Anda di halaman 1dari 4

Kecerdasan Jamak

Pendahuluan
Saat ini dunia pendidikan, di bidang intelektual dianggap kurang cerdas, padahal jika ditelisik lebih
jauh seorang siswa yang dianggap kurang dalam kecerdasan intelektual ternyata mereka unggul dalam
bidang lain. Seorang tokoh pendidik bernama Howard Gardner mengemukakan pendapat bahwa tidak ada
manusia yang tidak cerdas, kemudian Howard memunculkan istilah multiple intelligence.
Anak terlahir dengan bawaan sebagai anak yang cerdas. Kecerdasan yang dimilikinya dapat lebih
dari satu jenis kecerdasan, sehingga setiap anak memiliki bakat masing-masing yang berbeda, antara anak
satu dengan anak yang lain. Hal tersebut selaras dengan pendapat amstrong, yang berpendapat bahwa setiap
anak terlahir cerdas dan berbakat. Adapun Howard Gardner membagi kecerdasan tersebut menjadi delapan
bagian, yaitu kecerdasan visual, kinestetik, musikal, spasial, interpersonal, intrapersonal, matematis, natu-
ralis, dan kinestetik, (Chatib, 2012).
Teori kecerdasan jamak menjadi teori yang digunakan banyak ahli sebagai acuan pendidikan, teori
dikembangkan tahun 1983 oleh Howard Gardner, Gardner mengemukakan definisi kecerdasan dengan men-
gukur cakupan yang luas tentang potensi manusia, Ia membaginya dalam 8 jenis kecerdasan. Kedelapan ke -
cerdasan tersebut bisa saja dimiliki oleh individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu, kecer -
dasan ini juga tidak berdiri sendiri, terkadang bercampur dengan kecerdasan lain. Secara umum deskripsi
tentang kecerdasan jamak pada anak beserta indikatornya yang dicetuskan oleh Howard Gardner diuraikan
sebagai berikut:
1. Kecerdasan Linguistik/Verbal
Kecerdasan ini merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan
ataupun tulisan. Pada kecerdasan ini termasuk kemampuan untuk memanipulasi sintaks atau struktur ba -
hasa, fonologi atau bunyi dalam bahasa, semantik atau pemaknaan bahasa, dan dimensi pragmatik atau
penggunaan secara praktis bahasa.
2. Kecerdasan Logika-Matematika
Kemampuan menggunakan bilangan secara efektif dan tinggi dalam berargumentasi. Dalam kecerdasan
ini termasuk kepekaan terhadap pola-pola logis dan hubungan-hubungannya, pernyataan dan proporsi.
Jenis proses yang digunakan dalam pemecahan logika matematika termasuk : kategorisasi, klasifikasi,
inferensi, generalisasi kalkulasi dan tes hipotesis.
3. Kecerdasan Spasial
Kemampuan untuk mempersepsikan dunia visual spasial secara tepat dan kemampuan mentransfor-
masikan pada persepsi-persepsi demikian. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ukuran, luas dan hubungan- hubungan yang ada pada unsur itu.
4. Kecerdasan Kinestetik (bodily –kinestetic)
Kemampuan dalam menggunakan keseluruhan potensi tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan
perasaan. Memiliki kemampuan untuk menggunakan tangan untuk memproduksikan atau mentransfor-
masikan hal/benda. Dalam hal ini, termasuk keterampilan khusus seperti koordinasi, keseimbangan,
kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan.
5. Kecerdasan Musikal
Kemampuan mempersepsikan, membedakan dan mengekspresikan bentuk - bentuk musik. Kecerdasan
ini melibatkan kepekaan terhadap ritme, melodi, dan bunyi musik lainnya dari sesuatu ciptaan musik.
Termasuk dalam kecerdasan ini adalah memiliki kemampuan pemahaman musik, baik pemahaman dari
atas ke bawah atau sebaliknya ataupun kedua-duanya (global ataupun intuitif, ataupun dalam analitik
dan teknikal).
6. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan dalam modus, maksud tertentu, motivasi dan perasaan
dari orang lain. Di dalam kecerdasan ini termasuk kepekaan ekspresi muka, suara dan gerak-gerik.
Memiliki kemampuan untuk membedakan hal-hal dari banyak jenis tanda-tanda interpersonal. Memiliki
kemampuan untuk bereaksi secara efektif terhadap tanda-tanda demikian secara pragmatik.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Berpengetahuan sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif atas dasar pengetahuan sendiri.
Dalam kecerdasan ini termasuk memiliki gembaran akurat tentang diri sendiri (kekuatan sendiri dan
keterbatasan sendiri). Kesadaran tentang perasaan dalam diri sendiri, intensi, motivasi, temperamen dan
keinginan-keinginan, dan kemampuan untuk disiplin diri sendiri, pemahaman sendiri dan percaya diri.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam dunia ini. Kecerdasan ini sangat sensitif
untuk disimulasikan dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang, cuaca, dan gambaran
fisik dari bumi. Di dalamnya mencakup keterampilan mengenali berbagai kategori dan varitas dari bi-
natang, serangga, tanaman dan bunga. Ini mencakup kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan
melatih binatang. Ini juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai bumi, sebagaimana keinginan untuk
memeliharanya dan melindungi sumber-sumber alam.

Pentingnya guru PAUD mengetahui kecerdasan jamak pada anak


Usia emas merupakan periode yang amat penting bagi seorang anak. Masa-masa emas tersebut be-
rada dalam rentang antara usia 0 sampai 6 tahun. Pendidikan pada rentang usia tersebut sangat menentukan
tahap perkembangan anak selanjutnya.
Pentingnya masa usia dini memunculkan berbagai isu mengenai perkembangan motorik halus, mo-
torik kasar, sosial, kognitif, perilaku bermain, dan minat pada permainan. Fokusnya ada pada upaya-upaya
untuk memberikan stimulasi dan program pendidikan yang tepat bagi anak usia dini. Kapasitas anak untuk
belajar yang sesuai dengan ciri perkembangan anak usia dini, perbedaan individual yang memengaruhi pem-
belajaran, kesiapan sekolah yang memengaruhi standar akademik pada institusi anak usia dini, asesmen yang
dapat dilakukan, karakteristik guru dan institusi untuk anak usia dini, serta keterlibatan keluarga merupakan
berbagai hal penting dalam mengoptimalkan perkembangan anak usia dini (Barbarin & Wasik, 2009; Essa,
2012)
Keterlibatan seorang guru menjadi salah satu faktor kunci dalam memaksimalkan usia emas anak,
maka dari itu seorang guru harus memiliki kompetensi dan pemahaman yang medalam tentang perkemban-
gan anak. Selain itu, seorang guru juga dituntut dapat mengaplikasikan teori perkembangan kedalam praktik
pengajaran secara efektif. Mengingat dalam teorinya Howard Gardner menyebutkan setiap anak memiliki
bakat dan jenis kecerdasan yang berbeda, peting sorang seorang guru memiliki pengetahuan yang medalam
tentang teori ini, agar seorang guru dapat melakukan asseamen dengan tepat untuk mengetahui bakat dan je-
nis kecerdasan pada masing-masing anak, dengan begitu bemberian stimulus dapat tepat sasaran.

Kesimpulan
Dalam praktik dunia pendidikan masih sering dijumpahi anggapan anak yang kurang dibidang in-
telektual dianggap anak yg kurang cerdas, padahal anggapan tersebut kurang tepat. Hal ini dijawab oleh
Howard Gardner dalam teori kecerdasan jamak, yang menyatakan tidak ada anak yang tidak cerdas, teori ini
membagi kecerdasan dalam 8 jenis kecerdasan, yaitu: Kecerdasan Linguistik/Verbal, Kecerdasan Logika-
Matematika, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal,
Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis. Pada umumnya masing-masing anak memiliki beberapa ke-
cerdasan tersebut taraf yang berbeda.
Agar seorang anak dapat berkembang secara maksimal sesuai jenis kecerdasan yang dia milik, maka
penting untuk mengetahui kecerdasan jenis apa yang dimilik anak tersebut sejak dini, maka dari itu dibu -
tuhkan peran seorang guru di institusi pendidikan usia dini yang memiliki pengetahuan yang memdalam ten-
tang teori kecerdasan jamak.

Daftar pustaka

Pandia, Wendi Savitry S., Hendrianti, Agustina., & Widyawati, Yapina. (2022). Menilik Lebih Dalam Pen -
didikan Usia Dini. PT Kanisius.
dinsos.kulonprogokab.go.id. (20 Juli 2022). Anak Usia Emas. Diakses pada 9 Desember 2023, dari
https://dinsos.kulonprogokab.go.id/detil/624/anak-di-usia-emas#:~:text=Usia emas atau the
golden,usia 0 sampai 6 tahun.
Hasanah, Uswatun. (2016). Pengenbangan Kecerdasan Jamak Pada Anak Usia Dini. Jurnal IAIN Kudus.
4(1).

Anda mungkin juga menyukai