Anda di halaman 1dari 8

22 OCT 201811 FEB 2019 PUSTAKALANA CHILDREN'S LIBRARY PUSTAKALANA,

PUSTAKALANA PARENTS CLUB

Lima Tahun Pertama Kehidupan Anak


Magical First Five Years “Anak mengalami perkembangan paling pesat di sepanjang
umur hidupnya. Pengalaman di periode ini membentuk kepribadian anak di masa
yang akan datang”

Perempuan yang berani punya anak dan berusaha menjadi ibu yang baik adalah
perempuan yang selalu membuat saya kagum dan kehilangan kata-kata. Energi menyusui,
tersenyum, mendengarkan anak bercerita adalah energi murni yang membuat saya takut
mendekat. Mereka seperti punya gelembung suci yang membatasi dunia mereka dengan
saya. Saya takut jika terlalu dekat akan memecahkan gelembung itu. Sebagai penyintas saya
sering mengambil jarak dan menjadi pengagum mereka dari jauh. Saya belum punya energi
semurni itu. Tetap tersenyum saat bayi pup. Bertepuk tangan saat bayi menyusui jam 2
pagi. Tetap bersenandung saat bayi ogah makan. Semuanya belum bisa terjangkau pikiran
saya.

Pagi itu saya mendapat kesempatan menyaksikan perempuan-perempuan istimewa ini dari
jarak dekat. Membesarkan seorang anak sama seperti menemukan lahan baru bagi petani.
Orangtua akan menemukan lahan yang sangat subur dan baik yaitu hati dan pikiran anak-
anak. Apa yang tumbuh di lahan ini sangat tergantung cara sang petani merawatnya. Lalu
apa yang bisa dilakukan sehingga lahan ini akan menumbuhkan bunga-bunga cantik yang
indah dipandang mata. Menjadi tempat tumbuh serangga cantik aneka jenis. Begini kata
Mischa Indah Mariska, M.Psi., Psikolog yang juga merupakan founder dari Tepuk Riang
dan Rumah Kandara soal itu.
Attachment

Setiap anak seumpama benih yang membawa gen unik dalam tubuhnya. Gen ini berasal
gen induk ayah dan ibunya. Ada 3 jenis benih yang muncul saat anak-anak lahir. Mengenali
benih berarti mengenali temperamen anak sehingga penanganannya lebih mudah. Ada 3
jenis temperamen yang bisa dikenali:

1. Easy

Ini adalah jenis anak-anak yang sangat mudah untuk dirawat. Jarang menangis. Punya jam
tidur yang terjadwal. Punya jadwal menyusui yang cukup. Kesehatannya baik. Ibarat
tanaman, anak jenis ini sangat mudah dibesarkan. Tumbuh pada waktunya. Tahan terhadap
hama. Tidak masalah dengan sedikit banyaknya air. Kelemahan tipe ini adalah orangtua
sebagai perawat benih akan merasa sangat mampu sehingga tidak perlu belajar apa-apa
lagi.

2. Slow to warm

Anak jenis ini biasanya butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Bukan
tidak mau, dia hanya memastikan kalau tempat dan orang baru yang ada di depannya
adalah orang yang aman untuk dikenal. Anak-anak seperti ini butuh kesabaran para
orangtua untuk menunggu mereka siap. Memaksakan kemauan orangtua hanya membuat
anak semakin menarik diri.

3. Difficult

Anak yang cukup sulit dalam perawatan juga penanganan emosi. Anak-anak istimewa ini
butuh penanganan yang sangat intens. Orangtua harus belajar sebanyak mungkin agar bisa
mengimbangi. Menurut Mischa, penanganan yang baik akan menghasilkan anak yang
merasa aman dan tenang.

Kalau penanganan yang kurang tepat, menurut beliau akan menghasilkan tiga jenis anak-
anak dengan tipikal berikut:

Insecure-ambivalent – anak yang tetap merasa tidak aman ada atau tidak ada orangtua.
Insecure Avoidant – anak yang insecure saat tidak diperhatikan
Disorganized – anak yang memiliki orangtua dengan peraturan plin-plan dan suka
berubah akan membuat anak mudah bingung.

Stimulasi: Memastikan 7 Indra pada Anak Berkembang


dengan Baik (Sensori Integrasi)
Sensori integrasi adalah sebuah proses otak alamiah yang tidak disadari. Dalam proses ini
informasi dari seluruh indra akan dikelola kemudian diberi arti lalu disaring, mana yang
penting dan mana yang diabaikan. Proses ini memungkinkan kita untuk berperilaku sesuai
dengan pengalaman dan merupakan dasar bagi kemampuan akademik dan prilaku sosial.

Selain dari panca indra kita, yaitu mata, hidung, lidah, telinga serta kulit, sejak lahir
manusia dilengkapi dengan indra dekat yang bertugas menerima rangsangan yang
datangnya dari dalam tubuh sendiri. Dalam buku The Out of Sync Child, Carol Stock
Kranowitz, MA. dari Bethesd-Maryland, menjelaskan indra dekat kita itu adalah: Indra
taktil, Indra vestibular, Indra proprioseptif. Ketiga indra tersebut bersifat fundamental/dasar
berkembangnya seorang anak sehat. Ketika indra tersebut berfungsi otomatis dan efisien
seorang anak akan memiliki mata dan telinga serta perhatian yang baik terhadap dunia
sekitar.

Indra Taktil berhubungan dengan sentuhan dari seluruh permukaan kulit

Sistem reseptornya terdapat pada kulit disekujur tubuh. Rasa raba yang berupa getaran,
gerak, suhu, nyeri, tekanan akan diperlukan dalam persepsi visiual, motor planning, body
awareness, proses pembelajaran akademis, emosional security, dan social. Indra ini
berperan paling besar dalam menentukan kondisi fisik dan mental setiap individu.

Indra Vestibular – mengatur keseimbangan tubuh saat beraktivitas

Indra ini terletak dalam telinga bagian dalam, terangsang oleh gerakan grafitasi. Lewat
reseptor ini kita akan diberitahu bagaimana posisi kita di atas permukaan bumi, apakah kita
sedang bergerak atau diam; seandainya bergerak, kearah mana gerakan itu, berapa
kecepatanya dan sebagainya. Indra Vestibular mempunyai peran fundamental dalam
modulasi sistem sensori yang lain dan membantu proses inhibisi dan fasilitasi. Hal ini juga
erat hubungannya dengan sitem auditori dan visual

Sistem vestibular bekerja sama dengan sistem taktil untuk perlindungan terhadap rangsang
dari luar contoh : saat akan jatuh reflek mempertahankan keseimbangan.

Vestibular mempengaruhi : gerakan dan keseimbangan, tonus otot, koordinasi bilateral,


proses auditory language, proses visuospatial , dan motor planning.

Indra Propriceptive – body awareness and movement yakni indra yang mengatur seberapa
besar effort yang diperlukan untuk menggerakan anggota tubuh. Berasal dari bahasa latin,
Proprio yang berarti milik sendiri. Reseptornya terdapat pada otot, sendi dan tendon yang
membuat seseorang sadar posisi bagian tubuhnya dengan bagian yang lain, dan posisinya
terhadap lingkungan. Mendukung pada sensori taktil dan pengalaman gerak. Mendukung
pada perkembangan body scheme anak, yang berfungsi sebagai kunci dari motor planning
anak tersebut
Setiap detik otak menerima informasi dari berbagai reseptor tubuh; jumlahnya mencapai
ribuan, bahkan jutaan. Untuk bisa merespon rangsangan ini secara berarti dibutuhkan otak
yang handal, artinya mampu menerima rangsangan, mengolah, memilih rangsangan yang
boleh diacuhkan dan boleh diabaikan. Proses ini diakhiri dengan tindakan respon disertai
evaluasi apakah respon ini sudah dilakukan dengan sempurna. Rangkain proses menerima,
mengolah dan selanjutnya memberi respon inilah yang disebut dengan sensor integrasi.

Anak membutuhkan sensori yang terintegrasi. Ibarat tanaman, akar, batang, dan daun
semuanya harus bisa bekerja sama dengan baik. Untuk memastikan alat-alat sensori ini bisa
terintegrasi dengan baik, bisa dilakukan lewat beberapa stimulus berikut ini.

Untuk penanganan sensori visual bisa dibantu dengan memperkenalkan gambar yang
kontras.
Untuk menstimulasi audiotori bisa dengan ketukan atau musik, berbisik-bisik.
Untuk menstimulasi penciuman kita bisa mengenalkan benda atau makanan yang
beraroma tajam.
Untuk menstimulasi indra peraba: menyikat tubuh anak dengan sikat khusus (bisa
dilakukan di rumah atau tempat terapi). Hanya saja, perlu diperhatikan perbedaan
tekanan saat menyikat untuk anak yang hipersensitif (merasa kesakitan meski disentuh
normal) dan hiposensitif (tidak merasakan apa-apa meski dicubit atau
dipukul). Menyeka tubuh dengan spons yang dibasahi dengan air hangat/air
dingin. Memijat. Berjalan dengan telapak tangan (harus dibantu oleh terapis
berpengalaman). Tidur telentang/tengkurap di atas bola Bobath (bola karet untuk
terapi). Bermain dengan bola bergerigi. Bermain playdough.
Untuk menstimulasi indra vestibular dan proprioseptif: anak bisa diajak bermain
gerobak-gerobakan, bermain “selancar”, hiking, bermain trampolin, bermain ayunan,
membuat cerita (storytelling) dengan “menggambar” di punggung anak, anak digulung
dengan selimut dan dijadikan adonan pizza. Mendorong kursi/benda yang diberi beban
(misalnya, galon). Merangkak/merayap dengan beban di punggungnya. Mendorong
dinding dengan tangan dan kaki bergantian.
Gangguan sensori terjadi karena otak tidak mampu untuk mengolah atau memproses
sensasi-sensasi/ input sensori secara efisien. Hal ini tidak berarti otak mengalami
kerusakan, tetapi lebih tepat dikatakan terjadi “gangguan otak” atau “ kemacetan otak”.
Hal ini menyebabkan input sensorik tidak efisien, Disorganisasi neurologis, output motorik,
bahasa dan emosi tidak efisien.

Jika anak anda mengalami:

Mudah terganggu dengan suara bising.


Gelisah jika naik tempat yang tinggi
Tidak mau makan yang lembek
Keseimbangan tubuh kurang baik, sering jatuh
Anak sering berjalan jinjit, berputar-putar atau meloncat-loncat
Sering terbalik dalam menulis atau membaca huruf atau angka (misalnya huruf b atau d,
angka 6 atau 9)
Sulit berkonsentrasi
Sering memukul meja atau tembok
Bila menulis tekananya terlalu kuat
Suka menggigit atau memainkan sesuatu
Sulit menerima aktivitas baru
Menolak menginjak rumput, pasir atau kerikil, dll.

Ada kemungkinan anak anda mengalami gangguan sensori integrasi dan memerlukan
terapi.

Komunikasi efektif

Lalu hal terakhir yang tidak kalah penting adalah melakukan komunikasi dengan anak.
Cara terbaik berkomunikasi dengan anak adalah saat anak-anak bermain. Karena saat itu
tubuhnya sangat rileks. Jangan pernah mendengarkan anak dengan setengah hati. Anak
akan merasa diabaikan dan malas bicara. Simak dengan baik, amati dengan hati, baru
bicara dengan penuh cinta. Jangan lupa perhatikan bahasa tubuh anak. Kadang-kadang
anak sulit mengungkapkan tapi bahasa tubuhnya menceritakan banyak hal.

Kalau ada perubahan dari temperamen easy ke difficult jangan langsung panik. Jangan
langsung memberi cap negatif pada anak. Coba perhatikan lagi apakah ini memang fase
pertumbuhan. Kadang-kadang perubahan anak memang karena memasuki fase
pertumbuhan baru.

Hal lain yang bisa menjadi penyebab perubahan temperamen anak adalah perubahan
emosi orangtuanya. Sebagai orangtua kita juga harus mengakui bahwa emosi kita sering
tidak stabil. Tanpa sadar kita sering menjadikan anak sebagai sasaran atas kemarahan
kita terhadap situasi yang tidak bisa kita kontrol. Coba ingat apakah akhir-akhir ini
Anda sering marah-marah? Bisa jadi itu yang menyebabkan perubahan emosi anak.
Mungkin selama ini kita tidak terlalu memperhatikan kebutuhan anak atau bisa jadi
terlalu memaksakan. Ada masa-masa di mana anak memang sedang tidak ingin makan
dan orangtua cenderung memaksa atas nama mendisiplinkan jam makan. Atau saat
anak lagi senang-senangnya belajar jalan dan sangat antusias dengan kemampuan
barunya kita malah memberikan larangan-larangan atas nama kekhawatiran.
Terakhir Mischa bilang, intinya ada tiga hal yang sangat penting untuk dilakukan orang
tahu saat merawat anak-anak ajaib: respon, sensitif, konsisten.

***
Disadur dari tulisan Yessy “Kokomang” dengan judul “Cara Membuat Anak Ajaib” dan
diedit oleh Puti Ceniza. Sebuah catatan workshop Pustakalana Parents Club Magical Five
Years – kolaborasi Pustakalana dan Tepuk Riang.

Sumber:

ramaniya.id

Mischa’s presentation

Published by Pustakalana Children's Library

Community-based Children's Library in Bandung, West Java, Indonesia View all posts by
Pustakalana Children's Library

Anda mungkin juga menyukai