PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu terciptanya
homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan
menghasilkan hormon seperti: renin-angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk
aktif (vit.D).
Sindrom nefrotik (SN) adalah salah satu penyakit glomerulus yang sering ditemukan pada anak, yang
ditandai dengan proteinuria (>40 mg/m2 /jam), hipoalbumin (250 mg/dL), dan edema. 1,2 Insiden penyakit SN primer
dua kasus per tahun tiap 100.000 anak berumur kurang dari 16 tahun. Insiden di Indonesia diperkirakan enam kasus per
tahun tiap 100.000 anak kurang dari 14 tahun. Sindrom nefrotik lebih banyak diderita oleh anak laki-laki daripada anak
perempuan dengan perbandingan 2:1. Diagnosis SN ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang seringkali ditandai
dengan edema yang timbul pertamakali pada daerah sekitar mata dan ekstremitas bagian bawah. Tekanan darah
meningkat pada 25% anak, diare akibat edema intestinal dan distres pernafasan akibat edema pulmonal atau efusi
pleura dapat di temukan. Pada kasus tertentu dapat disertai hipertensi dan hematuria.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan
Sindrom Nefrotik Akut mulai dari pengkajian hingga intervensi dan pathway untuk mengerti alurnya jalan suatu
penyakit Sindrom Nefrotik Akut.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menganalisa asuhan keperawatan pada gangguan system tubuh anak khususnya
sindrom nefrotik akut
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus dari aspek etik dan legalitas system tubuh anak khususnya
sindrom nefrotik akut
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan etiologi dari sindrom nefrotik akut
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan gejala terjadinya sindrom nefrotikakut
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan penatalaksanaan dari sindrom nefrotik akut
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perjalanan terjadinya sindrom nefrotik akut
C. Manfaat
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada dunia kesehatan khususnya ilmu keperawatan, mengenai
asuhan keperawatan pasien Sindrom Nefrotik Akut.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai Sindrom Nefrotik Akut tentang tanda
dan gejala timbulnya penyakit tersebut.
3. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi di institusi
BAB III
A. Pengkajian
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat dengan diagnosis medis Sindrom Nefrotik dan bronkiolitis. Alasan ibu
membawa anak ke poli anak adalah anak mengalami bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan kakinya. Hasil
pemeriksaan fisik: Terdapat edema pada palpebra, tungkai bawah (pitting edema +2) dan edema skrotum., frekuensi nadi 94
x/menit, suhu 37ºC, RR 35 x/menit. .
1. Identitas
a. Nama Anak : Ricky Demas Prihardian
b. Alamat : perumahan candi rejo salatiga no 234,Sidorejo
c. Nomor telepon : 089669143644
d. Tempat/tanggal lahir :Salatiga, 5 Juni 2006
e. Suku : Jawa
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara 8 Januari 2020
i. Pemberi informasi : Orang tua (ibu)
j. Penanggung jawab : Ny. S (Orang tua)
k. Diagnose medis : SNA
l. Pengasuh utama : Ny. S (Orang tua)
Catatan:
a. Informasi tambahan yang tepat untuk remaja yang lebih besar dapat mencangkup pekerjaan, alamat sementara
dan alamat tepat.
b. Pemberi informasi mencangkup orang tua dan anak serta orang lain yang mungkin menjadi pengasuh utama,
seperti kakek/nenek.
Operasi yang pernah dilakukan : Ibu Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah melakukan operasi
sebelumnya.
Alergi : Ibu Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
Imunisasi : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mendapatkan imunisasi terakhir
pada usia 24 bulan yaitu imunisasi campak
Kebiasaan buruk : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya jarang mau mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan,dan keadaan rumah nya agak sedikit
kotor.
Pola perilaku
a) Mennggigitkuku :ya/tidak*
b) Menghisap ibu jari :ya/tidak*
c) Pika:ya/tidak*
d) Ritualseperti“selimutpengaman” :……
…………………
e) Gerakantidakumum(membenturkankepala,memanjat): : ya/tidak
f) Tempertantrum :ya/tidak
Obat-obatan : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengkonsumsi obat apapun untuk mengurangi
sakitnya
Genogram :
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Penjelasan :
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Klien saat ini berusia 14 tahun dan mempunyai seorang kakak laki-
laki. Klien diasuh oleh kedua orang tua nya dan tinggal serumah dengan kedua orang tua dan seorang kakak laki-laki.
Tindakan/ terapi yang sudah diberikan : Selama di IGD pasien diberikan tindakan pemasangan
oksigenasi nasal kanul dan dilakukan pemeriksaan fisik head to toe
Keluhan utama: Ibu pasien mengatakan pasien mengalami adanya bengkak di seluruh bagian mata, tangan
dan kaki nya.
Keluhan penyerta : Ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan selain adanya bengkak pada pasien
Sebelum di RS :
A (Antropometri)
BB : 35 kg
TB : 130 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (130-100) – 10% (130-100)
: 35-3±35+3
: 32 ± 38 kg
BBN : BBI ± (10% x BBI)
: = 37 kg / 1,3 m
= 28.4615385
A (Antropometri ) :
a. Berat badan : 37kg
b. Tinggi badan : 130 cm
c. Berat badan ideal :(TB–100)±10%(tb-100)
=(130cm–100)±10%(tb-100)
= (37 - 3) s/d (37 + 3)
= 34 kg s/d 40kg
d. BMI (Body Mess Index) :BB (kg) / TB (m)
= 37 kg / 1,3 m
= 28.4615385 (normal)
e. Lingkar pergelangan tangan : 16 cm
f. Lingkar lengan atas : 28 cm
b. Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 2x sehari Padat Kuning Bau khas Pasien
sakit kecoklatan mengatakan
tidak ada
keluhan
ketika BAB
Saat sakit 2x sehari Padat Kuning Bau khas Pasien
kecoklatan mengatakan
tidak ada
keluhan
ketika BAB
c. Eliminasi Urine
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum sakit 6-7x sehari Kuning jernih Bau khasPasien
mengataka
n tidak ada
keluhan
ketika
berkemih
Saat sakit 4 x/hari Warna urin Bau urin Pasien
kuning gelap menyeng mengatakan
at tidak ada
keluhan
ketika
berkemih
d. Aktivitas
Aktivitas Keterangan Sebelum Selama di
masuk RS RS
Mandi Dapat mengerjakan sendiri
Pada bagian tertentu di bantu
Memerlukan bantuan
Berpakaian Seluruhnya tanpa dibantu
Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan
Pergi ke toilet Dapat mengerjakan sendiri
Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ke toilet
Berjalan dan Tanpa bantuan
Dengan bantuan
berpindah
Tidak dapat melakukan sendiri
BAB dan Dapat mengontrol
Kadang-kandang ngompol
BAK
Seluruhnya dibantu
Makan Tanpa bantuan
Dapat makan sendiri kecuali hal-
hal tertentu
Seluruhnya di bantu
Keterangan A F
Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah dan fungsi lainnya
e. Tidur
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan, dalam sehari pasien tidur selama 10 jam
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan, dalam sehari pasien tidur selama 4-6 jam
f. Seksualitas
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan tidak ada gangguan seksualitas
Selama berada di RS : keluarga pasien mengatakan tidak ada gangguan seksualitas
g. Interaksi Sosial
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan dapat berinteraksi dengan
baik di lingkungannya
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan dapat berinteraksi dengan
baik di lingkungannya
h. Pencegahan Masalah Kesehatan
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan pernah memeriksakan kesehatan tetapi tidak rutin.
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan : pasien mengatakan pernah mendapat informasi mengenai
pencegahan masalah kesehatan
i. Promosi Kesehatan
Sebelum masuk RS : keluarga Pasien mengatakan, pasien belum pernah mendapatkan promosi kesehatan
sebelumya.
Selama masuk RS: keluarga pasien dan pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mendapatkan Pendidikan
kesehatan tentang sindrom nefrotik sebelumnya.
j. Psikososial dan Konsep diri
Sebelum masuk RS : Tidak terkaji
Selama berada di RS:
1. Citra Tubuh
2. Ideal Diri
3. Harga Diri
4. Peran Diri
5. Identitas Diri
VIII. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Pasien tampak bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan kaki
Kesadaran : compos mentis
Antropometri :
BB : 35 kg
TB : 130 cm
a. BBI ::(TB–100)±10%(tb-100)
=(130cm–100)±10%(tb-100)
= (35 - 3) s/d (35 + 3)
= 32 kg s/d 38 kg
b. BMI (Body Mess Index) :BB (kg) / TB (m)
= 35 kg / 1,3 m
= 26,9230769231
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 37oC
8) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis di intracosta 5 anterior aksila sinistra
Perkusi :
1. Batas trikuspidalis : intracosta 3 mid clavikula dextra : sonor
2. Batas aorta : intracosta 3 mid clavikula sinistra : sonor
3. Batas mitralis : intracosta 4 mid clavikula sinistra :sonor
4. Batas pulmonalis : intracosta 5 anterior aksila sinistra : sonor
Auskultasi :
S1 : terdengar bunyi lup diruang ICS 5 sebelah kiri
sternum
S2 : terdengar bunyi dup di ICS 2 sebelah kanan
sternum
S3 : terdengar bunyi lup dup dee ICS 5 kiri
9) Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris, tidak ada stretchmarks
Auskutasi : Bising usus normal
Palpasi : adanya pembengkakan di abdomen kuadran kiri bawah
Perkusi : timpani dan nyeri di kuadran kiri bawah
10) Ekstrimitas
Inspeksi : Jari lengkap, kulit sawo matang, tidak ada luka, adanya edema pada tangan
Palpasi : Turgor kulit tidak elastis, adanya pitting edema +2 pada tungkai bawah, adanya edema pada
tangan
Atas : Kekuatan otot kiri dan kanan 5
Bawah : Kekuatan otot kiri dan kanan 5
5 5
5 5
11) Genetalia
VIII. Terapi
Tanggal
Nama Komposisi
Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Pemberian
Obat Obat
Obat
Deuretix Furosemid Sesuai Oral Untuk Obat ini tidak 8 Januari
lasix e 40 mg dengan mengatasi boleh diberikan 2021
anjura edema akibat kepada pasien
n gangguan dengan
dokter jantung, hati, kondisi :
dan ginjal, hipersensitif
serta terhadap
hipertensi furosemide dan
sulfonamide
Infus Plasbumin 1-2 Infus Digunakan Larutan 8 Januari
Albumi 25% tpm untuk albumin tidak 2021
n membantu boleh
mengurangi dicampurkan
pembengkaka oleh protein
n dan hidrolisat atau
kekurangan larutan alkohol
kadar albumin
FORMAT ANALISIS DATA
TGL DAN DATA MASALAH ETIOLOGI
WAKTU
07 januari DS= Kelebihan Volume Cairan Gangguan Mekanisme
2020/11. 00 1.Ibu pasien mengatakan pasien Regulasi
WIB mengalami bengkak pada seluruh
bagian mata, kaki, dan tangan.
2. ibu pasien mengatakan anaknya
memiliki kebiasaan buruk tidak
mencuci tangan sebelum dan
setelah makan, dan lingkungan
sekitar rumahnya tampak kotor.
DO=
1.terdapat edema palbera
2.edema pada tungkai bawah
(pitting edema +2)
3.edema skrotum
4.terdapat suara tambahan
whezzing pada paru-paru
TTV :
1. Nadi : 94x/menit
2. Suhu : 370C
3. RR : 35X/menit
4. TD : 110/mmhg
07 januari DS :
2020/11. 00 Ibu pasien mengatakn pasien Ketidakefektifan bersihan Mucus berlebihan
WIB sesak nafas jalan nafas
Ibu pasien mengatakan
pasien nselalu tidak tidur nyeyak
karena sesak nafas
DO :
Pasien terlihat tampak sesak
nafas
RR= 35x/menit
Sp02 = 89%
Terdapat suara tambahan
whezzing
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi ditandai dengan ibu pasien mengatakan
bahwa pasien mengalami bengkak diseluruh tubuh bagian mata, tangan, dan kakinya,pasien juga memiliki kebiasaan buruk
yaitu dia sulit untuk melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudaah makan, dan lingkungan sekitar rumah pasie
tampak kotor.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dibuktikan dengan mucus berlebihan dibuktikan dengan adanya suara
tambahan wheezing pada paru, dan RR 35x/menit.
TJXJHDOATGL/WAKTU N NOC NIC RASIONALISASI
O
DP
8 Januari 2021, 1 Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam 1. Manajemen Cairan 1. Manajemen Cairan
08.00 WIB
diharapkan masalah keperawatan kelebihan (4120) (4120)
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil: Mandiri Mandiri
Domain: Kesehatan Fisiologis (II) a. Timbang berat a. Untuk mengetahui
Kelas: Cairan dan Elektrolit (G) badan setiap hari berat badan dan status
Outcome: Keseimbangan Cairan (0601) dan monitor status kesehatan pasien
Indikator A T Keterangan pasien apakah sudah lebih
Keseimbangan 3 5 1: Sangat b. Jaga intake/asupan membaik atau belum
intake dan terganggu yang akurat dan b. Pembatasan intake
output dalam 2: Banyak catat output pasien oral perlu dijaga
24 jam terganggu Monitor supaya anak tidak
3: Cukup a. Monitor tanda-tanda memakan yang
terganggu berlebihan
vital pasientekanan darah
4: Sedikit Monitor
SPO2 setiap pukul
terganggu
(04.00WIB, 11.00 WIB, a. Untuk mengetahui
5: Tidak status perkembangan tanda –
18.00 WIB (8 jam)
terganggu
Berat badan 3 5 1: > 40 kg b. Monitor indikasi tanda vital yang di alami oleh
stabil 2 :34-39 kg kelebihan cairan/retensi pasien
3: 28-33 kg misalnya edema dan asites b. Untuk mengetahui
4:23-28 kg c. Monitor perubahan apakah pasien mengalami
5: 17-22 kg berat banda pasien sebelum kelebihan cairan / retensi
dan setelah dialisis misalnya edema
d. Monitor hasil c. Untuk mengetahui
Edema perifer 3 5 1 : 4+
laboratorium yang relevan perubahan berat badan pasien
(8mm)
dengan keseimbangan sebelum dan setelah dialisis
2 : 3+
cairan (albumin dan protein) d. Monitor hasil
(6mm)
e. Kaji perubahan laboratorium dapat
3 : 2+
edema : pantau edema diketahui hasil
(4mm)
sekitar mata, tangan,tungkai laboratorium albumin
4 : 1+
bawah, lengan dan skrotum dan protein apakah
(2mm)
Kolaborasi masih kelebihan atau
5 : tidak
a. Berikan diuretik Lasix tidak
terdapat
(1x sehari 40 melalui e. Untuk mnegkaji edema
pitting
IV/IM) : 16.00 WIB apakah berkurang atau
edema
Denyut nadi 4 5 1: Sangat setiap hari tidak
radial Terganggu b. Beri terapi IV Kolaborasi
2 : Banyak albumin (20%) 1- 2 a. Pemberian obat Lasix
terganggu tpm 100cc deapat mengurangi
3 : Cukup c. Berikan obat ACE kelebihan cairan
terganggu inhibitor b. Pemberian terapi IV
4: d. Konsultasikan albumin untuk
Sedikikt dengan dokter jika menggantikan albumin
Terganggu tanda-tanda dan yang kurang dalam
5 : Tidak gejala kelebihan darah
terganggu volume cairan c. Pemberian obat ACE
menetap atau inhibitor dapat
Domain : Kesehatan Fisiologi (II) memburuk. mengurangi
Kelas : Eliminasi (F) Edukasi proteinuria
Outcomes : Fungsi Ginjal Dukung pasien dan d. Agar pasien dan
Indikator A T Keterangan keluarga untuk keluarga dapat
Peningkatan 2 4 1 : Berat
membantu dalam mengkonsultasikan ke
protein urin 2 : cukup
pemberian makanan dokter jika keadaan
berat
dengan baik misalnya pasien kembali
3 : sedang
makan makanan yang memburuk
4 : ringan
rendah lemak dan garam Edukasi
5 : tidak
Agar keluarga pasien
ada mengetahui makanan apa
saja yang boleh di
konsumsi oleh pasien
2. Pengaturan Posisi
(0840)
Mandiri
a. Sokong bagian tubuh
yang oedeme
(menempatkan bantal
dibawah lengan atau 2. Pengaturan Posisi (0840
bawah skrotum) Mandiri
Monitor a. Pemberian bantal
- dapat mengurangi
Kolaborasi penumpukan cairan di
- lengan dan skrotum
Edukasi Monitor
a.Dorong pasien untuk Kolaborasi
terlibat dalam Edukasi
perubahan posisi a. Dengan mendorong
b. Ajarkan pasien untuk pasien untuk
mengatur posisi melakukan perubahan
trendelenburg(posisi posisi dapat mencegah
kaki lebih tinggi dari edema di bagian
pada kepala). tertentu dan tidak
terjadi dekubitus
Manajemen jalan nafas b. Untuk mengurangi
(3140) tingkat keparahan
Observasi : pada edema
a) Monitor status
pernafasan dan oksigenasi,
sebagaimana mestinya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi :
Mandiri :
3x24 jam kelebihan volume cairan dapat teratasi a) Untuk mengetahui
a) Posisikan pasien
dengan kriteria hasil: untuk memaksimalkan status pernafasan dan
Domain : II. Kesehatanfisiologi ventilasi oksigenasi pasien
Kelas : E. Jantungparu Mandiri :
8 Januari 2021, 2
Outcome: status pernafasan (0415) b) Buang secret dengan a) Untuk membantu
08.00 WIB
Indikator A T memotivasi pasien untuk pasien melegakan
Suara melakukan batuk atau sesaknafasnya
nafas 2 5 menyedot lendir b) Untuk menghilangkan
tambahan Edukasi : sekret yang ada
Frekuensi
2 5 a) Ajarkan keluarga
pernafasan
pasien menggunakan inhaler Edukasi :
Keterangan : sesuai resep sebagaimana a) Agar keluarga pasien
Suara nafas tambahan mestinya dapat menggunakan secara
1.suara nafas tambahan wheezing Kolaborasi : mandiri
2.suara nafas tambahan wheezing cukup berat a) Kolaborasi dengan
3. suara nafas tambahan wheezing sedang fisioterapi dada
4. suara nafas tambahan wheezing normal a) Kolaborasi :
5. tidak ada suara nafas tambahan Untuk membantu
perkembangan pasien
Frekuensi pernafasan :
1.RR :36-40x/menit
2. RR :31-35x/menit
3. RR :26-30x/menit
4. RR :21-25x/menit
5. RR : 12-20x/menit
IMPLAMENTASI HARI
EVALUASI HARI 1
S:-
- Pasien tampak lemah dan berat badan pasien masih tetap sama
dengan berat badan saat lahir yaitu 2100 gram
9 Januari
Memindahkan Pasien Dari Ruang Poli Ke Ruang Rawat
2021
2 Inap Teresia Anggita
Ibu pasien menyetujui jika anaknya akan dirawat inap di rumah Putri.A.T
sakit
O : Kondisi pasien yang mengalami sesak nafas dan edema
tidak memungkinkan jika pasien tidak dirawat inap karena
pasien membutuhkan pemeriksaan dan terapi pengobatan yang
lengkap
A : Masalah belum teratasi
S:-
O : Memberikan obat diuretix Lasix 40mg 1 x/hari melalui
injeksi intravena
A : Masalah belum teratasi
Indikator Kandungan A T C Ket
Obat Furosemide 40 40 40 Injeksi intravena
Diuretix mg mg mg berhasil dilakukan
Lasix untuk
memasukkan obat
diuretix Lasix ke
tubuh pasien
sebanyak 40 mg
1x sehari
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus
terhadap protein plasma yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, dan lipiduria. Penyakit ini banyak ditemukan pada anak-anak usia 1 sampai 5 tahun
dankecenderungan menyerang anak laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan anak perempuan.Bronkiolitis adalah
infeksi virus pda saluran respiratori dan terjadinya obstruksi respiratori akibat pembengkakan pada bronkiolus
yang berkaliber kecil dan mengakibatkan timbulnya aliran ekspirasi yang inadekuat.
B. Saran
Apabila terdapat gejala-gejala pada anak, anak segera diperiksakan ke petugas-petugas kesehatan terdekat
untuk mengetahui apakah anak menderita sindrom nefrotik atau bronkiolitiss dan mendapat pertolongan secara dini.
DAFTAR PUSTAKA
Speer KM. Rencana asuhan keperawatan pediatrik dengan clinical pathways. Ed ke 11. Jakarta: Buku Kedpkteran
EGC;2002
Baradero M. Klien gangguan ginjal: Seri asuhan keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2005