Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

SINDROME NEFROTIK AKUT

TERESIA ANGGITA PUTRI.A.T (201811056)

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETHSEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu terciptanya
homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan
menghasilkan hormon seperti: renin-angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk
aktif (vit.D).
Sindrom nefrotik (SN) adalah salah satu penyakit glomerulus yang sering ditemukan pada anak, yang
ditandai dengan proteinuria (>40 mg/m2 /jam), hipoalbumin (250 mg/dL), dan edema. 1,2 Insiden penyakit SN primer
dua kasus per tahun tiap 100.000 anak berumur kurang dari 16 tahun. Insiden di Indonesia diperkirakan enam kasus per
tahun tiap 100.000 anak kurang dari 14 tahun. Sindrom nefrotik lebih banyak diderita oleh anak laki-laki daripada anak
perempuan dengan perbandingan 2:1. Diagnosis SN ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang seringkali ditandai
dengan edema yang timbul pertamakali pada daerah sekitar mata dan ekstremitas bagian bawah. Tekanan darah
meningkat pada 25% anak, diare akibat edema intestinal dan distres pernafasan akibat edema pulmonal atau efusi
pleura dapat di temukan. Pada kasus tertentu dapat disertai hipertensi dan hematuria.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan
Sindrom Nefrotik Akut mulai dari pengkajian hingga intervensi dan pathway untuk mengerti alurnya jalan suatu
penyakit Sindrom Nefrotik Akut.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menganalisa asuhan keperawatan pada gangguan system tubuh anak khususnya
sindrom nefrotik akut
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus dari aspek etik dan legalitas system tubuh anak khususnya
sindrom nefrotik akut
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan etiologi dari sindrom nefrotik akut
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan gejala terjadinya sindrom nefrotikakut
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan penatalaksanaan dari sindrom nefrotik akut
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perjalanan terjadinya sindrom nefrotik akut
C. Manfaat
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada dunia kesehatan khususnya ilmu keperawatan, mengenai
asuhan keperawatan pasien Sindrom Nefrotik Akut.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai Sindrom Nefrotik Akut tentang tanda
dan gejala timbulnya penyakit tersebut.
3. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi di institusi
BAB III

PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat dengan diagnosis medis Sindrom Nefrotik dan bronkiolitis. Alasan ibu
membawa anak ke poli anak adalah anak mengalami bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan kakinya. Hasil
pemeriksaan fisik: Terdapat edema pada palpebra, tungkai bawah (pitting edema +2) dan edema skrotum., frekuensi nadi 94
x/menit, suhu 37ºC, RR 35 x/menit. .

Nama Perawat yang mengkaji : Teresia Anggita


Unit : Poli Anak
Ruang/Kamar : jerapah/ 200
Tanggal/Waktu masuk RS : 7 Januari 2021
Tanggal/Waktu pengkajian : 8 Januari 2021
Cara pengkajian : a. Autoanamnesa
b. Alloanamnesa
c. Observasi

1. Identitas
a. Nama Anak : Ricky Demas Prihardian
b. Alamat : perumahan candi rejo salatiga no 234,Sidorejo
c. Nomor telepon : 089669143644
d. Tempat/tanggal lahir :Salatiga, 5 Juni 2006
e. Suku : Jawa
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara 8 Januari 2020
i. Pemberi informasi : Orang tua (ibu)
j. Penanggung jawab : Ny. S (Orang tua)
k. Diagnose medis : SNA
l. Pengasuh utama : Ny. S (Orang tua)
Catatan:
a. Informasi tambahan yang tepat untuk remaja yang lebih besar dapat mencangkup pekerjaan, alamat sementara
dan alamat tepat.
b. Pemberi informasi mencangkup orang tua dan anak serta orang lain yang mungkin menjadi pengasuh utama,
seperti kakek/nenek.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


a. Keluahan Utama (KU)
Mengalami bengkak diseluruh bagian mata, tangan dan kakinya.
b. Keluhan Penyerta
Terdapat edema pada palpebra, tungkai bawah (pitting edema +2) dan edema skrotum.
3. Riwayat masa lalu
Tidak ada
Riwayat masa lalu (RM): untuk mendapatkan profil penyakit, cidera atau operasi yang dialami individu
sebelumnya, pentingnya riwayat perinatal tergantung dari usia anak. Makin muda usia, makin penting riwayat
perinatal.

Operasi yang pernah dilakukan : Ibu Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah melakukan operasi
sebelumnya.
Alergi : Ibu Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
Imunisasi : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mendapatkan imunisasi terakhir
pada usia 24 bulan yaitu imunisasi campak
Kebiasaan buruk : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya jarang mau mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan,dan keadaan rumah nya agak sedikit
kotor.

Pola perilaku
a) Mennggigitkuku :ya/tidak*
b) Menghisap ibu jari :ya/tidak*
c) Pika:ya/tidak*
d) Ritualseperti“selimutpengaman” :……
…………………
e) Gerakantidakumum(membenturkankepala,memanjat): : ya/tidak
f) Tempertantrum :ya/tidak

Obat-obatan : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengkonsumsi obat apapun untuk mengurangi
sakitnya
Genogram :

---------------------------------------------------------------------------------------------------

An. R usia = 10 tahun

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Penjelasan :
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Klien saat ini berusia 14 tahun dan mempunyai seorang kakak laki-
laki. Klien diasuh oleh kedua orang tua nya dan tinggal serumah dengan kedua orang tua dan seorang kakak laki-laki.

IV. Riwayat Keperawatan Saat Ini


Alasan masuk RS :
Alasan ibu membawa anak ke poli anak adalah anak mengalami bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan
kakinya. Hasil pemeriksaan fisik: Terdapat edema pada palpebra, tungkai bawah (pitting edema +2) dan edema
skrotum., frekuensi nadi 94 x/menit, suhu 37ºC, RR 35 x/menit ( sesak nafas)

Tindakan/ terapi yang sudah diberikan : Selama di IGD pasien diberikan tindakan pemasangan
oksigenasi nasal kanul dan dilakukan pemeriksaan fisik head to toe

Keluhan utama: Ibu pasien mengatakan pasien mengalami adanya bengkak di seluruh bagian mata, tangan
dan kaki nya.
Keluhan penyerta : Ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan selain adanya bengkak pada pasien

V. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1. BB : 35 kg
2. TB : 130 cm
3. Perkembangan Anak
1) Berat badan lahir : 2,5 kg
2) Berat badan 6 bulan : 6 kg
3) Berat badan 1 tahun : 10 kg
4) Berat badan sekarang : 35 kg(normal)
Di ukur dengan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) Anak umur 5-18 tahun
5) Gigi geligi : 20
6) Usia control kepala : 1 bulan
7) Usia duduk tanpa dukungan : 7 bulan
8) Usia berjalan : 12 bulan
9) Usia mampu mengeluarkan kata-kata sendiri : 18 bulan
10) Interaksi dengan teman sebaya : 2 tahun
11) Interaksi dengan teman dewasa : 3 tahun
12) Aktivitas bermain : 18 bulan
13) Partisipasi dalam aktivitas organisasi
olahraga, kepramukaan,dan lain sebagainya : 9 tahun
I. Kebutuhan
a. Oksigen
Sebelum masuk RS : Oksigenasi pasien terganggu dan belum terdapat alat bantu oksigen untuk pasien
Selama berada di RS : Pasien masih dalam keadaan sesak nafas di poli dan belum mendapatkan rencana terapi
tindakan apapun
a. Nutrisi
b. Cairan
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan minum air putih kurang lebih 8 gelas per hari
 IWL : (15 x berat badan) : 24 jam
: (15 x 42 kg) : 24 jam
: (480) : 24
: 26,25 cc/jam = 630 cc/24jam
 Intake cairan (24 jam)
Makan : 3 x 200 cc = 600 cc
Minum : 8 x 200 cc = 1600 cc
 Output Cairan (24 jam)
BAK : 3 x 200cc = 600 cc
BAB : 2 x 100 cc = 200 cc
IWL : 630 cc
 Balance Cairan selama 24 jam = Intake cairan – Output Cairan
= 2.200 cc – 1.430 cc
= +770 cc
Selama berada di RS : Pasien minurm air putih kurang lebih 3 gelas per hari dan diberikan infus NaCl 15 tpm
 IWL : (15 x berat badan) : 24 jam
: (15 x 36 kg) : 24 jam
: (540) : 24
: 22,5 cc/jam = 540 cc/24jam
 Intake cairan (24 jam)
Makan : 3 x 200 cc = 600 cc
Minum : 3 x 200 cc = 600 cc
Infus : 100 cc
 Output Cairan (24 jam)
BAK : 4 x 200cc = 800 cc
BAB : 2 x 100 cc = 200 cc
IWL : 540 cc/24 jam
 Balance Cairan selama 24 jam = Intake cairan – Output Cairan
= 1300 cc – 1540 cc
= +240 cc

Sebelum di RS :
A (Antropometri)
BB : 35 kg
TB : 130 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (130-100) – 10% (130-100)
: 35-3±35+3
: 32 ± 38 kg
BBN : BBI ± (10% x BBI)
: = 37 kg / 1,3 m
= 28.4615385

B (Biochemical) : tidak terkaji


C (ClinicalSign) : pasien tampak menahan sakit pada daerah tubuh yang bengkak
D (Diet) : ibu pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari dengan sayur, lauk dan
nasi
Selama berada di RS :

A (Antropometri ) :
a. Berat badan : 37kg
b. Tinggi badan : 130 cm
c. Berat badan ideal :(TB–100)±10%(tb-100)
=(130cm–100)±10%(tb-100)
= (37 - 3) s/d (37 + 3)
= 34 kg s/d 40kg
d. BMI (Body Mess Index) :BB (kg) / TB (m)
= 37 kg / 1,3 m
= 28.4615385 (normal)
e. Lingkar pergelangan tangan : 16 cm
f. Lingkar lengan atas : 28 cm

B (Biochemical ) : belum ada hasil pemeriksaan laboratorium


C (ClinicalSign) :
1. Denyut nadi pasien kurang dari 100 x/menit,
2. Pasien nampak edema pada palpebra, skrotum, pitting edema +2
D (Diet) : Ibu pasien mengatakan makan 3x sehari porsi sedang, makanan terdiri dari nasi,
lauk dan sayur

b. Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 2x sehari Padat Kuning Bau khas Pasien
sakit kecoklatan mengatakan
tidak ada
keluhan
ketika BAB
Saat sakit 2x sehari Padat Kuning Bau khas Pasien
kecoklatan mengatakan
tidak ada
keluhan
ketika BAB

c. Eliminasi Urine
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum sakit 6-7x sehari Kuning jernih Bau khasPasien
mengataka
n tidak ada
keluhan
ketika
berkemih
Saat sakit 4 x/hari Warna urin Bau urin Pasien
kuning gelap menyeng mengatakan
at tidak ada
keluhan
ketika
berkemih
d. Aktivitas
Aktivitas Keterangan Sebelum Selama di
masuk RS RS
Mandi Dapat mengerjakan sendiri 
Pada bagian tertentu di bantu 
Memerlukan bantuan
Berpakaian Seluruhnya tanpa dibantu 
Pada kondisi tertentu dibantu 
Seluruhnya memerlukan bantuan
Pergi ke toilet Dapat mengerjakan sendiri 
Memerlukan bantuan 
Tidak dapat pergi ke toilet
Berjalan dan Tanpa bantuan 
Dengan bantuan 
berpindah
Tidak dapat melakukan sendiri
BAB dan Dapat mengontrol  
Kadang-kandang ngompol
BAK
Seluruhnya dibantu
Makan Tanpa bantuan 
Dapat makan sendiri kecuali hal- 
hal tertentu
Seluruhnya di bantu
Keterangan A F

Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi

B : Mandiri untuk 5 fungsi

C : Mandiri kecuali mandi dan fungsi lain

D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain

E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toielt dan fungsi lainnya

F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah dan fungsi lainnya

G : tergantung untuk 6 fungsi

e. Tidur
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan, dalam sehari pasien tidur selama 10 jam
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan, dalam sehari pasien tidur selama 4-6 jam
f. Seksualitas
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan tidak ada gangguan seksualitas
Selama berada di RS : keluarga pasien mengatakan tidak ada gangguan seksualitas
g. Interaksi Sosial
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan dapat berinteraksi dengan
baik di lingkungannya
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan dapat berinteraksi dengan
baik di lingkungannya
h. Pencegahan Masalah Kesehatan
Sebelum masuk RS: keluarga pasien mengatakan pernah memeriksakan kesehatan tetapi tidak rutin.
Selama berada di RS: keluarga pasien mengatakan : pasien mengatakan pernah mendapat informasi mengenai
pencegahan masalah kesehatan
i. Promosi Kesehatan
Sebelum masuk RS : keluarga Pasien mengatakan, pasien belum pernah mendapatkan promosi kesehatan
sebelumya.
Selama masuk RS: keluarga pasien dan pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mendapatkan Pendidikan
kesehatan tentang sindrom nefrotik sebelumnya.
j. Psikososial dan Konsep diri
Sebelum masuk RS : Tidak terkaji
Selama berada di RS:
1. Citra Tubuh
2. Ideal Diri
3. Harga Diri
4. Peran Diri
5. Identitas Diri
VIII. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum:
Pasien tampak bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan kaki
 Kesadaran : compos mentis
 Antropometri :
BB : 35 kg
TB : 130 cm
a. BBI ::(TB–100)±10%(tb-100)
=(130cm–100)±10%(tb-100)
= (35 - 3) s/d (35 + 3)
= 32 kg s/d 38 kg
b. BMI (Body Mess Index) :BB (kg) / TB (m)
= 35 kg / 1,3 m
= 26,9230769231

TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 37oC

VI. Pemeriksaan Fisik Head to toe


1) Kepala
Inspeksi: Penyebaran rambut merata, kulit kepala tidak berketombe
Palpasi : Rambut sedikit berminyak, tidak ada benjolan di kepala
2) Mata
Inspeksi: Pupil isokor, konjungtiva anemis, edema palpebra
Palpasi : terdapat edema palpebra, tidak ada bril hematom
3) Hidung
Inspeksi: Tidak ada lesi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan di sinus
4) Mulut
Inspeksi: Mulut pasien tidak ada sariawan, mukosa bibir lembab
5) Leher
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
Tyroid.
6) Wajah
Inspeksi : raut muka menahan sakit dan muka pasien terlihat bengkak-bengkak
7) Paru
Inspeksi : Pengembangan paru seimbang, tidak menggunakan
otot bantu
Palpasi : Taktil fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : ada suara tambahan wheezing

8) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis di intracosta 5 anterior aksila sinistra
Perkusi :
1. Batas trikuspidalis : intracosta 3 mid clavikula dextra : sonor
2. Batas aorta : intracosta 3 mid clavikula sinistra : sonor
3. Batas mitralis : intracosta 4 mid clavikula sinistra :sonor
4. Batas pulmonalis : intracosta 5 anterior aksila sinistra : sonor
Auskultasi :
S1 : terdengar bunyi lup diruang ICS 5 sebelah kiri
sternum
S2 : terdengar bunyi dup di ICS 2 sebelah kanan
sternum
S3 : terdengar bunyi lup dup dee ICS 5 kiri
9) Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris, tidak ada stretchmarks
Auskutasi : Bising usus normal
Palpasi : adanya pembengkakan di abdomen kuadran kiri bawah
Perkusi : timpani dan nyeri di kuadran kiri bawah

10) Ekstrimitas
Inspeksi : Jari lengkap, kulit sawo matang, tidak ada luka, adanya edema pada tangan
Palpasi : Turgor kulit tidak elastis, adanya pitting edema +2 pada tungkai bawah, adanya edema pada
tangan
Atas : Kekuatan otot kiri dan kanan 5
Bawah : Kekuatan otot kiri dan kanan 5
5 5

5 5
11) Genetalia

Inspeksi : skrotum pasien tampak edema

Palpasi : skrotum pasien teraba terdapat edema


VII. Pemeriksaan Diagnostik

Tanggal/Ja Nama Hasil Nilai Satuan Keterangan


m pemeriksaa Normal
n
9 Januari Protein total 4,30 6,6 – 8 gr/dl Low
2021 / 14.00
Albumin 1,11 3,5 – gr/dl Low
4,5
Albumin Pos 3 Negatif - Abnormal
Urin (+++)
Kejernihan Agak Kuning - Abnormal
Urin Keruh jernih

VIII. Terapi

Tanggal
Nama Komposisi
Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Pemberian
Obat Obat
Obat
Deuretix Furosemid Sesuai Oral Untuk Obat ini tidak 8 Januari
lasix e 40 mg dengan mengatasi boleh diberikan 2021
anjura edema akibat kepada pasien
n gangguan dengan
dokter jantung, hati, kondisi :
dan ginjal, hipersensitif
serta terhadap
hipertensi furosemide dan
sulfonamide
Infus Plasbumin 1-2 Infus Digunakan Larutan 8 Januari
Albumi 25% tpm untuk albumin tidak 2021
n membantu boleh
mengurangi dicampurkan
pembengkaka oleh protein
n dan hidrolisat atau
kekurangan larutan alkohol
kadar albumin
FORMAT ANALISIS DATA
TGL DAN DATA MASALAH ETIOLOGI
WAKTU
07 januari DS= Kelebihan Volume Cairan Gangguan Mekanisme
2020/11. 00 1.Ibu pasien mengatakan pasien Regulasi
WIB mengalami bengkak pada seluruh
bagian mata, kaki, dan tangan.
2. ibu pasien mengatakan anaknya
memiliki kebiasaan buruk tidak
mencuci tangan sebelum dan
setelah makan, dan lingkungan
sekitar rumahnya tampak kotor.
DO=
1.terdapat edema palbera
2.edema pada tungkai bawah
(pitting edema +2)
3.edema skrotum
4.terdapat suara tambahan
whezzing pada paru-paru

TTV :
1. Nadi : 94x/menit
2. Suhu : 370C
3. RR : 35X/menit
4. TD : 110/mmhg

07 januari DS :
2020/11. 00  Ibu pasien mengatakn pasien Ketidakefektifan bersihan Mucus berlebihan
WIB sesak nafas jalan nafas
 Ibu pasien mengatakan
pasien nselalu tidak tidur nyeyak
karena sesak nafas
DO :
 Pasien terlihat tampak sesak
nafas
 RR= 35x/menit
 Sp02 = 89%
 Terdapat suara tambahan
whezzing

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi ditandai dengan ibu pasien mengatakan
bahwa pasien mengalami bengkak diseluruh tubuh bagian mata, tangan, dan kakinya,pasien juga memiliki kebiasaan buruk
yaitu dia sulit untuk melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudaah makan, dan lingkungan sekitar rumah pasie
tampak kotor.

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dibuktikan dengan mucus berlebihan dibuktikan dengan adanya suara
tambahan wheezing pada paru, dan RR 35x/menit.
TJXJHDOATGL/WAKTU N NOC NIC RASIONALISASI
O
DP
8 Januari 2021, 1 Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam 1. Manajemen Cairan 1. Manajemen Cairan
08.00 WIB
diharapkan masalah keperawatan kelebihan (4120) (4120)
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil: Mandiri Mandiri
Domain: Kesehatan Fisiologis (II) a. Timbang berat a. Untuk mengetahui
Kelas: Cairan dan Elektrolit (G) badan setiap hari berat badan dan status
Outcome: Keseimbangan Cairan (0601) dan monitor status kesehatan pasien
Indikator A T Keterangan pasien apakah sudah lebih
Keseimbangan 3 5 1: Sangat b. Jaga intake/asupan membaik atau belum
intake dan terganggu yang akurat dan b. Pembatasan intake
output dalam 2: Banyak catat output pasien oral perlu dijaga
24 jam terganggu Monitor supaya anak tidak
3: Cukup a. Monitor tanda-tanda memakan yang
terganggu berlebihan
vital pasientekanan darah
4: Sedikit Monitor
SPO2 setiap pukul
terganggu
(04.00WIB, 11.00 WIB, a. Untuk mengetahui
5: Tidak status perkembangan tanda –
18.00 WIB (8 jam)
terganggu
Berat badan 3 5 1: > 40 kg b. Monitor indikasi tanda vital yang di alami oleh
stabil 2 :34-39 kg kelebihan cairan/retensi pasien
3: 28-33 kg misalnya edema dan asites b. Untuk mengetahui
4:23-28 kg c. Monitor perubahan apakah pasien mengalami
5: 17-22 kg berat banda pasien sebelum kelebihan cairan / retensi
dan setelah dialisis misalnya edema
d. Monitor hasil c. Untuk mengetahui
Edema perifer 3 5 1 : 4+
laboratorium yang relevan perubahan berat badan pasien
(8mm)
dengan keseimbangan sebelum dan setelah dialisis
2 : 3+
cairan (albumin dan protein) d. Monitor hasil
(6mm)
e. Kaji perubahan laboratorium dapat
3 : 2+
edema : pantau edema diketahui hasil
(4mm)
sekitar mata, tangan,tungkai laboratorium albumin
4 : 1+
bawah, lengan dan skrotum dan protein apakah
(2mm)
Kolaborasi masih kelebihan atau
5 : tidak
a. Berikan diuretik Lasix tidak
terdapat
(1x sehari 40 melalui e. Untuk mnegkaji edema
pitting
IV/IM) : 16.00 WIB apakah berkurang atau
edema
Denyut nadi 4 5 1: Sangat setiap hari tidak
radial Terganggu b. Beri terapi IV Kolaborasi
2 : Banyak albumin (20%) 1- 2 a. Pemberian obat Lasix
terganggu tpm 100cc deapat mengurangi
3 : Cukup c. Berikan obat ACE kelebihan cairan
terganggu inhibitor b. Pemberian terapi IV
4: d. Konsultasikan albumin untuk
Sedikikt dengan dokter jika menggantikan albumin
Terganggu tanda-tanda dan yang kurang dalam
5 : Tidak gejala kelebihan darah
terganggu volume cairan c. Pemberian obat ACE
menetap atau inhibitor dapat
Domain : Kesehatan Fisiologi (II) memburuk. mengurangi
Kelas : Eliminasi (F) Edukasi proteinuria
Outcomes : Fungsi Ginjal Dukung pasien dan d. Agar pasien dan
Indikator A T Keterangan keluarga untuk keluarga dapat
Peningkatan 2 4 1 : Berat
membantu dalam mengkonsultasikan ke
protein urin 2 : cukup
pemberian makanan dokter jika keadaan
berat
dengan baik misalnya pasien kembali
3 : sedang
makan makanan yang memburuk
4 : ringan
rendah lemak dan garam Edukasi
5 : tidak
Agar keluarga pasien
ada mengetahui makanan apa
saja yang boleh di
konsumsi oleh pasien

2. Pengaturan Posisi
(0840)
Mandiri
a. Sokong bagian tubuh
yang oedeme
(menempatkan bantal
dibawah lengan atau 2. Pengaturan Posisi (0840
bawah skrotum) Mandiri
Monitor a. Pemberian bantal
- dapat mengurangi
Kolaborasi penumpukan cairan di
- lengan dan skrotum
Edukasi Monitor
a.Dorong pasien untuk Kolaborasi
terlibat dalam Edukasi
perubahan posisi a. Dengan mendorong
b. Ajarkan pasien untuk pasien untuk
mengatur posisi melakukan perubahan
trendelenburg(posisi posisi dapat mencegah
kaki lebih tinggi dari edema di bagian
pada kepala). tertentu dan tidak
terjadi dekubitus
Manajemen jalan nafas b. Untuk mengurangi
(3140) tingkat keparahan
Observasi : pada edema
a) Monitor status
pernafasan dan oksigenasi,
sebagaimana mestinya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi :
Mandiri :
3x24 jam kelebihan volume cairan dapat teratasi a) Untuk mengetahui
a) Posisikan pasien
dengan kriteria hasil: untuk memaksimalkan status pernafasan dan
Domain : II. Kesehatanfisiologi ventilasi oksigenasi pasien
Kelas : E. Jantungparu Mandiri :
8 Januari 2021, 2
Outcome: status pernafasan (0415) b) Buang secret dengan a) Untuk membantu
08.00 WIB
Indikator A T memotivasi pasien untuk pasien melegakan
Suara melakukan batuk atau sesaknafasnya
nafas 2 5 menyedot lendir b) Untuk menghilangkan
tambahan Edukasi : sekret yang ada
Frekuensi
2 5 a) Ajarkan keluarga
pernafasan
pasien menggunakan inhaler Edukasi :
Keterangan : sesuai resep sebagaimana a) Agar keluarga pasien
Suara nafas tambahan mestinya dapat menggunakan secara
1.suara nafas tambahan wheezing Kolaborasi : mandiri
2.suara nafas tambahan wheezing cukup berat a) Kolaborasi dengan
3. suara nafas tambahan wheezing sedang fisioterapi dada
4. suara nafas tambahan wheezing normal a) Kolaborasi :
5. tidak ada suara nafas tambahan Untuk membantu
perkembangan pasien
Frekuensi pernafasan :
1.RR :36-40x/menit
2. RR :31-35x/menit
3. RR :26-30x/menit
4. RR :21-25x/menit
5. RR : 12-20x/menit

IMPLAMENTASI HARI

Tanggal/ja No. Implementasi dan Respon Nama dan Tanda tangan


m Dx
8 Januari 1 Mengkaji perubahan edema : pantau edema sekitar mata, Teresia Anggita Putri.A.T
2021 ,08.00
tangan,tungkai bawah, lengan dan skrotum
WIB
R/S : -
R/O :
─ Terdapat edema pada mata
─ Terdapat edema pada tangan
─ Terdapat edema pada kaki
─ Terdapat edema pada skrotum

8 Januari 2 Memasang Oksigenasi Nasal Kanul 3 L/menit Teresia Anggita Putri.A.T


2021, 09.00 R/S : -
WIB
R/O :
Pasien mocoba menghirup oksigen yang diberikan sesuai
dengan instruksi perawat

8 Januari 3 Memonitor Tanda-tanda vital pasien Teresia Anggita Putri.A.T


2021, 10.00 S :-
WIB O : tanda-tanda vital pasien :
1. Nadi : 94x/menit
2. Suhu : 370C
3. RR : 35X/menit
4. TD : 110/mmhg

Melakukan Pengambilan Sample Darah dan Urin


9 Januari 1 Teresia Anggita Putri.A.T
RS : Pasien mengatakan sakit saat dilakukan injeksi untuk
2021 08.00 mengambil darahnya
WIB
RO :Darah berhasil didapatkan
Urin pasien didapatkan sebanyak 200ml

Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Albumin,


Protein Dan Urin)
9 Januari 2 Teresia Anggita Putri.A.T
2021 09.00 RS : Pasien diam saja
WIB
RO : Hasil akan muncul pada esok harinya
Memindahkan Pasien dari Ruang Poli ke Ruang Rawat
Inap
9 Januari 3 Teresia Anggita Putri.A.T
2021 10.00 RS : Ibu pasien mengatakan setuju kalau anaknya akan
WIB
dirawat inap di rumah sakit
RO :
─ Pasien masih membutuhkan terapi oksigenasi untuk
mengatasi sesak nafasnya
─ Pasien tidak memungkinkan untuk dibawa pulang
karena kondisi tubuh pasien yang mengalami edema

Melakukan Terapi Infus Albumin


Teresia Anggita Putri.A.T
10 Januari 1 RS : Pasien mengatakan sakit saat dilakukan injeksi
2021 08.00 RO :
WIB
─ Obat berhasil masuk ke tubuh pasien melalui injeksi
intravena (infus)
─ Cairan infus dialirkan 1-2 tpm
─ Pasien tampak kesakitan saat dilakukan injeksi

Teresia Anggita Putri.A.T


10 Januari Melakukan Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital (TTV)
2021 09.00 2
WIB
RS : Pasien mengatakan sudah lumayan bisa bernafas
dengan normal
RO :
─ TD = 120/90 mmHg
─ RR = 20 x/menit
─ HR = 87 x/menit
─ T = 36,7°C
─ SpO2 = 97%
Memberikan Injeksi Intravena (Obat Diuretix Lasix (1x
10 Januari Teresia Anggita Putri.A.T
sehari 1mg/kgBB )
2021 11.00 3
WIB RS : Pasien mengatakan sakit saat dilakukan injeksi dan saat
obat dimasukkan ke tubuh pasien.
RO :
─ Obat berhasil masuk ke tubuh pasien melalui injeksi
intravena
─ Pasien tampak kesakitan saat dilakukan injeksi dan
saat obat mulai masuk ke tubuhnya

Melakukan Pengaturan Posisi Trendelenburg (Posisi


10 Januari Teresia Anggita Putri.A.T
2021 10.00 kaki lebih tinggi dari kepala)
WIB 4 RS : Pasien mengatakan posisinya kurang nyaman dan
terganggu karena mengalmai pembengkakan pada kakinya
RO : Mengatur posisi bed pasien menjadi posisi
trendelensburg (posisi kaki lebih tinggi dari kepala)
Memberikan Injeksi Intravena (Obat Diuretix Lasix (1x
sehari 1mg/kgBB )
RS : Pasien diam saja
RO :
─ Obat berhasil masuk ke tubuh pasien melalui injeksi
intravena
10 Januari Pasien tampak kesakitan saat obat mulai masuk ke Teresia Anggita Putri.A.T
2021 12.00 3
tubuhnya
WIB

10 Januari Teresia Anggita Putri.A.T


2021 13.00 4
WIB

EVALUASI HARI 1

TGL DAN NO EVALUASI (SOAP) NAMA DAN


WAKTU DX TTD
8 Januari Mengkaji perubahan edema : pantau edema sekitar mata, Teresia Anggita
2021 tangan,tungkai bawah, lengan dan skrotum Putri.A.T

S:-

O : Pasien terdapat edema bagian mata, pitting edema +2


Bagian ekstermitas atas dan ekstermitas bawah
A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi Mengkaji perubahan edema : pantau


edema sekitar mata, tangan,tungkai bawah, lengan dan skrotum

8 Januari 2 Memasang Oksigenasi Nasal Kanul 2 L/menit Teresia Anggita


2021 Putri.A.T
S :-

O : oksigen terpasang melalui nasal kanul, ketika di auskultasi


irama nafas pasien belum teratur dan terdapat suara tambahan
wheezing.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi pemberian oksigen melalui nasal kanul 2
liter/menit
8 Januari 3 Memonitor Tanda-tanda vital pasien Teresia Anggita
S:- Putri.A.T
2021
O : Pasien sudah tampak tidak terlalu sesak nafas
A : Masalah teratasi sebagian
Indikator A T C Ket
Tekanan darah 4 5 5 120/90 mmHg
Respiration Rate 4 5 5 23 x/menit
Heart Rare 3 5 5 88 x/menit
Temperature 5 5 5 37 °C
SpO2 3 5 5 94%

P : Lanjutkan melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital 3


x/hari (05.00 , 12.00 , 18.00 WIB) untuk memantau sesak nafas
pasien
EVALUASI HARI KE II

9 Januari Teresia Anggita


Melakukan Pengambilan Sample Darah dan Urin
2021 1 S:- Putri.A.T

O : Hasil dari pemeriksaan laboratorium yaitu protein : 4,30 g/dl


, albumin : 1,11 g/dl , albumin urin : Pos 3 (+++) ,urine terdapat
hematuria, kejernihan urin : agak keruh
A : Masalah belum teratasi
Indikator A T C Ket
Protein 4,30 6,6 – 8 7 Low
(rendah)
Albumin 1,11 3,5 – 4,5 4 Low
(rendah)
Albumin Pos 3 (++ Positif Positif Abnormal
urin +)
Urine Hematuria Normal Normal Abnormal
(Tidak (Tidak
hematuria hematuria)
)
Kejerniha Agak Jernih Jernih Abnormal
n urin Keruh
P : Konsultasikan kepada dokter untuk memberikan terapi

pemberian obat untuk mengatasi hasil pemeriksaan laboratorium


yang tidak normal

- Pasien tampak lemah dan berat badan pasien masih tetap sama
dengan berat badan saat lahir yaitu 2100 gram
9 Januari
Memindahkan Pasien Dari Ruang Poli Ke Ruang Rawat
2021
2 Inap Teresia Anggita
Ibu pasien menyetujui jika anaknya akan dirawat inap di rumah Putri.A.T

sakit
O : Kondisi pasien yang mengalami sesak nafas dan edema
tidak memungkinkan jika pasien tidak dirawat inap karena
pasien membutuhkan pemeriksaan dan terapi pengobatan yang
lengkap
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan melakukan membuat rencana keperawatan dan


tindakan yang akan diberikan kepada pasien untuk mengatasi
masalah kesehatannya
EVALUASI HARI KE III Teresia Anggita
Putri.A.T
10 Januari 1 Melakukan Terapi Infus Albumin
2021
S:-
O : Memberikan terapi infus albumin injeksi intravena melalui
infus yang akan dialirkan 1-2 tpm sebanyak 100 cc/hari
A : Masalah teratasi
Indikator A T C Ket
Terapi infus Albumin 100 100 Infus albumin
albumin (20%) 1-2 cc cc dapat masuk ke
tpm 100 tubuh pasien
cc dengan lancar
melalui infus

P : Lanjutkan untuk melakukan pemberian terapi infus albumin


sesuai dengan resep dari dokter untuk mengatasi hasil
pemeriksaan laboratorium pasien yang tidak normal
10 Januari 2 Memonitortanda-tanda vital Teresia Anggita
2021 Putri.A.T
S:-
O : Pasien sudah tidak tampak sesak nafas dan sudah bisa
bernafas normal
A : Masalah teratasi
Indikator A T C Ket
Tekanan darah 4 5 5 120/90 mmHg
Respiration Rate 5 5 5 20 x/menit
Heart Rare 3 5 5 87 x/menit
Temperature 5 5 5 36,7 °C
SpO2 4 5 5 97%

P : Lanjutkan melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital 3


x/hari untuk memantau sesak nafas pasien dan konsultasikan
dengan dokter untuk melepas oksigenasi karena nafas pasien
sudah mulai normal
10 Januari 3 Memberikan Injeksi Intravena (Obat Diuretix Lasix (1x Teresia Anggita
2021 sehari 1mg/kgBB ) Putri.A.T

S:-
O : Memberikan obat diuretix Lasix 40mg 1 x/hari melalui
injeksi intravena
A : Masalah belum teratasi
Indikator Kandungan A T C Ket
Obat Furosemide 40 40 40 Injeksi intravena
Diuretix mg mg mg berhasil dilakukan
Lasix untuk
memasukkan obat
diuretix Lasix ke
tubuh pasien
sebanyak 40 mg
1x sehari

P : Lanjutkan untuk melakukan pemberian terapi obat Diuretix


Lasix melalui infus pasien sampai ada perkembangan mengenai
edema pasien

10 Januari 4 Melakukan Pengaturan Posisi Trendelenburg (Posisi kaki Teresia Anggita


2020 lebih tinggi dari kepala) Putri.A.T
S : Pasien merasa terganggu dengan keadaannya yang
mengalami pembengkakan
O : Pasien diberikan posisi Trendelenburg dengan posisi kaki
lebih tinggi dari kepala untuk memberikan posisi yang nyaman
kepada pasien karena mengalami pembengkakan pada bagian
kaki
A : Masalah belum teratasi
Indikator A T C Ket
Edema pada kaki 3 5 4 Edema belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi pemberian oksigen melalui nasal kanul


3 L/menit
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus
terhadap protein plasma yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, dan lipiduria. Penyakit ini banyak ditemukan pada anak-anak usia 1 sampai 5 tahun
dankecenderungan menyerang anak laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan anak perempuan.Bronkiolitis adalah
infeksi virus pda saluran respiratori dan terjadinya obstruksi respiratori akibat pembengkakan pada bronkiolus
yang berkaliber kecil dan mengakibatkan timbulnya aliran ekspirasi yang inadekuat.

B. Saran
Apabila terdapat gejala-gejala pada anak, anak segera diperiksakan ke petugas-petugas kesehatan terdekat
untuk mengetahui apakah anak menderita sindrom nefrotik atau bronkiolitiss dan mendapat pertolongan secara dini.

DAFTAR PUSTAKA

Speer KM. Rencana asuhan keperawatan pediatrik dengan clinical pathways. Ed ke 11. Jakarta: Buku Kedpkteran
EGC;2002
Baradero M. Klien gangguan ginjal: Seri asuhan keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2005

Anda mungkin juga menyukai