Anda di halaman 1dari 5

TUGAS : KELOMPOK I

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS III

NAMA DOSEN : Ns, Sunandar Said S.kep, M.Kes

“ TERAPI REKRASI “

Disusun Oleh :

EMI
B2 002 17 001

HAMSIA
B2 002 17 01I

S1 KEPERAWATAN
STIKES BARAMULI PINRANG
TAHUN AJARAN 2019 – 2020
TERAPI REKREASI

A. Definisi
Terapi rekreasi yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang,
dengan tujuan klien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial.
Recreational Therapy (juga dikenal sebagai TR atau Terapi Rekreasi) adalah
keperawatan medis atau modalitas medis yang menggunakan rekreasi,
pendidikan rekreasi dan berbagai sumber daya lain untuk membantu klien
mencapai fisik mereka, emosional, fisiologis dan spiritual tujuan sosial. Terapi
rekreasi adalah salah satu cara terbesar untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup dan kualitas perawatan untuk orang dengan cacat pada saat dia
sering percaya hidup mereka “sudah berakhir, karena ketidakmampuan saya’.

B. Manfaat Terapi Rekreasi


1. Meninggkatkan kesejahteraan fisik (berat menejemen, diabetes dan
hipertensi).
2. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan menggunakan berbagai modalitas
pengobatan.
3. Positif manajemen strategi untuk mengatasi prilaku yang tidak di inginkan.
4. Penurunan kecemasan.
5. Meningkatkan pengetahuan sumber daya masyarakat.
6. Penurunan isolasi sosial.
7. Meningkatkan fungsi sosial.
8. Pengembangan ketrampilan rekreasi baru.
9. Meningkatkan kemandirian dalam fungsi rekreasi.
10. Meningkatkan ekspresi kreatif.
11. Meningkatkan manajemen waktu luang.
C. Pelaksanaan Terapi
Terapi rekreasi dapat dilakuakn baik secara individual maupun dengan
berkelompok tergantung dari keadaan pasien itu sendiri, serta jumlah tenaga
medis (theraphyst) yang ada.

1. Metode
Individu :
a) Klien dapat mengungkapkan perasaannya tanpa dalam keadaan
tertekan dan dalam keadaan rileks.
b) Mendapatkan lebih banyak informasi sekaligus mempermudah dalam
melakukan evaluasi.
c) Bagi klien yang cenderung tidak berani mengungkapkan perasaannya,
dapat mengungkapkan perasaaan lebih dalam tentang apa yang
dirasakan.
d) Klien mampu meningkatkan menejement waktu luang.
e) Klien memiliki pengembangan ktrampilan rekreasi baru.

Kelompok :
a) Klien dapat bersosialisasi dengan rekan – rekan lainnya dalam
kelompok tersebut.
b) Klien dapat belajar terbuka terhadap orang lain mengenai perasaan
serta masalah yang dihadapinya.
c) Klien dapat bertukar pikiran dan saling mengisi dengan rekan –
rekan satu kelompok yang lainnya serta belajar untuk menemukan
problem solving dari perasaan yang dirasakan oleh klien.
d) Klien tidak merasa mengalami penurunan isolasi sosial.
e) Klien dapat meningkatkan fungsi sosial dalam bermasyarakat.
2. Waktu
Terapi rekreasi dilakukan antara 1 sampai 2 jam setiap session baik
individu maupun kelompok setiap hari, 2 kali atau 3 kali seminggu
tergantung kesiapan pasien, tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas
dan sebagainya. Ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1 jam untuk berdiskusi
dan saling bertukar pendapat dengan therapist ataupun rekan pasien
lainnya dan 1 jam untuk melakukan evaluasi hasil diskusi. Dalam evaluasi
ini dibicarakan mengenai pelaksanaan pelaksanaan tersebut, antara lain
kesulitan yang dihadapi oleh pasien , problem solving yang ditemukan
baik untuk rekan pasien maupun dari petugas medis (therapist), perasaan
yang dirasakan oleh klien setelah dilakukan tindakan tersebut.
3. Media
Dalam pelaksanaan dari terapi rekreasi ini merupakan suatu hal
yang sangat diperhitungkan, karena keberhasilan dari terapi ini sangat
tergantung dari media yang digunakan.
a. Tempat
Beberapa orang mengemukakan ruang yang cukup tenang
dengan udara yang sejuk, taman, alam bebas seperti: pegunungan dan
danau merupakan tempat yang cukup baik untuk digunakan sebagai
sarana terapi rekreasi. Dimana dalam tempat ini pasien dapat merasa
nyaman serta relaks sehingg pasien mampu mengungkapkan
perasaannya tanpa harus merasa tertekan.
Pada keadaan tertentu pada terapi rekreasi yang dilakukan
dalam ruangan, harus ditambahkan penggunaan media lain seperti
suara music dapat meningkatkan rasa nyaman pasien.
Bila terapi ini dilakukan didalam ruangan sifatnya berkelompok
akan lebih efektif jika terdiri dari 4 sampai 6 orang pada pasien yang
mengalami KIS. Jumlah ini relative efektif bagi therapist serta pasien
dalam pelaksanaan terapi.
b. Music
Music merupakan salah satu media rekreasi juga dapat
ditambahkan saat melakukan terapi . keberadaan music juga dapat
membuat pasien merasa lebih tenang dan nyaman. Pada
perkembangan terapannya , terapi music juga sempat disebut sebagai
terafi alternative karena digunakan bila penanganan medis lain sudah
dianggap sudah tidak memadai lagi. Misalnya dalam kasus autism dan
katatonia(kekakuan sekujur badan disebabkan gangguan psikologis),
ketika kemampuan verbal menjadi hilang, terapi music diharapkan
dapat memberikan sumbangan yang lebih bemanfaat.
Music mampu menghadirkan rasa emosi tertentu, bahkan
respon fisik. Untuk pasie-pasien jiwa, music dapat membantu mereka
untuk berkumpul dan bersam sebagai keluarga dan mengingatkan
mereka pada saat membahagiakan yang pernah terjadi pada diri
mereka sehingga pasien lebih tenang menghadapi masalahnya.

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa efek biologis


dari suara dan music dapat mengakibatkan:
1) Energy otot akan meningkat atau menurun terkait dengan
stimulasi irama.
2) Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
3) Membuat tubuh dan pikiran terasa rileks. Tubuh dan pikiran yang
rileks akan meningkkatkan kempuan penyembuhan diri secara
alami. Terapi music ini nsangat cocok untuk pasien yang sedang
dalam masa penyembuhan.
4) Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah,
fungsi endokrin
5) Berkurangnya stimulus sensori dalam berbagai tahapan.
6) Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot
meningkat.
7) Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
8) Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa
proses enzim

Anda mungkin juga menyukai