Anda di halaman 1dari 47

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI


AKADEMIK MAHASISWA STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG SAAT PEMBELAJARAN DARING
DI MASA PANDEMI COVID-19

THE RELATIONSHIP OF STUDENT'S LEARNING MOTIVATION


TO ACADEMIC PROCRASTINATION BEHAVIOR ST. ELISABETH
SEMARANG WHEN ONLINE LEARNING DURING
THE COVID-19 PANDEMIC

PROPOSAL

PUTRI SAKTI SERSANDA


201811049

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG 2022
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI
AKADEMIK MAHASISWA STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG SAAT PEMBELAJARAN DARING
DI MASA PANDEMI COVID-19

THE RELATIONSHIP OF STUDENT'S LEARNING MOTIVATION


TO ACADEMIC PROCRASTINATION BEHAVIOR ST. ELISABETH
SEMARANG WHEN ONLINE LEARNING DURING
THE COVID-19 PANDEMIC

PROPOSAL
Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan

PUTRI SAKTI SERSANDA


201811049

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG 2022

i
PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, saya
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya Tulis ilmiah ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep,)
pada program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES St.Elisabeth Semarang.
Peneliti menyadari, bahwa membuat karya tulis ini bukanlah sesuatu hal
yang mudah dan memerlukan banyak bantuan dan bimbingan. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Sr. Emirensiana Anu Nono, S.Kep, Ns., MAN selaku Ketua STIKes
St.Elisabeth Semarang dan pembimbing I yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing peneliti dalam
melakukan studi penelitian ini
2. Ibu V.Ririn Marwaningsih, Ns., Msi.Med selaku Ketua Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan STIKes St.Elisabeth Semarang
3. Ibu Maria Agustina Ermi Tri Sulistyowati, S.Kep, Ns., M.Kep selaku
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing peneliti dalam melakukan studi penelitian ini
4. Ibu, selaku dosen penguji saya yang telah menyediakan waktu untuk
menguji proposal saya
5. Ayah dan ibu saya yang telah mendukung, mendoakan dan memberikan
bantuan saya baik material, dan moral yang tiada henti

Dengan demikian, penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi


masyarakat dan semoga dapat memberikan perkembangan bagi ilmu pengetahuan.
Penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama menempuh
pendidikan maupun dalam pergaulan sehari-hari ada hal yang kurang berkenan.
Semoga Tuhan senantiasa melindungi, dan memberkati kita semua.

Semarang, 25 Mei 2022

Putri Sakti Sersanda

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................4
D. Manfaat....................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


A. Motivasi...................................................................................................6
1. Pengertian Motivasi..........................................................................6
2. Pengertian Motivasi Belajar.............................................................6
3. Fungsi Motivasi Belajar....................................................................7
4. Jenis-jenis Motivasi Belajar..............................................................7
5. Ciri-ciri Motivasi Belajar..................................................................8
6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar.....................................................10
7. Bentuk Motivasi Belajar.................................................................12
8. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...............................15
B. Prokrasinasi Akademik..........................................................................17
1. Pengertian Prokrastinasi Akademik................................................17
2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik....................................................17
3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik................................................18
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik........19
5. Aspek Prokrastinasi Akademik......................................................21
C. Penelitian Terkait...................................................................................23
D. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya...........................................24
E. Kerangka Teori......................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27


A. Kerangka Konsep..................................................................................27
B. Hipotesis................................................................................................28
C. Desain Penelitian...................................................................................28
D. Populasi dan Sampel..............................................................................28
E. Tempat Dan Waktu Penelitian...............................................................30
F. Variabel Dan Definisi Operasional.......................................................31
G. Alat Dan Bahan Penelitian....................................................................32
H. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................33

iii
I. Analisa Data..........................................................................................34
J. Etika Penelitian......................................................................................37

REFERENSI

iv
DAFTAR SINGKATAN

PJJ Pembelajaran Jarak Jauh

Kemendikbud RI Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia

DIKTI Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

STS Sangat Tidak Setuju, Sangat Tidak Sesuai

SS Sangat Setuju, Sangat Sesuai

RR Ragu-Ragu

S Setuju, Sesuai

TS Tidak Setuju, Tidak Sesuai

STS Sangat Tidak Setuju, Sangat Tidak Sesuai

F0 Actual count atau tidak ada sel dengan nilai frekuensi

kenyataan

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 2. 1 Kerangka Teori 26

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep 27

Gambar 3. 2 Waktu Penelitian 30

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Gambar Judul Tabel Halaman


Tabel 2. 1 Penelitian Terkait 23

Tabel 3. 1 Definisi Operasional 31

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi membentuk kemampuan, watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (UU Pasal 3 No 20 Tahun 2003).1

Proses yang terpenting dalam pendidikan adalah pembelajaran. Pembelajaran

berkaitan erat dengan proses belajar mengajar yaitu, proses yang mempunyai

hubungan timbal balik dan bersifat saling mempengaruhi dengan pola

interaksi antara dosen dengan mahasiswa.2 Dampak Pandemi Covid-19 yang

melanda dunia, telah mengubah pola pendidikan Perguruan Tinggi di

Indonesia. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap

muka kini dilakukan secara jarak jauh guna meminimalisir tersebarnya virus

covid-19. Maka ada beberapa kebijakan pemerintahan antara lain surat edaran

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020

tanggal 17 Maret 2020 telah mengatur pelaksanaan Pembelajaran secara

Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran

Covid-19 (Kemdikbud RI, 2020).3 Surat Edaran Nomor: 239/E.E2/DT/2020

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) menghimbau Pimpinan


Perguruan Tinggi melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sharing

materi menggunakan akses pembelajaran daring di laman Perguruan Tinggi

masing-masing melalui. Surat edaran nomor 420/0005956 Pemerintah Jawa

Tengah menanggapi tentang pencegahan penyebaran covid-19 pada satuan

pendidikan Jawa Tengah, sehingga memutuskan seluruh kegiatan

pembelajaran dilakukan secara online.4

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilaksanakan untuk mengurangi

intensitas pertemuan dosen dengan mahasiswa. Tidak adanya pengawasan

selama mengikuti pembelajaran dapat membuat kurang motivasi dalam

belajar. Orang tua memiliki peranan penting dalam pembelajaran jarak jauh,

salah satunya adalah dengan mengawasi dan memberikan motivasi belajar. 5

Motivasi belajar yang baik dapat berdampak dalam kedisiplinan mengatur

waktu belajar, rajin mengerjakan tugas, dan aktif dalam perkuliahan. Namun

kurangnya motivasi belajar dapat berdampak pada penundaan mengerjakan tu

gas dengan berbagai alasan, dan melakukan aktivitas atau kegiatan lain yang

lebih menyenangkan sehingga tugas tidak selesai tepat pada waktunya.6

Hasil penelitian Putri dan Dewi (2021) mengatakan bahwa

Prokrastinasi terjadi karena minimnya pengawasan dan metode pembelajaran

yang biasanya didampingi serta diberikan pemahaman materi pelajaran

berubah menjadi kegiatan belajar mandiri, sehingga mahasiswa cenderung

menunda mengerjakan tugas. Motivasi belajar dengan prokrastinasi akademik

ini memiliki korelasi yang tergolong lemah.2 Hubungan yang tidak searah ini

dapat diartikan bahwa semakin rendah motivasi belajar siswa maka tingkat

2
prokrastinasi akademik siswa akan cenderung tinggi Ghufron et al, (2011).

Suhadianto dan Nindia Pratitis (2020), menyatakan bahwa penanganan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa adalah memotivasi diri sendiri, hal

ini efektif untuk menurunkan prokrastinasi akademik.6

Peneliti mengumpulkan data mahasiswa STIKes St.Elisabeth Semarang

pada tanggal 11 Maret 2022 melalui website STIKes St.Elisabeth Semarang.

Jumlah mahasiswa STIKes St.Elisabeth Semarang adalah 293 mahasiswa,

yang meliputi S1, D3 keperawatan, Ners dan Gizi. Pada tanggal 11 Maret

2022 dilakukan studi pendahuluan secara online menggunakan kuesioner

motivasi belajar dan perilaku prokrastinasi akademik yang telah di uji validasi

dan uji reliabilitas terhadap 10 mahasiswa STIKes St. Elisabeth Semarang

yang sedang melaksanakan pembelajaran secara online. Peneliti melakukan

studi pendahuluan kepada 10 mahasiswa mengenai motivasi belajar dan

perilaku prokrastinasi akademik selama pembelajaran secara online.

Berdasarkan hal tersebut didapatkan bahwa 10 dari 10 mahasiswa

memiliki motivasi belajar yang baik, 5 dari 10 mahasiswa mempunyai

perilaku prokrastinasi rendah, dan 5 dari 10 mahasiswa mempunyai perilaku

prokrastinasi yang sedang. Sehingga didapati bahwa seluruh responden studi

pendahuluan memiliki motivasi belajar yang baik namun 50% dengan

perilaku prokrastinasi rendah dan 50% dengan prokrastinasi sedang.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian

terkait masalah hubungan motivasi belajar mahasiswa terhadap perilaku

3
prokrastinasi akademik pada mahasiswa Stikes St. Elisabeth Semarang saat

pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tentang motivasi belajar dan

prokrastinasi akademik maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“Apakah terdapat Hubungan Motivasi Belajar dengan Prokrastinasi

Akademik Mahasiswa Saat Pembelajaran Daring di Masa Pendemi Covid-

19?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan

Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Saat Pembelajaran Daring.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa saat pembelajaran

daring

b. Mengidentifikasi perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa saat

pembelajaran daring

c. Menganalisis hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan

perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa saat pembelajaran daring

4
D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi informasi dan memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah hubungan motivasi

belajar dengan prokrastinasi akademik mahasiswa.

2. Bagi Mahasiswa

Melalui penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang

berarti dalam memotivasi belajar mahasiswa agar tidak melakukan

prokrastinasi yang hanya menyebabkan kerugian.

3. Bagi Orangtua

Orang tua dapat mengetahui perilaku prokrastinasi pada mahasiswa

dan memberikan motivasi lebih agar anak termotivasi belajar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan referensi dalam

menyempurnakan hasil penelitian dengan tema yang terkait.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan akar kata dari Bahasa Latin “Movore”, yang

berarti gerak atau dorongan untuk bergerak atau yang menggerakkan.

Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku

manusia, motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan,

pendukung atau kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat seseorang

bersemangat dan termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi

dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak dan berbuat menurut

cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal.7

2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam

diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dalam

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa dapat

tercapai.8
3. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki fungsi antara lain9:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan, tanpa

adanya motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti

belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi ini berfungsi

sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan mementukan cepat atau

lambatnya mengerjakan tugas.

c. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.

4. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi7:

a. Motivasi Positif

Motivasi positif maksudnya memotivasi (merangsang) dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi

standar. Dengan motivasi positif, semangat belajar akan meningkat

karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.

b. Motivasi Negatif

Motivasi negatif maksudnya memotivasi dengan standar

mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini

semangat belajar dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena

mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat

berakibat kurang baik.

7
c. Motivasi Internal

Motivasi dari dalam timbul pada diri sewaktu mengerjakan

tugas atau belajar dan bersumber dari dalam diri itu sendiri. Dengan

demikian kesenangan akan muncul pada waktu belajar dan saat

mengerjakan tugas tersebut. Motivasi muncul dari dalam diri

mahasiswa, karena mahasiswa mempunyai kesadaran untuk berbuat.

d. Motivasi Eksternal

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat

adanya pengaruh dari luar diri mahsiswa. Motivasi dari luar biasanya

adanya dukungan dari keluarga, saudara, dosen, dan teman-teman.

5. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi tinggi, sebagai berikut9:

a. Memperlihatkan berbagai tanda aktivitas fisiologis yang tinggi

Memperlihatkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu

aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya

melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik,

membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya dengan semangat

yang baik.

b. Menunjukkan kewaspadaan yang tinggi

Menunjukan kewaspadaan yang tinggi adalah mengerjakan

tugas dengan teliti dan tekun, sehingga sudah memperhitungkan baik

buruknya hasil tugas yang dikerjakan

8
c. Berorientasi pada keberhasilan dan sensitif terhadap tanda-tanda

yang berkaitan dengan peningkatan prestasi

Sensitif terhadap tanda-tanda yang berkaitan dengan

peningkatan prestasi merupakan kepekaan terhadap orientasi kerja

yang berpeluang meningkatkan keberhasilan.

d. Memiliki tanggung jawab secara pribadi atas kinerjanya

Bertanggung jawab atas mengelola waktu belajar dan

mengerjakan tugas, serta mampu menanggung sebab akibatnya.

e. Menyukai umpan balik berupa penghargaan dan bukan insentif

untuk peningkatan kinerjanya

Umpan balik berupa penghargaan dapat dijadikan motivasi

untuk meningkatkan kinerja dalam belajar, namun jangan berpaku

pada hal tersebut sehingga ada tidaknya penghargaan kinerja dalam

belajar sebaiknya tetap meningkat.

f. Inovasi mencari hal-hal yang baru dan efisien untuk peningkatan

kinerjanya.

Inovasi baru juga sangat efisien untuk meningkatkan kinerja,

supaya kita selalu terinovasi untuk menjadi lebih baik.

9
6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar diantaranya sebagai berikut10:

a. Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas

Belajar

Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan

untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk

belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang

waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar

penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

b. Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam

Belajar

Mahasiswa yang malas belajar sangat berpotensi untuk

diberikan motivasi ekstrinsik oleh dosen supaya dia rajin belajar.

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik

adalah kecenderungan ketergantungan mahasiswa terhadap segala

sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, mahasiswa juga

bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu

motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat

belajar mahasiswa, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa

pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam

bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan

10
penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan

semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi

kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada

tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna

mengejek.

d. Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar

Dalam kehidupan mahasiswa, membutuhkan penghargaan,

perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan

kebutuhan yang wajar bagi mahasiswa. Semuanya dapat

memberikan motivasi bagi mahasiswa dalam belajar. Dosen yang

berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan mahasiswa,

sehingga dapat memancing semangat belajar mahasiswa agar

menjadi anak yang gemar belajar. Mahasiswa pun giat belajar untuk

memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya

terhadap sesuatu.

e. Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar

Mahasiswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu

yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa

belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak

hanya kini, tetapi juga di hari mendatang.

11
7. Bentuk Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam

rangka mengarahkan belajar mahasiswa di kelas, sebagai berikut11:

a. Memberi Angka

Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan

rangsangan kepada mahasiswa untuk mempertahankan atau bahkan

lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.

Namun, dosen harus menyadari bahwa angka/nilai bukanlah

merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna,

karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan. Hadiah yang diberikan kerpada orang lain bisa berupa

apa saja, tergantung dari keinginan pemberi atau bisa juga

disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang.

c. Kompetisi

Kompetisi atau persaingan dapat digunakan sebagai alat

motivasiuntuk mendorong mahasiswa agar bergairah dalam belajar.

Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok

diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk

menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif.

12
d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran mahasiswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga

bekerja keras. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga

untuk mencapai prestasi yang baik.

e. Memberi Evaluasi

Evaluasi bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Mahasiswa

biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk

menghadapi evaluasi.

f. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.

Dengan mengetahui hasil, mahasiswa terdorong untuk belajar lebih

giat.

g. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan

sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang

positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

h. Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila

dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang

baik dan efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila

dilakukan dengan pendekatan edukatif, yaitu hukuman yang

13
mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan

mahasiswa yang dianggap salah.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan

dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti

pada diri mahasiswa itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga hasilnya akan lebih baik daripada mahasiswa yang tak

berhasrat untuk belajar.

j. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang

berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu

secara konsisten dengan rasa senang.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh mahasiswa

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan sangat berguna dan

menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

14
8. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain12:

a. Cita-cita atau aspirasi

Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.

Penentuan target ini tidak sama bagi semua mahasiswa. Target ini

diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang

mengandung makna bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat

termotivasi untuk mencapai target tujuannya.

b. Kemampuan berfikir

Dalam belajar dibutuhkan kemampuan berfikir. Kemampuan

ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri

mahasiswa, misalnya kecerdasan, pengamatan, perhatian dan daya

pikir. Dengan adanya kemampuan berfikir, mahasiswa dapat

meningkatkan kualitas motivasi belajar.

c. Kondisi Fisik dan Psikologis

Kondisi mahasiswa meliputi kondisi fisik (kesehatan) dan

kondisi psikologis misalnya emosi. Kondisi ini terkadang

menganggu aktivitas mahasiswa dalam kuliah, misalnya saja

mahasiswa yang kurang sehat motivasi belajarnya akan berbeda

sewaktu dia dalam keadaan sehat. Begitu pula kondisi psikis

mahasiswa, misalnya dia sedang mengalami patah hati atau putus

dari pacarnya, hal ini akan berdampak buruk bagi mahasiswa yang

tidak bisa menempatkan/mengendalikan emosinya secara baik. Dia

15
malahan banyak murung daripada mengerjakan berbagai tugas-tugas

perkuliahan.

d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan mahasiswa meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan tempat tinggal, lingkungan kampus dan lingkungan

masyarakat. Keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran

dapat berasal dari diri sendiri dan lingkungan. Oleh karena itu faktor

lingkungan dapat mempengaruhi mahasiswa dalam keberhasilan

pembelajaran.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang

kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali

khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi

mahasiswa, gairah belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.

f. Cara Dosen Mengajar

Cara yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang dosen

mempersiapkan diri sebelum mengajar, ketepatan waktu, materi

yang disampaikan, keakraban dengan mahasiswa, dan sejenisnya.

Dengan hal tersebut mahasiswa semakin semangat untuk untuk

belajar.

16
B. Prokrasinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi berasal dari kata “Procrastinate” yang berarti

menunda untuk melakukan sampai waktu atau hari lainnya. Prokrastinasi

merupakan tindakan penundaan secara sukarela yang dilakukan

seseorang terhadap pekerjaan atau tugas meskipun secara sadar ia tahu

bahwa dalam kegiatan penundaan yang dilakukan memiliki dampak

buruk di masa datang. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku

penundaan pada tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara

sadar dengan melakukan aktivitas lain sehingga menimbulkan kerugian

bagi dirinya sendiri di masa mendatang. Tugas akademik tersebut

diantaranya tugas menulis, membaca, belajar menghadapi ujian,

menghadiri pertemuan (kuliah), tugas administratif, dan kinerja akademik

secara keseluruhan.12

2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Ciri-ciri perilaku prokrastinasi akademik diantaranya sebagai

berikut12:

a. Perceved time

Mahasiswa yang cenderung melakukan prokrastinasi adalah

mahasiswa-mahasiswa yang gagal dalam deadline.

17
b. Intention-action

Perbedaan antara keinginan dan tindakan nyata terwujud pada

kegagalan mahasiswa dalam mengerjakan tugas akademik, walaupun

mahasiswa tersebut mempunyai keinginan dalam mengerjakannya.

c. Emotional distress

Adanya perasaan cemas saat melakukan tindakan

prokrastinasi.

d. Perceived ability

Walaupun prokrastinasi tidak berhubungan dengan

kemampuan kognitif mahasiswa, namun keragu-raguan terhadap

kemampuan dirinya dapat menyebabkan seseorang melakukan

prokrastinasi.

3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik

Proksastinasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu13:

a. Functional Procrastination

Functional Procrastination yaitu penundaan mengerjakan

tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi lengkap dan

akurat.

b. Dysfunctional Procrastination

Dysfunctional Procrastination yaitu penundaan yang tidak

bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah.

18
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Faktor yang melatar belakangi prokrastinasi pada mahasiswa antara

lain13:

a. Kepribadian Mahasiswa

Kepribadian adalah cara mahasiswa berinteraksi dengan

mahasiswa lain. Kepribadian meliputi negative self-image,

avoidance, perfectionism. Konsep diri yang negatif terjadi karena

citra diri yang negatif pula, sehingga menjadikan diri stress, cemas,

dan cenderung menghindari pengalaman buruk terulang kembali.

Hal ini membuat keinginan untuk mencapai kesempurnaan diikuti

dengan standar yang tinggi untuk diri sendiri, standar yang tinggi

untuk orang lain dan percaya bahwa orang lain memiliki

pengharapan kesempurnaan untuk dirinya.

b. Kompetensi Mahasiswa

Kompetensi diri adalah kemampuan atau kecakapan yang

dimiliki. Kompetensi mahasiswa meliputi rendahnya self-regulation.

Rendahnya kemampuan mahasiswa untuk mengarahkan pikiran,

perasaan, keinginan, dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu

dapat membuat kurangnya keterampilan manajemen waktu,

rendahnya keterampilan belajar, dan kurangnya pengetahuan.

c. Afeksi

Afeksi atau perasaan termasuk kebutuhan mahasiswa untuk

mendapatkan respons yang baik. Afeksi dapat meliputi kecemasan,

19
frustrasi, perasaan tertekan. Ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman, yang membuat perasaan

tertekan dapat menurunkan motivasi sehingga mengakibatkan

mahasiswa tidak mampu atau enggan melakukan sesuatu.

d. Kognitif

Kognitif merupakan semua aktivitas mental yang membuat

mahasiswa mampu menghubungkan, menilai, dan

mempertimbangkan sesuatu untuk mencapai pengetahuan. Kognitif

meliputi kekhawatiran, fear of failure, irrational beliefs. Kecemasan

atau kekhawatiran yang irasional menyebabkan ekspetasi yang tidak

tepat terhadap proses belajar mengajar, akhirnya menurunkan

kepercayaan diri untuk mengerjakan suatu tugas.

e. Learning history

Learning history atau pengalaman belajar merupakan suatu

kegiatan belajar yang pernah dilalui mahasiswa. Learning history

meliputi perilaku belajar, pengalaman belajar yang negatif.

Pengalaman belajar yang negatif membuat diri menjadi traumatic

akan suatu momen, maka kita cenderung menghindari momen

tersebut terjadi kembali.

f. Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental harus saling berkaitan, karena jiwa

dan raga mahasiswa mampu berkontribusi seimbang dan efesien.

Kesehatan fisik dan mental meliputi illness dan impairment.

20
Kesehatan fisik dan mental mempengaruhi kondisi emosional

seseorang yang dapat menyebabkan penurunan nilai diri yang

berakibat pada rendahnya motivasi diri. Dengan rendahnya motivasi

diri mahasiswa semakin tidak termotivasi untuk belajar dan dapat

menyebabkan prokrastinasi pada mahasiswa.

g. Persepsi terhadap tugas

Persepsi terhadap tugas adalah pengenalan informasi guna

memberikan pemahaman terhadap tugas yang diberikan. Tingkat

kesulitan mengerjakan tugas, beban tugas, tugas yang tidak menarik

dan tidak menyenangkan. Terkadang membuat mahasiswa sulit

memahami tujuan yang akan dicapai, dan menurunkan gairah

belajar.

5. Aspek Prokrastinasi Akademik

Beberapa aspek dalam prokrastinasi, antara lain13:

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas

Seorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang

dihadapi harus segera diselesaikan. Akan tetapi, dia menunda-nunda

untuk mulai mengerjakan atau menunda-nunda untuk menyelesaikan

sampai tuntas jika dia sudah mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang

lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam

mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan

21
waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan.

Selain itu, juga melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam

penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan

waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut

mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya

secara memadai.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan

sesuatu sesuai denganbatas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam

memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh oranglain

maupun rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin

telah merencanakan mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah

dia tentukan sendiri. Akan tetapi ketika saatnya tiba, dia tidak juga

melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga

menyebabkan keterlambatan untuk menyelesaikan tugas secara

memadai.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan

Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator

dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya. Akan tetapi,

menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas lain

yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,

22
seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton,

mengobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya sehingga

menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus

diselesaikannya.

C. Penelitian Terkait

Tabel 2. 1 Penelitian Terkait

No
Judul dan Peneliti Desain Hasil
.
1 Hubungan Antara Jenis Penilitian : Hasil koefisien korelasi motivasi
Motivasi Belajar Penilitian Kuantitatif belajar dengan prokrastinasi
Dengan korelatif, pengolahan akademik sebesar -0,348 (r=-
Prokrastinasi data lebih berfokus 0,348) dengan p = 0,000 (p <
Akademik Saat pada data numerik 0.050) yang artinya terdapat
Pembelajaran Jarak dan analisis data hubungan signifikan antara
Jauh menggunakan motivasi belajar dan prokrastinasi
analisis statistik akademik. Sehingga dapat
Dinda Miranti diketahui bahwa motivasi belajar
Putri, Damajanti Sampel yang dengan prokrastinasi akademik
Kusuma Dewi digunakan adalah memiliki korelasi yang tergolong
seluruh siswa kelas lemah. Hal ini berarti hasil
X dengan jumlah penelitian ini mendapatkan
sebanyak 190 siswa hubungan yang tidak searah
yang bersekolah di sehingga dapat diartikan bahwa
salah satu SMA di semakin tinggi motivasi belajar
daerah Jawa Timur. siswa maka tingkat prokrastinasi
akademik siswa akan cenderung
rendah.

2 Hubungan Antara Jenis penelitian : Hasil Penelitian: Hasil analisis


Motivasi Belajar Penelitian data menunjukkan nilai p = 0,005
Dengan Kuantitatif, (p < 0,05) artinya “ada hubungan
Prokrastinasi Pengambilan data: antara motivasi belajar dengan
Akademik dua skala yaitu skalaprokrastinasi akademik pada
Mahasiswa motivasi belajar dan mahasiswa fakultas psikologi
Fakultas Psikologi skala prokrastinasi UIN Maulana Malik Ibrahim
Uin Maulana Malik akademik. Malang”. Nilai korelasi rxy =
Ibrahim Malang -,269 maka diketahui Motivasi
Sampel sebanyak belajar memiliki koefisien

23
Yadis Putra 108 mahasiswa determinan 0,072 artinya ada
Ardiansyah diambil dengan sumbangsih 7,2% terhadap
teknik accidental prokrastinasi akademik
sampling. Data yang mahasiswa, sedangkan 92,8%
diperoleh dilakukan lainnya karena faktor dari luar
analisis korelasi motivasi belajar.
product moment.
3 Hubungan Jenis Penelitian: Hasil Penelitian: Hasil analisis
Motivasi Belajar kuantitatif desain data menunjukkan bahwa nilai
Dan Prokrastinasi korelasional korelasi antara motivasi belajar
Pada Siswa Kelas dengan prokrastinasi akademik
VIII Smpn 2 Sampel sebanyak 56 yaitu sebesar 0,348 artinya bahwa
Kadungora orang diambil terdapat hubungan signifikan
Kabupaten Garut dengan antara prokrastinasi akademik dan
menggunakan teknik motivasi belajar siswa kelas VIII
Eros Sundaroh, purposive sampling. SMPN 2 Kadungora Kabupaten
Teti Sobari, dan Analisis data Garut. Hal tersebut menunjukan
Rima Irmayanti korelasi product bahwa jika motivasi belajar siswa
moment berdasarkan tinggi maka perilaku prokrastinasi
data angket dengan akademik siswa akan cenderung
skala motivasi rendah.
belajar dan
kemandirian belajar
siswa.

D. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Dinda Miranti Putri dan Damajanti

Kusuma Dewi jenis penilitian Kuantitatif Korelatif dengan pengolahan data

yang lebih berfokus pada data numerik dan analisis data menggunakan

analisis statistic. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pearson product

moment dengan tujuan mengetahui hubungan antara variabel motivasi belajar

dengan variabel prokrastinasi akademik menggunakan bantuan program

SPSS 25.0 for windows. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas

X dengan jumlah sebanyak 190 siswa yang bersekolah di salah satu SMA di

daerah Jawa Timur.

24
Penelitian yang dilakukan oleh Yadis Putra Ardiansyah jenis penelitian

Kuantitatif dengan pengambilan data menggunakan dua skala yaitu skala

motivasi belajar dan skala prokrastinasi akademik. Teknik accidental

sampling yang digunakan adalah 108 mahasiswa Fakultas Psikologi UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov

smirnov. Data yang diperoleh dilakukan analisis korelasi product moment.

Variabel Independen adalah motivasi belajar dan variabel dependen adalah

prokrastinasi akademik.

Penelitian yang dilakukan oleh Eros Sundaroh, Teti Sobari, dan Rima

Irmayanti jenis penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Sampel

sebanyak 52 siswa di kelas VIII SMPN 2 Kadungora Kabupaten Garut.

diambil dengan menggunakan teknik probability sampling. Analisis data

dengan korelasi product moment berdasarkan data angket dengan skala

motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa. Variabel Independen adalah

motivasi belajar dan variabel dependen adalah prokrastinasi akademik.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan

atau pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada satu waktu

dan satu kali untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Variabel

Independen adalah motivasi belajar dan variabel dependen adalah

prokrastinasi akademik. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi

lembar kuisoner motivasi belajar dan perilaku prokrastinasi akademik.

25
E. Kerangka Teori

Motivasi Prokrastinasi
Belajar Akademik

Faktor-faktor Yang Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Mempengaruhi
Motivasi: Prokrastinasi
Cita-cita atau Akademik:
aspirasi Kepribadian
Kemampuan Mahasiswa
berfikir Kompetensi Mahasiswa
Kondisi Fisik dan Afeksi
Psikologis Kognitif
Kondisi lingkungan Learning history
Unsur-unsur Kesehatan Fisik dan
dinamis dalam Mental
belajar Persepsi terhadap tugas
Cara Dosen
Mengajar

Gambar 2. Kerangka Teori12.13

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu mencari hubungan motivasi

belajar mahasiswa dengan perilaku prokrastinasi akademik selama masa

pandemi Covid-19 di STIKes St. Elisabeth Semarang

Variabel Independen Variabe Dependen

Motivasi Belajar Prokrastinasi Akademik

Kepribadian Mahasiswa, Kompetensi


Mahasiswa, Afeksi, Kognitif, Learning history,
Kesehatan Fisik dan Mental, Persepsi terhadap
tugas

Variabel Perancu

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

Ket.

: Yang diteliti

: Mempengaruhi

: Variabel Perancu
B. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atau prediksi

(perkiraan) dari rumusan masalah14

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

H0 : Tidak ada hubungan motivasi belajar terhadap perilaku prokrastinasi

akademik mahasiswa STIKes St Elisabeth Semarang

H1 : Ada hubungan motivasi belajar terhadap perilaku prokrastinasi

akademik mahasiswa STIKes St Elisabeth Semarang

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

Penelitian dilakukan dalam satu waktu untuk mencari hubungan antara kedua

variabel.15

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek dan atau objek yang akan

menjadi sasaran penelitian16. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Stikes St. Elisabeth Semarang yang berjumlah 293 mahasiswa

yang terdiri dari D3, S1 Keperawatan, Ners dan gizi.

28
2. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian yang memberikan gambaran

secara umum dari populasi17. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah teknik random sampling yang berjumlah 75

mahasiswa. Simple random sampling adalah suatu sample yang terdiri

atas sejumlah elemen yang dipilih secara acak,dimana setiap elemen atau

anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi

sampel.

a. Dengan kriteria :

1) Kriteria Inklusi :

a) Tercatat sebagai mahasiswa aktif STIKes St. Elisabeth

Semarang

b) Bersedia menjadi responden

c) Memiliki media elektronik berupa smartphone / laptop

2) Kriteria eklusi :

a) Mahasiswa yang sedang sakit

b) Mahasiswa yang cuti

Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus

menurut solvin sebagai berikut:

N
n=
1+ N (d)2

293
n=
1+293 (0,1)2

n=74,55 sampel dibulatkan menjadi75 sampel

29
Keterangan

N = ukuran sampel

n = ukuran populasi

d2 = tingkat kekeliruan peneliti pengambilan yang ditolerir adalah

10% berdasarkan kemaknaan 90%

E. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat : STIKes St.Elisabeth Semarang Jalan Kawi No. 11

Waktu :

Gambar 3. 2 Waktu Penelitian

BULAN
KEGIATAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penyusunan
Proposal
Ujian
Proposal
Revisi
Proposal
Pengurusan
Perijinan
Proses
Pengambilan
Data
Penyusunan
Laporan
Ujian
Skripsi
Revisi Hasil
Ujian
Skripsi

30
F. Variabel Dan Definisi Operasional

1. Variabel Independent

Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi

perubahan dalam variabel dependent dan mempunyai hubungan yang

positif ataupun negatif bagi variabel dependent nantinya18. Variabel

independent pada penelitian ini adalah motivasi belajar mahasiswa.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent atau sering disebut variabel terikat adalah

variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. 18

Variabel dependent pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik.

3. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
peneletian
Motivasi Dorongan untuk Lembar 1. Motivasi Ordinal
Belajar belajar pada Kuesioner belajar baik
mahasiswa Stikes St skor 65-130
Elisabeth Semarang 2. Motivasi
belajar
kurang baik
skor <65
Perilaku Perilaku mahasiswa Lembar 1. Perilaku Ordinal
Prokrastinas dalam merespon Kuesioner Prokrastinasi
i Akademik tugas akademik tinggi jika
yang dihadapi yang skor 55 - 110
melibatkan unsur 2. Perilaku
penundaan dalam Prokrastinasi
memulai ataupun sedang 111 -
menyelesaikan 166
tugas. 3. Perilaku
Prokrastinasi
rendah jika
skor 167 –
220

31
G. Alat Dan Bahan Penelitian

Peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk menilai motivasi belajar

dan perilaku prokrastinasi. Kuesioner motivasi belajar telah dilakukan uji

validitas oleh Oktaviana Maharani di Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada tahun 2013 dengan hasil uji validitas alpha 0,961. Kuesioner perilaku

prokrastinasi telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas oleh Michael Rio

Jatikusumo di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016

dengan hasil uji reabilitas dengan alpha 0,930.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner penilaian Motivasi

Belajar yang terdiri dari 26 pernyataan. Kuesioner penelitian terbagi menjadi

2 jenis pernyataan yaitu pernyataan unfavorable dan favorable. Pernyataan

pada kuesioner disusun secara acak antara pernyataan unfavorable dan

favorable guna menghindari hasil data bias.

Unfavorable : pernyataan nomor 3, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 21, 23, dan 25

Favorable : pertanyan nomor 1, 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 20, 22, 24,

dan 26

Perilaku Prokrastinasi Akademik dan 55 item pernyataan. Kuesioner

penelitian terbagi menjadi 2 jenis pernyataan yaitu pernyataan unfavorable

dan favorable. Pernyataan pada kuesioner disusun secara acak antara

pernyataan unfavorable dan favorable guna menghindari hasil data bias.

Unfavorable : pernyataan nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 11, 12, 16, 19, 20, 24, 25,

28, 31, 32, 34, 35, 38, 39, 42, 44, 47, dan 50

32
Favorable : pertanyan nomor 4, 5, 6, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 26,

27, 29, 30, 33, 36, 37, 40, 41, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53,

54, dan 55

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dari penelitian melalui beberapa tahapan

sebagai berikut:

1. Mengajukan ijin penelitian kepada Ketua STIKes St. Elisabeth Semarang

2. Menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

3. Melakukan koordinasi kontrak waktu dengan komisi tingkat untuk

dilakukannya penelitian

4. Membuat grup Whatsapps bersama dengan responden untuk

dilakukannya pertemuan melalui Google Meet

5. Menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian secara online melalui Google

Meet.

6. Memberikan informed consent kepada calon responden

7. Memberi kuesioner motivasi belajar dan perilaku prokrastinasi kepada

responden

8. Melakukan pengolahan data

33
I. Analisa Data

1. Teknik Pengelolaan Data

a. Editting

Proses pemeriksaan data, dengan pengecekan kelengkapan

data lembar yang diisi oleh responden.

b. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang

dibuat dalam bentuk angka. Pada penelitian ini kuesioner motivasi

belajar dengan nilai: motivasi belajar baik diberi kode 1, motivasi

belajar kurang baik diberi kode 0. Kuesioner pada perilaku

prokrastinasi diberikan kode yaitu perilaku prokrastinasi tinggi

diberikan kode 1, perilaku prokrastinasi sedang diberikan kode 2,

dan perilaku prokrastinasi rendah diberikan kode 3.

c. Scoring

Pemberian scoring pada penelitian diperlukan dalam

pengambilan sebuah keputusan dalam penelitian. Kuesioner motivasi

belajar terdiri dari 26 pernyataan yang terdiri dari pernyataan

favorable dan unfavourable dengan memiliki lima kemungkinan

jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan favorable

jika jawabannya Sangat Setuju (SS) diberikan skor (5), Setuju (S)

diberikan skor (4), Ragu-Ragu (RR) skor (3), Tidak Setuju (TS) skor

34
(2), dan Sangat Tidak Setuju (STS) skor (1). Pernyataan

unfavourable jika jawabannya Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor

(5), Tidak Setuju (TS) diberi skor (4), Ragu-Ragu (RR) diberi skor

(3), Setuju (S) diberi skor (2), dan Sangat Setuju (SS) diberi skor (1).

Motivasi belajar dikategorikan “baik” jika mendapat skor 65-130

dan “kurang baik” mendapat skor <65.

Kuesioner prokrastinasi akademik berisi sebanyak 55

pernyataan yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavourable

dengan memiliki empat kemungkinan jawaban yaitu Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Pernyataan positif atau favorable memiliki skor 4 untuk jawaban

(SS), skor 3 untuk jawaban (S), skor 2 untuk (TS), dan skor 1 untuk

(STS). Pernyataan yang negatif atau unfavorable memiliki skor 1

untuk jawaban (SS), skor 2 untuk jawaban (S), skor 3 untuk (TS),

dan skor 4 untuk (STS). Perilaku prokrastinasi dikategorikan

“tinggi” jika mendapat skor 55 - 110, perilaku prokrastinasi

dikategorikan “sedang” jika mendapat skor 111 - 166, dan perilaku

prokrastinasi dikategorikan “rendah” jika mendapat skor 167 – 220.

d. Entry data

Memasukan data ke dalam program dengan bantuan komputer

program SPSS 23.

35
e. Cleaning

Penelitian ini memastikan semua data telah masuk dalam

komputer dan tidak ada yang tertinggal atau tidak terolah.15

2. Analisa Univariat

Analisa Univariat penelitian diperoleh hasil berupa frekuensi tabel

pada variabel independen dan dependent. Dalam analisa ini

menghasilkan data distribusi frekuensi dan persentase yang disajikan

dalam bentuk tabel motivasi belajar dan perilaku prokrastinasi akademik

mahasiswa STIKes St. Elisabeth Semarang.

3. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat pada penelitian ini dilakukan dengan berupa data

hasil uji statistik uji Chi Square table BxK (2x3). Syarat uji Chi Square

yaitu19:

a. Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga

Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol);

b. Jumlah sel dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh

lebih dari 20%.

Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka menggunakan uji

alternatif lain yaitu uji Kolmogorof-Smirnov.

36
J. Etika Penelitian

Peneliti yang akan melakukan penelitian perlu memperhatikan etika

dalam melakukan penelitian. Etika penelitian perlu diperhatikan dalam

menghormati hak dan integritas penelitian. Etika penelitian tersebut yaitu:

1. Informed consent

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan setelah

penelitian memberikan informasi mengenai peneliti yang dilakukan

tersebut.

2. Anonymity (tanpa nama)

Anonimity adalah tindakan menjaga kerahasiaan subjek penelitian

dengan tidak mencantumkan nama pada informed consent dan kuesioner,

cukup dengan inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing

lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin bahwa informasi mengenai responden bersifat

rahasia dan tidak dibuka atau diketahui pihak lain tanpa persetujuan

responden.18

37
REFERENSI

1. Lena Renarda Ruban, M.A. Ermi Tri Sulistyowati MKS. Hubungan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa STIKes St. Elisabeth
Semarang.

2. Putri DM, Dewi DK. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan


Prokrastinasi Akademik Saat Pembelajaran Jarak Jauh. Penelit Psikol.
2021;8(8):72–82.

3. Daniel Hasibuan MT, Mendrofa HK, Silaen H, Tarihoran Y. Hubungan


Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Yang
Menjalani Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19. Indones Trust
Heal J. 2020;3(2):387–93.

4. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi KPDKRI. Himbauan kepada Pimpinan


Perguruan Tinggi untuk dapat berbagi/sharing materi pembelajaran daring
dengan membuka akses pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh
(PJJ) [Internet]. Sekretaris Jenderal Kemdikbud. 2020. Available from:
https://dikti.kemdikbud.go.id/pengumuman/himbauan-kepada-pimpinan-
perguruan-tinggi-untuk-dapat-berbagi-sharing-materi-pembelajaran-daring-
dengan-membuka-akses-pembelajaran-daring-atau-pembelajaran-jarak-jauh-
pjj/

5. Fitriyani Y, Fauzi I, Sari MZ. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada


Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19. Profesi Pendidik Dasar.
2020;7(1):121–32.

6. Suhadianto NP. Eksplorasi Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Untuk


Penanganan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. J RAP (Riset Aktual
Psikol Univ Negeri Padang). 2020;10(2):193.

7. Sitorus RMT. Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Pimpinan Terhadap


Motivasi Kerja. Scopindo Media Pustaka; 2020.

8. Agustina MT, Kurniawan DA. Motivasi Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi


Covid-19. J Psikol Perseptual. 2020;5(2):120.

9. Sugiyono. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.


J Pendidik Umpwr [Internet]. 2018;1–16. Available from:
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/34224550/Analisis_Pengaruh_Kinerja_
Guru_Terhadap_Motivasi_Belajar_Siswa-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1652795815&Signature=QuKYGTJk3-
9t8XpD4Vm9NpjaVvdua4M~wgr1Cf4pKSV0gTtdcQmEvz9M92GSI91aCw
JmSbHChS8c22sU0qsYwPD7fWP9t
10. Arianti. Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. J
Kependidikan. 2018;12:117–34.

11. Darsono MD. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang; 2000.

12. Haryanti A, Santoso R. Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Aktif


Berorganisasi. Sukma J Penelit Psikol [Internet]. 2020;1(1):41–7. Available
from: http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/3592

13. Handoyo AW, Afiati E, Khairun DY, Prabowo AS. Prokrastinasi Mahasiswa
Selama Masa Pembelajaran Daring. Pros Semin Nas Pendidik FKIP Univ
Sultan Ageng Tirtayasa [Internet]. 2020;3(1):355–61. Available from:
https://eprints.untirta.ac.id/5278/3/Artikel prokratinasi.pdf

14. Ansori M. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2. Airlangga University Press;


2020.

15. Masturoh I NAT. Metodologi Penelitian Kesehatan. J Mater Process Technol;


2018.

16. Riyanto S HA. Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian Di Bidang


Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen. Deepublish; 2020.

17. Syafrizal Helmi Situmorang. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan
Bisnis. USUpress; 2010.

18. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta; Penerbit
Salemba; 2014.

19. Negara IC, Prabowo A. Penggunaan Uji Chi–Square untuk Mengetahui


Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Umur terhadap Pengetahuan Penasun
Mengenai HIV–AIDS di Provinsi DKI Jakarta. Pros Semin Nas Mat dan Ter
2018. 2018;1–8.

Anda mungkin juga menyukai