METODOLOGI EBP
A. Kerangka Konsep
Terapi Plasmaferesis
B. Sasaran, Waktu
Sasaran : pasien yang terdiagnosa Guillain Barre Syndrome di RS
Swasta X di Jakarta Selatan
Waktu : 5 kali dengan rentang waktu dua hari sekali
C. Prosedur Kerja (SOP, Instrumen atau alat yang digunakan)
No. Aspek
A Fase Pra Interaksi
1 Verifikasi data pasien
2 Alat yang digunakan :
a. Alat plasmaferesis
B Fase Orientasi
1 Memberi salam kepada klien
2 Memperkenalkan diri
3 Melakukan kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
5 Menjelaskan langkah prosedur
C Fase Kerja
1. Kalkulasi gumpalan plasma pasien
2. Ukur pra-plasmaferesis PT, PTT, dan jumlah platelet
3. Setelah selesai, ukur tingkat plasma terhadap substansi target
yang dibersihkan (misalnya: titer antibodi anti-GBM, reseptor
antibodi asetikolin, cryoglobulin)
4. Jarak pengobatan + 24 jam secara terpisah (variabel)
5. Untuk antikoagulasi heparin (pasien beresiko perdarahan
rendah): pada awalnyaheparin sebesar 50 U/kg, kemudian 1000
U/jam. Target ACT (ketika garis dasar mean nilai kontrol= 145
detik) selama prosedur + 180-220 detik. Apabila ACT <3
menit, tambahkan jumlah fusi sebesar 500 U/jam. Apabila ACT
>4 menit, hentikan infusi heparin, kemudian lanjutkan
mengukur ACT dan mulai lagi infusi heparin saat mengurangi
jumlahnya secara tepat. Hentikan infusi heparin +30 menit
sebelum mengakhiri prosedur tersebut.
6. Untuk sitrat antikoagulasi, gunakan ACD-A dengan
perbandingan 1:15 hingga 1:25 pelemahan dengan darah
7. Gunakan infusi kalsium apabila diperlukan
8. Monitor status cardiac pasien
9. Buat jadwal medikasi hanya di akhir sesi tersebut
10. Perawatan kateter secara rutin
D Fase Terminasi
1 Evaluasi perasaan pasien
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan
4 Berpamitan