Anda di halaman 1dari 4

1. Seorang wanita umur 26 tahun datang ke PMB Bidan Sobah.

Wanita tersebut
menginginkan untuk memakai alat kontrasepsi. Hasil Anamnesis : Ibu memiliki riwayat
darah tinggi dan meminum obat secara teratur. Hasil Pemeriksaan : Tekanan darah :
130/90 mmHg, N : 88 x/menit, Suhu : 36,4 C, dan kesadaran umum : baik. Sehingga ia
akhirnya memilih untuk menggunakan KB Suntik 3 bulan.
Apa pilar utama yang digunakan kasus tersebut ?
A. Prevention and treatment of STDs
B. Fertility Regulation
C. Maternal Care
D. Infant Care
E. Child Care
Jawaban : B. Fertility Regulation
Pembahasan : Karena Fertility Regulation merupakan pilar yang berperan dalam alat
kontrasepsi dimana sekitar 60 persen (22,5 juta) pasangan usia subur (PUS) di Indonesia
pada Maret 1994 telah memakai kontrasepsi. Sampai saat ini tidak ada satu pun cara KB
(kontrasepsi) tanpa kegagalan, efek samping, atau komplikasi. Dan disoal mengapa
diperbolehkan menggunakan Suntik KB, karena dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 130/90, suntik KB boleh digunakan oleh ibu dengan tekanan darah
<180/110.

Sumber : Umaroh, A. K., & Karjoso, T. K. (2021). KOMUNIKASI KESEHATAN


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
KOMPREHENSIF (Studi di Youth Center Pilar Jawa Tengah)
2. Seorang wanita berumur 45 tahun datang ke PMB Bidan Ayra ditemani oleh suaminya.
Wanita tersebut ingin berKB akan tetapi sang suami tidak mengizinkannya berKB. Hasil
anamnesis : Haid masih teratur dan berkata bahwa ingin memiliki anak lagi. Hasil
pemeriksaan : Tekanan darah : 140/90 mmHg, N : 87 x/menit, Suhu : 37 C, dan
kesadaran umum : baik.
Menurut pasal 27 ayat 1 pelayanan kesehatan seksual apa yang dapat diberikan oleh
bidan?
A. Keterampilan sosial
B. Komunikasi informasi dan edukasi
C. Konseling
D. Pengobatan
E. Perawatan

Jawaban : C. Konseling

Pembahasan : Karena umur wanita tersebut 45 tahun maka sangat rentan untuk hamil
oleh karena itu kita sebagai bidan harus melakukan konseling kepada wanita tersebut dan
suaminya dengan menjelaskan apa saja keuntungan menggunakan alat kontrasepsi, jenis-
jenis kontrasepsi dan efeksampingnya terutama kontrasepsi sederhana dengan alat seperti
kondom. Selain itu itu juga melakukan konseling mengenai bahaya apa saja yang dapat
terjadi apabila kehamilan diusia 45 tahun seperti bayi abnormal, BBLR. Dan wanita
tersebut mengalami Hipertensi tingkat I yang apabila hamil dapat menyebabkan
kerusakan organ (misalnya pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati) dan penyakit
kardiovaskular di kemudian hari.

Sumber : Lilik Indahwati, M. Keb. 2016. Kebijakan & Upaya Pemerintah Tentang
Kesehatan Reproduksi.
3. Seorang wanita berumur 34 tahun datang ke RS Hermina bersama denan suaminya.
Wanita tersebut mengatakan bahwa ia ingin menggunakan kontrasepsi MOW. Hasil
anamnesis : Telah melahirkan 1 bulan yang lalu dan anak pertama berusia 1,5 tahun,
menyusui bayinya secara ekslusif. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N
90x/menit, P 24x/menit S 36,70 C, tanda-tanda kemungkinan hamil (-), terdapat varises
di kaki.
Hak reproduksi apakah yang diambil oleh pasangan terbut ?
A. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
B. Hak untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan reproduksi.
C. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
D. Hak untuk kebebasan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya.
E. Hak atas kebebasan dan pelayanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi.

Jawaban : A. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.

Pembahasan : Setiap pasangan suami istri menurut CPD CAIRO 1994 berhak untuk
memutuskan berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. Selain itu di Indonesia ditegakkan
program Keluarga Berencana dengan slogan 2 anak cukup berdasarkan kasus diatas
pasangan tersebut telah memiliki 2 anak dan juga ini sesuai dengan keluarga berencana di
Indonesia. Pasangan tersebut memutuskan untuk melakukan MOW ditinjau dari aspek
ekonomi yang memungkinkan pasangan tersebut berkecukupan untuk membiayai 2 anak
saja.

Sumber : Prijatni, Ida, S.Pd.M.Kes dan Sri Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kes.
(2016).Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonnesia.
4. Seorang perempuan umur 22 tahun datang ke BPM untuk menunda kehamilan. Hasil
anamnesis: Telah menikah 2 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80
mmHg, N : 90 x/menit, Suhu : 36,70 C., pp tes (-). Bidan telah melakukan informed
choice kepada klien mengenai alat kontrasepsi.
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. KIE
B. Konseling
C. Informed consent
D. Pelayanan kontrasepsi
E. Memberitahu jadual kunjungan ulang
Jawaban : C. Informed Consent
Pembahasan : Definisi informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB
yang memilih kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapatkan
informasi yang lengkap melalui KIP/K. Definisi informed consent adalah persetujuan
yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dna penjelasan tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut, sehingga berdasarkan kasus tersebut
tindakan selanjutnya setelah dilaksanakan inform choice adalah melakukan inform
consent.

Sumber : Lilik Indahwati, M. Keb. 2016. Kebijakan & Upaya Pemerintah Tentang
Kesehatan Reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai