adalah terapi kompres panas pada rancangan penelitian Non-Equivalent Control
abdomen, pijat effleurage, teknik relaksasi, Group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
olahraga, istirahat, dan tidur. Penatalaksanaan 34 responden. Teknik pengambilan sampel
secara non farmakologis sangat aman pada penelitian ini adalah dengan Non
dilakukan karena tidak menyebabkan dampak Probability Sampling dengan metode
negatif serta efek samping karena strategi Purposive Sampling. Instrument penelitian ini
penatalaksanaan yang dilakukan menggunakan menggunakan lembar observasi menggunakan
proses secara fisiologis (Reeder, Martin & Numerik Rating Scale (NRS).
Griffin, 2011). Terapi yang paling efektif Analisa data menggunakan analisa
untuk mengurangi nyeri dismenorea adalah univariat dan analisa bivariat. Analisa bivariat
relaksasi dalam bentuk pijatan atau massage. dalam penelitian ini akan menjelaskan
Pijat effleurage adalah suatu gerakan dengan distribusi frekuensi usia, suku, serta intensitas
menggunakan kedua telapak tangan yang nyeri dismenorea. Analisa bivariat digunakan
ditempelkan pada abdomen dengan memberi untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
gosokan secara lembut dan menenangkan yang signifikan antara 2 variable yaitu pijat
dilakukan secara berulang. Teknik pijat effleurage menggunakan minyak aromaterapi
effleurage bertujuan untuk meningkatkan lemon dengan dismenorea.
sirkulasi darah, menghangatkan otot abdomen,
dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental HASIL PENELITIAN
(Trisnowiyanto, 2014). 1. Analisa Univariat
Penggunaan metode pijat effleurage dengan Hasil analisa dalam penelitian ini dapat
mengaplikasikan minyak aromaterapi lemon dilihat pada tabel berikut:
dapat digunakan sebagai media untuk Tabel 1
mengatasi nyeri dan kecemasan. Minyak Distribusi Karakterisitik Responden
aromaterapi lemon mempunyai kandungan Kelempok Kelompok
Eksperimen Kontrol Jumlah
limeone 66-80 geranil asetat, netrol, terpine 6- Karakteristik
(n=17) (n=17)
14%, α pinene 1-4% dan mrcyne (Young, n % n % n %
2011). Kandungan limeone merupakan Umur
komponen utama pada senyawa kimia jeruk 13 Tahun 2 11,8 1 5,9 3 8,8
yang mampu menghambat sistem kerja 14 Tahun 14 82,4 15 88,2 29 85,3
prostaglandin sehingga mampu mengurangi 15 Tahun 1 5,9 1 5,9 2 5,9
Suku
nyeri saat menstruasi (Namazi, dkk., 2014). Melayu 12 70,6 11 64,7 23 67,6
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti Jawa 1 5,9 2 11,8 3 8,8
melakukan penelitian mengenai efektifitas Minang 4 23,5 4 23,5 8 23,5
pijat effleurage menggunakan minyak
aromaterapi lemon terhadap dismenorea pada Tabel 1 diketahui bahwa dari 34
remaja putri. Tujuan dari penelitian ini adalah responden yang telah diteliti, distribusi
untuk mengetahui pengaruh pijat effleurage responden berdasarkan umur yang paling
menggunakan minyak aromaterapi lemon banyak adalah 14 tahun dengan jumlah 29
terhadap penurnan dismenorea pada remaja orang responden (85,3%). Sementara distribusi
putri. Manfaat penelitian dalam penelitian ini responden berdasarkan suku yang terbanyak
diharapkan dapat menjadi data bagi ilmu adalah suku melayu dengan jumlah 23
keperawatan terkait pengaruh pijat effleurage responden (67,6%). sebagian besar responden
menggunakan minyak aromaterapi lemon berusia 14 tahun sebanyak 14 responden, dan
terhadap dismenorea, menjadi bahan acuan

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 238


suku terbanyak yaitu suku melayu berjumlah diberikan intervensi pada kelompok
12 responden. eksperimen yaitu 1,015 dan 1,105 setelah
diberikan intervensi. Selisih nilai median
Tabel 2 pretest dan posttest pada kelompok
Intensitas nyeri dismenorea sebelum diberikan
eksperimen sebesar 3,00 poin. Hasil analisa
intervensi pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
diperoleh p value (0,000) < α (0,05), maka
Intensitas dapat disimpulkan adanya perbedaan yang
nyeri Median SD Min. Maks. signifikan antara median intensitas nyeri
dismenorea dismenorea sebelum dan sesudah diberikan
Eksperimen 6,00 1,015 5 8 pijat effleurage menggunakan minyak
Kontrol 6,00 0,943 5 8 aromaterapi lemon.
Tabel 2 diketahui bahwa intensitas nyeri Tabel 5
dismenorea pada kelompok eksperimen Intensitas nyeri sebelum dan sesudah tanpa
sebelum diberikan intervensi pijat effleurage diberikan pijat effleurage menggunakan minyak
menggunakan minyak aromaterapi lemon aromaterapi lemon pada kelompok kontrol.
adalah 6,00 dan 6,00 pada kelompok kontrol. Kelompok
Median SD P value
Standar deviasi pada kelompok eskperimen Eksperimen
Pretest 6,00 1,105
1,015 dan pada kelompok kontrol 0,943. 0,109
Posttest 7,00 1,064
Tabel 3
Intensitas nyeri dismenorea sesudah diberikan Berdasarkan tabel 5 di atas, hasil uji
intervensi pada kelompok eksperimen dan statistik yang dilakukan diperoleh nilai median
kelompok kontrol. intensitas nyeri dismenorea sebelum diberikan
Intensitas pijat effleurage menggunakan minyak
nyeri Median SD Min. Maks. aromaterapi lemon pada kelompok kontrol
dismenorea
Eksperimen 3,00 1,105 2 5
adalah 6,00 dengan standar deviasi 1,105 dan
Kontrol 7,00 1,064 6 9 7,00 sesudah tanpa diberikan pijat effleurage
menggunakan minyak aromaterapi lemon
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dengan standar deviasi 1,064. Perbedaan nilai
median intensitas nyeri dismenorea sesudah median pretest dan posttest pada kelompok
diberikan intervensi pijat effleurage kontrol adalah sebesar 1,00. Hasil analisa
menggunakan minyak aromaterapi lemon yaitu diperoleh p value (0,109) > α (0,05) yang
3,00 pada kelompok eksperimen dan 7,00 pada artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
kelompok kontrol. Sementara standar deviasi antara median intensitas nyeri dismenorea
pada kelompok eksperimen yaitu 1,105 dan sebelum dan sesudah tanpa diberikan pijat
pada kelompok kontrol 1,064. effleurage menggunakan minyak aromaterapi
lemon pada kelompok kontrol.
2. Analisa Bivariat
Tabel 4 Tabel 6
Intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan Perbandingan intensitas nyeri dismenorea sesudah
intervensi pada kelompok eksperimen diberikan pijat effleurage menggunakan minyak
Kelompok aromaterapi lemon pada kelompok eksperimen dan
Median SD P value sesudah tanpa diberikan pada kelompok kontrol.
Eksperimen
Pretest 6,00 1,015 Kelompok
0,000 Median SD P value
Posttest 3,00 1,105 Eksperimen
Posttest Eksperimen 3,00 1,105
0,000
Posttest Kontrol 7,00 1,064
Berdasarkan tabel 4 dari uji statistik
yang dilakukan didapatkan nilai intensitas
nyeri dismenorea sebelum diberikan intervensi Tabel 6 di atas, dari uji Mann-Whitney
pijat effleurage menggunakan minyak didapatkan hasil median intensitas nyeri
aromaterapi lemon pada kelompok eksperimen dismenorea posttest pada kelompok
adalah 6,00 dan 3,00 setelah diberikan eksperimen adalah 3,00 sementara pada
intervensi. Sementara standar deviasi sebelum kelompok kontrol hasil median intensitas nyeri

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 239


dismenorea posttest adalah 7,00 dengan selisih responden terbanyak adalah suku Melayu
intensitas nyeri dismenorea yaitu 4,00. Hasil sebanyak 23 orang (67,6%). Hal ini sesuai
uji statistik diperoleh p value (0,000) < α dengan penelitian Suciani, Utami & Dewi
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada (2014) tentang “Efektifitas Pemberian
perbedaan yang bermakna intensitas nyeri Rebusan Kunyit Asam Terhadap Penurunan
dismenorea antara kelompok eksperimen yang Dismenorea” bahwa responden terbanyak
mendapatkan pijat effleurage menggunakan terdapat pada suku Melayu dengan jumlah
minyak aromaterapi lemon dan kelompok 8 responden (53,3%).
kontrol tanpa diberikan pijat effleurage Menurut Judha, Sudarti dan Fauziah
menggunakan minyak aromaterapi lemon. (2012), keyakinan, kepercayaan, serta nilai-
Artinya terdapat pengaruh pijat effleurage nilai budaya dapat mempengaruhi cara
menggunakan minyak aromaterapi lemon individu dalam mengatasi nyeri, karena
terhadap penurunan dismenorea.. budaya mengajarkan pada mereka dalam
merespon nyeri sesuai dengan suku dan
PEMBAHASAN budaya dimana mereka berasal.
1. Karakteristik Responden
a. Umur c. Gambaran intensitas nyeri dismenorea
Berdasarkan hasil penelitian yang sebelum dan sesudah diberikan pijat
telah dilakukan di SMP Negeri 1 Ujungbatu effleurage menggunakan minyak
terhadap 34 responden didapatkan hasil aromaterapi lemon pada kelompok
distribusi responden berdasarkan umur, eksperimen dan kelompok kontrol.
diperoleh hasil responden terbanyak berada Berdasarkan penelitian yang telah
pada umur 14 tahun sebanyak 20 orang dilakukan di SMP Negeri 1 Ujungbatu,
(58,8%). Hal ini sesusai dengan penelitian Rokan Hulu, didapatkan hasil bahwa
yang dilakukan oleh Yoenaningsih (2012) intensitas nyeri dismenorea sebelum
tentang “Perbedaan Tingkat Nyeri diberikan intevensi pijat effleurage
Menstruasi Dengan Pemberian Teknik menggunakan minyak aromaterapi lemon
Effleurage Pada Siswi SMP Negeri 1 yaitu 6,00 pada kelompok eksperimen dan
Jember“ terdapat 10 orang (58,8%) pada kelompok kontrol yaitu 6,00.
respondennya juga berada pada usia 14 Sementara intensitas nyeri dismenorea
tahun. Hasil ini menyatakan bahwa sesudah diberikan intervensi pijat
mayoritas responden berada pada rentang effleurage menggunakan minyak
usia remaja awal (early adolescence) yaitu aromaterapi lemon yaitu 3,00 pada
usia 11-14 tahun. kelompok eksperimen dan 7,00 pada
Menurut Judha, Sudarti dan Fauziah kelompok kontrol.
(2012), salah satu faktor yang Hasil penelitian tersebut dapat
mempengaruhi respon terhadap nyeri disimpulkan bahwa terdapat penurunan
adalah umur, karena umur yang berbeda intensitas nyeri dismenroea sesudah
akan mempengaruhi respon seseorang diberikan intervensi pijat effleurage
terhadap nyeri yang dirasakannya. Pada menggunakan minyak aromaterapi lemon
anak-anak mereka masih tidak mampu pada kelompok eksperimen sementara pada
untuk mengungkapkan nyeri yang kelompok kontrol mengalami peningkatan
dirasakannya, sementara pada orang dewasa intensitas nyeri dismenorea tanpa diberikan
mereka mampu untuk mengungkapkan intervensi pijat effleurage menggunakan
nyeri yang dirasakannya apabila telah minyak aromaterapi lemon. Intensitas nyeri
mengalami kerusakan fungsi. dismenorea pada kelompok eksperimen
b. Suku mengalami penurunan sebesar 3,00 poin.
Berdasarkan hasil penelitian yang Sementara pada kelompok kontrol
telah dilakukan di SMP Negeri 1 intensitas nyeri dismenorea mengalami
Ujungbatu, Rokan Hulu, terhadap 34 peningkatan 1,00 poin. Hal ini terjadi
responden didapatkan distribusi responden dikarenakan pada kelompok kontrol tidak
menurut suku, diperoleh hasil suku diberikan intervensi untuk mengurangi

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 240


nyeri dismenorea. Hal ini sesuai dengan effleurage terhadap penurunan intensitas
penelitian yang dilakukan oleh Sinurat nyeri dismenore pada remaja putri, sebelum
(2018) dengan penelitian yang berjudul dilakukan massage effleurage rata-rata
“Efektifitas effleurage massage abdomen responden mengalami nyeri sedang, akan
terhadap penurunan dismenorea pada tetapi setelah diberikan massage effleurage
mahasiswi fakultas keperawatan USU” rata-rata intensitas nyeri responden menjadi
dengan sampel berjumlah 53 didapatkan ringan. Sehingga didapatkan hasil bahwa
hasil bahwa terdapat pengaruh massage teknik effleurage dapat menurunkan
effleurage abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri dismenorea. Penurunan
dismenorea. nyeri saat menstruasi dengan melakukan
d. Efektifitas pijat effleurage menggunakan pijat effleurage akan menstimulus serabut
minyak aromaterapi lemon terhadap taktil pada kulit sehingga akan menghambat
penurunan dismenorea. sinyal nyeri. Stimulus pada kulit
Berdasarkan penelitian yang telah menggunakan pijat effleurage akan
dilakukan di SMP Negeri 1 Ujungabatu, mengaktifkan transmisi serabut saraf
Rokan Hulu didapatkan hasil berdasarkan sensori A-beta yang lebih besar dan lebih
uji statistik menggunakan uji independent cepat, proses ini mengakibatkan penurunan
sample t test diperoleh bahwa p value transmisi nyeri serta menghambat
(0,000) < α (0,05). Hal ini dapat rangsangan nyeri pada serabut C dan delta-
disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang A pada sehingga menyebabkan gerbang
signifikan antara median intensitas nyeri menutup dan korteks serebri tidak
dismenorea pada kelompok eksperimen dan menerima sinyal nyeri selanjutnya
kelompok kontrol setelah diberikan intensitas nyeri akan berubah serta nyeri
intervensi pijat effleurage menggunakan akan teralihkan dan berkurang (Potter &
minyak aromaterapi lemon sehingga adanya Perry 2010, dalam Agustina & Salmiyati,
pengaruh pijat effleurage menggunakan 2016).
minyak aromaterapi lemon terhadap Pijat effleurage menggunakan
penurunan nyeri dismenorea. aromaterapi mengaitkan 2 sistem fisiologis
Berdasarkan uji statistik yang yaitu aromaterapi mempengaruhi sistem
dilakukan diperoleh hasil p value (0,000) < limbik yang mampu mengurangi rasa nyeri
α (0,05) yang artinya adanya pengaruh yang dan pijat effleurage menggunakan minyak
signifikan antara median intensitas nyeri essensial yang berfungsi melancarkan
dismenorea pada kelompok eksperimen peredaran darah serta mengurangi spasme
sebelum dan sesudah diberikan intervensi otot penyebab dari nyeri. Dengan
pijat effleurage menggunakan minyak mengaplikasikan minyak aromaterapi
aromaterapi lemon, hal ini dapat lemon, kandungan yang terdapat pada
disimpulkan bahwa pemberian intervensi lemon memiliki efek analgesik dan
pijat effleurage menggunakan minyak antispasmodik, yang mana saat
aromaterapi lemon efektif terhadap massage/pijat menggunakan minyak
penurunan nyeri dismenorea. aromaterapi, minyak aromaterapi akan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang diserap melalui kulit dan selanjutnya akan
dilakukan oleh Agustina dan Salmiyati masuk ke jaringan dan sistem peredaran
(2016), mengenai pengaruh pemberian darah. Minyak aromaterapi akan masuk
effleurage massage aromatherapy jasmine melewati epidermis dan kemudian menuju
terhadap tingkat dismenorea yaitu lapisan dermis pada kulit lalu akan masuk
didapatkan hasil p value (0,000) < (0,05), ke dalam saluran limfe, pembuluh darah,
yang artinya adanya pengaruh massage saraf, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
effleurage aromatherapy jasmine terhadap folikel, fibroblast dan seterusnya yang
penurunan dismenorea. Selain itu di terdapat pada dermis. Selanjutnya minyak
dukung juga oleh penelitian yang dilakukan aromaterapi akan terbawa ke dalam
oleh Andria, Sudarti, dan Retnaningsih sirkulasi darah ke setiap sel yang ada di
(2015) mengenai penerapan teknik massage dalam tubuh (Marzouk, 2013).

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 241


Pemberian minyak aromaterapi UCAPAN TERIMA KASIH
lemon dengan teknik pijat effleurage Terima kasih yang tak terhingga atas
menjadi lebih efektif terhadap penurunan bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
nyeri dismenorea, karena kandungan dari berbagai pihak dalam penyelesaian
limeone, linalin asetat, geranial asetat yang laporan penelitian ini.
terdapat pada lemon memiliki efek ¹Sari Permata Gusma: Mahasiswi Fakultas
analgesik dan antispasmodik yang mampu Keperawatan Univeristas Riau, Indonesia
mengurang nyeri. ²Sri Utami: Dosen Departemen Keperawatan
Maternitas Fakultas Keperawatan Univeristas
SIMPULAN Riau, Indonesia
Hasil penelitian didapatkan bahwa ³Darwin Karim: Dosen Departemen
karakteristik responden paling banyak berada Keperawatan Biomedik Fakultas Keperawatan
pada usia 14 tahun (85,3%), dan suku Univeristas Riau, Indonesia.
terbanyak yaitu melayu (67,6%). Pemberian
intervensi pijat effleurage menggunakan DAFTAR PUSTAKA
minyak aromaterapi lemon pada kelompok Agustina. T. W., & Salmiyati. S. (2016).
eksperimen mampu menurunkan intensitas Pengaruh Pemberian Effleurage
nyeri dismenorea dengan selisih sebesar 3,00 Massage Aromatheraphy Jasmine
poin serta berdasarkan uji t dependen Terhadap Tingkat Dismenore Pada
didapatkan nilai p value (0,000) < α (0,05). Mahasiswi Keperawatan Semester IV
Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
intensitas nyeri dismenorea yang tidak Dikases dari:
signifikan sebesar 1,00 dan berdasarkan hasil http://digilib.unisayogya.ac.id
uji dependent sample t test didapatkan tidak Andria, A. I., Sudarti., & Retnaningsih. R.
terdapat signifikansi dengan nilai p value (2015). Penerapan teknik massage
(0,109) > α (0,05). Hasil uji Mann Whitney effleurage pada abdomen terhadap
diperoleh hasil p value (0,000) < α (0,05). Hal penurunan intensitas nyeri dismenorea
ini merupakan terdapat perbedaan yang primer pada remaja putri. Diakses
signifikan antara intensitas nyeri dismenorea dari: https://jurnal.poltekkes-
pada kelompok eksperimen dan kelompok soepraoen.ac.id/indx
kontrol tanpa diberikan intervensi. Fitri, I. (2017). Lebih Dekat dengan Sistem
Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
SARAN Gosyen Publishing
Bagi institusi kesehatan, diharapkan Judha, M., Sudarti., & Fauziah, A. (2012).
penelitian ini dapat memperluas pengetahuan Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
mengenai manfaat pijat effleurage Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
menggunakan minyak aromaterapi lemon Khotimah, H & Kimantoro. (2014).
dibidang kesehatan terutama bagi remaja putri Pengetahuan Remaja Putri tentang
yang mengalami dismenorea sehingga dapat Menstruasi dengan Sikap Menghadapi
diaplikasikan dalam intervensi keperawatan. Dismenore Kelas XI di SMA
Bagi institusi pendidikan khususnya Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Diakses
keperawatan, hasil penelitian ini dapat menjadi dari:
sumber informasi dalam pengembangan ilmu https//ejournal.almaata.ac.id/index.php/
pengetahuan terutama tentang manfaat pijat JNKI/articel
effleurage menggunakan minyak aromaterapi Marzouk T., El-Nemer A., Baraka H. (2013).
lemon dalam bidang kesehatan. The Effect of Aromatheraphy Massage
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat on Alleviating Menstrual Pain in
melanjutkan penelitian ini dengan judul Nursing Students: A Prospective
perbandingan pijat effleurage dengan pijat Randomized Cross-Over Study.
punggung menggunakan minyak aromaterapi Evidence Based Complementary and
lemon terhadap penurunan dismenorea. Alternative Medicine.

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 242


Namazi, M., Akbar, A.S., Mojab, F., Talebi, Trisnowiyanto, B. (2014). Keterampilan
A., Majd, H.A. & Jannesari, S. (2014). Dasar Massage. Yogyakarta: Nuha
Effect of Citrus Aurantium (Bitter Medika
Orange) on the Severity of First-Stage Utari, N. (2016). Hubungan Antara Status Gizi
Labour Pain. Diakses dari: Dengan Kejadian Dismenore Pada
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/ Mahasiswi Yang Sedang Mengerjakan
Novie. (2012). Nyeri haid. Diakses dari: Skripsi Di Universitas Muhammadiyah
http://www.dokterku-online.co Surakarta. Diakses dari:
Potter & Perry. (2010). Fundamental http://eprints.ums.ac.id/44895/12/NAS
Keperawatan, Volume 1 & 2, ed. 7. KAH%20REV
Jakarta: Salemba Medika World Health Organization (WHO). (2013).
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin D.B. Report on trends in prevalence of
(2011). Keperawatan Maternitas dysmenorrhoea [Internet]/ Diakses
Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga. dari:
Jakarta: EGC http://apps.who.int/iris/bitsream/eng.pd
f
Sarwono, S.W. (2010). Psikologi remaja. Yoenaningsih, P. W. W. (2012). Perbedaan
Jakarta: Raja Grafindo Persada Tingkat Nyeri Menstruasi Dengan
Sinurat. E. R. (2018). Efektifitas Effleurage Pemberian Teknik Effleurage Pada
Massage Abdomen Terhadap Siswi SMP Negeri 1 Jember. Dikases
Penurunan Dismenore Pada dari: https://repository.unej.ac.id.
Mahasiswi Fakultas Keperawatan Young, G. (2011). Essencial Oil Pocket
USU. Diakses dari: Reference 5th ed. Amazon: Life
http://repositori.usu.ac.id Science Publishing.
Suciani. S. R., Utami. S., & Dewi. A. P. Yusuf. S. (2011). Psikologi perkembangan
(2014). Efektifitas Pemberian Rebusan anak dan remaja. Bandung: Remaja
Kunyit Asam Terhadap Penurunan Posdakarya.
Dismenorea. Dikases dari:
https://media.neliti.com.

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 243

Anda mungkin juga menyukai