Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI SENI LITERATUR DALAM KONSELING

Medeline Ruth

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

medelineruth@gmail.com

Abstrak: masalah atau stress individu telah ditolong lewat selektivitas atau secara sistematis
adalah menulis atau membaca. Studi sudah memperlihatkan bahwa menulis tentang diri sendiri
dan pengalaman pribadi dapat meningkatkan ganguan suasana hati, mengurangi simptons
diantara pasien kanker, meningkatkan kesehatan seseorang setelah serangan jantung,
mengurangi kunjungan dokter, dan dorongan ingatan .pengunaan terapeutik literatur berupa
alat-alat penyembuhan dalam konseling seperti biblotherapy, biblicounseling, terapi puisi, dan
scriptotherapy adalah yang paling umum untuk mendekripsikan penggunaan penulisan berupa
kata dan proses terapeutik. Penulis akan memfokuskan kepada aplikasi scriptoterapy dan
biblotheraphy. Terbukti pengapliasian literatur Dalam eksperimen Lestideau dan Lavalee,
partisipan ditugaskan untuk menulis ekpresif dengan mengeksplor pikiran dan perasaan tentang
stressor satu sama lain atau menulis dengan penuh rencana dalam mengatasi stressor dan
divertivikasi bahwa hanya tulisan yang penuh rencana menghasilkan manfaat kesehatan. Alat-
alat penyembuhan dalam konseling seperti biblotherapy telah menunjukan lebih efektif ketika
dimanfaatkan dengan arahan ahli perpustakaan daripada staff volunteer atau seseorang yang
tidak memiliki pemahaman mengenai kerja perpustakaan dan paling menolong ketika semua
penyedia layanan kesehatan mental, termasuk staf klinik, berkeja sama untuk membuat sebuah
progam sukses.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah atau stress individu telah ditolong lewat selektivitas atau secara sistematis adalah
menulis atau membaca. Studi telah memperlihatkan bahwa menulis tentang diri sendiri dan
pengalaman pribadi dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi simtons diantara pasien
kanker, meningkatkan kesehatan seseorang setelah seranagan jantung, mengurangi
kunjungan dokter, dan dorongan ingatan. Banyak hal, terutama di pengaturan formal, orang-
orang membutuhkkan arahan dari konselor tetang bagaimana untuk menulis dan membaca.
Hasilnya dimanefastikan di pembentukan jiwa yang hancur dan membangun kembali harapan
dan kepenuhan. Koneksi antara kesehatan, penyembuhan, dan literature adalah signfikan.
Tidak hanya dokter, tetapi “dramatis, puisi, novel-novel, diary lewat abad-abad juga
membuat hubungan antara emosi, penyingkapan, dna kesehatan.Hal ini juga dirasakan
penulis, dimana penulis terinspirasi dari buku-buku seperti bibloteraphy yaitu penulis telah
membaca buku chiken soup for the soul yang berisikan cerita-cerita berharga dan bernilai,
baik dalam bahasa inggris maupun bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, didapati rumusan masalah:
1) Bagaimana penggunaan litelatur dalam konseling?
2) Bagaimana pengunaan terapeutik liteatur dalam konseling?
3) Bagaimana pengapliasian literatur dalam konseling?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapati tujuan:
1) Untuk mengetahui penggunaan literature dalam konseling.
2) Untuk mengetahui pengunaan terapeutik liteatur dalam konseling.
3) Untuk mengetahui pengapliasian litelatur dalam kosneling.
2. Kajian Teori
Pengunaan terapeutik literature sebagai alat penyembuhan diketahui seperti biblotherapy,
biblocoun seling, terapi puisi, dan scriptotheraphy adalah ketentuan paling utama untuk
mendeskripsikan penggunaan penulisan kkata di proses terapeutik. Untuk yang lebih
sederhanannya, pengunaan litelatur yang diterbitkan di konseling dirujuk terutama sebagai
biblotheraphy ( dari kata yunani “biblion” adalah buku dan “therapeio” adalah
penyembuhan). Juga proses mendapatkan klien menulis dirujuk ssebagai scriptotherapy (dari
kata latin akar tulisan suci artinya adalah “benda” ditulis dan “therapia” adalah “perawat”
atau “menyembuhkan”. Penulis akan lebih memfokuskan kepada biblotherapy dan
scriptotherapy. Berikut adalah biblotherapy dan scriptotherapy yang bisa digunakan dalam
konseling:
1. Biblotheraphy
Pada tahun 1916, Samuel Crothers menciptakan ketentuan biblotherapy mengacu pada
terapeutik pengunaan buku (Jakson, 2001). Menentang untuk membaca pengahlian tujuan
Pratik, biblotheraphy merujuk kepada menolong klien menemukan solusi atas
permaslahan dan kekhawatirannya diarahkan lewat membaca. jakson menjelaskan “lewat
penggunaan biblotherapy, konselor dapat menyediakan kesempatan untuk klien untuk
menghasilkan pikiran alternative, perasaan dan tindakan, untuk belajar skill baru dan
melatih perilaku baru. Biblotherapy menolong orang untuk mendapatkan control lewat
hidup dan situasi dengan saling mengidentifikasi satu sama lain dan menemukan solusi
yang unik dan universal. Dengan membaca dan berdiskusi seperti material, konselor dan
klien akan dapat datang untuk mempersonalisasi aspek buku atau puisi dalam kehidupan
yang ia miliki.
2. Scriptotherapy
Ketentuan scriptoterapy sering digunakan kepada proses menulis di langkah terapeutik
(Riordan, 1996). Scriptothetapy dikenal sebagai terapi menulis (Wright &Chung, 2001).
Hal ini efektif sebagai penolong pribadi dan pendekatan terapeutik untuk berkeja dengan
klien dalam resolusi kesulitan-kesulitan hidup, terutama yang tanpa disadari , ditolak,
tidak terselesaikan, atau traumatik. Wright & Chung menentukan terapi menulis sebagai “
ekspresif klien dan penulisan reflektif, apakah penghasilan diri atau disarankan oleh
terapis atau peneliti. Menulis memungkinkan ekspresi pribadi penerimaan perasaan, dan
kadang-kadang meningkatkan nalar spiritual seseorang. Menulis juga dapat meredakan
luka dan menolong klien mengatasi emosi pada level kognitif dan objektif.

2.1 Populasi
Populasi pada penggunaan literatur yang bisa diaplikasikan pada anak-anak, remaja, usia
dewasa dan lansia adalah sebagai berikut:
1) anak-anak: liteatur pada anak-anak biasanya ditulis dalam buku cerita, dongeng dan sajak
anak-anak (Bettleheim 1976; Lerer, 2008). Cerita anak dapat dipresentasukian lewat kata
dan gamabr (Coughlin, 1991). Mereka juga menyediakan video atau kaset audio (video
atau terapi bioskop). Untuk lebih efektif dalam menggunakan litelatur dengan anak-aak
muda, konselor dapat memakai sebanyak alat media gratis sebisa mungkin.
2) Remaja: remaja berada dalam waktu kekacauan dalam pencarian identitas di tengah
badai. Karena itu, literatur melayani fungsi yang berguna dalam menolong remaja
menyadari kemungkinan dan arti dari hidup mereka sendiri. Biography dan
autobiography terutama relevan untuk populasi ini.
3) Dewasa: masa-masa dewasa diisi dengan peluang-peluang dan pertanyaan. Peluang-
peluang terutama lazim dalam perkejaan, dan pertanyaan sering sulit karena mereka
bergumul dengan membuat dalam batasan waktu. Seperti remaja-remaja, orang dewas
dapat menemukan kenyamanan dan arahan dalam litelatur. Buku yang menguraikan
paruh baya dan diluar, seperti menolong buku pribadi dan film yang orang dewasa
temukan berguna.
4) Lansia: menulis cukup sering terapeutik untuk individu yang lansia. Ini adalah seni
penyembuhan dahulu ditemukan lewat pencetak sejarah. Dalam sejarah tertentu,
mereview proses kehidupan telah menjadi alat terapeutik popular dalam menolong klien
lain (Garland & Garland, 2001; Height & Height, 2008). Review kehidupan memiliki
seseorang menulis autobiograpinya dalam album, surat tua, memori pribadi, dan
menginterview dengan yang lain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengalaman hidup dan keberatian yang menyeluruh.

3. PEMBAHASAN
Pada jurnal pertama yang berjudul ”Expressive and creative writing in the therapeutic
context: from the different concepts to the development of writing therapy progams
peneliti mendapati bahwa dalam eksperimen yang dilakukan oleh lestideau dan Lavalee,
partisipan ditugaskan untuk menulis ekspresif dengan mengeksplor pikiran dan perasaan
tentang stressor satu sama lain atau menulis dengan penuh rencana dalam mengatasi
stressor dan divertivikasi bahwa hanya tulisan yang penuh rencana menghasilkan manfaat
kesehatan.

Pada eksperimen yang dilakukan Lestideau dan Lavalee, peneliti mengaplikasikan


scriptotherapy atau dikenal sebagai terapi menulis yang membantu klien untuk mengatasi
masalah-masalah yangdialami satu sama lain yaitu stressor yang dialami oleh setiap
klien, diberi arahan oleh konselor dengan mengekplor pikiran dan perasaaan tentang
stressor satu sama lain atau menulis dengan penuh rencana. Hasil dari pengapliasian
scriptography ini adalah dengan arahan dari konselor, klien mampu mengatasi stressor
satu sama lain dengan membuat rencana atau tindakan yang bisa klien lakukan untuk
dapat megatasi stressor yang dialami masing-masing klien. Dengan memiliki rencana
untuk dapat mengatasi stressor tersebut, menghasilkan manfaat kesehatan yaitu
kesejahteraan pikiran dan perasaan stressor yang dialami oleh masing-masing klien.

Pada jurnal ke dua yang berjudul “bibliotheraphy as a therapeutic approach to


psychological problems”,penulis mendapati bahwa melalui bibliotheraphy terihat lebih
efektif ketika dimanfaatkan dengan arahan ahli perpustakaan daripada staf relawan atau
seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai kerja perpustakaan. Biblotherapy
telah terlihat sebagai yang paling tertolong ketika semua penyedia layanan kesehatan
mental, termasuk staf klinik, berkeja bersama untu membuat sebuah progam sukses.
Artinya adalah, lewat ahli perpustakaan yang mengetahui buku-buku yang berisi
motivasi, penyembuhan, memberikan dorongan dan diberikan kepada klien membantu
klien memiliki pikiran baru, alternatif solusi baru, serta perilaku baru lewat membaca
buku. Biblotheraphy menolong penyedia layanan kesehatan mental dan staf klinik
berkeja sama memberikan alat-alat penyembuhan dalam mengaplikasikan seni literatur
kepada klien dalam konseling.

4. PENUTUP
Dari pembahasa di atas, penulis mendapati bahwa lewat biblotherapy dan sriptograpy
memberikan manfaat yang baik untuk klien, baik dalam membuat rencana dengan arahan
dari konselor (lewat scriptotherapy) klien mampu mengatasi pikiran dan perasaan berupa
stressor yang dialami masing-masing klien, dan biblotherapy menyadarkan penulis bahwa
dengan ahli perpustakaan juga dapat membantu klien dalam mengatasi permasalahan dan
kekhawatirannya lewat membaca sehingga menghasilkan pikiran, solusi yang baru serta
perilaku yang baru. Biblotherapy juga membantu penyedia layanan kesehatan mental dan
staf klinik dalam memberikan arahan kepada klien untuk dapat mengatasi permasalahan
yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA
Gladding, Samuel T. (2016). The Creative Arts In Counseling 5Th Edition . American Counseling
Association.

Costal, Ana Catarina dan Aberu, Manuel Viegas .(2018).” Expressive And Creative Writing In
The Therapeutic Context: From The Different Concepts To The Development Of Writing
Therapy Progams. Psychologica. 6 (1), 77.

K, Abilash dan Jothimani. (2019). Bibloherapy As Therapeutic Approach To Psychological


Problems. Asian Journal Of Multidimensional Research. 8(2), 13.

Anda mungkin juga menyukai